Episode 5 Kamu itu menantu bukan Babu

Hari berganti Minggu dan Minggu berganti bulan

Perlakuan bu andin pada Kia semakin menjadi jadi

Kia di jadikannya babu gratisan Dengan kedok bakti seorang menantu

Bahkan Isma merasa geram pada keluarga suami sahabatnya itu

"kenapa sih kamu diam aja kia !? Kamu itu menantu mereka bukan babu" ucap isma

"nggak apa-apa is, itung-itung itu adalah baktiku sebagai seorang istri yang berkewajiban mengurus suamiku walaupun kami tidak tinggal serumah

"bakti sih bakti tapi tidak seperti itu juga keles, yang lain juga hanya diam saja bu andin berlaku semena-mena sama kamu terutama kak abi dia seperti tutup mata Dengan perlakuan ibunya " ucap isma

"sudahlah is tidak apa-apa,saya senang kok melakukan semua pekerjaan itu"jawab kia

"iya deh terserah kamu,susah memang kalau bicara sama orang bucin " ucap isma lalu meninggalkan kia di dalam kamarnya dan masuk kedalam kamarnya sendiri

Isma seorang anak yatim piatu semua keluarga orang tuanya tinggal diluar kota tapi isma tidak tau di kota mana karena kedua orang tuanya adalah pendatang di daerah itu

keluarga ayah dan ibu isma tidak merestui pernikahan keduanya

Sehingga ayah dan ibunya isma memilih jalan kawin lari

mereka sudah beberapa kali pulang ke kampung halaman mereka saat Isma berusia dua tahun tapi ayah dan ibunya isma di usir dan tidak di akui oleh keluarganya

Dan sejak saat itu mereka tidak pernah lagi kembali ke kampung halamannya karena mereka tidak ingin menerima penolakan lagi dari kedua keluarga mereka

Orang tua Isma meninggal dunia dua tahun lalu mereka mengalami kecelakaan maut saat mereka akan pulang dari pasar tempat mereka berjualan karena mata pencaharian kedua orang tua isma hanya sebagai pedagang sayur di pasar di kota kecil itu

Subuh itu isma membantu ibunya membuat bekal untuk mereka bawa ke pasar karena kedua orang tuanya akan pulang saat sore menjelang bahkan mereka sering pulang saat langit sudah gelap

Terkadang mereka akan nginap di kios kecil mereka karena akan ada pembongkaran sayur yang di bawa oleh para pemasuk dari berbagai daerah

"ima Kamu baik-baik ya dirumah nak,maafkan ibu tidak sering bisa menemani kamu" ucap ibunya isma subuh itu sambil mengusap kepala putri tunggalnya itu dengan sayang

Mata ibunya isma pun berkaca-kaca entah apa sebabnya isma pun tidak tau karena baru kali itu ibunya seperti itu

"iya bu,ibu tidak usah khawatir isma kan ada kia yang selalu menemani " jawab isma memeluk tubuh tambun ibunya menyesap bau tubuh ibunya yang sangat menyenangkan bagi isma

"iya sayang,kamu baik-baik ya sama kia dia itu sahabat yang baik jangan bertengkar dengannya jika hanya hal sepele

Titip salam sayang ibu untuk kia ya"ucap sang ibu

Isma yang mendengar ucapan ibunya itu mengernyitkan keningnya karena ibunya terkesan sedikit lebay

"ibu dan ayah berangkat ya nak,ibu sayaaang banget sama ima putri cantik ibu ini muach..." ibu Laila mencium kening putrinya begitu lama

Isma bahkan merasakan keningnya basah

"ibu kenapa sih!?" tanya isma

"ibu tidak apa-apa sayang,ibu hanya merasa bersalah tiap hari meninggalkan kamu dirumah sendirian " jawab ibunya isma menghapus air matanya dengan ujung hijab besarnya itu sembari tersenyum pada putri semata wayangnya itu

"iya tidak apa-apa bu,ima mengerti kok ian untuk masa depan ima juga ibu dan ayah melakukan itu semua

Lagian ima baik-baik saja kok bu di rumah sendirian kan kalau malam ibu dan ayah sudah pulang menemani ima" jawab isma kembali memeluk tubuh ibunya

"iya nak ibu tau kamu anak yang hebat dan kuat,kamu kebanggaan ibu dan ayah" ucap bu laila kembali mencium pucuk kepala putrinya itu bahkan bu laila mencium seluruh wajah putrinya seakan-akan dia tidak akan bertemu dengan Putrinya lagi

"ayo bu sudah selesai !?" tanya pak Ismail ayahnya isma

"sudah pak,ayo!" jawab ibunya isma

"ibu dan ayah berangkat sekarang ya nak " ucap bu laila menyodorkan tangannya isma pun menerima tangan ibunya lalu mencium punggung tangan sang ibu

"ayah berangkat ya nak,kamu baik-baik di rumah jangan nakal nakal jaga selalu nama baik keluarga kita karena kamu adalah kebanggaan ayah dan ibu dan ini kartu ATM Ayah sandinya tanggal lahir kamu

Pergunakan seperlunya jangan menghambur hamburkannya hanya untuk hal-hal yang tidak penting"ucap pak Ismail menyodorkan dua buah ATM dengan dua bank yang berbeda

Isma menerima kartu ATM itu dengan alis mengernyit karena tidak biasanya ayahnya mempercayakan kartu ATM mereka pada isma

"oh iya nak , perhiasan dan uang ibu ada di kotak sepatu kamu dalam lemari pakaian ibu di bagian bawah dan ini gelang ibu kamu jaga baik-baik ya nak" bu laila memasang gelang emas miliknya di tangan kecil putrinya itu

Isma hanya diam saja melihat tingkah aneh Kedua orang tuanya karena isma masih belum paham dengan perubahan sikap kedua orang tuanya

Yang isma simpan dalam hatinya setiap nasihat ayah dan ibunya

Sore hari di kios orang tua isma

Mereka bersiap-siap untuk pulang kerumah mereka karena hari sudah sore dan pembeli pun sudah tidak ada lagi

"Yah kita sholat magrib di mesjid depan aja ya, takutnya kita melewatkan sholat magrib dijalan kan biasanya kalau sore gini apalagi malam Minggu jalanan macet "ucap Bu Laila

"iya bu ayah ngikut aja apa kata ibu" jawab pak Ismail mencolek dagu bulat istrinya itu

"yah kok perasaan ibu nggak enak ya" ucap bu Laila

"ya di enakin aja bu" jawab pak Ismail

"ish ayah nih,ibu serius lho ! Ibu itu merasa kita nggak akan ketemu Dengan putri tercinta ibu" ucap bu Laila dengan mata berkaca-kaca

"istighfar bu, semoga saja semuanya baik-baik saja

Anak kita dirumah juga dalam keadaan baik-baik saja, kita berserah diri kepada Allah SWT dan meminta perlindungan serta pertolongannya " ucap pak ismail

"iya yah, astaghfirullah ya Allah lindungilah kami dari segala marabahaya kami berserah diri padamu " ucap bu Laila langsung berdoa mengikuti saran suaminya

Pak ismail tersenyum melihat tingkah istrinya itu

"bu sepertinya besok kita tutup kios dulu deh" ucap oak Ismail

"kenapa yah !?". tanya Bu Laila

"kita libur dulu untuk menemani putri kita,kasian ayah tidak punya waktu bersama ima" jawab pak ismail

"iya yah benar, kadang ibu juga merasa bersalah pada putri kita itu kita terlalu sering meninggalkan dia dirumah sendirian ". jawab Bu Laila

"ya sudah Ayok sudah mau magrib ini nanti kita ketinggalan sholat berjamaah ". ucap pak ismail

"iya yah ayo" jawab Bu Laila mengambil tas kecilnya lalu berjalan keluar dari kiosnya

"sudah tidak ada lagi yang ketinggalan !?" tanya pak Ismail pada istrinya

"nggak ada ibu sudah masukin kedalam tas" jawab bu Laila

Pak ismail pun mengunci pintu kiosnya

"bang baru mau pulang !?" tanya teman pak ismail

"iya nih gun, kamu sendiri belum tutup !?" tanya Ismail pada Gunawan pemilik kios di seberang kiosnya

"bentar lagi bang lagi nunggu si rian datang baru nutup "jawab Gunawan

"ya sudah abang duluan ya" ucap pak Ismail

"iya bang hati-hati di jalan, titip salam buat si cantik " jawab Gunawan di balas jempol oleh pak ismail

"ayo gun mbak duluan ya" ucap bu Laila

"iya mbak hati-hati " jawab Gunawan

Pak ismail dan Bu Laila pun keluar dari dalam pasar dan Menuju tempat di mana motornya para Pedang di pasar itu khusus di parkirkan

"Udah mau pulang bang mbak" ucap pak dito security di parkiran itu

"iya to tapi mau mampir di mesjid depan dulu nanggung sudah mau magrib ini" jawab pak ismail sambil menyodorkan uang kertas berwarna hijau pada pak dito

"makasih bang" jawab pak dito tersenyum pada pasutri itu

"iya sama-sama "jawab pak ismail

Terpopuler

Comments

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

miris jg ya nadib 2 sahabat itu ke 2 orangtuanya meninggal karna kecelakaan, semoga ke 2nya bersahabat selamanya, saling bantu

2025-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Kecelakaan
2 Episode 2 Permintaan terakhir ayah
3 Episode 3 selamat jalan ayah
4 Episode 4 Pemakaman
5 Episode 5 Kamu itu menantu bukan Babu
6 Episode 6 Kematian ayah dan ibu Isma
7 Episode 7 kamu tak sendiri Ima
8 Episode 8
9 Episode 9 Ima hanya Rindu kalian
10 Episode 10 Saling menguatkan
11 Episode 11 Cinta boleh tapi bodoh jangan
12 Episode 12 Titipan terakhir Ayah
13 Episode 13 Mimpi bertemu ayah ibu
14 Episode 14 Berpamitan
15 Episode 15 ke kota
16 Episode 16 Kekampus
17 Episode 17 Teman Baru
18 Episode 18 Tempat tinggal baru
19 Episode 19 Ibu Ayah terimakasih
20 Episode 20 Belajar bersama
21 Episode 21 kisah kelam Clarissa
22 Episode 22 wajah itu mirip.......!!
23 Episode 23 Pernikahan apa yang sudah ku jalani
24 Episode 24 Apakah itu kak Abi?
25 Episode 25 Tega kamu kak!!
26 Episode 26 kedatangan Abimana
27 Episode 27 meminta cerai
28 Permintaan maaf mak othor
29 Episode 29 korban Pernikahan Dini
30 Episode 30 Bertemu Chandra
31 Episode 31 Terpapar virus merah jambu
32 Episode 32 cerita mama Chantika
33 Episode 33 Telepati
34 Episode 34 Kehebohan di kantin
35 Episode 35 Semakin heboh aja ya !!
36 Episode 36 Milea berulah lagi
37 Episode 37 Di laporkan
38 Episode 38 Ketahuan
39 Episode 39 Kegalauan kia
40 Episode 40 Kepergian Chandra
41 Episode 41 Sepi Tanpamu
42 Episode 42 Mirip Ayah dan Ibu
43 Episode 43 Wisuda
44 Episode 44 Istri yang kau campakkan
45 Episode 45 Gugatan cerai
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Episode 1 Kecelakaan
2
Episode 2 Permintaan terakhir ayah
3
Episode 3 selamat jalan ayah
4
Episode 4 Pemakaman
5
Episode 5 Kamu itu menantu bukan Babu
6
Episode 6 Kematian ayah dan ibu Isma
7
Episode 7 kamu tak sendiri Ima
8
Episode 8
9
Episode 9 Ima hanya Rindu kalian
10
Episode 10 Saling menguatkan
11
Episode 11 Cinta boleh tapi bodoh jangan
12
Episode 12 Titipan terakhir Ayah
13
Episode 13 Mimpi bertemu ayah ibu
14
Episode 14 Berpamitan
15
Episode 15 ke kota
16
Episode 16 Kekampus
17
Episode 17 Teman Baru
18
Episode 18 Tempat tinggal baru
19
Episode 19 Ibu Ayah terimakasih
20
Episode 20 Belajar bersama
21
Episode 21 kisah kelam Clarissa
22
Episode 22 wajah itu mirip.......!!
23
Episode 23 Pernikahan apa yang sudah ku jalani
24
Episode 24 Apakah itu kak Abi?
25
Episode 25 Tega kamu kak!!
26
Episode 26 kedatangan Abimana
27
Episode 27 meminta cerai
28
Permintaan maaf mak othor
29
Episode 29 korban Pernikahan Dini
30
Episode 30 Bertemu Chandra
31
Episode 31 Terpapar virus merah jambu
32
Episode 32 cerita mama Chantika
33
Episode 33 Telepati
34
Episode 34 Kehebohan di kantin
35
Episode 35 Semakin heboh aja ya !!
36
Episode 36 Milea berulah lagi
37
Episode 37 Di laporkan
38
Episode 38 Ketahuan
39
Episode 39 Kegalauan kia
40
Episode 40 Kepergian Chandra
41
Episode 41 Sepi Tanpamu
42
Episode 42 Mirip Ayah dan Ibu
43
Episode 43 Wisuda
44
Episode 44 Istri yang kau campakkan
45
Episode 45 Gugatan cerai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!