Syarat dari Papa

"Nada, ayo duduk papa mau bicara".

Deg... kenapa tiba-tiba papa mau bicara denganku, bahkan ia masih menggunakan pakaian kerjanya.

"Iya pa ada apa?".

"Ada 2 hal yang ingin papa bicarakan".

"1. Farel berkata ingin bekerja di kantor papa setelah menikah, apa kamu ada sangkut pautnya dengan keputusannya itu?"

Deg... ngapain sih kak Farel bilang dari sekarang, bukannya nanti setelah nikah, kan papa jadi curiga gini, duh kak Farel memang dasar sialan! aku memakinya dalam hati.

"Apa kamu sedang berpikir untuk mencari alasan Nada!?".

Alasan? Sebenarnya berita apa yang papa dengar tentangku? Atau jangan-jangan papa tau soal perjanjian dengan Farel? Atau papa tau soal aku yang sebenarnya belum berhenti les animasi? Akhhhh aku harus bilang apa ini?.

"Nada sebaiknya kamu berbicara jujur, hal ini menyangkut orang lain, kamu harus memikirkan sebab dan akibatnya Nada".

Deg.... sepertinya aku harus jujur, papa terlihat marah.

"Pa, maaf sebenarnya aku sungguh tidak tertarik bekerja di kantor papa. Aku sempat mengeluh hal itu kepada kak Farel, jadi waktu kak Farel bilang suka sama aku, aku manfaatin kak Farel untuk cari solusi untuk aku".

Papa menggelengkan kepalanya.

"2. Kamu sebenarnya belum berhenti les kan Nada?".

"Iya pa, tapi aku sungguh menyukai animasi, bukan hanya gara-gara Gallen pa".

"Kamu juga menyeret Farel untuk menutupi kebohonganmu yang ini kan?".

"Mmmmm.... iya pa, maafkan Nada. Kak Farel hanya bersikap baik, aku yang membuatnya berbohong pa".

Ya benar, kak Farel bermaksud baik, tidak penting ide siapa semua ini, tapi pada kenyataannya aku memang memanfaatkan kak Farel, toh entah apapun yang terjadi sebenarnya aku akan tetap dimarahin juga.

"Kamu ini Nada....", ucap papa menggelengkan kepalanya lagi.

Aku hanya menunduk tidak berani melihat wajah papa.

"Kamu anak papa Nada, papa curiga kenapa kamu tiba-tiba menyetujui untuk menikah dengan Farel. Papa juga sudah lama tau bahwa kamu sebenarnya tidak pernah berhenti les animasi, jauh sebelum Farel membantu berbohong dengan mengatakan jalan bersamanya. Tapi kamu tau apa yang Farel katakan?".

Papa diam sejenak seakan menunggu reaksiku. Aku tertarik dengan ucapan papa dan menengadahkan wajahku ke arah papa.

"Sama sepertimu, ia berkata bahwa ini semua adalah idenya, bahwa dialah yang bersalah. Apa kamu yakin kamu tidak memiliki perasaan pada Farel? bahkan tanpa janjian pun, kalian kompak saling menutupi".

Aku menunjukkan sikap terkejut, lalu papa berkata lagi.

"Farel menunjukkan karyamu yang menang harapan 1 kemarin, papa akui kamu cukup berbakat. Papa akan mempertimbangkan keinginanmu untuk memilih karir menjadi animator, apalagi Farel juga berkorban dengan menawarkan dirinya yang menjadi penggantimu bukan?".

Mungkin terlihat dari wajahku yang berangsur cerah, papa berkata lagi.

"Tapi papa punya 2 syarat Nada, kamu harus menyanggupi ini untuk bisa mendapatkan keinginanmu, termasuk pernikahan, semua tergantung pada jawabanmu".

"Baik pa, Nada akan menyanggupinya apapun itu pa", jawabku sambil tersenyum.

"Hmmmm....", ucap papa seperti tidak terlalu yakin padaku.

"Papa mau kamu fokus pada skripsimu dulu, papa ingin kamu cepat lulus. Setelah itu, baru kamu boleh mengejar mimpimu. Mudah bukan Nada? Lagipula kamu sudah di tahap akhir bukan? Jadi papa minta tinggalkan animasi untuk sementara saja, bagaimana?".

"Ya pa, Nada janji akan fokus skripsi dulu pa, sungguh pa".

"Baik, selanjutnya tentang pernikahan. Papa mau kamu serius dengan Farel, papa tau kamu belum mencintainya, tapi papa ingin kamu bersungguh-sungguh belajar menerima dan mencintainya. Jika kamu tidak memiliki niat itu sama sekali lebih baik kamu tidak perlu memulainya sama sekali. Papa tidak tau trik apa lagi yang kalian lakukan dibelakang papa, tapi Farel sudah seperti anak papa juga, papa tidak mau kalian mempermainkan pernikahan, dan berakhir saling menyakiti satu sama lain. Lagipula pernikahan bukan hanya 2 orang saja, tapi ada keluarga besar dibelakangnya. Jadi papa minta kamu serius dengan Farel, bagaimana Nada, apa kamu bisa menyanggupinya?".

Aku terdiam memikirkan kata-kata papa, sebenarnya aku tau kebenaran kata-kata papa, aku juga memikirkan hal yang sama akhir-akhir ini.

"Nada memang belum mencintai kak Farel pa, tapi Nada berjanji akan berusaha berpikiran terbuka dan menerimanya pa".

"Baiklah Nada, papa harap kamu memegang kata-katamu, karena sedikit saja papa melihat sesuatu hal yang mengganjal, maka papa tidak segan menghentikan proses pernikahanmu, sebelum itu benar terjadi".

"Ya pa, Nada mengerti".

Papa kemudian memelukku erat, lalu berkata lagi.

"Sesuai keinginan kamu dan Farel yang ingin membuat pernikahan kalian sesederhana mungkin, hari Minggu keluarga Farel akan datang untuk membicarakan mengenai hal ini sambil makan siang bersama".

"Ya pa, terima kasih pa", sambil membalas pelukan papa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!