Video Rekayasa

Bu Wilda tercengang, rumahnya tiba-tiba digeledah oleh pihak kepolisian. Kegelisahan begitu jelas dipancarkan air mukanya. Ketika orang-orang berseragam polisi mengambil gawai milik semua anggota keluarga di rumahnya, Bu Wilda bergegas menghampiri mereka.

"Mau dibawa ke mana hape dan laptop keluarga saya?" tanya Bu Wilda, menahan salah satu anggota kepolisian.

"Mohon Ibu jangan menghalang-halangi proses investigasi kami. Sebaiknya Ibu ikut kami ke kantor polisi untuk memberi pembelaan untuk anak Anda," ujar pria gagah berseragam itu.

"Pembelaan? Pembelaan apa?" tanya Bu Wilda dengan bingung.

Beberapa anggota kepolisian lain membawa Bu Wilda ke dalam mobil. Wanita itu masih saja tak mengerti dengan semua yang tiba-tiba terjadi hari ini.

Pada saat bersamaan, Zahra duduk di hadapan Farhan. Semburat ketakutan tergambar jelas di wajahnya. Kepalanya yang terus tertunduk, seakan memberi kesan bahwa ia telah melakukan sesuatu.

Adapun Dewa, Karmina, dan Bu Lela menunggu di luar ruangan penyidik. Begitupula dengan Pak Gunawan selaku pihak keluarga korban, ikut hadir dalam proses penyidikan itu, untuk mengetahui kejelasan mengenai kematian putri bungsunya.

"Coba jelaskan apa yang kamu lakukan di sekolah saat kejadian Gracia meninggal. Apa kamu melihat Saudari Karmina mendorong korban kemarin siang?" tanya Farhan, memandang Zahra tanpa berkedip.

Zahra merasa bingung. Ia tak tahu harus membuat siasat apa lagi agar dirinya lolos dari jerat hukum. Sembari meremas kedua jemarinya, gadis itu berpikir keras, mencari alibi yang tepat untuk menjawab.

"Baiklah, saya ulangi pertanyaannya. Apa kamu menyaksikan Saudari Karmina mendorong korban dari atap gedung?" tanya Farhan menekankan nada bicaranya.

Zahra menggeleng.

"Lalu, apa yang kamu lakukan kemarin siang sehingga pulang terlambat?"

"S-Saya ada jadwal piket, Pak. Kebetulan, saya baru saja menyimpan peralatan kebersihan yang d-dipinjam dari kelas lain," jawab Zahra tergugu-gugu.

"Tapi kamu tahu, kalau hari itu ada tragedi kematian di sekolah?"

Zahra menelan ludah, lalu mengusap keringat yang meluncur dari dahinya. Ketegangan perlahan-lahan merasuk ke dalam batin, hingga membuat jiwa gadis dengan tahilalat di bawah matanya itu terguncang hebat.

Di luar ruang penyidik, Bu Wilda tampak berlari menuju tempat putrinya berada. Ketika hendak memasuki ruangan Farhan, wanita itu tertegun mendapati Dewa berada di sana.

"Kamu? Ngapain ada di sini? Apa yang udah kamu lakukan sama putri saya?" cecar Bu Wilda menatap tajam ke arah Dewa.

Sontak, pandangan Karmina serta Bu Lela dan Pak Gunawan tertuju pada Bu Wilda. Dewa yang melihat ketakutan di mata ibunya Zahra, hanya melipat kedua tangan dan berdiri dengan santai, bersandar ke tembok.

"Ibu ini siapa, ya? Kok datang-datang langsung marahin saya?" Dewa balik bertanya disertai senyum mengejek pada Bu Wilda.

"Jangan pura-pura nggak tau, ya! Kamu pasti sudah berbuat macam-macam sama putri saya!" bentak Bu Wilda menunjuk wajah Dewa.

Dari dalam ruang penyidik, rekan kerja Farhan memanggil Bu Wilda. Secepatnya wanita itu segera memasuki ruangan tempat putrinya diinterogasi. Dewa hanya menggeleng lemah, lalu tertunduk. Adapun Karmina, menatap sinis pada sang ketua OSIS.

Sementara itu, Bu Wilda bergegas menghampiri Zahra yang sedang kebingungan menjawab pertanyaan Farhan. Dipeluknya tubuh sang putri, kemudian mencium ubun-ubunnya.

"Mama, tolongin aku. Aku nggak ngerti kenapa sampai dibawa ke sini," rengek Zahra sambil berderai air mata.

"Iya, Nak. Mama pasti nolongin kamu," ucap Bu Wilda, lali menoleh pada Farhan. "Apa yang terjadi sama anak saya, Pak? Atas dasar apa Bapak memanggil putri saya sampai membawa semua hape dan laptop keluarga saya?"

"Begini, Bu. Kami menerima laporan dan bukti berupa video kasus pembunuhan putri Pak Gunawan. Kami memanggil putri Ibu untuk dimintai keterangan sebagai saksi," jelas Farhan.

"Apa? Memangnya anak saya ada di tempat kejadian saat pembunuhan itu terjadi?" tanya Bu Wilda dengan ketus.

"Aku cuma kebetulan nyimpen peralatan kebersihan ke kelas lain, Ma. A-Aku nggak tau kalau kemarin Gracia meninggal," dalih Zahra sembari mengusap air matanya.

Di ruangan lain, tempat para penyidik siber bertugas, dua anggota kepolisian menemukan bukti mencengangkan. Video yang Zahra rekam dan edit ternyata ada di laptop milik Anwar, abangnya. Semakin diteliti lebih jauh, mereka menemukan bukti baru, bahwa video asli tanpa editan berasal dari ponsel milik Zahra.

Kasus ini semakin pelik saja. Para petugas siber menduga, bahwa kakak beradik itu berencana memfitnah Karmina. Ketika hendak memberikan bukti video asli pada Farhan, mereka menemukan rekaman lain tentang Gracia di laptop milik Anwar. Tentu saja, ini menjadi bukti baru, yang diduga sebagai pemicu Gracia mengakhiri hidupnya.

Saat itu juga, para penyidik bagian siber menyerahkan bukti-bukti yang didapat oleh mereka pada Farhan. Pria itu memperhatikan satu per satu bukti digital dari tim siber. Sembari mengembuskan napas berat, Farhan mengusap dahi dan menggeleng lemah. Ditatapnya seorang pria berpakaian kepolisian yang masih berada di ruangan itu.

"Apa ini artinya kita harus memanggil pemilik laptop? Kasus ini sudah merembet ke mana-mana," ucap Farhan dengan suara lemah.

"Akan lebih baik segera diusut hari ini juga," usul rekan Farhan.

Farhan mengangguk takzim. Matanya beralih pada Bu Wilda yang masih mendampingi Zahra.

"Bu, apa Ibu bisa telepon anak sulung Ibu saat ini juga? Saya butuh keterangan lengkap dari pemilik laptop," ujar Farhan.

"Apa?! Emangnya ada apa lagi di dalam laptop anak sulung saya?" Bu Wilda tercengang.

"Kami mendapatkan bukti baru mengenai kematian Saudari Gracia. Saya harap, Ibu bisa bersikap kooperatif," terang Farhan.

Bu Wilda mendesah kasar, kemudian menghubungi putra sulungnya yang sedang kumpul-kumpul bersama sahabatnya di kampus. Raut wajahnya begitu kesal tatkala menelepon Anwar di luar ruangan Farhan.

Zahra yang masih duduk di ruang penyidik, hanya bisa terdiam sembari mengepalkan tangan. Ia tak menyangka, rencananya menghancurkan Karmina justru menjadi bumerang. Kini, gadis itu hanya bisa berharap, sang kakak datang menyelamatkan nama baiknya.

Sementara di luar, Karmina memandang Bu Wilda yang sedang marah-marah menelepon Anwar. Terbesit di benaknya, hal yang tidak benar akan terjadi sebentar lagi. Namun, gadis itu memilih diam, meski sudah mengetahui kejadian setelah Anwar datang.

Berselang beberapa menit, Anwar datang ke kantor polisi. Pemuda berwajah kalem dengan mata teduh itu bergegas memasuki ruangan tempat Zahra ditanyai. Tanpa basa-basi, ia duduk di sebelah adiknya, memandang Farhan dengan tatapan yakin.

"Anwar?" tanya Farhan memastikan.

"Iya, Pak," jawab Anwar dengan satu anggukan.

"Begini, Saudara Anwar. Kami mendapatkan bukti, bahwa di dalam laptop Saudara ada video yang menunjukkan detik-detik korban bernama Gracia mengakhiri hidupnya. Saya ingin bertanya, apa benar Saudara telah mengedit video aslinya sedemikian rupa sampai memfitnah Saudari Karmina?" tutur Farhan.

Tertegun Anwar mendengar pertanyaan Farhan. Diliriknya sang adik yang masih tergugu tanpa berani mengangkat wajahnya sedikitpun. Dengan mendesah lemah, Anwar kembali memandang Farhan.

"Benar, Pak. Saya sudah mengedit video itu," jawab Anwar.

"Atas kemauan sendiri atau ada permintaan dari pihak lain?" Farhan bertanya lagi.

"Atas kemauan sendiri, Pak."

"Apa motif Saudara Anwar mengedit dan menyebarkan video editan detik-detik kematian Gracia? Apa Saudara Anwar pernah punya masalah dengan Saudari Karmina?"

Anwar menghela napas sejenak, dan menatap adiknya. Entah alasan macam apa lagi yang harus disampaikan pada Farhan demi membela sang adik. Janji pada sang ayah untuk tetap melindungi Zahra, seakan menjadi beban berat di pundak Anwar.

Adapun Zahra, tak tahu lagi akan berbuat apa. Melihat kebingungan di wajah sang kakak, membuatnya berpikir untuk mengakui kesalahannya di depan penyidik. Gadis itu mengangkat mukanya, memandang Farhan dengan raut wajah yang tenang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!