Episode 2

Lebih dari satu jam Karina berada didalam kamar mandi,Rendra mencoba mengetuk pelan namun tidak ada sahutan,hanya terdengar suara gemericik air.Rendra berusaha mendobrak pintu dengan sisa tenaganya,saat pintu terbuka terlihat Karina sudah terbaring lemah dibawah guyuran air shower.

"Cathi,kamu kenapa?"tanya Rendra sambil memeluk tubuh Karina

Rendra mematikan air dan membungkus tubuh Karina dengan handuk,dia membaringkan diranjang dan mengganti dengan baju kering.Rendra meminta Roy menghubungi dokter keluarga,agar segera datang.

Diandra memeriksa Karina,dia hanya tersenyum saat melihat wajah pasiennya yang sangat special untuknya,wajah yang sedikit menggigil tersebut sangat mirip dengan mendiang istri Rendra hanya saja usianya lebih muda,Diandra merasa mereka bukan kembar,bisa jadi saudara,namun itu hanya dia simpan dalam hati saja karena Rendra akan terus menyangkalnya,jika gadis yang berada disampingnya adalah Catharina.

Diandra melirik diatas sprei ada bekas darah yang tertinggal,dia sangat yakin jika itu adalah darah perawan pasiennya,Diandra hanya mengusap keringat yang mulai menetes dikening Karin.

"Buatkan dia makanan hangat,sebisa mungkin dia makan."kata Diandra

"Baik."kata Rendra

"Usianya jauh lebih muda dari mantan istrimu,jangan terlalu keras jika kamu ingin mendapatkan hatinya."kata Diandra

"Jangan ceramahi aku,aku cukup mengenal istriku."kata Rendra terus memandangi Karina

Diandra hanya menggelengkan kepala mendengar Rendra masih menganggap Catharina hidup dan menjadikan gadis yang sakit tersebut menjadi bayang-bayangnya.Diandra cukup mengenal Catharina sebelumnya,gadis yang royal dan suka berpesta dibelakang Rendra,namun jika didepannya dia akan berusaha manis dan itu terkadang membuat Diandra muak.

"Aku sudah memperingatkanmu,jangan sampai dia pergi meninggalkanmu karena keras kepalamu."kata Diandra

"Aku bilang aku tidak butuh nasehatmu,pergilah kamu tahu pintu ada dimana."kata Rendra

Diandra hanya bisa memaki dibelakang Rendra namun berani didepan Roy asisten Rendra,Roy hanya menjalankan tugas apapun itu jika Rendra berkehendak langit sekalipun Roy akan meruntuhkannya.

"Kamu juga ketularan bodoh."kata Diandra saat berjalan mendekati Roy

"Aku anggap itu sebagai nasehat."kata Roy

"Kamu juga tahu dia bukan Catharina?kasihan sekali dia hanya menjadi bayang-bayang wanita gak jelas,padahal usianya jauh lebih muda."kata Diandra

Roy mengantar Diandra sampai masuk kedalam mobilnya,dia masih menunggu sampai Diandra benar-benar menghilang ditikungan jalan,Roy tidak menyesali apa yang sudah dia lakukan selama membuat Bos besar senang.

"Pak Roi,anda dipanggil."kata bawahannya

"Aku segera kesana."kata Roy

Roy menghadap Rendra didepan pintu kamarnya,meski hanya memakai bathrobe aura Rendra tetap kuat sebagai pimpinan,Roy hanya mengangguk dan berjalan meninggalkan Rendra.

Karina terbangun dipagi hari karena merasakan hangatnya pagi,semalam Rendra dengan sengaja membuka tirai agar sinar matahari bisa menembus masuk,tubuh menggigilnya kini telah kembali hangat karena tubuh Rendra terbukti dia masih tidur dengan telanjang dan memeluknya.

Meski matanya terbuka tapi tidak dengan tubuhnya,karena badannya cukup sakit sekedar gerak,saat ingin duduk Karin sempat meringis menahannya.

"Aaaahhh."suara Karin membangunkan Rendra,dia membuka mata dan melihat Karin memukul bahunya.

"Butuh bantuan?"tanya Rendra

Karena susah bergerak pagi ini mau tidak mau Karin menerima tawaran dari Rendra,dia mengangguk meski hatinya mengatakan jijik.

Rendra mendekat,dia memijit dengan lembut bagian punggung Karina,meski merasa lebih baik tidak membuat Karina bisa memaafkan kelakuan Rendra semalam.

"Aku ijinkan kamu kembali kekampus dengan catatan jangan kabur."kata Rendra

Karina masih membisu meski sebenarnya seneng,dia beranjak membawa bantal dan selimut pindah kesofa dan kembali menenggelamkan tubuhnya dibawah selimut dia tidak memperdulikan lagi Rendra.

Rendra mengikuti kemana Karina merebahkan tubuhnya dan kembali memeluk Karin meski dia sudah berganti baju lengkap,tangannya membelai wajah dan rambut Karin yang terurai,rasanya hari ini ingin tetap bersamanya.

"Kamu tidak ingin pergi?"tanya Rendra

Karin hanya menggeleng dia membalikan badan memunggungi Rendra dan kembali menutup kepalanya dengan selimut.Sebisa mungkin Karina mengurangi cara memberontak karena hanya akan mendapat perlakuan kasar dari Rendra.

Ponsel Rendra berbunyi dan dia beranjak meninggalkan kamarnya,Roy sudah menunggu didepan pintu,siap membawa keluar dari rumah,Rendra ingin menemui kedua orang tua Karina dirumah sakit.

Bibi pelayan masuk membawa sarapan untuk Karin,sebenarnya Karin ingin menolak namun melihat ketulusan Bibi akhirnya dia makan dan meminta Bibi tetap menemaninya.

"Bi,apa aku benar-benar mirip dengan Catharina?"tanya Karin dalam kunyahan makanan

"Benar,hanya saja Nyonya Besar lebih tinggi mungkin karena pakai sepatu hak tinggi dan longdress."jawab Bibi

"Bi,carikan aku baju ganti yang biasa aja."kata Karina meletakkan piring dan gelas diatas nampan

"Ada dikamar Bibi,sebenarnya Bibi beli buat cucu tapi kamu lebih butuh sekarang pakai aja."kata Bibi

Karina berjalan mengikuti Bibi menuju kamarnya,dua stel baju yang Bibi beri sangat dia suka karena lebih ringan,Karin membawa kembali dan masuk kedalam kamar.

"Apa kamu akan marah jika aku pakai baju seperti ini?maka marah sesukamu."kata Karin dalam hati

Dengan baju pemberian Bibi dia keluar sekedar berjalan -jalan didekat kolam renang,Karin duduk ditepian dengan kedua kaki masuk kedalam air.

Dari jauh seseorang melihat dan menghampirinya,wajahnya lebih ramah saat tersenyum.

"Apa kamu saudara kembar Catharina?"tanya Kenzo

"Catharina lagi,aku tidak mengenalnya."jawab Karina

"Maaf,sepertinya aku sudah membangunkan kucing yang sedang tidur."kata Kenzo

Karina tetap fokus memandang air yang berkilau karena terkena sinar matahari,Kenzo duduk disebelahnya dengan melingkarkan kedua tangan dikakinya,Kenzo adalah saudara sepupu Rendra yang baru saja datang pagi ini.

Melihat mata Karin yang sembab dan masih berair Kenzo memastikan Rendra memaksa membawanya hanya karena mirip dengan mendiang istrinya.

"Apa dia menyakitimu?"tanya Kenzo

"Apa aku harus menjawabnya?"tanya Karina

"Dia pernah mengalami depresi saat istrinya mengalami kecelakaan ...."Kenzo belum selesai bicara

"Dan itu tidak ada hubungannya denganku,aku bukan Catharina,semua itu bukan urusanku."kata Karina

Kenzo memahami perasaan Karina,sebagai orang terdekat Rendra dia juga sangat ingin menyalahkan Rendra karena sudah membawa masuk Karina yang hanya mirip secara wajah kedalam lingkaran cintanya.

Karina mengangkat kaki dan berjalan meninggalkan Kenzo,saat berjalan beberapa langkah dia melihat seekor anak kucing yang berjalan mendekati Kenzo.Melihat Kenzo mengendong anak kucing Karina tersenyum dan memintanya.

"Apa aku boleh membawanya?"tanya Karina

"Kamu menyukainya?"tanya Kenzo

"Mirip dengan kucingku,tapi dia sudah mati."jawab Karina

"Namanya Hero."kata Kenzo

Kenzo merasa lega melihat Karina tersenyum,Hero bisa menghiburnya meski hanya sebentar,entah dia akan tersenyum lagi apa tidak saat Rendra kembali jam makan siang ini.Kenzo berharap Rendra segera sadar jika gadis yang bersamanya saat ini bukan Catharina.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!