Hari berganti Minggu dan Minggu berganti bulan
Perlakuan bu andin pada Kia semakin menjadi jadi
Kia di jadikannya babu gratisan Dengan kedok bakti seorang menantu
Bahkan Isma merasa geram pada keluarga suami sahabatnya itu
"kenapa sih kamu diam aja kia !? Kamu itu menantu mereka bukan babu" ucap isma
"nggak apa-apa is, itung-itung itu adalah baktiku sebagai seorang istri yang berkewajiban mengurus suamiku walaupun kami tidak tinggal serumah
"bakti sih bakti tapi tidak seperti itu juga keles, yang lain juga hanya diam saja bu andin berlaku semena-mena sama kamu terutama kak abi dia seperti tutup mata Dengan perlakuan ibunya " ucap isma
"sudahlah is tidak apa-apa,saya senang kok melakukan semua pekerjaan itu"jawab kia
"iya deh terserah kamu,susah memang kalau bicara sama orang bucin " ucap isma lalu meninggalkan kia di dalam kamarnya dan masuk kedalam kamarnya sendiri
Isma seorang anak yatim piatu semua keluarga orang tuanya tinggal diluar kota tapi isma tidak tau di kota mana karena kedua orang tuanya adalah pendatang di daerah itu
keluarga ayah dan ibu isma tidak merestui pernikahan keduanya
Sehingga ayah dan ibunya isma memilih jalan kawin lari
mereka sudah beberapa kali pulang ke kampung halaman mereka saat Isma berusia dua tahun tapi ayah dan ibunya isma di usir dan tidak di akui oleh keluarganya
Dan sejak saat itu mereka tidak pernah lagi kembali ke kampung halamannya karena mereka tidak ingin menerima penolakan lagi dari kedua keluarga mereka
Orang tua Isma meninggal dunia dua tahun lalu mereka mengalami kecelakaan maut saat mereka akan pulang dari pasar tempat mereka berjualan karena mata pencaharian kedua orang tua isma hanya sebagai pedagang sayur di pasar di kota kecil itu
Subuh itu isma membantu ibunya membuat bekal untuk mereka bawa ke pasar karena kedua orang tuanya akan pulang saat sore menjelang bahkan mereka sering pulang saat langit sudah gelap
Terkadang mereka akan nginap di kios kecil mereka karena akan ada pembongkaran sayur yang di bawa oleh para pemasuk dari berbagai daerah
"ima Kamu baik-baik ya dirumah nak,maafkan ibu tidak sering bisa menemani kamu" ucap ibunya isma subuh itu sambil mengusap kepala putri tunggalnya itu dengan sayang
Mata ibunya isma pun berkaca-kaca entah apa sebabnya isma pun tidak tau karena baru kali itu ibunya seperti itu
"iya bu,ibu tidak usah khawatir isma kan ada kia yang selalu menemani " jawab isma memeluk tubuh tambun ibunya menyesap bau tubuh ibunya yang sangat menyenangkan bagi isma
"iya sayang,kamu baik-baik ya sama kia dia itu sahabat yang baik jangan bertengkar dengannya jika hanya hal sepele
Titip salam sayang ibu untuk kia ya"ucap sang ibu
Isma yang mendengar ucapan ibunya itu mengernyitkan keningnya karena ibunya terkesan sedikit lebay
"ibu dan ayah berangkat ya nak,ibu sayaaang banget sama ima putri cantik ibu ini muach..." ibu Laila mencium kening putrinya begitu lama
Isma bahkan merasakan keningnya basah
"ibu kenapa sih!?" tanya isma
"ibu tidak apa-apa sayang,ibu hanya merasa bersalah tiap hari meninggalkan kamu dirumah sendirian " jawab ibunya isma menghapus air matanya dengan ujung hijab besarnya itu sembari tersenyum pada putri semata wayangnya itu
"iya tidak apa-apa bu,ima mengerti kok ian untuk masa depan ima juga ibu dan ayah melakukan itu semua
Lagian ima baik-baik saja kok bu di rumah sendirian kan kalau malam ibu dan ayah sudah pulang menemani ima" jawab isma kembali memeluk tubuh ibunya
"iya nak ibu tau kamu anak yang hebat dan kuat,kamu kebanggaan ibu dan ayah" ucap bu laila kembali mencium pucuk kepala putrinya itu bahkan bu laila mencium seluruh wajah putrinya seakan-akan dia tidak akan bertemu dengan Putrinya lagi
"ayo bu sudah selesai !?" tanya pak Ismail ayahnya isma
"sudah pak,ayo!" jawab ibunya isma
"ibu dan ayah berangkat sekarang ya nak " ucap bu laila menyodorkan tangannya isma pun menerima tangan ibunya lalu mencium punggung tangan sang ibu
"ayah berangkat ya nak,kamu baik-baik di rumah jangan nakal nakal jaga selalu nama baik keluarga kita karena kamu adalah kebanggaan ayah dan ibu dan ini kartu ATM Ayah sandinya tanggal lahir kamu
Pergunakan seperlunya jangan menghambur hamburkannya hanya untuk hal-hal yang tidak penting"ucap pak Ismail menyodorkan dua buah ATM dengan dua bank yang berbeda
Isma menerima kartu ATM itu dengan alis mengernyit karena tidak biasanya ayahnya mempercayakan kartu ATM mereka pada isma
"oh iya nak , perhiasan dan uang ibu ada di kotak sepatu kamu dalam lemari pakaian ibu di bagian bawah dan ini gelang ibu kamu jaga baik-baik ya nak" bu laila memasang gelang emas miliknya di tangan kecil putrinya itu
Isma hanya diam saja melihat tingkah aneh Kedua orang tuanya karena isma masih belum paham dengan perubahan sikap kedua orang tuanya
Yang isma simpan dalam hatinya setiap nasihat ayah dan ibunya
Sore hari di kios orang tua isma
Mereka bersiap-siap untuk pulang kerumah mereka karena hari sudah sore dan pembeli pun sudah tidak ada lagi
"Yah kita sholat magrib di mesjid depan aja ya, takutnya kita melewatkan sholat magrib dijalan kan biasanya kalau sore gini apalagi malam Minggu jalanan macet "ucap Bu Laila
"iya bu ayah ngikut aja apa kata ibu" jawab pak Ismail mencolek dagu bulat istrinya itu
"yah kok perasaan ibu nggak enak ya" ucap bu Laila
"ya di enakin aja bu" jawab pak Ismail
"ish ayah nih,ibu serius lho ! Ibu itu merasa kita nggak akan ketemu Dengan putri tercinta ibu" ucap bu Laila dengan mata berkaca-kaca
"istighfar bu, semoga saja semuanya baik-baik saja
Anak kita dirumah juga dalam keadaan baik-baik saja, kita berserah diri kepada Allah SWT dan meminta perlindungan serta pertolongannya " ucap pak ismail
"iya yah, astaghfirullah ya Allah lindungilah kami dari segala marabahaya kami berserah diri padamu " ucap bu Laila langsung berdoa mengikuti saran suaminya
Pak ismail tersenyum melihat tingkah istrinya itu
"bu sepertinya besok kita tutup kios dulu deh" ucap oak Ismail
"kenapa yah !?". tanya Bu Laila
"kita libur dulu untuk menemani putri kita,kasian ayah tidak punya waktu bersama ima" jawab pak ismail
"iya yah benar, kadang ibu juga merasa bersalah pada putri kita itu kita terlalu sering meninggalkan dia dirumah sendirian ". jawab Bu Laila
"ya sudah Ayok sudah mau magrib ini nanti kita ketinggalan sholat berjamaah ". ucap pak ismail
"iya yah ayo" jawab Bu Laila mengambil tas kecilnya lalu berjalan keluar dari kiosnya
"sudah tidak ada lagi yang ketinggalan !?" tanya pak Ismail pada istrinya
"nggak ada ibu sudah masukin kedalam tas" jawab bu Laila
Pak ismail pun mengunci pintu kiosnya
"bang baru mau pulang !?" tanya teman pak ismail
"iya nih gun, kamu sendiri belum tutup !?" tanya Ismail pada Gunawan pemilik kios di seberang kiosnya
"bentar lagi bang lagi nunggu si rian datang baru nutup "jawab Gunawan
"ya sudah abang duluan ya" ucap pak Ismail
"iya bang hati-hati di jalan, titip salam buat si cantik " jawab Gunawan di balas jempol oleh pak ismail
"ayo gun mbak duluan ya" ucap bu Laila
"iya mbak hati-hati " jawab Gunawan
Pak ismail dan Bu Laila pun keluar dari dalam pasar dan Menuju tempat di mana motornya para Pedang di pasar itu khusus di parkirkan
"Udah mau pulang bang mbak" ucap pak dito security di parkiran itu
"iya to tapi mau mampir di mesjid depan dulu nanggung sudah mau magrib ini" jawab pak ismail sambil menyodorkan uang kertas berwarna hijau pada pak dito
"makasih bang" jawab pak dito tersenyum pada pasutri itu
"iya sama-sama "jawab pak ismail
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Teh Euis Tea
miris jg ya nadib 2 sahabat itu ke 2 orangtuanya meninggal karna kecelakaan, semoga ke 2nya bersahabat selamanya, saling bantu
2025-03-21
1