Kenzo masih menemani Karina,mereka pindah duduk digazebo dengan membawa makan siang,Kenzo yang sudah terbiasa makan sambil duduk bersila bisa mengimbangi keinginan Karina yang sederhana.
"Lain kali aku buatkan makan siang untukmu."kata Karina sambil menyendok nasi kedalam mulutnya
"Apa kamu bisa memasak?"tanya Kenzo
"Ayah dan Ibuku pemilik warung makan jadi hari-hari aku berkutat didapur."jawab Karina
"Ah begitu,dimana tempatnya biar aku kesana."kata Kenzo
Karina tidak menjawab karena terdengar suara pintu mobil ditutup,perasaannya tidak enak namun dia mencoba terus mengunyah makanan agar tetap memiliki tenaga.
"Catharina."panggil Rendra
Kenzo memasangkan headphone dikepala Karina,meski begitu dia juga akan menanggung akibat jika Rendra akan marah padanya.Setelah selesai makan Kenzo memainkan ponsel miliknya,dia juga pura-pura tidak mendengar Rendra memanggil nama mendiang istrinya.
"Catharina."panggil Rendra saat sudah mendekat
Rendra merasa Karina mengabaikannya,makan siang lebih dahulu tanpa menunggunya bahkan duduk berdua dengan laki-laki hanya dengan kaos tanpa lengan dan celana pendek.
"Catharina!"panggil Rendra sambil berteriak dan menarik tangan Karina
"Ren,kalau kau sakit lebih baik kerumah sakit."kata Kenzo
"Diam kamu!"katanya berteriak
"Jelas-jelas namanya bukan Catharina!"balas Kenzo
Karina melepaskan headphone dan mengembalikan kepada Kenzo,dia membereskan sisa makanan dan membereskan piring,meski wajahnya sudah berurai air mata namun Rendra tetap tidak peduli.
"Kak Kenzo jangan membelaku,karena aku tidak berharga untuk dibela,aku hanya bayangan pemuas nafsu Tuan Rendra."kata Karina
Mendengar kata-kata Karina membuat panas perasaan Kenzo,sementara Rendra menarik tubuh Karina dan melempar piring dan gelas yang ada ditangan Karina.
"Kamu ikut aku."kata Rendra menarik tangan Karina dan menyeretnya masuk kedalam kamar yang didominasi warna ungu,bagi Karina warna sangat membuatnya mual merasa ingin muntah.
"Kamu harus belajar disini,jangan sentuh apapun."kata Rendra
"Hah,melihat isi kamarnya pasti dia sangat memuakkan,karakternya lembut saat bersamamu karena kamu bodoh."kata Karina terucap begitu saja
"Plaaakk."sebuah tamparan mendarat dipipi Karina,namun Karina malah tersenyum sinis.
"Apa kata-kataku benar?kau pintar tapi bodoh."kata Karina
Rendra hanya menggenggam erat tangannya,kepalanya sedikit pusing karena mendengar ocehan Karina,meski begitu dia tetap berjalan dengan dengan langkah seperti tidak terjadi apa-apa.
Karina terkunci didalam ruangannya sangat pengap dan temaram,warna yang membuatnya mual dia singkirkan dan dia lempar melalui jendela.
Roy yang melihat barang milik Catharina berhamburan dari lantai dua langsung meminta kepada para pelayan untuk memungut kembali barang milik Catharina dan membawanya kembali masuk kedalam.
Kenzo melihat para pembantu kalang kabut membawa masuk barang berwarna ungu,dia tersenyum karena Karina bukanlah gadis yang mudah ditindas,dia berani memberontak meski akan mendapatkan perlakuan kasar dari Rendra.
"Sepertinya saudara iparku akan lebih membuatmu gila."kata Kenzo dengan senyum
"Bicara yang jelas."kata Rendra
"Coba kau lihat sendiri."kata Kenzo menunjuk arah luar
Diruangan Karina berhasil mengobrak-abrik seluruh ruangan,dia juga menemukan korek api milik seorang laki-laki yang terselip disudut ranjang.
"Apa dia merokok?"tanya Karina dalam hati
Karina memainkan korek api dengan menghidupkan dan meniupnya dengan senyum sinis dia menyambut kedatangan Rendra yang mungkin akan bertambah marah saat melihat kamar istri tercinta berantakan.
Rendra masuk dengan wajah dingin dia mendekati Karina berniat akan mengancam dengan mengunakan kedua orang tuanya,namun Karina menyakan korek api yang dia pegang.
"Apa Tuan Rendra merokok?"tanya Karina sambil menyalakan korek api ditangan kanannya
Rendra mundur selangkah,Roy dan Kenzo juga terkejut mendengarnya apalagi melihat ruangan yang sudah mirip dengan kapal pecah.
"Nona muda,anda..."kata Roy
"Jangan mengancamku,jika ingin kamar ini masih baik-baik saja."kata Karina
Karin keluar karena pintu terbuka,beberpa pelayan membenahi ruangan membereskan dan mengembalikan ketempat semula.Karina tersenyum lega setidaknya dia tidak akan dikurung lagi diruangan yang pengap dan membuatnya mual.
Karina masih memainkan korek api yang dia temukan dikamar Catharina,dia kembali duduk digazebo.Kenzo mendekat dengan membawa kotak obat.
"Caramu sangat keren meski menakutkan."kata Kenzo
"Dia pikir aku lemah dan bodoh,jika aku punya tenaga semalam sudah kuikat batang miliknya."kata Karina
Pernyataan Karina membuat Kenzo merinding,ternyata gadis mungil didepannya cukup pintar menghadapi Rendra,Kenzo tidak akan khawatir setelah mendengarnya.
"Aku yakin kamu mampu menghadapinya."kata Kenzo
Rendra keluar dengan membawa kopor namun sebelumnya dia mendekati Karina,dia merebut kotak obat yang dipegang oleh Kenzo,dengan lembut dia mengoleskan cream kebibir Karina yang terluka karena tamparan tadi.
"Maafkan aku."kata Rendra mengecup kening Karina namun Karina sudah mundur
Dia meninggalkan Karina begitu saja tanpa pamit mau kemana yang pasti karena perjalanan bisnis,Kenzo berpura-pura tidak melihat dia melihat kearah lain.
"Apa Rendra merokok?"tanya Karina
"Tidak."jawab Kenzo
"Lalu korek api ini milik siapa?"tanya Karina memperlihatkan korek api yang dia temukan disudut ranjang Catharina
Kenzo memperhatikan dengan seksama korek api yang dimainkan oleh Karina,selama ini Kenzo tidak pernah melihat Catharina merokok,saat dirumah dia terlihat kalem dan lemah lembut.
"Apa menurutmu Catharina selingkuh?"tanya Karina
"Pertanyaanmu terlalu berani."jawab Kenzo
Kenzo mendapat panggilan dari Rendra,dia meminta agar menemuinya sekarang,Kenzo sendiri bingung bukannya tadi Rendra pergi dengan membawa kopor lalu mengapa tiba-tiba memintanya menemuinya
"Ada apa?"tanya Kenzo setelah sampai ditempat tujuan.
"Bagaimana menurutmu Pak Kenzo?"tanya Roy
"Apa dia kambuh?"tanya Kenzo
"Sejak perselisihan tadi dengan ....."kata Roy
"Karina bukan Catharina."kata Kenzo
"Maaf,saya hanya mengikuti Bos."kata Roy
"Kau harusnya mencegah bukan malah mengikuti kemauannya."kata Kenzo
Kenzo menghubungi Diandra namun Diandra sudah angkat tangan,dia menyerah dan melimpahkan kepada yang lain,namun dia akan mencoba bicara dengan gadis Rendra.
Roy menjemput Karina sementara Kenzo menunggu Rendra yang masih berbaring dengan mata terpejam.Diandra datang namun bukan sebagai dokter dia datang sebagai teman yang peduli.
"Bagaimana ceritanya?"tanya Diandra
"Gadis yang kamu maksud ternyata bukan gadis biasa,dia melawan Rendra dengan caranya sendiri saat Rendra mengurung didalam kamar Catharina."jawab Kenzo
"Ooohhh,bagus dong!"kata Diandra
"Kamu ini suka memprovokasi."kata Kenzo
"Orang buta macam dia memang pantas mendapat hukuman karena merugikan yang lain."kata Diandra
"Dia tidak merasa rugi."kata Kenzo
"Yang rugi orang tuanya."kata Diandra
Terdengar ketukan pintu dan suara pintu dibuka,Karina masuk masih memakai baju yang sama,dia melihat Rendra terbaring diranjang,Kenzo memperkenalkan kepada Diandra.
Diandra meminta kepada Karina untuk merawat Rendra dengan caranya,awalnya Karina menolak namun Diandra percaya Karina mampu melakukannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments