Saat Rendra mulai mencium dalam dan tangannya bermain Karina mendorongnya begitu saja,dia memilih menghindar karena takut akan mimpi buruk yang terasa nyata.
Karina memilih duduk diatas sofa single dengan melipat kakinya,dia bersandar dan sesekali memainkan anak rambutnya.
Rendra keluar ruangan namun dia malah bertemu dengan Pricilia,Rendra langsung menarik pintu namun Pricilia sudah lebih dulu mendorongnya dan masuk kedalam,dia begitu terkejut karena melihat sosok Kakaknya hidup lagi.
"Kakak,kamu masih hidup?"tanya Pricilia
Karina menoleh lalu memandang kearah Rendra dengan wajah marah,Karina berdiri dan beranjak hendak meninggalkan ruangan Rendra namun tangan Rendra buru-buru menarik dan membawanya kedalam pelukannya.
"Keluar kamu dari sini."kata Rendra mengusir Pricilia sambil menutup kedua telinga dengan tangannya
"Kak,katakan dia siapa."kata Pricilia
"Aku bilang keluar!"bentak Rendra
Roy yang baru datang langsung masuk menarik tangan Pricilia membawanya keluar,namun dia juga memberikan bag paper kepada Rendra.
Rendra hanya mengangguk dia merasakan tubuhnya berat karena tubuh Karina melemah,Rendra langsung membawanya kedalam ruangan pribadi miliknya.
"Sayang,kamu kenapa?"tanya Rendra sambil menepuk pipi Karina
Roy membawa Diandra masuk keruangan Rendra,sebenarnya dia sudah enggan untuk menjadi dokter pribadi Rendra namun karena mendengar cerita Roy akhirnya dia mau datang.
Rendra menatap kearah luar,menunggu Diandra memeriksa Karina.
"Apa semalam dia demam?"tanya Diandra
"Aku tidak tidur bersamanya,semalam dia bersama orang tuanya."jawab Rendra
"Apa kalian bertengkar?"tanya Diandra
"Tidak,hanya saja....."Rendra belum selesai bicara
"Uhuuuukk."Karina terbatuk dan bangun,dia berusaha untuk duduk karena merasa haus
"Sayang,kamu."tanya Rendra
"Aku haus."jawab Karina
Rendra bergegas mengambil segelas air minum dan memberikan kepada Karina.Diandra tersenyum saat melihat interaksi keduanya,Rendra tidak menyebut namanya namun juga tidak memanggilnya dengan nama Catharina.
"Aku senang melihat perubahan pada dirimu."kata Diandra sambil membereskan alat-alat miliknya
Rendra tidak menjawab,didepan Karina dia takut salah bicara,dia hanya menjawab dengan berdehem atau hanya mengangguk.
Diandra keluar,Karina kembali merebahkan tubuhnya,rasanya akan sia-sia jika dia berlari keluar dari ruangan.Satu-satunya cara adalah menambah tenaga dengan tidur sebentar.
"Kamu mau pulang?"tanya Rendra
Karina tidak menjawab,hatinya merasa sakit karena Rendra belum juga berani menyebut namanya,dalam hatinya masih ragu meski secara kontak fisik sudah sering terjadi.
Rendra duduk bersandar disampingnya,membelai lembut rambut Karina meski Karina terus menenggelamkan kepalanya kedalam selimut.
"Maafkan aku,berikan aku waktu dan aku akan membahagiakanmu."kata Rendra
Rendra meninggalkan Karina setelah mencium keningnya,dia kembali keruangan dan menyibukkan dengan pekerjaan,sedikit demi sedikit dia hapus jejak Catharina meski sebenarnya sangat sulit dan membuatnya tersiksa.
"Maafkan aku Cathi."kata Rendra sambil menyimpan kembali album kenangan mereka
Karina berhenti saat melihat sendiri Rendra menangisi album foto mereka,dia berbalik keranjang dengan menghempaskan tubuhnya,karena merasa bosan Karina melangkah keluar.
"Aku mau pulang."kata Karina
Rendra menjatuhkan liontin yang berada ditangannya karena kaget mendengar suara Karina,dia buru-buru meletakkan didalam laci,namun Karina melihat ponselnya ada dalam laci meja kerja Rendra.
"Kau menahan ponselku!"kata Karina membuka paksa laci dan membuat isinya berantakan
Dari dalam laci terjatuh beberapa barang dengan inisial C,dan itu membuat Karina tambah marah,Renda sendiri sudah tidak bisa mengontrol emosinya dan menarik Karina keluar,dia melempar ponsel Karina begitu saja.
"Dasar gila!"teriak Karina
Semua yang berada dalam satu ruangan melihat kearah Karina,sekertaris Rendra membantu mengambil ponsel Karina yang berantakan.
"Hati-hati."kata Sekertaris Rendra
"Terimakasih."kata Karina
Karina berjalan turun melewati tangga karena tidak memiliki akses melalui lift,Roy mencari Karina disetiap tangga namun tidak menemukannya,bahkan Rendra sendiri hampir gila karena merasa bersalah.
Karina meminta bantuan Ibu cleaning service untuk memesankan taxi karena merasa lelah berjalan menuruni tangga,dia juga meminjam sejumlah uang untuk membayar taxi dan membeli tiket kereta.Karina membuang ponselnya begitu saja setelah mengambil kartu dan menyimpannya.
Kereta yang membawa Karina sudah melaju menuju luar kota,meski tidak ada tujuan namun Karina yakin dia bisa mandiri.
Roy mendapat kabar jika Karina pergi naik kereta menuju kota lain,Roy langsung menyiapkan penerbangan menuju kota tersebut.
"Pantau terus,jangan sampai hilang."kata Roy
Rendra sudah menunggu kereta yang membawa Karina,terlihat dari jauh cahaya kecil membesar,wajahnya datarnya menatap dengan tajam dan dingin,seakan ingin menarik kereta agar segera sampai.
"Karina turun dari kereta,dia sempat berhenti didepan Rendra namun dia melangkah tanpa memperdulikan Rendra yang terus menatapnya,seoalah-olah dia tidak mengenalnya.
"Jangan harap bisa kabur dariku."kata Rendra menarik lengan Karina
Karina menoleh dan melepaskan tangan Rendra,dia kembali melangkah meski tidak memiliki tujuan.Rendra mengejar Karina,dia memeluknya dari belakang,karena tidak memiliki tenaga Karina hanya menangis dia berbalik menghadap Rendra dan memukul Rendra beberapa kali,Rendra menerima setiap pukulan Karina dengan senyum,melihat Karina menangis tidak mengeluarkan suara itu membuat hatinya sakit.
"Sudah tidak apa-apa."kata Rendra
Didalam mobil Karina menyandarkan kepalanya,wajahnya merah dan matanya sembab,Rendra merangkulnya dan memeluknya erat.
Karina terbangun karena tubuhnya merasa dingin dan perutnya merasa lapar,dia keluar dari kamar dan melihat Rendra sedang berada didapur,Karina melihat kesekeliling ternyata mereka berada disebuah apartemen.
"Kau sudah bangun?"tanya Rendra
"He hem."jawab Karina
Rendra sudah menyiapkan makan malam untuk Karina,dia meraih tubuh Karina dan mengajaknya duduk.
"Aku tidak tahu kamu menyukainya apa tidak,maaf jika rasanya tidak cocok."kata Rendra
"Ini sangat enak."kata Karina saat sudah beberapa kali menelannya,dia mendapatkan sensasi rasa yang unik dalam masakan Rendra
"Kamu menyukainya?"tanya Rendra
Karina tidak menjawab karena dia merasa takut jika menyukai masakan Rendra,takut saat dia menginginkan Rendra tidak berada disampingnya atau takut dia masih mencintai istrinya.
"Aku sudah selesai."kata Karina sambil beranjak dari kursi
"Kau yakin,seharian kamu belum makan dan sekarang kamu cuma makan sedikit."kata Rendra
Karina kembali duduk,dia menerima suapan dari Rendra beberapa kali sampai habis.Karina meraih gelas yang ada didepannya dan meneguknya.
"Sebenarnya kamu siapa?mengapa kamu tiba-tiba baik padaku,harusnya kamu senang aku pergi meninggalkanmu,tapi mengapa kamu mencariku?"tanya Karina
"Aku sudah bilang padamu,kamu tidak akan bisa lari dariku."jawab Rendra
"Beritahu aku satu alasan,mengapa aku harus bertahan?"tanya Karina
"Karena kamu istriku."jawab Rendra
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments