BAB EMPAT

         Malam itu Alice kembali ke tanah air dia cukup puas sebab misinya tak terlalu lama, kini dia harus siap untuk bertemu dengan Reganta Laxman pria yang telah menikahinya satu tahun silam.

        Semoga semuanya berjalan lancar, setidaknya saat dia menyetujui perceraian kami aku masih bersegel, gak rugi amat lah, gumam Alice.

      Selama dalam perjalanan pulang Alice menghabiskan waktu dengan tidur dan bermain game, setidaknya dia harus mengumpulkan energinya sebelum sampai di kediaman Laxman.

       Tak terasa Alice telah tiba di bandara seperti biasa akan ada rekan yang menjemputnya, dia harus singgah terlebih dahulu ke markas untuk melapor hasil kerjanya.

        "Al, sini", panggil seorang pria yang tersenyum rama sambil melambaikan tangan.

      Alice hanya tersenyum sambil membalas dengan melambaikan tangan.

       " Cepet amat dah lu bang udah nangkring di mari".

      "Lu tau lah, gimana rempongnya si Intan saat tau loh balik lebih cepet dari jadwal target"

       "Yuk lah masuk, kita makan dulu ya gue laper soalnya", ucap pemuda bernama Tristan dia ahli IT dan ahli strategi di organisasi mereka.

       Sore harinya Alice telah tiba di depan gerbang kediaman Laxman, penampilan Alice berubah dia mengunakan dress selutut dengan gaya rambut di sempol, ya orang-orang di kediaman Laxman hanya tau bahwa Alice seorang pramugari, makanya dia sering pergi bahkan sampai berhari-hari.

          "Sore nyonya muda", seorng petugas membukakan pintu sambil membungkuk.

      " Sore pak Mahmud", Alice masuk dengan mobil kesangannya, kalau ada yang bertanya bukannya Alice pergi mengunakan motor sport. Jawabannya motor Alice jelas dia simpan di markas.

        Saat Alice keluar dari mobil suara gelak tawa dari ruang tamu mengusik indra pendengarannya, dia hafal betul suara itu.

        Gak bosen-bosen dia caper sama mereka, gue aja yang udah jadi mantu muak melihat drama ikan terbang, tapi semua kata-kata itu hanya Alice simpan dalam hati, toh dia gak rugi kalau Karina sang kakak mau mengantikan peran nya, dia malah akan senang hati menerima dengan lapang dada.

        "Assalamualaikum", walau pun Alice tak di terima baik di keluarga Laxman namun setidaknya dia masih mencoba menghargai kedua mertuanya.

        "Waalaikumsalam, oh... Ingat pulang juga ternyata kamu?!", nyonya Bestari langsung bertanya tak lupa tatapan sinis dia berikan kepada Alice.

        " Sebenernya gak niat mau pulang sih, tapi ya gimana anak anda terlalu banyak meneror saya dengan banyak besan", Alice jelas menjawab dengan nada julid.

      "Alice, yang sopan dengan momy Bestari! Dia mertua mu loh", Karin berusaha menampilkan wajah sebagi seorang kakak yang baik dengan menegur Alice sebagai adiknya.

       Alice hanya mendengus malas, dengan langkah pasti dia pergi menuju lantai 3 dimana kamarnya dan juga Rega berada.

        "Saya tau kau ada main gila di belakan anak saya, dasar perempuan Desa jika bukan karna permintaan Juan kami gak sudi menerima mu", ucapan nyonya Bestari membuat langkah Alice terhenti.

         " Jika bukan karna permohonan terakhir nenek ku, apa mungkin aku mau menerima pernikahan ini? Jawaban jelas tidak. Dan ya satu lagi walau pun saya dari Desa tapi saya juga seorang pramugari toh selama satu tahun ini saya tak pernah mengunakan uang kalian, selama saya tinggal di sini hanya makan yang saya nikmati lainnya, NO", jelas ucapan Alice membuat nyonya Bestari dan tuan Andra terdiam, karna semua memang fakta, bahkan kartu ATM dan uang mahar dari Rega semua ada di tangan nyonya Citra.

              Tak ingin ambil pusing Alice segera masuk le lift rasanya dia sudah ingin menikmati kasur empuk meliknya.

...****************...

        "Tuan muda, nyonya Alice sudah kembali"

      "Kapan dia sampai Ken? Kenapa pesan ku satu pun tak ada yang dia balas?", Rega yang tengah sibuk di depan laptop segera menghentikan kegiatannya.

        " Lima belas menit yang lalu, bik Ratna yang memberi kabar", ucap Kenan.

       "Baiklah, kau keluar dulu sekalian panggil kan Riska suruh kesini", Rega mengibaskan tangan mengusir Kenan.

      " Apa gunanya telpon di meja anda tuan jika memanggil Riska harus saya yang melakukan", Kenan sedikit protes sebab menurutnya Rega seperti orang yang kurang kerjaan.

    "Jadi kau menolak perintah saya? Wah... Ada ke majuan", Rega berucap sambil menatap Kenan dengan tajam.

       " Ti... Tidak Tuan, saya akan panggilkan Riska", setelahnya Kenan benar-benar pergi meninggalkan ruangan CEO.

        Anak itu terkadang bikin sakit kepala, untungnya kemampuannya cukup mumpuni.

       Tok tok

       "Masuk"

    "Bos memanggil saya?", Riska sekertaris Rega datang sambil membawa sebuah notebook di tangannya.

       "Apa jadwal saya besok?", Rega bertanya tapi matanya tetap di depan setumpuk berkas.

      " Jadwal anda kosong , karna Bos masih baru jadi jadwal belum di sesuaikan", Riska menjawab sambil mengecek jadwal Bos barunya.

       "Baiklah, besok saya tidak masuk semua pekerjaan serahkan pada Kenan"

       "Kau boleh keluar"

    "Kalau begitu saya permisi Bos"

    Setelah sang sekertaris pergi Rega segera menghubungi Kenan. Baru lah setelah itu Rega memutus kan pulang padahal hanya tinggal 1 jam lagi waktunya pulang, tapi apalah daya dia Bos dia pemimpin jadi ya terserah dia lah.

       Jam baru menunjuk kan pukul setengah lima sore dan hal itu membuat kedua paruh baya yang sedang bersantai di ruang tamu mengerut kan kan kening.

       "Perasaan ini belum waktunya jam pulang kerja?!", ucap tuan Andra saat mendengar suara mobil milik Rega.

      " Iya loh, Dad! Tumben anak itu pulang cepat, padahal tiga hari lalu dia terus pulang larut malam", nyonya Bestari menimpali.

     "Sore Dad, Mom", ucap Rega namun langkahnya tak berhenti malah langsung menuju lift.

      " Sore, sayang! Kok buru-buru mau kemana?", nyonya Bestari menyahut dia menatap heran sebab Rega langsung pergi tanpa menjawab.

      "Apa dia tau kalau wanita itu sudah kembali?"

     "Mungkin, Dady harap Rega segera berpisah dengan wanita itu", tuan Andra benci perselingkuhan, hingga saat dia menerima foto Alice yang tengah memeluk seorang pria membuat pria paruh baya itu murka.

        " Momy pun sama Dad, entah mengapa Juan malah menjodoh kan wanita itu dari pada Karina cucu kandungnya".

      Tanpa mereka tau ada alasan kuat yang membuat Tuan Juan lebih memilih Alicia yang bersanding dengan Reganta dari pada Karina, bukan hanya karna sebuah janji pada mendiang mantan istrinya tapi suatu fakta yang sampai saat ini masih beliau tutupi.

...****************...

Ceklek

Pintu kamar terbuka tampak lah seorang wanita yang tengah tertidur, tampak Alice sama sekali tak terganggu saat Rega ikut naik keatas rajang.

*Cantiknya istriku, andai bukan karna sebuah tugas dan ke wajiban mana mungkin aku rela berjauhan darinya*.

Rega tak henti-hentinya memandang wajah Alice, awalnya dia mengira bahwa Alice adalah gadis lugu nan angun, tapi malam itu dia baru mengetahui bahwa istri nya ternyata wanita badas, bahka dia juga tergabung dalam sebuah organisasi.

*Terlalu banyak* *rahasia yang kau sembunyikan, tapi percaya lah aku akan selalu mendukung mu*, Rega mengecup kening Alice sebelum akhirnya dia juga ikut terlelap di sebelah Alice.

Terpopuler

Comments

Noey Aprilia

Noey Aprilia

Hhhhmmm....
msih bnyk rhsia yg alice smbunyikan,jd siap2 aja kl nnti trungkp smuanya....

2025-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!