Alula menatap punggung Zian dan dia bergumam di dalam hatinya, apakah salah aku menerima pernyataan cintanya Zian? Dia terlalu sempurna untukku. Dia kaya raya, dia memiliki keluarga yang penuh cinta dan kehangatan, dia tampan, dia idola para gadis, dia multitalenta. Sedangkan aku........Alula menghela napas panjang, aku hanyalah gadis biasa, tidak cantik, tidak modis, keluargaku amburadul, dan aku tidak memiliki talenta apapun.
"Oh! Astaga! Aku tadi cuma cuci muka dan mengelapnya asal lalu tidak pakai bedak. Mukaku pasti jelek banget dan ada belek tidak ya?" Alula menarik kaca spion dan mengarahkannya ke bawah.
"Astaga! Kusam banget mukaku....hhuuufttt!" Alula membetulkan kembali letak kaca spion. Seperi semula lalu dia menghempaskan punggungnya ke jok mobil dengan kasar. "Kalau tahu Zian akan nembak aku, aku bisa pakai bedak dan pakai lip cream"
Zian kembali ke mobil dan menemukan Alula bersedekap dengan mulut monyong.
"Kamu kesal karena aku terlalu lama beli bubur ya? Maaf antrean terlalu panjang"
Suara Zian membuat Alula menoleh kaget.
"Kamu melamun? Kenapa?"
Alula menggeleng lalu bergegas berkata,
"Kita ke taman saja dan makan bubur di taman. Kalau makan di dalam mobil takutnya tumpah dan bikin kotor jok mobil mama kamu"
"Baiklah" Zian meletakkan paper bag berisi dua cup bubur dan dia cup teh manis ke jok belakang.
Kemudian Zian mengemudikan mobil dengan fokus. Namun, di perempatan yang kedua cowok itu bertanya, "Kenapa dari tadi kamu curi-curi pandang ke aku?"
"Si....siapa yang curi-curi pandang?" Alula tergagap kaget dan langsung memalingkan muka.
Zian tersenyum geli lalu berkata sambil melirik Alula sekilas, "Bilang aja apa yang ada di benak kamu. Jangan dipendam! Aku ini pacar kamu sekarang"
Alula memutar kepalanya ke Zian sambil bertanya, "Kenapa aku?"
Zian memarkirkan mobil di pelataran parkir taman sambil bertanya, "Apa maksud kamu?"
Alula bertanya kembali saat Zian mematikan mesin mobil, "Kenapa kamu menyukai aku dan memilih aku untuk kamu jadikan pacar kamu?"
Zian melepas sabuk pengamannya dan menghadap ke Alula, "Karena kalau bukan kamu aku tidak akan mau berpacaran"
Alula menepuk bahu Zian sambil berkata, "Zian jangan bercanda!"
"Aku tidak bercanda. Kalau aku tidak berpacaran dengan kamu maka selamanya aku tidak akan berpacaran dan kalau aku tidak bisa menikah sama kamu maka selamanya aku tidak akan menikah"
"Tapi, lihatlah aku Zian"
"Aku melihatmu" Zian menatap sangat dalam kedua bola mata indahnya Alula.
Ditatap sedalam itu oleh cowok yang sangat tampan dan cowok itu adalah cowok yang dia sukai, sangat dia sukai, membuat Alula menunduk untuk menyembunyikan rona merah di wajahnya dan gadis manis itu berkata sambil meremas jari jemarinya, "Aku tidak cantik, tidak modis, aku aneh, aku kikuk orangnya, dan aku lebih tua dua tahun dari kamu"
"Oke, aku akan panggil kamu Kakak atau kamu lebih suka aku panggil Bibi?" Zian kemudian mendengus kesal.
Alula mendongak kaget. "Bukan itu maksudku....A.....A.....Aku.....Aku......"
Zian menyusurkan jari di garis rahang gadis manis pujaan hatinya itu, sehingga Alula gemetaran.
"Kamu selalu gemetaran seperti ini" Ucap Zian.
Mata Alula menatap ke dalam mata Zian. "A......Aku....Aku......"
Zian mendekat. Jarak keduanya menjadi begitu dekat. Terlalu dekat. Namun, Alula mundur. Gadis manis itu masih belum memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk mengikis jarak di antara dirinya dan Zian. Bukan hanya secara fisik tapi juga secara keseluruhan.
Alula mencegah dirinya agar tidak terus mencondong lebih dekat ke arah Zian. Namun, Alula bisa menghirup napas cowok tampan itu. Kemudian Zian semakin mendekat, bibir Zian hanya sekian milimeter dari bibi Alula.
"Bu...bukankah kita baru jadian dsn kita perlu menetapkan peraturan?" Bisik Alula dengan napas tersengal karena sedari tadi dia menahan napasnya.
"Kau belum mengenalku dengan baik, Nona. Aku tidak menyukai peraturan yang ribet" Zian tidak memberikan kesempatan bagi Alula untuk merespons. Bibir Zian menyentuh bibir Alula dan mencuri semua napas Alula.
Zian menekan tubuh lebih dekat ke arah Alula dengan tangan kanan menyusuri rambut hitam indahnya gadis manis itu.
Alula tanpa sadar ingin bergeser lebih dekat, tapi sabuk pengaman mencegahnya.
Alula meraba-raba menceritakan tombol untuk melepaskan sabuk sambil menikmati usapan lembut bibirnya Zian di atas bibirnya.
Zian yang tidak sudi memisahkan diri dari Alula membukakan sabuk pengaman kemudian menarik Alula mendekat.
Tangan Alula menemukan rambut Zian, lehernya, bahunya. Tangan Zian menemukan pinggang Alula, mengangkat gadis manis itu melewati tongkat perpindahan gigi mobil matic, ke pangkuannya Zian. Tidak ada cukup ruang antara Alula dan kemudian, tapi itu tidak menghentikan Zian untuk terus menikmati manisnya bibir Alula. Siku Alula bertopang di kedua bahu Zian ketika ciuman mereka berdua semakin dalam.
Karena asyik mengikuti ritme permainan bibirnya Zian, punggung Alula tanpa sengaja menekan klakson. Saat klakson berbunyi nyaring, Alula dan Zian saling melepaskan pagutan mereka.
Keduanya kemudian tertawa geli lalu saling menatap dalam. Zian mengusap lembut bibir Alula yang tampak bengkak dan basah akibat dari ulahnya. Alula tanpa sadar melenguh lirih dan merekahkan bibirnya. Cowok tampan itu kemudian menarik tengkuk Alula dan kembali memagut bibir manisnya Alula..............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Miu Nh.
bagi Zian, kamu itu cantik, menggemaskan, wangi, pinter. wes to wis komplittt
2025-04-04
0
Cakrawala
eh udah wei kasian yang baca..eh .../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2025-04-05
0
Cakrawala
keknya sih iya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2025-04-05
0