Love My Flaws Hubby
"Terimakasih Pak. Terimakasih Bu."
Kala itu Lontaran seorang gadis bernama Keiiyra Estalya Baskoro, masih duduk dibangku kelas sebelas yang beranjak kelas abu abu. Pujian demi pujian akan bakat dan kecerdasan telah ia raih di masa sekolah. Sehingga tak sedikit yang memberi ucapan satu persatu.
"Keiiy, selamat ya, ucap beberapa teman, juga Narti seorang teman baik satu kelas."
"Woh, ya kamu jadi lomba gadis sampul ya, semoga berhasil ya Keiiy."
"Thanks Narti."
Dalam perjalanan pulang Keiiyra merenung. Perasaan yang tak enak sedikit mengganggu. Meski di sekolah banyak yang memuji, entah mengapa semenjak tangan ku teriris benda tajam menjadi tak enak. Ia pun segera melangkah untuk pulang, Agar segera sampai memberi kabar baik untuk ayah dan ibu.
"Rasanya tak sabar, memberi dokumen hasil terbaik dan beasiswa kelanjutan sekolah abu abu pada ayah ibu." tutur Keiiyra yang melangkah dan menepi di sudut rumah dengan senyum melebar. Tapi sorot matanya terlihat padam dan senyum mengecil.
"Ada apa ini?"
Keiyra melangkah demi langkah menyusuri. Ia pun tak sengaja mendengar rumah tempat tinggal yang di tempati harus di kosongkan oleh pemiliknya.
"Apa jadi kita harus pergi. Apa maksudnya?"
Keiiyra pun menatap sekeliling dan perlahan mendengar percakapan orang orang dewasa yang mematahkan hati dan impiannya. Bulir air mata pun perlahan jatuh.
"Apa itu benar bu?" tanya Keiiyra.
Ia melangkah dan menatap ibunya kala itu. Ibu pun menatap anaknya yang baru saja pulang sekolah hingga memeluknya.
"Itu berarti saya harus gagal sekolah bu." ucap Keiyra kembali. Hingga ibu menjelaskan perlahan dengan mengusap punggungku saat dipeluk.
"Jangan sedih Nak. Maafkan ibu!"
Membuat lemas dengan keberhasilan beasiswa saya kini lenyap, tapi tak sejalan dengan keadaan pahit. Lebih parahnya ketika satu orang mendorong pintu kami dengan paksa. Memberikan surat kuning, saat itupun dia berkata.
"Bagus Kunco Baskoro. You out, perusahaan kami malu pada sikapmu. Jika kamu masih bertahan, jeruji besi adalah yang terbaik!"
Ayah pun menutup pintu. Membaca surat itu demi helaian. Ibu pun melepas pelukanku dan menghampiri keberadaan Ayah yang memegang dada yang sesak.
"Ada apa sih ini Ayah ?" Keiiyra mohon jawab.
"Maafkan kami nak, kita harus pindah dan kamu harus putus sekolah. Tapi ayah janji setelah ayah dapat kerjaan kembali. Ayah akan kumpulkan dan kamu bisa lanjutkan sekolah ya nak!" ucap ayah Bagus.
Tapi aku menyembunyikan piala dan berkas beasiswa. Lalu masuk ke kamar dan menangis tersedu sedu.
"Kenapa harus aku yang dapat perlakuan seperti ini. Apa salah aku, atau ini salah kedua orangtuaku tapi aku kena imbasnya." lirih Keiy.
"Tidak. Aku harus bertahan, tekadku bulat. Aku akan menolak untuk pergi. Aku ga mau sia siakan semua ini." menatap berkas dari kepala sekolah.
Ke esokan harinya. Aku melihat Ayah dan Ibu sibuk mengemas.
"Keiy. Kamu akan pergi ke sekolah?"
"Ya bu. Keiy pamit!"
"Nak. Titipkan surat ini pada bu Elda. Wali kelas sekolahmu, Ayah akan menyusul untuk membicarakan jika kamu harus berhenti sekolah nak."
Keiy pun mengambil sepucuk surat itu. Lalu mengumpatkan di balik tangan. Ia menatap tulisan jelas Ayah. Tepat di sebuah tong sampah ia merobek dan membuang dengan kesal. Tanpa melihat seseorang sedang memperhatikannya.
"Keiy Benci sama Ayah. Keiy benci sama Ibu." lirihnya.
Tak dapat saya buat hari hari dengan kecewa benci pada orangtua dan mogok bicara pada orangtua. Meski pun saya tetap bersekolah dengan jalan kaki selama empat puluh menit. Meskipun ibu selalu menghentikan langkahku, aku tetap berjalan sekolah.
.......
Siang hari saat itu saya benar benar kehabisan uang. Saya tetap memutar dan berfikir bagaimana saya lulus dalam waktu dekat tak membiarkan bakatku sia sia di ambil oleh orang lain.
Agar saya tidak putus sekolah dan mendapat ijasah melanjutkan kejenjang berikutnya. Meski nanti harus dengan bekerja paruh waktu sekalipun. Impian ku mandiri dan merubah nasib, menginginkan kehidupan orangtua ku lebih baik menjadi bangga terhadap saya.
Saat berjalan melamun ditengah taman aku terduduk, sahabatku memanggil.
"Keiyra, sedang apa?" ucap Karti sahabatku. Karti dan Arumi menghampiri, memeluk aku. Kami pun berpelukan pada sahabat.
Tak lama Saya bercerita banyak, menceritakan dengan sedih kecewa. Mereka prihatin dan tak ingin ditinggal. Kami bercerita panjang hingga larut malam pulang dan istirahat.
"Sabar ya Keiy. Kita akan bantu dengan doa, apa yang harus kita lakukan agar kamu ga pindah. Apa kamu mau tinggal sama aku sementara waktu. Nanti aku bilang ibu."
"Ya. Keiy, masalah sepele itumah." tambah Arumi.
Keiyra hanya tersenyum. Ia masih mengingat jelas perkataan sahabat yang membuat mood boster naik bertambah kala itu karna dukungan yang tak ingin ia putus asa.
Pada esok harinya ketika aku berangkat sekolah disiang hari. Karti mampir membawa sepucuk surat dan memberikan padaku dari Owzie.
"Apa Owzie. Kart kamu ga salah kan ?"
"Yeih. Liat aja kamu pasti bakal tau tulisan dia apa bukan. Udah ya, aku bye duluan. Dah telat nih. Kebetulan itu juga aku nemu dia dipengkolan." bubuh Karti melambai pergi.
Aku membukanya tapi tak jadi, aku pun masukan kedalam tas.
Plot Twist.
Siapa Owzie dia adalah teman laki laki akrabku. Ia terdiri dari tiga sahabatku bernama Heru, Ikhsan dan Owzie. Kami bermain di beda blok dalam lingkungan yang tidak kumuh tapi terbilang ramah anak remaja yang taat patuh rajin di usia kami.
Sesekali di hari sabtu dan minggu kami memang selalu berkumpul dilapangan tenis dan voli. Lapangan itu memang khusus di gunakan keramaian untuk satu lingkungan.
Ketika itu pun kami selalu berkumpul bersama sama, tapi karena jam sekolah kami berselingan tak bersamaan dan sekolah berbeda kami menyibukan dihari Libur.
Dengan diam aku terduduk ditaman, menimang sebuah surat dan memikirkan aku harus melanjutkan sekolah satu tahun lagi.
Melihat isi dompet menyedihkan. Melihat tanggal masih lima hari lagi. Aku bekerja freelance diam diam untuk mendapat keuntungan, dengan mood kurang baik aku berjalan melewati taman yang sepi.
Tak sengaja, aku menendang pohon tepat disampingku, memukul dengan tangan rasa kesal. Dan terakhir sebotol kaleng.
PLUUUGH ...
Suara kakiku menendang dengan kaki kananku, meski tak seindah tendangan kaki pemain bola.
Aku menendang sebuah Kaleng.
BRAAAAGH ...
"Waduuuw. Woooy siapaaa itu disana?"ucap seseorang.
"Weeuh. Kena orang ya. Aduh aku harus ngumpet dimana ini. Semua jalan terbuka ga ada pohon besar, adanya pohon melati semua." panik Keiyra.
Haaah, aku pun bergegas pergi takut.
tanpa menoleh kebelakang. Mati lah kena seseorang bagaimana ini.
Baru saja lima langkah, tas ku serasa ditarik dari belakang.
"Hei kena kamu. Mau kemana Nak?"
Seseorang berbicara, akupun diam kaku tanpa berbalik.
😂😂😂
Kira kira Keiyra akan dihukum apa ya ?.
Beri saran like, semoga karya baru ku ini diterima. Para penggemar pembaca mohon bersabar kelanjutannya.Maafkan jika tulisan ku masih newbie.
...¤¤¤...
follow. ig. @ny.fadli
fb.ghassani.
Perkenalan. Karya pertamaku.
Sepenggal menggapai mimpi & menerima akan kekurangan di masa depan.
akankah keiiyra dapatkan ?.
jangan lupa scroll lanjut dan jangan lupa .
⭐like
🌟rate
☄vote
Agar Author semakin bersemangat. Tinggalkan jejak kalian selalu dibawah komentar ini ya. Kritikan dan masukan Author selalu intip
berterimakasih atas supportnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Erni Fitriana
,cekidot thot
2023-02-01
1
Nur ghina inayah
Mampir thoorr
2021-11-15
0
Dinda Afrilia
mampir dulu n nyumk dulu nih...
2021-10-23
0