"Terimakasih Pak. Terimakasih Bu."
Kala itu Lontaran seorang gadis bernama Keiiyra Estalya Baskoro, masih duduk dibangku kelas sebelas yang beranjak kelas abu abu. Pujian demi pujian akan bakat dan kecerdasan telah ia raih di masa sekolah. Sehingga tak sedikit yang memberi ucapan satu persatu.
"Keiiy, selamat ya, ucap beberapa teman, juga Narti seorang teman baik satu kelas."
"Woh, ya kamu jadi lomba gadis sampul ya, semoga berhasil ya Keiiy."
"Thanks Narti."
Dalam perjalanan pulang Keiiyra merenung. Perasaan yang tak enak sedikit mengganggu. Meski di sekolah banyak yang memuji, entah mengapa semenjak tangan ku teriris benda tajam menjadi tak enak. Ia pun segera melangkah untuk pulang, Agar segera sampai memberi kabar baik untuk ayah dan ibu.
"Rasanya tak sabar, memberi dokumen hasil terbaik dan beasiswa kelanjutan sekolah abu abu pada ayah ibu." tutur Keiiyra yang melangkah dan menepi di sudut rumah dengan senyum melebar. Tapi sorot matanya terlihat padam dan senyum mengecil.
"Ada apa ini?"
Keiyra melangkah demi langkah menyusuri. Ia pun tak sengaja mendengar rumah tempat tinggal yang di tempati harus di kosongkan oleh pemiliknya.
"Apa jadi kita harus pergi. Apa maksudnya?"
Keiiyra pun menatap sekeliling dan perlahan mendengar percakapan orang orang dewasa yang mematahkan hati dan impiannya. Bulir air mata pun perlahan jatuh.
"Apa itu benar bu?" tanya Keiiyra.
Ia melangkah dan menatap ibunya kala itu. Ibu pun menatap anaknya yang baru saja pulang sekolah hingga memeluknya.
"Itu berarti saya harus gagal sekolah bu." ucap Keiyra kembali. Hingga ibu menjelaskan perlahan dengan mengusap punggungku saat dipeluk.
"Jangan sedih Nak. Maafkan ibu!"
Membuat lemas dengan keberhasilan beasiswa saya kini lenyap, tapi tak sejalan dengan keadaan pahit. Lebih parahnya ketika satu orang mendorong pintu kami dengan paksa. Memberikan surat kuning, saat itupun dia berkata.
"Bagus Kunco Baskoro. You out, perusahaan kami malu pada sikapmu. Jika kamu masih bertahan, jeruji besi adalah yang terbaik!"
Ayah pun menutup pintu. Membaca surat itu demi helaian. Ibu pun melepas pelukanku dan menghampiri keberadaan Ayah yang memegang dada yang sesak.
"Ada apa sih ini Ayah ?" Keiiyra mohon jawab.
"Maafkan kami nak, kita harus pindah dan kamu harus putus sekolah. Tapi ayah janji setelah ayah dapat kerjaan kembali. Ayah akan kumpulkan dan kamu bisa lanjutkan sekolah ya nak!" ucap ayah Bagus.
Tapi aku menyembunyikan piala dan berkas beasiswa. Lalu masuk ke kamar dan menangis tersedu sedu.
"Kenapa harus aku yang dapat perlakuan seperti ini. Apa salah aku, atau ini salah kedua orangtuaku tapi aku kena imbasnya." lirih Keiy.
"Tidak. Aku harus bertahan, tekadku bulat. Aku akan menolak untuk pergi. Aku ga mau sia siakan semua ini." menatap berkas dari kepala sekolah.
Ke esokan harinya. Aku melihat Ayah dan Ibu sibuk mengemas.
"Keiy. Kamu akan pergi ke sekolah?"
"Ya bu. Keiy pamit!"
"Nak. Titipkan surat ini pada bu Elda. Wali kelas sekolahmu, Ayah akan menyusul untuk membicarakan jika kamu harus berhenti sekolah nak."
Keiy pun mengambil sepucuk surat itu. Lalu mengumpatkan di balik tangan. Ia menatap tulisan jelas Ayah. Tepat di sebuah tong sampah ia merobek dan membuang dengan kesal. Tanpa melihat seseorang sedang memperhatikannya.
"Keiy Benci sama Ayah. Keiy benci sama Ibu." lirihnya.
Tak dapat saya buat hari hari dengan kecewa benci pada orangtua dan mogok bicara pada orangtua. Meski pun saya tetap bersekolah dengan jalan kaki selama empat puluh menit. Meskipun ibu selalu menghentikan langkahku, aku tetap berjalan sekolah.
.......
Siang hari saat itu saya benar benar kehabisan uang. Saya tetap memutar dan berfikir bagaimana saya lulus dalam waktu dekat tak membiarkan bakatku sia sia di ambil oleh orang lain.
Agar saya tidak putus sekolah dan mendapat ijasah melanjutkan kejenjang berikutnya. Meski nanti harus dengan bekerja paruh waktu sekalipun. Impian ku mandiri dan merubah nasib, menginginkan kehidupan orangtua ku lebih baik menjadi bangga terhadap saya.
Saat berjalan melamun ditengah taman aku terduduk, sahabatku memanggil.
"Keiyra, sedang apa?" ucap Karti sahabatku. Karti dan Arumi menghampiri, memeluk aku. Kami pun berpelukan pada sahabat.
Tak lama Saya bercerita banyak, menceritakan dengan sedih kecewa. Mereka prihatin dan tak ingin ditinggal. Kami bercerita panjang hingga larut malam pulang dan istirahat.
"Sabar ya Keiy. Kita akan bantu dengan doa, apa yang harus kita lakukan agar kamu ga pindah. Apa kamu mau tinggal sama aku sementara waktu. Nanti aku bilang ibu."
"Ya. Keiy, masalah sepele itumah." tambah Arumi.
Keiyra hanya tersenyum. Ia masih mengingat jelas perkataan sahabat yang membuat mood boster naik bertambah kala itu karna dukungan yang tak ingin ia putus asa.
Pada esok harinya ketika aku berangkat sekolah disiang hari. Karti mampir membawa sepucuk surat dan memberikan padaku dari Owzie.
"Apa Owzie. Kart kamu ga salah kan ?"
"Yeih. Liat aja kamu pasti bakal tau tulisan dia apa bukan. Udah ya, aku bye duluan. Dah telat nih. Kebetulan itu juga aku nemu dia dipengkolan." bubuh Karti melambai pergi.
Aku membukanya tapi tak jadi, aku pun masukan kedalam tas.
Plot Twist.
Siapa Owzie dia adalah teman laki laki akrabku. Ia terdiri dari tiga sahabatku bernama Heru, Ikhsan dan Owzie. Kami bermain di beda blok dalam lingkungan yang tidak kumuh tapi terbilang ramah anak remaja yang taat patuh rajin di usia kami.
Sesekali di hari sabtu dan minggu kami memang selalu berkumpul dilapangan tenis dan voli. Lapangan itu memang khusus di gunakan keramaian untuk satu lingkungan.
Ketika itu pun kami selalu berkumpul bersama sama, tapi karena jam sekolah kami berselingan tak bersamaan dan sekolah berbeda kami menyibukan dihari Libur.
Dengan diam aku terduduk ditaman, menimang sebuah surat dan memikirkan aku harus melanjutkan sekolah satu tahun lagi.
Melihat isi dompet menyedihkan. Melihat tanggal masih lima hari lagi. Aku bekerja freelance diam diam untuk mendapat keuntungan, dengan mood kurang baik aku berjalan melewati taman yang sepi.
Tak sengaja, aku menendang pohon tepat disampingku, memukul dengan tangan rasa kesal. Dan terakhir sebotol kaleng.
PLUUUGH ...
Suara kakiku menendang dengan kaki kananku, meski tak seindah tendangan kaki pemain bola.
Aku menendang sebuah Kaleng.
BRAAAAGH ...
"Waduuuw. Woooy siapaaa itu disana?"ucap seseorang.
"Weeuh. Kena orang ya. Aduh aku harus ngumpet dimana ini. Semua jalan terbuka ga ada pohon besar, adanya pohon melati semua." panik Keiyra.
Haaah, aku pun bergegas pergi takut.
tanpa menoleh kebelakang. Mati lah kena seseorang bagaimana ini.
Baru saja lima langkah, tas ku serasa ditarik dari belakang.
"Hei kena kamu. Mau kemana Nak?"
Seseorang berbicara, akupun diam kaku tanpa berbalik.
😂😂😂
Kira kira Keiyra akan dihukum apa ya ?.
Beri saran like, semoga karya baru ku ini diterima. Para penggemar pembaca mohon bersabar kelanjutannya.Maafkan jika tulisan ku masih newbie.
...¤¤¤...
follow. ig. @ny.fadli
fb.ghassani.
Perkenalan. Karya pertamaku.
Sepenggal menggapai mimpi & menerima akan kekurangan di masa depan.
akankah keiiyra dapatkan ?.
jangan lupa scroll lanjut dan jangan lupa .
⭐like
🌟rate
☄vote
Agar Author semakin bersemangat. Tinggalkan jejak kalian selalu dibawah komentar ini ya. Kritikan dan masukan Author selalu intip
berterimakasih atas supportnya.
"Mau kemana. Kena kamu nak?"
Seseorang menarik ransel dipunggungku. Aku pun terpaksa berbalik karena tas ransel kecilku ditarik olehnya, aku menatap perlahan dan tersenyum paksa.
"Lho, pak Beni?"
"Walah ndok - ndok, mbok yoh kalau liat kaleng masukin dalam bak sampah bukan ditendang. Kalau bukan kamu sudah saya arak keliling." ucap pak Beni.
"Hiih. Maaf pak, maaf maafin lagi frustasi ini. Masa saya, diarak keliling memang saya buat maksiat."
"Ayo ikut, kekantor!"
Perintahnya pak Beni. Membuat mata keiiy membulat dan menjawab.
"Apa sekarang pak ben?"
"Heuumh."
"Pak. Sekarang, emang saya harus kemana. Bapak mau laporin saya ya. Pak saya kan anak baik, nanti kalau di laporin Ham. Atau saya ngadu ke kak Seto pengaduan dibawah umur gimana. Pak Beni kan kenal saya bukan. Masa masalah kaleng bapak mau bawa saya. Jangan ya Pak!"
"Loh. Piye ini cilik. Heiiy, siapa yangau bawa kamu. Orang suruh ke kantor."
"Kantor. Sekarang, benaran pak?"
"Enggak lain kali aja, tahun depan. Itu pun kalau kamu ga mau gaji bulanan mu cair hari ini toh." ucap pak beni.
Mendengar perkataan cair, Keiiyra segera menyadarkan dirinya. Ia menatap jam dan tanggal di buku kalender sampul bukunya.
"Uuupss, jangan jangan pak. Pak Beni kan tampan sedunia, selautan. Ia saya pasti ikut," tatap keiiyra. Ia mengekor pada pak Beni.
"Dasae cilik mata duitan. Anak siapa toh kamu?" lirih Pak Beni.
"Anak Ayah dan Ibu lah Pak." balas senyum Keiy.
Selama dua jam dikantor, akhirnya Keiy pun selesai, dia pun kembali pulang. Sungguh keberuntungan, sebagai siswa dan bekerja freelance nya lancar, diterima dan akan di publish perfilman hollywood ia merasa senang.
"Pas sekali dompetku yang kering keronta terisi kembali." senyum lebar merekah Keiiyra melangkah pulang.
Ia pun menaruh amplop coklat uang itu kedalam tas kecil. Tapi teringat sebuah amplop ungu coklat yang diberikan Karti.
"Aakh ya aku lupa surat dari owzie."
Sejenak dengan perlahan Keiy membuka dengan pelan karna lipatan begitu indah. Membuat Keiy tak sanggup membukanya.
"Udah dilipat, di pitain. Terus udah dibaca aku buang gak ya?" pikir oleng Keiy. Tak lama ia baca dengan mata membulat dan duduk di taman.
To : Keiyra
from : Owzie
Sobat ku keiyra tersayang. Aku mendengar berita tidak enak, kamu akan segera pindah. Aku tunggu habis isya di lapangan tenis sebelah masjid tempat biasa.
Aku tunggu di warung bukde. Aku datang seorang diri, ada yang aku ingin bicarakan hal penting!!
.............
Terlintas dalam pikiran bingung kalau cuma mau ketemu kenapa harus nunggu malem sendirian. Kenapa gak sore aja, kan kelas ngaji kita bareng meski beda kelas.
Kenapa juga harus pake surat bikin penasaran deh pria satu ini.
Keiiy pun melaju langkah pulang. Sesampainya ia membersihkan diri dan mengemas perlengkapan yang di berikan Wali kelas. Lalu ibu mengetuk pintu dan berkata.
"Keiiy, gimana sedang apa sayang apa sudah selesai mengemas?" tanya Ibu membuat pikiran mood berubah.
Keiiy menatap tak membalas, ia merasa masih kesal karna ajukan keinginannya tidak digubris dengan tas koper ia mengemas terpaksa dan menghiraukan pertanyaan ibu.
Karna ia ingin tinggal bersama bibi selama sampai ia lulus tapi entah mengapa tidak di ijinkan. Masalah orang dewasa kenapa pelik dan masalah kecil ku tinggal satu tahun aku belajar pun penuh cobaan. Kenapa harus aku yang alami dalam hati kesal gerutunya. Ia memukul mukul kasur karna itu benda empuk ketika emosi.
Tiba ia mempercepat mengemas dan meninggalkan ibu ia beranjak keluar rumah.
"Keiy. Kamu mau kemana?"
Tapi ia hanya tersenyum tipis sebal dan pergi begitu saja tanpa sepatah katapun. Emosi labil anak muda adalah marah. Agar orangtua tau, jika anaknya bersikap demikian adalah merajuk.
Adzan ashar berkumandang, seketika itu pergi ke mesjid dan berlama lama ibadah sama seperti biasanya adalah hal yang membuat tenang. Berharap doanya dikabulkan harapan baik.
Ketika ia mengaji dan selesai jam setengah lima, ia beranjak pulang seketika dipintu keluar di kagetkan dengan pria menarik tangan keiy.
"Hai keiiy."
"Hai, kamu mengagetkanku Owzie, ada apa?"
"Owh kaget. Aku sedang menunggu tuan putri Keiiy." ucap Owzie.
Aku mengangguk berusaha mengerti padahal tak konek, melirik ke kiri dan kanan dan bertanya.
"siapa yang kamu cari zie?"
"Mmmh. Ada deh. Kalau gitu Aku duluan jangan lupa habis isya ya!"
bye.
"Ya. Di ingatkan lagi membuat aku ga lupa, biasanya aku langsung tidur tanpa keluar dimalam hari."
Dia pergi seperti kilat bagai petir disore hari, sahabatnya sudah menghilang tanpa jejak.
"Padahal aku belum jawab tidak bisa."
Akhirnya Keiy pulang kerumah. Dan menatap wajah semu sedih sang Ayah.
"Keiy kamu udah pulang?"
"Ya."
"Nak. Ingat pesan ayah. Besok berhentilah!"
Wajahku masam memerah. Sampai dirumah ayah bicara untuk membicarakan tidak kesekolah esok, mendengar hal itu semakin kesal dan ingin memberontak, lalu aku kembali mempertanyakan.
"Ayah, Keiiy ingin berbicara, apa tidak ada jalan lain aku perlu ijasah itu aku sudah capai mendapat beasiswa sampai lulus. Bisakah anakmu ini dititipkan kesaudara selama setahun ini saja aku janji jadi anak baik dan selalu jaga diri, aku mohon yah. Janganlah bersikap egois padaku?"
"Tidak bisa Nak, Ayah takut meninggalkan. Anak perempuan berada jauh, maafkan ayah."
Tanpa berkata keiy meninggalkan pembicaraaan ayah. Ia menangis tertidur dengan kecewa. Merasa kesal menyalahkan kenapa harus saya alami putus sekolah. Jika saja ia pindah sekolah, ia masih terima tapi keputusan menunda sekolah karena terbatas ekonomi ia merasa sesak sedih.
"Kenapa harus pindah dari sini,"
"Kenapa tidak menunggu aku setahun lagi,"
Hingga keiiy tertidur pulas. Ia melupakan ada janji dengan sahabatnya itu.
Adzan isya berkumandang, hampir melewati
jam setengah sembilan, ia mulai terbangun. Lalu menatap dinding kamar dan bola mata memutar pada jam. Ia beranjak dan cuci wajah segera bersiap siap.
"Semoga Owzie masih ada disana."
Keiy pun berlari kecil ketempat tujuan dimana mereka janjian. Namun ketika sampai lama menunggu tapi tidak ada.
"Kasian sekali, pasti sudah terlalu lama menunggu."
Hingga terlalu malam tidak mungkin aku kerumah Owzie malam ini. Bukannya ga baik teman perempuan berkunjung, owzie pasti marah dan bilang aku tukang ingkar janji. batin Keiyra bergumam.
Owzie maaf saya terlambat, aku lupa ketiduran bergegas kamu sudah tidak ada, apa yang harus aku lakukan ketika terlambat. Merasa bodoh nya berteman dengan saya yang pelupa.
Keiiyra duduk bersandar dan menutup matanya, tapi terhenti ketika ada suara yang menjawab ia pun melirik kearah belakangnya tak ada siapa - siapa.
Eheuuum ...
Terdengar suara kembali tepat dipundak belakangku. Merasa bergidik akupun diam diam mengambil kaca kecil. Di dalam tas genggamanku, ku rogoh dan sedikit ku buka aku pun menatap perlahan.
Terlihat samar aku menaikan keatas sedikit kepelupuk wajah mata, kusampingkan sedikit kaca itu dekat telinga. Ku buka mataku yang sedikit menutup, siapa kah dia dibelakangku.
Berusaha mencari suara tadi dengan perlahan.
---Lho kok jadi horor. Ngeri ngeri sedap nih. Hahahaaha---
...Maaf menunggu lama itu menyebalkan,...
...apa kalian pernah ?....
----bersambung---
Saat keiiyra menutup matanya dan bersandar di meja warung bukde, ia mendengar suara yang tak asing didekatnya kembali. Ia pun segera menoleh kebelakang setelah memastikan dari cermin kecil yang ia lihat. Merasa begidik dan memastikan jika itu benar benar manusia asli.
"Bismillah."
Sekilas dari cermin Owzie menampakan wajahnya dengan senyum penuh gigi terbuka.
"Hai Sob tercantik." tutur Owzie.
Lalu aku menoleh dan membalas menyambutnya dengan berdebar dan tersenyum plong.
"Aku pikir kamu ga datang Zie?"
"Ssssst .. kamu pikir aku ga akan datang dan tidak menunggu, meski sampai adzan shubuh pun aku akan akan disini sampai kamu datang Keiy."
Eaa... eaa... dalam hati keiiyra bergejolak senyum, padahal ia sempat terkejut ketika sahabat prianya menampakan gigi bagai piranha.
"Tapi tadi Aku ..."
Owzie menutup bibir Keiiyra ketika saat berucap dengan jari telunjuk indahnya.
"Sudah lama disini Keiiy?"
"Sepuluh menit mungkin Zie, maaf ya aku terlambat datang tadi aku ketiduran."
"Aku harusnya minta maaf. Aku di sini terlambat karna Abie menahanku."
Owzie duduk di sebelahku. ia menengadah kedua tangannya mendekat pada wajahku itu dan memohon maaf.
Tapi owzie hanya bisa menelan saliva, jantungnya berdegup kencang menatap mata Keiiyra wajah Ayu elegan cantik Keiyra yang naturalnya terpancar.
"Tak apa Keiy, ayo temanin aku makan!"
Bukde aku pesan mie ayam dua dan es teh manis, es jeruk satu ya !! teriak Owzie memesan.
Keiyra pun tersenyum, belum ia memesan tapi sahabatnya itu sudah tau apa yang diinginkan. Mereka pun makan ketika pesanan sudah tiba dihadapannya.
Ketika lama mereka makan hingga suapan terakhir. Keiiyra menatap dan menoleh mengambil tisue disebelah Owzie. Ia tak sengaja bersentuhan tangan Owzie yang sedang ingin menyuap.
Sehingga saling memandang. Owzie terkejut hingga makanan di sendoknya jatuh sebelum kebibirnya. Keiiyra reflek mengambil tisue dan mengusapnya ke bibir Owzie yang sedikit terkena percikan kuah mie ayam.
Owzie pun memegang tangan Keiiyra, dengan tak sadar. Keiiyra pun meminta maaf dan ia mengambil tisue kembali untuknya. Lalu menerutug hal bodoh. Masa ia, perempuan duluan terlihat agresif atau reflek bukannya beda tipis.
Keiyra memalingkan wajahnya karna malu, ia meminum es jeruk dan tersenyum sedikit melirik. Pandangannya menatap Owzie berkulit putih, bermata sedikit bulat dan sungguh perfect dimatanya.
"Kenapa tiba saja melihat dia jadi deg deg seer sih, mengapa aku baru menyadarinya ya ?"lirih keiiyra.
"Hati gue jedag jedug kalau deket kamu Keiy. Serasa lebih dari teman kita tuh bukan sahabat lagi." batin Owzie.
"Eheuuum. Owh ya kamu tadi bilang apa Keiiy?"
"HAh ... aku ga bilang apa apa Zie." senyum balas Keiiyra. Iayang sedikit menggigit bibirnya.
Keiiyra bertanya dan menggelengkan kepala nya, sementara Owzie pun membayar pesanan itu pada bukde, namun Keiiyra hanya melirik, sedikit demi sedikit ia bingung memulai pertanyaan apa dan tersadar ingat sesuatu.
"Owh ya Zie, ada hal penting apa, katanya kamu ingin bicarakan?"
Owzie pun tersedak ketika sedang menulis, Keiiyra pun dengan sigap mengambil air mineral, mengatur napas dan menatap saling berhadapan membuat Keiiyra terdiam kaku.
"Keiiyra, sebenarnya aku ingin bicara sesuatu padamu?"
"Baiklah Zie, aku mendengarkan."
"Menurutmu apa arti pertemanan kita, sahabat atau lebih dari itu, maksudnya apa kamu mempunyai perasaan lebih dari sahabat terhadap ku?"
"Haaah. Maksud ka- kamu Zie?"
Keiiyra, masih tertegun apa yang dimaksud, apa Owzie sedang menebak perasaanku, atau ia sedang mengatakan perasaan sesungguhnya.
"Kenapa aku jadi berlaga lemot begini ya. di tatap Owzie dan mengatakan seperti itu."batin keiiyra.
Keiiyra mengulang pertanyaan dengan sedikit gugup.
"Owzie. Coba ulangi maksud kamu?"
"Maksud aku, aku sudah lama menyukaimu Keiiyra. Apa kamu menganggapku lebih dari sahabat. Aku tidak tau jika kamu mendengar detik ini bagaimana sikapmu selanjutnya. Tapi ini kenyataan perasaanku sesungguhnya."
Keiiyra, masih tak percaya ia tersenyum dan berkata.
"Hahaahhaha. Kamu lagi bercanda kan?"
"Keiyra. Lihat sini, apa mata aku ada ca ndaan?"
Saat owzie hanya diam menatap. Keiyra mencoba ulang dengan menatap bola mata sahabatnya itu.
"Kamu enggak serius kan Zie?"
Keiiyra kembali mengulang, dan mencerna jika ia salah mendengar.
Owzie menatap mendekatkan wajahnya hingga dua bola mata itu saling memandang. Memegang tangan Keiiyra dan meletakkannya di dada Owzie.
"Aku amat serius Keiiyra Estalya Baskoro."
Keiiyra pun melepas genggaman dan membalikkan wajahnya, menutup matanya.
"Apa ini mimpi, detak jantung kenapa naik turun seperti ini, sudah berteman lama tapi kenapa dia mengatakan hal lelocon menjadi aneh rasanya. Apa hanya aku saja yang ke pede- an?"
Keiy membuka mata dan menatap Owzie yang masih menatap serius.
Mengapa perasaan ku seperti ini berdebar. Ia pun menggigit jari dan menatap kembali sahabatnya itu.
"Coba kamu katakan lagi Zie, aku rasa kamu sedang sakit atau salah minum obat."
"Haaah. Maksud kamu Keiy?"
Maksudku coba kamu ulang lagi, entah rasanya apa aku yang salah dengar tidak mencerna kamu bicara tadi.
"I Love You. Keiyra."
Aku telah menaruh perasaan ini padamu sejak lama. Tapi aku baru bisa mengatakan ini dengan takut. bisik Owzie
Keiiyra pun menelan saliva dan tersenyum.
"Jadi aku ini nyata ya. Aku ditembak oleh sahabatku." lirihnya.
"Bisakah aku menunda mengatakan jawabanmu tidak saat ini Owzie?"
Owzie pun tersenyum, Keiiyra berfikir tentang sahabat nya itu.
Dulu aku menganggumi seorang Owzie, karena berkat kecerdasannya, Aku pun mendapat beasiswa merasa menular darinya.
"Tentu Keiiyra, aku akan menunggu, Akh udah malam. Ayo aku antar pulang!" balas owzie.
Keiiyra pun menuruti dengan perlahan langkah mereka terdiam sedang owzie mengikuti langkah Keiiyra dari belakang hingga sampai tujuan.
Keiiyra, bingung apa yang harus ia katakan. Hingga lama ia pun berkata dan membalik kan badannya.
Namun owzie yang tak sadar karena berjalan tepat dibelakang keiiyra, terhenti mendadak. sehingga menabrak tubuh Keiiyra dan cekatan merangkul pinggangnya. Mereka pun bertatapan satu sama lain dengan sama sama terkejut.
"Aku."
"Maaf Keiiy."
Tanpa sadar mereka berucap bersamaan hingga tiga kali gelaga gugup. Owzie melepas pegangannya pada tubuh Keiiyra kala itu, Keiiyra semakin malu dan memberanikan diri.
"Tapi Zie. Sebentar lagi aku akan pergi kita tidak akan bertemu lagi."
"Aku akan menunggumu. Besok aku tunggu jam sepuluh pagi, kita bertemu di warung bukde kamu ijin sama ibu akan ikut bersamaku ya!"
"Haaah ijin. Ya aku akan ijin Zie." senyum tipis Keiy bingung.
Keiiy terdiam dan mengikuti sehingga mereka berjalan dan tiba sudah dekat rumah Keiiyra, sedang Owzie pergi kearah samping kanan di tempat berkumpulnya kawan mereka ketika Keiiyra sudah masuk sampai rumah.
Sesekali Keiiy menoleh ke arah belakang Owzie, dengan tersenyum dan ia masuk kedalam rumah. Saat Keiiyra sudah berada dikamar, ia merasa ada di atas awan yang menerpa angin tubuhnya melayang.
Entah perasaan apa saat ini. Apa ini yang namanya cinta, ia pun memejamkan matanya dengan berbunga bunga.
"Kenapa masalah kedua orangtuaku. Tiba saja merubah moodku dengan sikap Owzie tadi. Aaaakh, aku kenapa sih ini?"
Keiy tersenyum, ia duduk. Berdiri duduk dan menatap cermin membayangkan saat makan dan bicara pada Owzie dengan salah tingkah.
Menurut kalian apa perasaan keiiyra saat ini ?.
*M**aafkan author masih newbie*, jangan lupa like, vote untuk mendukung author.
---bersambung---
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!