Sesuai rencana, Minggu siang keluarga Farel datang ke rumah untuk makan siang bersama. Para anggota keluarga Farel adalah orangtuanya, kedua kakak perempuan Farel beserta keluarga kecil mereka. Kak Nael juga datang bersama istrinya.
Dari hasil pertemuan itu, keluarga menentukan kami akan menikah diawal bulan Oktober, itu berarti sekitar 5 bulan lagi. Tidak ada pesta lamaran ataupun petunangan, hanya menikah di gereja dan resepsi saja. Karena orangtua kami sudah mengalah, menyetujui hanya pesta resepsi saja, maka kami menyerahkan semua hal yang berkaitan dengan itu kepada orangtua kami, tentu saja dibantu dengan wedding organizer. Karena Farel adalah anak laki satu-satunya, aku bisa membayangkan resepsi kami sepertinya akan jauh dari kata sederhana, tapi setidaknya cukup 1 pesta untuk menyenangkan kedua belah pihak keluarga.
Hanya ada 1 bagian yang diserahkan kepada kami yaitu cincin pernikahan, maka tugas kami berikutnya adalah mencari desain cincin nikah yang cocok dengan selera kami. Farel juga sudah mengatakan mengenai apartemen kecil miliknya kepada orangtuanya, dan mereka mengizinkan kami untuk tinggal disana setelah menikah. Selain cincin, aku dan Farel juga mulai berdiskusi dengan desain interior untuk melengkapi isi apartemen.
Selama 5 bulan ini aku menepati janjiku kepada papa, aku fokus menyelesaikan skripsiku, dan akhirnya 2 minggu sebelum hari pernikahan aku menyerahkan revisi akhir skripsiku. Kini aku hanya akan menunggu jadwal sidang. Dengan alasan itupula aku dan Farel menunda bulan madu kami. Aku beralasan menunggu sidang dan Farel beralasan penyesuaian pekerjaan di kantor papa. Ya, Farel sudah mulai bekerja di kantor papa kurang lebih selama 3 bulan ini. Karena semua orang di kantor tau Farel adalah calon menantu papa, jadi semua mata tertuju padanya. Farel sudah terbiasa menjadi perhatian karena nama belakang keluarga, namun kali ini ia bekerja di perusahaan keluargaku, sedikit banyak ini tidaklah mudah untuknya. Ia memang tidak pernah mengeluh kepadaku, namun intensitas perhatiannya padaku sedikit berkurang, ia sering lembur di kantor. Kadang meskipun kami sedang bersama, tetapi ia sering memikirkan tentang masalah kantor. Kini aku mulai menyadari, untuk pernikahan ini, Farel lah yang lebih banyak berkorban untukku.
Hari pernikahan pun tiba.
"Hari ini saya Farel dihadapan Allah mengambil engkau Nada sebagai istriku. Aku berjanji mengasihimu, mendampingimu dan melindungimu dalam keadaan kelimpahan maupun kekurangan, sehat maupun sakit. Berjanji tetap setia dalam keadaan apapun, sampai kematian memisahkan kita. Cincin ini akan menjadi tanda perjanjian yang telah kuikrarkan kepadamu di hadapan Allah dan jemaat Nya", kemudian Farel memasangkan cincin di tangan kiri jari manisku.
Setelah selesai pemberkatan gereja, kami akan ke hotel untuk beristirahat sejenak dan makan siang sebelum resepsi nanti malam. Dalam perjalanan menuju hotel Farel memegang tanganku sambil mengusap cincin di tangan kiriku, ia berkata,
"Nada janji di gereja tadi, berasal dari hatiku, aku bersungguh-sungguh disetiap katanya. Aku sungguh berharap pernikahan ini langgeng, aku mencintaimu Nada".
"Mmmm... ya kak", kemudian aku menarik tanganku, aku sungguh tidak tau harus berkata apa untuk menanggapinya.
Para tamu undangan didominasi oleh undangan orangtua kami. Hanya sebagian kecil tamu yang merupakan teman-teman kami. Rico khusus pulang ke Jakarta untuk menghadiri hari istimewaku.
"Na tau ga, Rico kasih tau ke Gallen kalau kamu menikah".
"Hmmm... kamu yang suruh ya Rum?".
"Iya", ucapnya memberikan emoticon tertawa jahil.
Aku membaca pesan ini saat pesta resepsi sudah selesai dan beristirahat di kamar.
"Kok senyum-senyum sendiri Na?".
"Ooo...ini chat dari Arum".
"Kamu mau mandi duluan Nada?".
"Kakak aja dulu".
"Ok baiklah"
Aku membersihkan makeupku kemudian berusaha membuka gaunku. Gaun ini dibuat khusus untukku, agar aku hisa menggunakannya untuk jangka waktu yang lama maka dibelakang gaun berbentuk tali-tali yang mengeratkan gaun itu membentuk tubuhku. Aku berusaha menggapainya namun tetap tidak bisa.
Aku berpikir untuk ke kamar mama meminta bantuan, tapi bisa-bisa aku dimarahi karena tidak mau meminta bantuan kak Farel, belum lagi pasti ada papa disana, teringat janjiku pada papa untuk berusaha menerima Farel.
Hmmm... selamat datang di dunia baru Nada, ucapku dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments