Episode 4

Setelah Diandra pulang Karina duduk disebelah Rendra yang masih terbaring,dia melihat kearah sekitaran dan berjalan keluar karena bosan.Sebuah buku cerita dia bawa kembali masuk kedalam kamar dimana Rendra sedang dirawat.

"Aku lapar."kata Karina

Rendra terbangun mendengar suara Karina,dia berusaha duduk dengan menyandarkan tubuhnya,Karina yang masih menghadap kearah jendela karena merasa lelah masih belum sadar jika sepasang mata sedang melihatnya.

"Ah,kamu sudah bangun?"tanya Karina keembali kesetelan lama setelah berbalik badan kearah Rendra

"Tadi kamu bilang lapar,pergilah."kata Rendra

"Mau makan sesuatu?"tanya Karina masih dengan nada dingin

"Tidak,aku tidak lapar."jawab Rendra

Saat Karina membuka pintu ternyata Roy sudah membawa pesanan Rendra sebelumnya,melihat Karina keluar begitu saja membuat Roy tidak bisa berkutik karena tidak berani,Roy berfikir jika Karina akan menjadi penurut saat diancam namun justru dia berani mengancam.

"Maafkan saya Bos."kata Roy merasa bersalah karena melihat Bos terpuruk

"Antar dia pulang,berikan satu kamar untuknya."kata Rendra

"Bos,jika kamu ingin menyingkirkannya biar aku yang lakukan."kata Roy

"Aku tidak akan menceraikannya,biarkan dia merasakan siksaan batin karena tidak patuh."kata Rendra

Roy meninggalkan kamar Rendra,dia mengantar Karina pulang kembali atas permintaan Bos Besar.Karina merasa Rendra akan kembali menghukumnya jika mentalnya sudah kembali stabil.

"Mengapa Tuan Besarmu tidak dirawat?"tanya Karina

"Dia tidak sakit,hanya butuh istirahat."jawab Roy

"Badanya memang tidak sakit,tapi jiwanya yang sakit."kata Karina

"Kamu orang baru tidak tahu apa-apa."kata Roy

Roy selalu punya jawaban saat Karina bertanya,meski begitu Roy sendiri harus berfikir agar tidak terpancing oleh pertanyaan dari Karina.

Melihat reaksi Roy yang sudah cukup geram kepadanya tidak membuat Karina menyerah begitu saja,meski wajah Karina datar namun hatinya sedang menertawakan Roy bahkan Rendra.

Setelah sampai dirumah Roy mempersilahkan Karina masuk kedalam kamarnya sendiri,ruangannya masih polos,namun fasilitasnya cukup lengkap.

"Apa Tuanmu tidak menginginkan Catharina yang memberontak dan tomboi ini?"tanya Karina menahan tawa

"Istirahatlah aku masih ada urusan."jawab Roy

"Bilang padanya,jika tidak menginginkanku maka lepaskan aku."kata Karina dengan wajah mendekat kearah Roy

Roy mundur dua langkah karena terkejut melihat keberanian Karina,secara fisik Karina lebih kecil dari Catharina namun dia memiliki otak lebih pintar dan cerdik.

"Ah,Pak Roy kau masih menahan ponselku,bisa berikan sekarang,kalian menahanku disini tapi tidak memberiku uang,aku butuh baju ganti."kata Karina

"Baik,aku ambilkan tasmu."kata Roy

Roy terlihat menghubungi seseorang,setelah selesai berbincang terlihat beberapa pelayan membawakan baju kekamar Karina termasuk Bibi yang merawatnya.

"Nona,bajunya sudah siap."kata Bibi

"Ini tas milikmu."kata Bibi yang satu

Mereka berdua hampir saja pamit meninggalkan kamar Karina namun karena Karina cukup pàham dengan baju-baju yang mereka bawa,Karina kembali memanggilnya.

"Bibi."panggil Karina

"Ada apa lagi?"tanya Bibi

"Apa ini milik Catharina?"tanya Karina

Kedua Bibi tersebut hanya saling pandang tidak berani mengiyakan,mereka takut salah.

"Bawa keluar,aku tidak sudi memakainya."kata Karina

Akhirnya Bibi tersebut membawa baju milik Catharina kembali keluar,mereka melapor kepada Roy,namun Roy sendiri tidak mampu lagi karena dia merasa lelah dia juga butuh istirahat,saat duduk menyandar tiba-tiba air matanya mengalir mengingat semua kata-kata Karina,meski Roy tahu Karina tersiksa namun dia tidak bisa berbuat banyak.

Rendra kembali kerumah dua jam setelah Karina dirumah,dia langsung mencari Roy,namun saat melihat Roy tidur dia kembali keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar Catharina.Ruangan yang sebelumnya berantakan kini sudah rapi kembali,nuansa ungu kembali mendominasi ruangan.

"Mengapa dia tidak bisa menjadi sepertimu?"tanya Rendra

Kenzo yang berada diluar hanya sekilas melihat tubuh saudaranya,tubuhnya kekar dan pikirannya sangat kuat saat bekerja namun dia sangat rapuh.

"Kak Kenzo,ayo temani aku!"kata Karina dari arah lain

Mendengar Karina memanggil Kenzo,hati Rendra merasa sakit,dia bisa tertawa riang namun sangat dingin saat bersamanya,Rendra buru-buru keluar dia mendekati Karina yang sedang bermain dengan Hero.

"Ikut aku."ajak Rendra menarik tangan Karina

"Kau belum sembuh,mengapa kembali?"tanya Kenzo

"Aku baik-baik saja."kata Rendra

Kenzo kembali bermain dengan Hero,sementara Karina pergi mengikuti Rendra dengan sukarela tanpa penolakan meski dia memasang wajah dingin.

Dikamar Rendra mengeluarkan baju ganti untuk Karina,dia menyuruh Karina mandi karena sudah seharian Karina belum ganti baju.

"Seharian ini kamu belum ganti baju,pergilah mandi."kata Rendra memberikan setelan piyama kepada Karina

Karina menerima baju milik Rendra,dia menatap Rendra yang berusaha memalingkan wajah,keduanyan melangkah berbeda arah namun sama-sama berhenti beberapa saat dengan menggeleng kepala dan kembali melangkah kearah masing-masing.

Rendra minum beberapa teguk untuk membuatnya nyaman namun tetap saja dia merasa gelisah.Karina keluar dari kamar mandi dengan tubuh lebih segar,begitu melihat Rendra gelisah dia langsung mendekat.

Dari Diandra dia tahu bagaimana cara menanganinya,bahkan Diandra mempercayakan jika Karina mampu merawatnya.

"Kamu begitu gelisah?"tanya Karina sambil melipat kedua tangannya didada

"Tidak apa-apa,aku hanya butuh minum."jawab Rendra meraih gelas diatas nakas

"Berhenti,ini tidak baik.Kau sudah seperti orang gila."kata Karina

"Aku memang sudah gila,apalagi bertemu dan menghadapimu aku jadi jadi lebih gila."kata Rendra

Semalam Rendra begitu agresif menganggap Karina adalah Catharina,namun saat Karina berani memberontak hatinya sangat sakit,ingin rasanya merubah total Karina menjadi Catharina,namun Karina bukan gadis bodoh yang bisa dia tekan,cara dan gayanya membuat Rendra harus berfikir lebih dalam,bagaimana cara menaklukan Karina.

Melihat Rendra yang sudah tidak bisa mengendalikan dirinya Karina menghindar namun tangannya kembali ditarik dan jatuh dalam pelukannya.

"Kamu tahu kenapa aku butuh minum?"tanya Rendra

"Tidak."jawab Karina

"Aku takut menghadapimu sekarang jika aku tidak mabuk."kata Rendra

Kenzo kebetulan melewati kamar Rendra yang masih sedikit terbuka,dia berniat menutup namun tidak jadi karena terdenger suara erangan Rendra yang begitu keras.Kenzo menurunkan Hero dan menyuruhnya masuk.

"Hero,temani dia saat dia kesepian."kata Kenzo mengelus-elus kepala Hero

Kenzo melebarkan pintu,Hero masuk kedalam kamar Rendra meski tahu Rendra akan mengamuk kepadanya nanti.Didalam kungkungan Rendra malam ini Karina mencoba bertahan tanpa melawan,dia hanya bisa pasrah karena sadar saat ini dia adalah istrinya meski Catharina masih menjadi bayangan,namun setidaknya Rendra tidak mengucapkan nama Catharina saat ini,bagi Rendra itu sangat menyiksa namun dia akan bertambah tersiksa saat Karina mengamuk dan memakinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!