Alula menarik tangannya sambil berkata dengan wajah merona malu, "Tidak boleh" Lalu, gadis manis itu buru-buru turun dari mobil saat Zian menatapnya sendu.
Zian mendengus geli lalu buru-buru turun dari dalam mobil untuk menyusul Alula.
Tiba-tiba, bruk! Alula berbalik badan dan menubruk dada Zian.
Zian sontak berkata, "Tadi katanya tidak boleh meluk, lha ini malah kamu yang meluk aku"
Alula langsung menarik tangan Zian dan berkata, "Kita harus segera masuk ke mobil"
"Kenapa?" Zian menoleh heran ke Alula.
"Papa tiriku ada di dalam sedang membeli bubur" Alula menarik cepat tangan Zian. Zian buru-buru membuka pintu mobil dan Alula langsung melompat ke dalam mobil.
Zian merapikan rambut Alula lalu berkata, "Baiklah. Kita makan di dalam mobil saja. Aku akan beli buburnya dan kamu tunggu di sini"
Alula menganggukkan kepalanya.
Sementara itu di kediaman mamanya Alula,
Leo tengah mengumpat kesal di depan cermin lalu mendesis saat dia mengoleskan salep di sudut bibirnya.
Lalu, pria tampan itu melemparkan salep begitu saja sampai salep itu mengenai kaca di depannya. "Sial! Shhhhhh!" Leo mengusap pelan sudut bibirnya. "Zian bisa-bisanya menemuiku di balap motor liar dan aku kalah balap motor dengan Zian. Dia mendapatkan motorku dan mendaratkan bogem mentahnya di wajahku dengan ancaman jangan mendekati dan menyentuh Alula lagi. F*CK! Memangnya dia siapa, hah?!!!!"
Flashcback On
Zian menunggu kemunculan Leo di balkon kamarnya setelah dia mendapatkan informasi dari Rio sahabatnya Zian yang memiliki bengkel motor dan mobil terbesar di kota S bahwa Leo suka balap motor liar di jalan Puntadewa. Jalan yang panjang, tidak begitu besar, dan jarang dipantau oleh polisi itu memang selalu menjadi pilihan para anak geng motor untuk melampiaskan hobi mereka. Balap motor liar dan balap mobil liar dilakukan secara bergantian dengan taruhan yang sangat tinggi karena pengikutnya rata-rata anak pengusaha dan konglomerat terkenal.
"Dia temperamen dan suhu pendek orangnya. Kalau kamu berhasil menyentil gengsinya maka dengan mudah kamu bisa membuatnya mempertaruhkan miliknya yang paling berharga" Ucapannya Rio masih terdengar jelas di kepala Zian.
Zian menyeringai tajam, "Itu dia"
Zian melompati pagar balkon lalu bersalto dua kali di udara dan berhasil mendaratkan kedua kakinya di halaman rumahnya dengan selamat.
Zian langsung menunggangi motor sport merah menyala kesayangannya dan bergegas memakai helm full face. "Aku harus segera menyusul Leo" Gumam Zian di dalam helm full face-nya.
Setelah melewati jalan protokol yang mulai lengang di jam sebelas malam dan melewati beberapa lampu merah juga tikungan, akhirnya Zian sampai di jalan Puntadewa. Jalan yang tidak begitu lebar tapi memanjang itu membuat Zian memicingkan mata karena jalanan itu sudah dipenuhi motor sport yang lampunya menyala sangat terang.
Zian menarik ke atas sudut bibir kanannya saat dia menemukan sosok yang dia cari. Rio yang baru saja menstandart-kan motornya, langsung turun dan mengejar Zian. Rio berhasil menahan pundak Zian sebelum sahabatnya itu berhadapan dengan Leo dan gengnya Leo.
Zian menghentikan langkahnya dan menoleh, "Kamu? Kenapa kamu menahanku?"
"Kita cuma berdua di sini dan ini wilayahnya Leo. Jangan memancing keributan di sini"
"Aku tahu. Meskipun aku rasa aku bisa menjatuhkan mereka semua"
Rio mendengus kesal, "Iya percaya kalau kamu bisa menjatuhkan mereka semua, tapi kalau kamu lengah dan celaka, aku bagaimana? Aku cuma murid kamu kalau gurunya tepar muridnya pasti sekarat"
Zian mendengus geli lalu menepuk pundak Rio dan berkata, "Tenang! Aku tidak akan memancing keributan di sini"
Rio menghela napas lega. Lalu kedua cowok itu melangkah ke arah Leo yang tengah asyik tertawa ngakak bersama gengnya.
"Sial! Mereka semua megang kaleng bir" Gumam Rio.
Zian menepuk pundak Rio, "Bir justru membuat mereka lemah"
Leo menoleh ke depan dan langsung menyemburkan, "Mau apa kamu kemari, hah?!"
"Aku penasaran dengan gelar raja balap motor liar di sini dan aku ingin merebut gelar itu" Zian tersenyum lebar ke Leo.
Leo refleks mengeraskan geraham dan menghunus tatapan tajamnya ke Zian.
"Kamu tahu siapa raja balap motor liar di sini?" Tanya temannya Leo yang berambut gondrong Kumal dan tangan kanannya penuh tato.
Zian hanya mengangkat kedua bahunya.
"Leo rajanya" Ucap cowok gondrong dan bertato itu sambil menyampirkan lengannya ke pundak Leo.
"Kalau begitu apa kamu sudah siap untuk aku kalahkan?" Zian menaikan kedua alisnya dan mengulas senyum di wajah tampannya.
Merasa tertantang dan gengsinya mulai meninggi, di depan teman-temannya, Leo berkata dengan wajah pongah, "Aku pasti bisa mengalahkan kamu dan aku inginkan motor kamu kalau kamu kalah. Balapan tanpa taruhan itu garing" Ucap Leo disambut tepuk tangan riuh teman-teman satu gengnya.
"Oke. Kalau aku menang, aku cuma minta satu hal dari kamu" Zian memajukan wajahnya dan berbisik di telinga Leo, "Jangan ganggu dan jangan sentuh Alula lagi!"
Leo sontak kaku wajahnya.
Zian menegakkan wajahnya kembali dan menatap tajam cowok tampan berwajah bulat di depannya.
Karena gengsi yang sangat tinggi dan kepercayaan diri yang sangat besar, Leo menyipitkan mata dan berkata lantang ke Zian, "Aku akan turuti dua permintaan kamu karena aku yakin kamu tidak akan bisa menang melawanku"
"Oke. Kamu yang menawarkannya. Permintaan kedua dariku adalah motor kesayangan kamu" Zian menyeringai senang.
"Baiklah! Ayo kita mulai!" Teriak Leo.
Ada lima motor berjajar di depan garis start dan ada seorang gadis berbalut tanktop yang dipadukan dengan rok mini bersiap mengangkat bendera tanda balapan motor liar dimulai.
Gadis berbaju seksi itu berteriak, "Satu, dua, dan ......tiga!" Bendera terangkat ke atas dan kelima motor langsung melaju ke depan dengan kecepatan tinggi.
Motor Zian melaju cepat membelah jalanan yang dipenuhi para pembalap liar yang berjajar secara zig-zag bersiap untuk saling menyalip. Zian berhasil menyalip semua pembalap liar dengan mulus dan melaju kencang menyusul Leo yang sudah melesat paling depan karena curang. Leo selalu menendang motor yang dia salip.
Sesekali Zian mengerem motornya secara mendadak untuk menghindari satu dua pejalan kaki yang tiba-tiba muncul dan ingin menyeberang.
Di atas motor sport merah menyala dan dibalik helm full face, Zian mengendarai motornya lebih kencang Saat Zian berhasil menyalip motornya Leo, cowok tampan ahli taekwondo itu mengacungkan jari tengahnya ke Leo.
Zian mengangkat telunjuk tangan kirinya ke atas saat dia berhasil sampai di garis finish.
Leo yang tertinggal jauh di belakang sontak berteriak, "F*CK!!!!!" Karena dia dikalahkan dengan mudahnya oleh Zian Wibisana.
Zian memutar motornya lalu turun dari motornya dan berdiri di samping motornya yang sudah dia double standarin. Zian melipat tangannya di depan dada sambil menunggu Leo.
Leo turun dari motornya dan membiarkan motornya dipegang oleh temannya. Leo melangkah lebar menghampiri Zian dengan wajah merah karena malu dan marah.
"Kita duel kalau kamu pengen mendapatkan motorku!" Teriak Leo sambil mengarahkan bogem mentahnya ke Zian.
Dengan sigap Zian berkelit dan dengan entengnya Zian menarik tangan Leo ke belakang.
Teman-teman satu gengnya Leo hendak menolong Leo dan Rio langsung berteriak, "Bos kalian yang curang! Omnya Zian adalah Intel. Kalau kalian nekat mengeroyok Zian, maka aku akan kirim rekaman balap liar ini ke Omnya Zian!"
Teman-teman satu gengnya Leo sontak mengerem langkah mereka dan mereka hanya diam berdiri melihat Leo berkali-kali terkena tendangan dan bogem mentahnya Zian.
Flashback Off
Leo kemudian menyeringai di depan cermin, "Leo itu semakin dilarang justru semakin tertantang. Jika Zian begitu peduli sama Alula, maka aku akan merusak Alula. Aku akan membuat Zian bertekuk lutut di depanku"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
mama Al
Zian tahu enggak sih Leo kakak tirinya alula
2025-04-02
0
Cakrawala
ubur ubur ikan lele
niatmu kok ngeri Le
2025-04-05
0