BAB LIMA BELAS

        Setelah ke pergian Rega dari kediaman Swan, keadaan menjadi hening baik tuan Angga, nyonya Citra bahkan Karina sendiri juga tercengang dia masih mencoba mencerna ucapan Rega sang pujaan hati.

      Apa tadi kata mas Rega? Dia tetap menerima wanita itu walaupun dia anak seorang pelakor? Ini gak bisa di biarkan aku akan adukan semua dengan tante Bestari. Karina sudah bertekat akan merebut Rega dari Alice maka dari itu dia kan mencoba semua cara selagi ada peluang.

      Untungnya aku kemarin sudah cerita dengan mas Angga, apa lagi berkas itu juga sudah menjelaskan segalanya untuk anak itu sekarang aku yakin bahwa dia anak Kak Cantika, berarti mama Kamila tau bahwa aku bukan lah Cantika, tapi bagaimana bisa? Selama ini hampir gak ada yang tau kalau kami kembar. Rasa cemas mulai menghantui nyonya Citra, entah mengapa dia merasa matan mertuanya itu seperti BOM waktu yang bisa meledak kan dia kapan saja. Aku harus lebih berhati-hati.

        Tuan Angga sendiri memutuskan pergi setelah sempat terjadi ke heningan di ruang tamu, awalnya dia hampir saja goyah dengan ucapan Alice tapi dia teringat selembar kertas yang di tunjuk kan oleh sang istri bahwa kenyataannya Alice kemungkinan anak dari istri ke duanya hingga tanpa berfikir dia sudah melukai anaknya dengan kata-kata kasar.

        Sementara itu Rega tengah kelimpungan sebab dia kehilangan jejak sang istri tak pantang menyerah Rega mencoba mencari di sekitar area perumahan keluarga Swan, tak jauh kari sana ada area taman, Rega segera menuju ke taman itu.

      Semoga dia ada di sini, ucap Rega dalam hati. Rega mencoba mencari dan memfokuskan pandangannya hingga netranya menangkap sosok wanita yang sedang duduk di kursi taman paling pojok.

     "Hampir aja gila aku karna tak menemukannya", Monolog Rega pada dirinya sendiri.

        " Sayang! Are you oke?", ucap Rega sambil berjongkok mensejajarkan diri di hadapan Alice.

     Tak ada kata yang keluar dari mulut Alice masih terdiam dengan tangisan kecil dan tentu itu semua berhasil mengusik ke tenangan jiwa Rega yang memang akhir-akhir ini cukup tenang di banding bisanya.

       "Sayang, dengerin Mas!", Rega memegang dagu Alice sesaat mata ke duanya saling mengunci, dengan lembut Rega menyeka setiap air mata sang istri. "Apa pun yang terjadi dan dari mana asal mu, mas gak perduli, yang mas tau Alicia Zayana dia wanita kuat dia ratu di hati mas dia wanita yang kelak akan menjadi ibu dari keturunan mas, jadi mas minta mulai sekarang jangan perdulikan mereka cukup jadi kan mas rumah mu dan tempat untuk mu bersandar, PAHAM", Ucap Rega sambil memeluk Alice.

       Alice hanya mengangguk, dia semakin mempererat peluk kannya di dada bidang sng suami, entah mengapa peluk kan itu mampu menenangkan hatinya yang sempat di landa kecewa.

         Akan aku pasti kan, setiap hari mu akan selalu bahagia, bila perlu akan aku singkir kan siapa pun yang membuat mu luka.

...****************...

       "Sampai kapan kau akan berada disini terus?", ucap seorang pria yang duduk di kursi roda sambil menatap wanita yang tengah sibuk di depan kompor.

        "Kau sendiri mau sampai kapan duduk di kursi roda terus", wanita itu menjawab tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya.

     " Selalu saja begitu setiap aku bertanya kau malah kembali bertanya", dengus si pria dengan kesal.

     Dreeetttt

     Saat ke duanya tengah diam dering ponsel membuyarkan segalanya.

       (Hallo)

     (Nyonya maaf, nyonya Citra.....), mengalir sebuah cerita dari salah satu pekerja di kediaman Swan dimana cerita dari orang ke percayaan Cantika menceritakan kejadian siang itu, hingga panggilan terputus.

       Dasar adik laknat, adai bukan karna mengutamakan keselamatan anak-anak ku sudah ku bunuh dia, gumamnya dalam hati.

      "Astagfirullah, nyebut Can percuma sekarang kau sudah bercadar", ucap pria itu mengingatkan.

       " Kau dengar sendiri kan mas, istrimu mengatakan bahwa anak ku anak seorang pelakor", dengusnya lalu mematikan kompor dan duduk di dekat pria yang saat ini juga duduk di meja makan keduanya saling berhadapan namun masih terhalang meja. "Andai saja malam itu aku tak nekat menemui dia mungkin semua ini tak akan terjadi", ucapnya lirih.

" Tak ada yang perlu di sesali Can, kau tau bahkan aku pun merasa bodoh, aku seorang mafia tapi kau lihat aku seperti sampah di hadapan orang-orang yang aku kasihi", keduanya kembali terdiam seakan tertarik pda kejadian masalalu.

"Bagaimana ke adaan anak-anak mu, tak kah kau ingin menemui mereka?", setelah cukup lama terdiam pria itu kini kembali bertanya.

" Anak-anak ku berada di tangan yang tepat, bahkan saat ini aku yakin menantu ku pasti sedang menenangkannya"

"Bagaimana dengan anak lelaki mu?"

"Dia aman dengan pria itu, aku yakin saat ini anak ku telah tumbuh dengan sehat dan yang pasti dia juga tak kalah tangguh dari sang adik"

"Mas Yaz sendiri tak ingin kah keluar dari persembunyian ini? Ini sudah 20 tahun bahkan kau sudah sehat seperti sedia kala"

"Untuk apa aku kembali? Lebih baik seperti ini, mereka menganggap aku mati, jadi menurut ku ya sudah jalani aja", jawab tuan Yazka, kini dia melangkah pergi meninggalkan Cantika dengan kening mengkerut.

*Aku kira setelah dia di nyatakan sembuh dia akan kembali kesana, ternyata dia lebih betah di sini, gumam Cantika dalam hati*.

"Aku harus bagaimana, Res? Haruskah aku kembali dan menemui mereka?", Cantika tengah bertanya pada Resa dia pengawal bayangan yang selalu setia pada Cantika, sayangnya saat tragedi malam itu dia tengah dalam sebuah misi hingga dia meninggal kan Cantika yang tengah hamil besar.

"Maaf Nona, kalau pun nona kembali besar ke mungkinan nona tak akan bisa kembali pada tuan Angga"

"Kau benar Res, 20 tahun mereka tinggal bersama tak mungkin mereka tak melakukan itu, mas Angga pria normal pastinya mereka sudah saling berbagi peluh"

"Ya bagaimana pun nona Citra yang saat ini berada di sana dan mengantikan peran anda, jadi menurut saya mungkin kita lebih baik di sini dulu, jika nona ingin mengetahui kabar tuan muda dan nona muda saya siap memantau mereka", jawab Resa tegas.

" Tak perlu jika tiba nanti masanya kita akan kembali kesana", setelah mengucapkan itu Cantika bergegas menuju kantor pondok pesantren Al-HIKMA.

Ya Cantika dan tuan Yazka yang asli dan berganyi nama menjadi Zafar Al Husain terdampar di pondok pesantren milik Kiai HUSAIN AL BAHRI yang mana pondok ini milik kakek tuan Yazka, kedua nya kini mengajar di sana Cantika sendiri hanya akan masuk ke rumah ndalem milik keluarga kiai Husain jika di minta untuk membantu jika ada acara. Maka dari itu tak ada yang tau jika mantan ketua mafia Trex itu adalah cucu pemilik pondok ternama.

Zafar atau tuan Yazka yang mendengar obrolan ke duanya hanya bisa menghela nafas seakan ada beban yang tengah dia pendam.

*Andai kau telah di ceraikan oleh Angga maka dengan senang hati aku meminang mu*. Setelah melihat Cantika yang semakin jauh Zafar pun memutus kan pergi menemui orang kepercayaannya.

Terpopuler

Comments

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Lma bgt y nunggu hkuman buat mreka yg udh jhat sm kluarganya alice,kn jd ksl pgn bejek2 mukanya....

2025-03-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!