Episode 8

Pak Ibrahim dan yang lainya kini sudah berada di depan kamar jenazah mereka menunggu petugas kamar mayat itu untuk mengantarkan mereka ke tempat jenazah bu Laila di istirahatkan

"kamu yang kuat ya nak" ucap npak harto mengusap kepala Isma yang berbalut hijab instan

"iya paman "jawab isma berusaha tegar walaupun air matanya tak pernah berhenti mengalir membasahi pipinya

Kia dengan setia selalu memeluk sahabatnya itu berusaha mengalirkan kekuatan dan semangat untuk sahabat terbaiknya itu

Abi membantu pak Ibrahim dan ayahnya mengurus semuanya

Pak Harto juga sejak tadi sudah mengurus dua mobil ambulance untuk mengantarkan kedua orang tua isma saat pak Ismail di nyatakan sudah meninggal dunia oleh salah satu perawat

Setelah selesai mengurus semuanya malam semakin larut pak rt juga sudah meminta warga setempat untuk menyiapkan rumah pak ismail dan kunci rumah sudah isma berikan pada salah satu warga yang ikut bersama mereka kerumah sakit

pak mukmin mendapatkan tugas untuk pulang duluan untuk menyiapkan rumah pak Ismail karena jenazah mereka berdua akan segera di bawa pulang

Para warga saling bahu membahu menyiapkan segalanya

Malam itu mereka membawa pulang jenazah keduanya namum sebelum mereka pulang pak Hamka dan oak restu memberikan semua barang-barang milik almarhum almarhumah kepada isma

"ini dek Isma barang-barang milik kedua orang tua dek isma dan ini ponsel pak ismail yang tadi kami ambil untuk mencari kontak keluarga

Oh iya kami mendapatkan ini dalam pelukan Bu Laila " ucap pak Restu menyodorkan dua kotak martabak yang kardusnya sudah terlihat gepeng namun plastik yang membungkusnya masuh utuh dan terlihat bersih

"ibuuuuiii huaaaaaahuaaaaaa ibu huuuuu

Ibu bahkan mengingat membeli martabak untukku huaaaaa ibuuuuuuu" teriakan histeris isma membuat semua jadi ikut menangis lagi

Isma memeluk dua kantong plastik martabak itu

"terimakasih ibu isma akan memakannya bersama kia ini makanan pemberian terakhir ibu dan ayah huaaaaaa ayaaaaah ibuuuuuuu,kia lihat ibu membelikan kita martabak bahkan kita tidak memintanya ibu ingat kita suka makan martabak saat kerja tugas huaaaaa huaaaaa" isma terus menangis memeluk Kantong plastik itu

kia hanya mengangguk karena tidak bisa lagi berkata-kata ,kia semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh kecil sahabatnya itu dan sekarang sudah menjadi saudara angkatnya

Kini mereka dalam perjalanan pulang

Isma dan kia dan abi ikut di mobil ambulance di mana ibu isma berada

Kia sama sekali tidak mau meninggalkan isma sendirian sedangkan abi tidak ingin kia dalam kesulitan mengurus isma

Tak berselang beberapa menit kini mereka telah sampai di pintu gerbang kompleks tempat tinggal mereka

Suara sirine mobil ambulans memecahkan kesunyian jalan menuju rumah pak ismail

Di dalam rumah isma dan di depan rumah isma para tetangga sudah berkumpul menunggu kedatangan mereka

Sekarang sudah pukul setengah empat pagi saat jenazah keduanya tiba

Para warga berbondong-bondong membantu menurunkan jenazah kedua orang tua isma dan membawanya masuk kedalam rumah mereka

Isma terlihat berjalan bersama kia dan abi yang memapahnya agar isma tidak jatuh

Para warga datang silih berganti mengucapkan ucapan bela sungkawa bahkan teman-teman pak Ismail dan Bu Laila dari pasar pun banyak yang datang mereka rela menutup kios mereka demi mengantarkan pak ismail dan Bu Laila ke peristirahatan terakhir mereka

Pagi menjelang mereka sudah bersiap untuk mengantarkan jenazah kedua orang isma

"apa kalian mencium bau wangi?!" tanya salah satu pelayat

"iya ada bau parfum tapi parfum apa ya!?" sahut si ibu yang satunya

"iya wangi banget "sahut Yang lainnya

Kini mereka semua mengantarkan jenazah keduanya ke pemakaman

Sebagian lagi tinggal untuk mempersiapkan untuk acara tahlilan malam nanti

Teman-teman pak ismail dan bu Laila banyak yang membawa bahan masakan untuk acara tahlilan sehingga bu Rt dan beberapa ibu-ibu yang lainnya tidak perlu repot-repot lagi untuk pergi berbelanja

pemakaman telah selesai para pelayat sudah banyak yang berpamitan untuk pulang termasuk teman-teman pasar bu Laila dan pak ismail kini tinggal pak Ibrahim,kia dan isma

"ayo kita pulang nak kamu harus istirahat,ibu dan ayahmu pasti sedih jika kamu seperti ini nak apalagi kalau kamu sampai sakit

Kamu harus jadi anak yang kuat seperti ayahmu inginkan "ucap pak Ibrahim

Kamu juga belum makan nasi anak hanya makan martabak manis yang ibumu beli semalam

Semalam isma dan kia memakan martabak manis yang bu Laila beli dengan berderai air mata

"ibu ima suka martabak yang ibu beli,ini rasanya sangat enak Hiks hiks hiks

Kan kia martabak yang beli untuk kita rasanya sangat enak Hiks hiks hiks " kia tidak menjawab dia hanya mengangguk airmatanya pun tak henti hentinya mengalir membasahi pipinya

Kia merasa kehilangan sosok seorang ibu untuk kedua kalinya

Walaupun bu Laila jarang berada dirumahnya namun perhatian yang di berikan pada kia sama seperti yang di berikannya pada putri kandungnya isma

begitupun dengan pak ismail kia sangat dekat dengan kedua orang tua Isma

"ima masih ingin Disini ayah,kasian ibu dan ayah pasti kedinginan " ucap isam duduk diantara makam kedua orang tuanya

"ayo nak langit sudah mendung sebentar lagi akan turun hujan ayah dan ibumu pasti sedih jika melihat kamu seperti ini "ucap pak Ibrahim lagi

"iya ima ayo kita pulang, besok pagi kita kesini lagi kita berikan payung ini di makam ayah dan ibu biar mereka tidak kehujanan dan kepanasan " ucap kia

Isma mendongakkan kepalanya dan benar saja sebentar lagi akan turun hujan

Sepertinya langit juga turut berdukacita atas kepergian kedua orang tua Isma

"iya kia, kita simpan saja payung ini untuk ayah dan ibu "jawab isma

"tunggu sebentar nak,ayah akan ikat payungnya biar nggak terbang tertiup angin " ucap pak Ibrahim lalu mencari tali rafia di sekitar makam dan ternyata ada tali bekas mengikat tenda saat orang yang menggali kuburan mereka subuh tadi

Pak Ibrahim mengambil tali dan dua tiang yang berukuran pendek lalu mengikatkan pegangan payung pada kayu tiang itu dengan tali rafia

Setelah merasa cukup kuat pak Ibrahim menancapkan kayu itu di samping batu nisan Ke-dua orang tua isma

Mereka pun pulang dengan berjalan cepat kerena sudah gerimis

Sesampainya dirumah Isma masuk kedalam rumahnya yang masih ramai orang orang yang bekerja untuk persiapan acara tahlilan malam nanti

"permisi bu Ima masuk kamar dulu ya bu"ucap isma sopan karena tidak ingin orang lain menganggapnya tidak sopan dan sombong tidak mau menyapa orang yang ada di rumahnya

"iya nak sebaiknya kamu istirahat biar nanti saat acara tahlilan ayah dan ibu mu kamu tidak drop karena dari semalam kamu belum istirahat "ucap Bu RT

"iya bu terimakasih banyak untuk semua karena sudah mau membantu menyiapkan tahlilan ayah dan ibu"ucap Isma Dengan suara sanganya karena kebanyakan menangis

"iya nak sama-sama,ayah dan ibumu orang baik selalu mau membantu kami" jawab salah satu ibu-ibu yang ada di sana

Isma tersenyum pada mereka walaupun hatinya terasa pedih ayah dan ibunya kini telah tiada

"isma pamit ke dalam ya bu-ibu ,isma mau ganti pakaian soalnya pakaian Isma kotor " ucap isma

"iya nak silahkan " jawab bu ibu itu

isma pun masuk kedalam kamarnya dan membuka seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri

Terpopuler

Comments

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

msh nyesek aku bacanya😭😭😭😭😭😭😭

2025-03-22

1

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

lanjut lagi thor....

2025-03-24

1

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

lanjut lagi thor....

2025-03-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!