One week later ...
Calabria, Italy
Di dalam mansion Marchetti, Kian terlihat sedang duduk di balkon dengan sebuah rokok yang terselip di antara jemarinya. Pria muda itu tak bisa menampik perasaannya lagi, sudah sebulan berlalu semenjak tragedi pembunuhan itu, Kian menyesalinya secara perlahan. Rasa bersalah saat melihat tatapan menyedihkan Liliane menggerogoti hatinya. Kian bukanlah orang yang selalu memakai perasaannya. Apalagi ia tak hanya bermain dalam bisnis legal, dunia gelap tak pernah menggunakan perasaan dalam menghadapi seseorang. Semua orang bisa menjadi musuh dan berkhianat, persentase kemungkinannya sangat besar.
Namun, Liliane mengubah dunianya. Liliane mengubah sudut pandangnya. Karena pada kenyataannya, Kian hanyalah manusia biasa yang masih memiliki hati nurani. Ia tak pernah bisa berbuat kasar pada Liliane, menyakiti hati itu seakan menusuk jantungnya dengan belati. Tetapi ... ia telah melakukannya di malam itu.
Kian kembali menghembuskan asap rokok setelah menyesap nikotin itu. Ingatannya kembali pada percakapannya dengan John Lakovelli saat dirinya tiba di mansion Lakovelli dan menemui pria paruh baya itu.
"Aku tak pernah menyangka ada seorang pengkhianat besar di dalam II Fero. Dia berani berbuat banyak hal yang lebih menguntungkan dirinya. Bahkan lebih kejinya lagi, ia membunuh pimpinan Klannya sendiri." Ucap Kian dengan suara dinginnya yang menggema di seluruh ruangan mansion.
John hanya menatap Kian dengan pandangan tak mengerti, seolah dirinya tak paham dengan arah pembicaraan Kian. Apalagi ini kali pertamanya Kian membawa nama klan II Fero ke dalam mansionnya, dimana masih ada Liliane di dalamnya.
"Apa maksudmu, Kian? Siapa yang kau maksud?" tanya John seraya mengerutkan keningnya penuh kebingungan.
Tawa Kian terdengar menggelegar. Itu bukan tawa penuh kelucuan, tawa itu justru menyiratkan ancaman bagi siapapun yang mendengarnya, sarcastic. Kian menoleh padanya dengan tatapan menyakitkan. "Menurutmu siapa, John? Siapakah bajingan tengik yang menghancurkan hidupku?"
John semakin tak mengerti. Apakah maksud Kian, dia menemukan pengkhianat yang membunuh Massimo? Atau adakah pengkhianat yang ingin mengambil seluruh aset Kian pada bisnis legal keluarga Marchetti?
"Aku tak mengerti arah pembicaraanmu, anak muda." Balas John jujur.
"Dan tolong, jangan membahas II Fero di mansion ini, kecuali kau pergi denganku ke ruang kerjaku." Lanjut John yang justru membuat Kian terdiam.
Namun, dalam diamnya itu Kian menatap John dengan sorot mata yang tajam. Dirinya berjalan mendekat perlahan pada John, membuat pria paruh baya itu tanpa sadar melangkah mundur dengan pelan.
Melihat pandangan Kian yang menggelap, John tahu bahwa ada hal yang tidak beres dengan kekasih putrinya itu. Apakah telah terjadi kesalahpahaman?
Tangan Kian tiba-tiba saja meraih leher John, mencekiknya seraya membisikkan sesuatu di depan wajah pria paruh baya itu. "Aku tak pernah ingin membunuhmu, John. Kau termasuk dalam list orang yang harus kulindungi, karena kau adalah ayah dari kekasihku. Namun, laporan yang kudengar justru membuatku ingin mencacah tubuhmu, memenggal kepalamu dan kupersembahkan pada ayahku."
"Aku tak menyangka kau membunuh ayahku saat Pietro menjemputku di bandara. Kau membuat penjagaan di mansion Marchetti melemah dengan tipu daya licikmu itu. Kau meracuni minuman ayahku hingga ia mengalami komplikasi dan berakhir mati. Kau juga yang sudah mengkhianati ayahku dengan transaksi ilegal yang kau lakukan. Apa motifmu melakukan itu, John?!" Kian berseru di akhir kalimatnya.
Wajah John memerah karena tercekik, ia ingin bersuara tetapi untuk bernapas saja tidak bisa. Dirinya hanya bisa membuka dan menutup mulutnya berulang kali tanpa suara.
Tiba-tiba anak buah John keluar, mereka menyerang seluruh anak buah Kian untuk melindungi John. Kian langsung melepas cengkraman tangannya pada leher John, hingga membuat pria paruh baya itu terbatuk.
"Kau salah paham, anak muda. Bukan aku yang membunuh Massimo." Ucap John dengan terbatuk-batuk sebelum Kian melepaskan peluru pada kaki kiri John hingga ia terjatuh.
Anak buah John yang melihatnya segera menyerang Kian tanpa ampun, baku tembak terdengar di sana. Tak beberapa yang melakukan perkelahian secara fisik tanpa senjata. Ada beberapa pengawal yang sudah terbunuh. Saat anak buah Kian mulai terkikis, terdengar suara helikopter yang menurunkan lebih banyak pengawal Kian dan menyabotase mansion itu.
Kian berlari menuju kamar Liliane, ia berniat untuk membunuh gadis itu juga, atau memperkosanya hingga ia kelelahan. Kian tersenyum miring, ah bagaimana jika ia memperkosa Liliane dan dipertontonkan pada John? Pasti pria tua itu akan merasakan sakit yang sama, dan setelah itu ia dapat membunuh keduanya—ayah dan anak itu.
Namun, saat dirinya sampai di kamar Liliane dan melihat gadis cantik itu berdiri di depan meja riasnya, rasa rindu justru menerjang hatinya. Ia tak menduga jika tubuhnya justru melakukan hal sebaliknya. Ia tidak memperkosa Liliane, ia justru melakukannya dengan hati-hati dan cepat, terlebih lagi ini kali pertama untuk Liliane.
Sayangnya itu tak berlangsung lama, pintu kamar Liliane dibuka secara paksa tepat setelah mereka menyelesaikan percintaannya. Terlihat John yang menatapnya dengan raut frustasi. Kemeja dan celana kainnya penuh darah, tanda bahwa pria tua itu berjuang melarikan diri dari serangan anak buah Kian.
"Jangan lakukan apapun pada putriku, Kian!" John berseru memohon.
Kian tak kenal ampun, entah mengapa ia justru mengambil pistol yang ia sembunyikan di bawah bantal Liliane dan menembak John tepat pada dada kirinya.
John terjatuh dengan darah yang keluar dari mulutnya.
"Cher ..." pendengaran Kian yang tajam masih dapat mendengar suara John yang terbata sebelum pria paruh baya itu menutup matanya.
Kian menghela napasnya kasar dan meraup wajahnya dengan tangan. Hatinya merasa gusar, dia tak tahu harus berbuat apa.
"Cher? Apa yang dimaksud oleh John?" Gumamnya lirih.
Sesaat kemudian, dia melihat Adam yang sedang berjalan di halaman belakang mansion Marchetti. Kian segera berteriak dari balkon.
"Adam! Pergi ke ruang kerjaku!" seru Kian yang ditanggapi anggukan oleh tangan kanannya itu.[]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
putrie_07
huaaa😭😭😭😭
nyesel klo g baca karya ini
2025-03-25
0