Papa Catharina menunggu Karina turun,dia ingin bicara berdua dengan Karina,saat Karina turun Rendra langsung berdiri menghampirinya,Roy juga ada bersama dengan Rendra.
Roy menyerahkan hasil laporan dari rumah sakit,saat membuka dan melihat hasilnya dia menyerahkan kepada Papa Catharina yang membaca dan langsung menangis.
"Kemarilah,kita bicara sebentar."ajak Rendra merangkul Karina
"Ada apa?"tanya Karina
"Maaf,aku diam-diam melakukan ini."kata Rendra
Rendra memberikan secarik kertas hasil tes paternitas,Karina meletakkan bagitu saja kertas tersebut,dia beranjak pergi tanpa menoleh lagi.
Rendra mengejar dan mencoba menghadang Karina namun tidak ada lagi senyum dari wajah Karina.
"Kejutan apa lagi yang mau kau berikan,setelah menculik,menikahiku dengan paksa,memperkosaku,dan kamu terus memintaku terlihat seperti mendiang istrimu dengan cara menyiksaku kali ini kamu melakukan tes diam-diam,sebenarnya apa maumu?apa kamu mau menjauhkanku dengan Ayah dan Ibu?"tanya Karina
"Tidak,itu tidak benar.Sejak kamu kabur aku merasa sakit kehilanganmu,aku berusaha membuang kenangan bersamanya,asal kamu tahu kamu sudah membuatku gila."jawab Rendra
Karina mengambil kunci mobil dari dalam tas,dia berjalan menuju mobil meninggalkan Rendra,lagi-lagi Rendra menahan dengan caranya,dia duduk disamping Karina.
"Kemana kamu pergi aku akan menemanimu."kata Rendra
"Kurang kerjaan!"kata Karina
Mobil yang ditumpangi Karina melaju dengan kecepatan sedang,meski fokus Karina juga sesekali menanggapi ocehan Rendra,membuat Rendra merasa tidak diabaikan.
Bagi Rendra Karina adalah gadis yang paling sulit dia taklukkan butuh deraian air mata dan pengobanan besar untuk bisa bersamanya,Rendra bahkan rela minum obat atas saran dari Diandra.
"Aku pikir mau kemana."kata Rendra
"Kamu bilang aku tidak bisa kabur."kata Karina
"Tentu saja,karena aku akan mencarimu."kata Rendra
Karina keluar dari mobil langsung disambut oleh ayahnya,sedangkan Ibu masih sibuk melayani pelanggan.Ayah mengajak Rendra masuk karena sebentar lagi waktunya makan siang,
Kirana langsung meraih celemek dan membantu ibunya meski sudah melarangnya,Rendra juga melepas jas dan menggulung lengan bajunya ikut membantu membersihkan meja,dan mengantar minuman kemeja pelanggan.
"Bukankah Bapak CEO Global Land?"tanya pelanggan
"Bukan,hanya mirip."jawab Rendra
"Ah,apa benar?"tanya yang lain
Rendra hanya tersenyum mendengar pembicaraan pelanggan warung makan milik Karina,mereka dari kalangan menengah dan sangat ramah,bagi Rendra sangat menyenangkan bisa membaur bersama dengan para pelanggan.
"Sudah,istirahat dulu."kata Ibu
"Sebentar lagi Bu."kata Rendra
Karina sudah duduk manis dengan semangkuk sup hangat,Rendra duduk disampingnya dan ikut menyeruput milik Karina,bahkan dia menggeser mangkuk dari depan Karina kedepannya dan melahapnya.
"Ah,jangan banyak-banyak nanti perutmu buncit."kata Karina
"Tenang saja,aku punya jurus untuk menjaganya."kata Rendra
Karina mengingat jika kedatangannya adalah membawa pulang Hero,namun dari tadi Karina belum melihat Hero sama sekali.
"Ayah,anak kucing kemarin dimana?"tanya Karina
"Ada dikamarmu."jawab Ayah
"Ayah tidak lupa memberinya makankan?"tanya Karina
"Ayah tidak tahu makanan apa jenisnya,Ibu memberinya ayam rebus."jawab Ayah
Karin berdiri melepas celemek yang melindungi tubuhnya,dia berlari naik keatas,sementara Rendra masih belum selesai makan,Ayah mengajaknya mengobrol meski hanya obrolan ringan.
"Anak itu apa membuatmu marah?"tanya Ayah
"Iya benar."jawab Rendra
"Kamu harus sabar,dia gadis yang nekad,tapi sebenarnya penyayang."kata Ayah
"Ayah,maaf sebelumnya aku sudah lancang dan beberapa kali menyakitinya,bahkan semalam dia kabur keluar kota."kata Rendra
"Ayah sudah tidak terkejut mendengarnya."kata Ayah
Kenzo menyusul karena ingin segera membawa Hero pulang,begitu sampai dia langsung berlari masuk kedalam warung,melihat Rendra sedang makan rasa laparnya juga tiba-tiba datang tanpa bisa kompromi.
"Ren,aku mau seporsi sama sepertimu."kata Kenzo
"Tidak bisa,ini buatan istriku."kata Rendra
"Dasar pelit."kata Kenzo
Ibu membuatkan porsi sama untuk Kenzo yang baru saja datang,karena Rendra sudah selesai dia naik keatas mencari Hero,namun saat masuk kedalam kamar Rendra melihat pemandangan langka,melihat senyum ceria Karina.
"Sayang,Hero sudah dijemput."kata Rendra
"Ah,benarkah?"tanya Karina
Hero meloncat keluar seketika karena mencium bau pemiliknya,Rendra menutup pintu menuju kamar mandi karena merasa lengket,Karina menyiapkan handuk kering dan menggantungnya dihandle pintu.
Karina membawa buku-buku serta laptop miliknya karena besok dia akan kembali kesekolah.
"Sayang,apa punya pengering rambut?"tanya Rendra
"Ada."jawab Karina
Rendra keluar hanya dengan handuk yang melilit dipinggang,dia meminta kepada Karina untuk mengambilkan baju yang ada dimobil.
"Sayang,bisa bantu aku?"tanya Rendra
"Apa?"tanya Karina
"Ambilkan bajuku didalam mobil."jawab Rendra
Tanpa mengiyakan Karina langsung turun kebawah,melihat Hero duduk tenang diatas meja menunggu Kenzo makan membuatnya tertawa.Ingin mengganggu Hero namun takut Rendra menunggu.
Karina membawa dua bag paper sekalian karena tidak tahu Rendra mau pakai yang mana.
"Aku tidak tahu yang mana."kata Karina
"Tidak apa-apa,aku bisa pakai apa aja."kata Rendra
"Kau mau pergi?"tanya Karina
"Kamu ingin aku tetap disini?"tanya Rendra belum sempurna memasang kancing
"Ah,bukan begitu,mau kemana?"tanya Karina
"Aku tanya,kamu mau aku tetap menemanimu?"tanya Rendra berjalan mendekati Karina
Karina sudah tidak bisa mundur lagi karena sudah terbentur dinding,tangan rendra mengunci Karina dan wajah Rendra mendekat.
"Panggil namaku,maka aku akan menjawab jujur."kata Karina
"Apa?"tanya Rendra
"Aku bilang panggil namaku,maka aku akan tetap memintamu disini."kata Karina
"Karina."panggil Rendra
Karina langsung melingkarkan kedua tangannya keleher Rendra,Rendra membalas dengan senyum dan pelukan erat,dia melepas kembali baju yang sudah melekat ditubuhnya.
Ruangan kecil menjadi saksi manis,Rendra yang seorang duda meski baru beberapa bulan dan memiliki banyak pengalaman dengan gadis membuat pertahanan Karina lemah.
"Apa masih sakit?"tanya Rendra disela-sela nafasnya
"Sedikit."jawab Karina
"Jangan bereaksi,ikuti saja alurnya."kata Rendra
Karina hanya mengangguk berusaha mengikuti Rendra dan benar apa yang dia rasa,tidak ada rasa sakit lagi lepas begitu saja.
Ponsel milik Rendra berbunyi namun ada dalam pocket jasnya,Kenzo yang mendengar mencari dan ingin memberikan kepada Rendra,saat didepan pintu Kenzo tidak jadi mengetuk pintu karena mendengar desahan Rendra yang sangat keras,akhirnya dia berbalik turun.
"Paman,Bibi sepertinya mereka sedang tidak bisa diganggu."kata Kenzo meletakkan kembali ponsel dipocket jas Rendra
"Ah,benarkah?"tanya Ibu Karina
Kenzo menghubungi Roy,dia memberi kabar jika siang ini Rendra sedang tidak bisa diganggu,Roy paham dan menutup ponselnya.
Papa Catharina hanya termenung,dia masih berfikir siapa Ibu Karina,yang dia ingat dulu adalah seorang perawat yang bekerja merawat Ibunya,namun dia menghilang begitu saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments