"Lancang sekali kau berkata seperti itu di depanku!!" ucap Gunawan murka atas apa yang di sampaikan Yola.
Yola dan Sandra merasa ketakutan karna saat ini Gunawan benar-benar murka terhadap mereka, pastinya Gunawan tidak akan membebaskan mereka dengan begitu saja.
"Ada apa ini? Kanapa kamu meneriaki anakku?" ucap Nola yang mendengar suara murka Gunawan.
"Kau, ibu seperti apa kau ini? Kau tidak menyadari kalau anak-anakmu berbuat kriminal di rumah ini?" ucap Gunawan murka.
"Kriminal? Anakku tidak pernah berbuat buruk, mereka anak baik mas,,, " bela Nola.
"Kau tidak perlu membela mereka karna mereka sendiri sudah mengakui kesalahan mereka!" ucap Gunawan tidak habis pikir dengan Nola.
"Apa benar yang di katakan papa kalian?" tanya Nola.
"I-iya ma" ucap Sandra dan Yola serempak.
"Apa yang telah kalian lakukan?" tanya Nola yang tidak tahu sama sekali tentang perilaku anak-anaknya itu.
"Pengawal" teriak Gunawan.
Karna teriakan Gunawan yang cukup keras dapat di dengar oleh pengawal yang berdiri tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Siap pak" ucap pengawal itu.
"Kalian tahan mereka, jangan biarkan mereka kabur sebelum mereka di bawa oleh polisi" ucap Gunawan.
"Mas,,, kamu gak akan laporin anak-anak ke polisikan? Ini bisa kita selesaikan secara kekeluargaan loh mas" ucap Nola tidak ingin anaknya itu masuk penjara.
"Secara kekeluargaan? Apa kau pikir bisa mengembalikan setiap tetes darah Saviera yang keluar karna ulah anak-anakmu itu" ucap Gunawan tidak akan menerima usulan dari Nola.
Akhirnya Sandra dan Yola di tangkap oleh pihak berwajib. Sedangkan Nola, mau tidak mau harus keluar dari rumah itu lalu mengikuti kemana perginya mobil polisi itu.
"Awas kamu mas,,, aku akan balas rasa sakit ini" ucap Nola menaruh dendam terhadap Gunawan.
...****************...
"Akhirnya mereka pergi juga,,, hummm rumah jadi sepi, apa gue hubungi mereka untuk tinggal di rumah ini?" ucap Saviera yang sedari tadi mendengar perseteruan papanya dengan manusia ular itu.
"Dimana?" ucap Saviera
"Tinggal di rumah gue aja, biar mention menjadi markas kita sementara" ucap Saviera
"Gue tunggu" ucap Saviera
Tut
"Gue lupa minta izin papa, mending gue temui papa dulu" ucap Saviera lupa kalau ia belum minta izin papanya.
Saviera mencari Gunawan di kamar tempat papanya menghadapi manusia ular. Setelah sekian lama mengetok pintu kamar itu, tidak ada seseorang yang membuka pintu itu.
"Sepertinya tidak di sini" ucap Saviera.
Saviera lanjut mencari papanya ke ruang kerja, jika papanya tidak ada di kamar itu pasti ia di ruang kerja untuk menyibukkan diri agar tidak mengingat kejadian yang tidak mengenakan barusan.
Tok,,, tok
Gunawan yang fokus melihat leptop tidak mendengar kalau pintu ruang kerjanya di ketuk. Karna Gunawan tak kunjung merespon, Saviera pun membuka pintu ruangan itu guna melihat apakah papanya di dalam atau tidak.
Lili
"Papa" panggil Saviera
"Kenapa sayang?" ucap Gunawan melihat Saviera memasuki ruangannya.
"Apa papa sibuk?" tanya Saviera yang lihat setumpuk kertas di atas meja kerja papanya itu.
"Tidak, kenapa sayang?" jawab Gunawan langsung menutup laptopnya.
"Begini pa, aku mengajak teman-teman ku untuk tinggal di sini,, apa boleh pa?" tanya Saviera.
"Hmm,, boleh sayang, lagian kita cuma tinggal berdua saja di sini tidak ada salahnya kalau kamu mau mengajak teman-temanmu untuk tinggal di sini" ucap Gunawan.
"Ok pa" ucap Saviera senang karna mendapatkan izin dari papanya itu.
"Ia,,, tapi apa orang tua temanmu tidak marah kalau mereka tinggal di sini?" tanya Gunawan.
"Mereka yatim piatu pa" ucap Saviera.
"OOO,,, ya sudah" ucap Gunawan.
"Mau aku bantu?" tanya Saviera melihat Gunawan yang sudah renta, seharusnya di umur sekarang Gunawan sudah menikmati masa tuanya.
"Apa kamu bisa?" tanya Gunawan tidak tahu kalau Saviera bisa mengurus soal perusahaan.
"Coba aku lihat dulu" ucap Saviera lalu mengambil alih leptop papanya itu.
Ia melihat data keuangan kantor papanya yang saat ini terlihat aneh bagi Saviera. Pasalnya setiap bulan angka di leptop data itu terus menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya.
"Papa,,, apa papa merasa curiga dengan karyawan papa?" tanya Saviera yang merasa janggal dengan data yang terlihat.
"Ha? tidak,," ucap Gunawan.
"Papa saat ini ada yang sedang bermain di perusahaan, mereka memanipulasi keuangan, dengan majunya perusahaan seharusnya keuangan saat ini tidak mengalami penurunan dari bulan ke bulan" ucap Saviera yang melihat data keuangan dari awal tahun sampai bulan saat ini.
"Benarkah? Papa tidak tau kalau keruangan perusahaan turun, karna dari yang papa tau proyek terus gol" ucap Gunawan.
"Apa papa tidak pernah mengecek data keuangan perusahaan?" tanya Saviera.
"Papa jarang melihat data keuangan perusahaan, biasanya papa suruh sekretaris papa untuk mengeceknya" ucap Gunawan.
Saviera tidak menyangka kalau papanya itu sangat gampang percaya dengan orang lain, mungkin karna ketidak telitian papa membuat orang-orang di perusahaan melakukan korupsi.
"Papa,,, apa besok kita di perusahaan bisa melakukan rapat?" tanya Saviera tidak ingin membuang-buang waktu.
"Rapat? Tentu,,, tapi buat apa?" tanya Gunawan bingung dengan permintaan anaknya itu.
"Papa cukup lihat saja besok" ucap Saviera.
"Saviera, sepertinya kamu sudah mampu untuk mengelola perusahaan papa, bagaimana kalau kamu mengambil perusahaan papa besok?" tanya Gunawan hati-hati takut kalau Saviera menolak permintaanya.
Saviera yang melihat papanya juga sudah renta dan tidak seteliti dulu lagi, ia tidak mungkin menghendel perusahaan yang besar itu saat ini. Lebih baik ia ambil alih sekalian untuk mencari cara untuk membalas perbuatan Alex.
"Baiklah pa" ucap Saviera menyetujui keinginan papanya.
"Baik, setelah kita menyelesaikan masalah ini,,,, papa akan memberitahu kalau kamu adalah pengganti papa" ucap Gunawan semangat.
"Ya,,, sekarang lebih baik kita makan dulu, soalnya saat ini sudah menunjukkan waktu untuk makan malam" ucap Saviera.
"Baik lah" ucap Gunawan.
Akhirnya anak dan papa itu keluar dari ruang kerja. Para pelayan yang melihat nona dan tuan mereka datang bersamaan merasa bahagia, pasalnya hubungan dua orang itu sudah membaik.
"Kapan teman kamu akan ke sini?" tanya Gunawan saat sudah sampai di meja makan.
"Palingan sebentar lagi sampai" ucap Saviera.
Tidak lama kemudian ada seorang pelayan datang mendekati Gunawan.
"Permisi tuan,, di luar ada tiga orang perempuan mereka mengaku sebagai teman nona Saviera" ucap pelayan itu hormat.
"Suruh saja mereka masuk dan langsung bergabung untuk makan malam" ucap Gunawan kepada pelayan itu.
"Baik tuan, saya permisi dulu tuan nona" ucap pelayan itu hormat.
Tidak lama kemudian ketiga perempuan yang di maksud pelayan itu menghampiri Saviera dan Gunawan yang saat ini sedang berada di meja makan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments