Setiap pagi Karina membantu seperti sebelumnya,menyiapkan bahan dan ikut memasak bahkan dengan kembali kedapur membuat hatinya terhibur,mungkin kedepan dia akan mengembangkan warungnya.
"Ibu,mengapa tidak merekrut tenaga buat bantu?"tanya Karina
"Bagi Ayah dan Ibu yang penting tempat ini tetap hidup."jawab Ibu
Setelah semua siap Karina kembali kejalan besar melihat keadaan,dia kembali berjalan menyusuri jalan dimana dia sering bertemu dengan Bibi yang selalu mengambil barang bekas.Beberapa saat menunggu Karina melihat Bibi yang biasa setiap pagi lewat didepan warungnya.
"Bibi,kemari."panggil Karina
"Ah,kamu kemana aja sudah lama Bibi tidak melihatmu?"tanya Bibi
Karina mengajak Bibi masuk namun Bibi lebih memilih duduk diluar,Karina kembali keluar dengan sepiring nasi dan sebotol air mineral.
"Bibi,sarapan dulu."kata Karina
"Terimakasih."kata Bibi
Cheri keluar dengan berlari karena melihat Karina duduk diluar,dia menghampiri keduanya dengan senyum diwajahnya.
"Ibu,kenapa Nenek makan diluar?"tanya Cheri
"Ah,gadis manis kamu mirip dengan Ibumu."jawab Bibi
Bibi membuka tas kecil yang selalu menemaninya,dia memberikan sebuah gelang dengan liontin buah Ceri warna merah,Cheri sangat menyukainya karena sama dengan namanya.
"Makasih banyak Nek."kata Cheri sambil melompat
Disaat yang sama mobil Rendra melintas didepan melewati jalan,pandangannya tetap fokus kedepan karena dia sedang mengejar waktu,entah mengapa hari ini dia ingin melewati jalan ini setelah sekian lama tidak melewati.
Ponsel Rendra berbunyi,dan dia langsung menerima,suara halusnya membuat Rendra tersenyum.
"Halo."sapa Rendra
"Sayang kamu dimana?"tanya Gadis diseberang yang bernama Ivanka
"Aku masih dijalan,sebentar lagi."jawab Rendra
Ivanka adalah gadis yang akan bertunangan dengan Rendra,dia adalah seorang dokter yang membantu Rendra keluar dari keterpurukan setelah Rendra berpisah dengan Karina,dengan bantuan Ivanka akhirnya Rendra mampu melawan rasa sakitnya dan dinyatakan sembuh,namun harus kehilangan sebagian ingatan yang menyakitkan.
Rendra sempat berhenti didepan warung milik Karina,namun dia langsung kembali menghidupkan mobilnya dan melaju menuju bandara.
****
Malam ini warung tutup lebih awal karena makanan sudah habis sejak sore,jika bukan karena Cheri yang mengajak bermain didepan warung Karina sudah menutup sejak sore tadi.
Selesai makan malam,Karina membantu Ibunya menghitung uang hasil jualan.
"Hasilnya kembali meningkat Rin."kata Ibu
"Benarkah?"tanya Karina dengan memasang senyum
Ayah Karina mendekati mereka berdua,kali ini Ayah memasang wajah serius karena ingin bicara dengan Karina.
"Rin,kamu sudah tahu Papa kandungmu?"tanya Ayah
"Sudah,kenapa?"tanya Karina
"Temui dia,sekarang dia sendiri karena sudah bercerai dengan istrinya."jawab Ayah
"Rin,maafkan Ibu tidak memberitahumu sejak awal."kata Ibu
Karina belum bisa tidur karena masih berfikir tentang Papanya,jika Rendra menggunakan Papanya untuk bernaung maka Karina juga akan melakukan hal yang sama.
****
Pagi hari Karina sudah menyelesaikan tugasnya karena dia akan menemui Papanya,Ayah meminta untuk tidak membawa Cheri,biarlah Ayah yang menjaga Cheri hari ini.
"Sayang,kamu jangan nakal ya kasihan Kakek baru saja sembuh."kata Karina menasehati Cheri
"Iya Ibu,aku janji akan menjaga Kakek."kata Cheri
Karina meninggalkan rumahnya dengan mengendarai taxi,dia tidak berniat menginap karena sekarang Papa tinggal dikota yang sama dan menjadi pemegang saham diGlobal Land perusahaan milik Rendra.
Rumah yang ditinggali Papa Karina tergolong luas dan besar hampir mirip dengan rumah yang dimiliki oleh Rendra.Karina menekan bel dan menunggu sebentar,terlihat dari jauh seorang wanita paruh baya berlari membuka pintu.
"Anda mencari siapa?"tanya dia
"Bilang saja Karina yang datang."jawab Karina
"Ah,Karina.Mari silahkan masuk."kata Bibi seakan sudah paham
Karina berjalan dibelakang Bibi pembantu,dia banyak menoleh kekanan dan kiri karena melihat suasana rumah yang nyaman.
"Karin."panggil papa
"Pa,apa kabar?"tanya Karin memeluk Papanya
"Baik,kamu kemana saja selama ini?"tanya Papa khawatir
"Sudahlah Pa,aku baik-baik aja sekarang."jawab Karin karena tidak ingin membuat Papanya khawatir
Selain melepas rindu Papa juga menceritakan tentang perceraiannya dengan Mama Pricilia karena Pricilia menjadi penyebab kecelakaan Catharina.
Papa juga sudah melimpahkan semua hak warisnya kepada Karina yang menjadi anak satu-satunya menjadi pemegang saham terbesar kedua setelah Rendra.
"Bagaimana kehidupanmu selama lima tahun terakhir?"tanya Papa
"Aku punya anak gadis bernama Cheri."jawab Karina
"Anak Rendra?"tanya Papa
"Bukan,dia anakku."jawab Karina
Mendengar jawaban tegas Karina Papa tidak berani lagi melawan dengan kata,Karina sangat tegas dan mandiri bahkan dia berani melahirkan dan membesarkan anaknya,berbeda dengan Catharina yang lebih kalem dan terkadang kelewat manja.
"Lalu rencanamu apa kedepan,mengingat usia Cheri sudah harus sekolah?"tanya Papa
"Aku ingin kembali menghidupkan warung makan Pa,karena dari sana kami bisa bertahan hidup."jawab Karina
Papa Karina hanya bisa mendukung keinginan anaknya,karena jika bekerja diperusahaan dia akan banyak waktu bertemu dengan Rendra yang saat ini sudah memiliki tunangan.
"Kamu sudah tahu kabar Rendra?"tanya Papa
"Aku tidak mau tahu."jawab Karina
"Ya sudah,Papa yakin kamu bisa menjadi single parent."kata Papa
Siang ini Karina diminta menemani Papanya dalam rapat pemegang saham karena saham sudah atas nama Karina,hanya saja Karina merasa tidak memiliki pengalaman makanya dia hanya menjadi pendamping Papa.
Meski merasa grogi karena pasti akan bertemu dengan Rendra,Karina mencoba mengatur nafasnya dengan menghembuskan pelan,Papa melihat ada kegelisahan dimata anak gadisnya dan bisa menenangkan dengan memegang tangannya.
"Papa yakin kamu bisa."kata Papa
Papa keluar disusul Karina,beberapa mobil mewah berhenti dibelakang mobil Papa,mereka rata-rata juga pemegang saham.
"Ayo masuk."ajak Papa
Saat memasuki ruangan meeting Papa dan Karina berpapasan dengan Roy yang baru saja keluar dari ruang meeting,meski Roy menatap kearah Karina namun Karina tetap berjalan dibelakang Papa tanpa menyapa meski Roy sempat mengangguk kearah Papa.
"Tuan Daren,silahkan Bos sudah menunggu."kata Roy
Papa tidak menjawab meski Roy sudah dengan sopan menyapanya,Roy sengaja berjalan menyenggol Karina dan membuat Karina berhenti.
"Maaf."kata Roy
Papa dan Karina masuk menjadi yang terakhir karena tadi sempat menunggu Karina ketoilet,semua yang sudah duduk dikursi masing-masing memandang kearah Papa dan Karina,biasanya Daren datang sendiri namun sekarang dia bersama dengan seorang gadis yang wajahnya sangat mirip dengan putrinya yang sudah meninggal dan juga istri Rendra.
"Pa,terimakasih sudah datang."kata Rendra
"Maaf,Papa terlambat."kata Daren
"Tidak apa,mari kita mulai."kata Rendra masih menatap Karina dengan tajam
Tatapan Rendra tidak lepas dari Karina,meski begitu Karina tetap fokus pada layar yang menyala,sesekali dia membenarkan duduknya dengan menyandar,Karina sadar ada sepasang mata yang saat ini memperhatikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments