Zian menarik bibirnya lalu membenamkan wajah Alula di dadanya. Alula bisa mendengar jantung Zian berdegup sangat kencang. Zian juga bisa merasakan jantung Alula berdegup sangat kencang.
Zian memeluk erat Alula. Menunjukkan kasih sayang dan cintanya yang sangat besar.
Alula tersenyum bahagia karena dia bisa merasakan kasih sayang dan cinta yang sangat besar itu.
"Jangan lagi bertanya kenapa aku memilih kamu. Kamu bisa merasakan sebesar apa aku mengasihi dan mencintai kamu,kan"
Alula mengangguk di dalam pelukannya Zian.
Zian mengusap lembut rambut pendek lurusnya Alula berkali-kali sambil berkata, "Maafkan aku. Aku khilaf. Aku tidak pernah menyentuh bibir seorang gadis sebelumnya. Rasa kamu sangat manis dan bikin aku tidak bisa berhenti"
Alula mendongak dan menatap Zian, "Lalu, kenapa berhenti?"
Zian hanya tersenyum kemudian. menyandarkan pucuk hidungnya yang menjulang tinggi karena sangat mancung di tengah-tengah kedua alisnya Alula. Cowok tampan itu kemudian mencium kedua alis Alula yang membentuk bulan sabit secara alami dan diwarnai dengan kuas berwarna hitam sehitam jelaga oleh Sang Maha Pencipta.
Alula memejamkan mata dan Zian kembali membenamkan wajah Alula ke dadanya.
Zian mengusap lembut rambut Alula dan berkata, "Aku sangat mencintai kamu Alula, itulah kenapa aku harus berhenti mencium kamu. Aku tidak ingin kebablasan dan mengambil keuntungan darimu. Aku akan melakukan hal yang melebihi ciuman setelah kita menikah nanti"
Alula mendongak, "Hal yang melebihi ciuman? Apa itu?"
"Kamu akan tahu setelah kita menikah nanti"
"Hei! Kenapa kamu bisa tahu hal setelah kita menikah nanti? Kamu pernah menikah?" Alula membeliak kaget.
Zian terkekeh geli lalu menoel pucuk hidung Alula dengan pucuk hidungnya sambil berkata, "Aku juga suka baca seperti kamu, tapi yang suka aku baca adalah buku-buku......."
"Porno?" Alula membeliak kaget.
Zian tertawa ngakak lalu berkata, "Bukan porno tapi pengetahuan penting bagi pria"
Alula mendengus geli. "Dasar"
Zian kembali tertawa ngakak. Lalu, cowok tampan itu membuka pintu mobil sambil berkata, "Ayo kita turun dan segera makan buburnya karena aku takut kalau telur di bubur terlalu lama kita anggurin, telurnya berubah jadi anak ayam"
Alula terkekeh geli.
Zian membantu Alula turun dari atas pangkuannya dan saat Alula sudah menjejakkan kaki di trotoar, Zian turun dari dalam mobil dengan paper bag mengalung di lengannya. Zian menutup pintu mobil lalu mengajak Alula berjalan ke bangku kosong di bawah pohon beringin yang cukup besar.
"Pohonnya pohon beringin" Ucap Alula sambil duduk dan mendongak ke dedaunan pohon besar yang memayunginya dari matahari pagi.
"Kenapa memangnya kalau pohon beringin?"Tanya Zian sambil meletakkan dua Styrofoam di atas meja taman.
Zian kemudian menyodorkan satu Styrofoam dan satu cup berukuran sedang yang berisi teh hangat ke depan Alula.
Alula melihat Zian, "Ada penunggunya kalau pohon beringin tuh"
Zian mendengus geli sambil membuka Styrofoam yang ada di depannya Alula. "Kamu kebanyakan baca novel thriller dan misteri jadi parnoan kayak gitu"
"Beneran ada penunggunya pohon beringin ini"
"Mana penunggunya?" Zian menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Kita berdua penunggunya, hehehehehe" Alula menunjuk dirinya lalu menunjuk Zian dengan tawanya.
Zian membeliak kaget lalu berkata, "Wah, pohon beringin ini sangat beruntung karena memiliki penunggu yang sangat tampan dan sangat manis, tzk! Kamu sungguh sangat beruntung pohon beringin" Zian mendongak menatap dedaunan yang menaunginya dari sinar matahari pagi yang mulai terasa kehangatannya.
Alula sontak tertawa ngakak dan menepuk bahu Zian, "Paan sih. Lebay"
Zian tersenyum lebar lalu berkata tanpa melepaskan tatapan sendunya dari tawa indahnya Alula, "Tawa kamu indah banget"
Alula menghentikan tawanya lalu menyelipkan rambutnya di belakang telinga sambil menunduk malu.
"Kenapa malu? Kamu benar-benar memiliki tawa yang sangat indah dan kamu juga memiliki senyuman yang sangat manis. Sayangnya kamu jarang sekali tertawa dan tersenyum"
Alula mengangkat pelan wajahnya lalu menatap Zian dengan sorot mata sendu dan berkata, "Kalau kamu suka dengan tawa dan senyumanku, aku akan berusaha untuk lebih banyak tertawa dan tersenyum di depan kamu"
Zian menggeser duduknya lalu memeluk bahu Alula. Setelah mengecup pelipis Alula, Zian menyuapi Alula, "Aaaaaaaa"
"Zian malu" Alula menyembunyikan wajahnya di dada Zian.
"Kenapa malu? Aaaaaaa! Ayamnya keburu lari lho"
Alula terkekeh geli lalu dia menarik wajahnya dari dada Zian dan menerima suapannya Zian.
Zian makan setelah Alula.
Alula membeliak kaget, "Ke....kenapa kamu pakai sendok yang sama denganku? Kamu punya bubur ayam kamu sendiri, kan?"
Zian berbisik di telinga Alula, "Kita sudah berciuman jadi tidak masalah, kan, kalau aku makan dengan sendok yang sama"
Alula kembali menyusupkan wajahnya yang merona malu di dada Zian dan Zian sontak tertawa lalu mendaratkan kecupan di pucuk kepalanya Alula.
Setelah saling siap dan dua kotak Styrofoam udah kosong, Zian membuangnya ke tong sampah. Tong sampahnya cukup jauh untuk itulah Zian berlari karena dia tidak mau meninggalkan Alula sendirian terlalu lama.
Alula menoleh kaget dan sontak berdiri saat dia mendengar suara cowok, "Hei, manis. Sendirian aja nih?"
Alula melangkah mundur dengan perlahan saat cowok yang satunya menyeringai, "Kami siap menemani"
"Namanya siapa? Manis banget sih"
Alula sontak berbalik badan dan berlari.
Bruk! Dia menubruk sesuatu yang empuk dan hangat dan itu dada.
Alula refleks mendorong dada itu dan sontak mendongak lalu menghela napas lega saat dia melihat Zian.
Zian menunjuk ke kedua cowok di depannya, "Anj*ng apa yang sudah kalian lakukan ke pacarku, hah?!"
Kedua cowok itu sontak berbalik badan lalu melangkah lebar menyeberang jalan.
"Hei! kembali kalian! Brengsek!!!!!" Zian berteriak dan hendak mengejar kedua cowok itu.
Alula menahan lengan Zian lalu berkata, "Jangan kejar! Mereka nggak ngapa-ngapain aku dan jangan tinggalkan aku sendirian lagi!"
Zian menghentikan langkahnya lalu memeluk Alula dan berkata, "Maafkan aku! Lain kali aku tidak akan meninggalkan kamu sendirian"
Tubuh Alula gemetaran di dalam pelukannya Zian. Zian terus mengusap punggung Alula dan berkata, "Aku di sini. Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu sendirian lagi"
Berangsur tubuh Alula rileks dan napasnya tidak menderu. Setelah Alula benar-benar tenang, Zian menggandeng Alula masuk ke dalam mobil, dan setelah Zian berada di balik kemudi, Zian berkata, "Apakah kamu sudah siap bercerita perihal Papa kamu?"
Alula mengambil catatan kecilnya dari dalam tas selempangnya lalu memberikannya ke Zian. "Bacalah dulu!"
Zian membuka buku catatan kecil itu dan dia membeliak kaget saat dia membaca gulungan kertas kecil yang ada di dalam catatan kecilnya Alula. Lalu, Zian menoleh ke Alula, "Banyak kejanggalan dan aku rasa kita harus menemui Omku. Adiknya Mamaku"
"Om kamu? Aku malu bercerita ke Om kamu dan aku belum siap bertemu dengan Om kamu"
"Tenang. Omku baik dan ramah orangnya. Namanya Yoda. Mamaku Yola namanya. Mereka kembar. Tapi, Mamaku selalu dianggap si sulung. Jadi, aku manggil dia Om dan aku biasa memanggil Om ku itu Yolo"
"Kenapa Yolo?"
"Karena nama itu lebih sesuai untuk dia. Yolo singkatan dari You Only Live Once. Dia punya prinsip seperti itu. Dia tidak pernah punya rencana masa depan dalam hidupnya, dia tidak suka aturan yang ribet, dan dia masih kekanak-kanakan meskipun dia sudah punya istri dan anak satu. Lalu........"
"Aku rasa aku siap bertemu dengan Om kamu karena Om kamu mirip banget sama kamu"
Zian mendengus geli. "Sial! Itu pujian tapi terdengar hinaan di telingaku"
Alula terkekeh geli lalu berkata, "Itu pujian"
"Oke. Kita temui Omku" Zian tersenyum lebar dan mulai menghidupkan mesin mobil sambil mengusap cepat pucuk kepalanya Alula.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Cakrawala
aku tuh suka heran. kenapa cowok suka ngajak gelud jika ada cowok lain yang deketin ceweknya. sesayang dan secinta itukah dia pada pasangannya?
2025-04-05
0
FT. Zira
baru bisa mmapir
2025-04-08
0
anggita
iklan like👆👍
2025-04-06
0