Merindu

Dimalam hari, Kevin memutuskan untuk keluar dari kamarnya untuk melakukan makan malam bersama dengan keluarga. Keluarga Kevin mengedepankan kalau keluarga itu harus menjadi hal yang utama, makan dengan melakukan makan bersama akan meningkatkan kemistri antara keluarga.

"Tumben baru keluar?" tanya Gio papa Kevin.

"Gak papa pa,,," ucap Kevin.

Ajeng menunda untuk berbicara dengan anaknya itu, ia paham kalau keluarganya sangat menjunjung keluarga nomor satu dan ketika duduk di meja makan tidak ada yang di bahas lagi.

Setelah selesai makan barulah Kevin, Gio dan Ajeng pindah ke ruang keluarga untuk mengobrol ringan terkait rutinitas mereka hari ini.

"Kevin apa kamu gak bisa menjaga Karlina di kampus nak?" tanya Ajeng kepada anaknya.

"Maaf ma, tidak bisa" ucap Kevin sebenarnya malas harus membahas perempuan lain di kala ia sedang menikmati menonton tv bersama orang yang di sayanginya.

"Ada apa ini ma?" tanya Gio yang tidak paham dengan apa yang di bahas anak dan istrinya itu.

"Ini pa,,, mama minta tolong Kevin buat jagain Karlina di saat di kampus,,, kan mereka mau satu kampus pa dan Karlina juga kan kenalnya cuma sama Kevin" jelas Ajeng.

"Lalu kenapa mama meminta Kevin untuk melindungi dia ma?" tanya Gio kepada istrinya.

"Hmm,,,, itu pa,,, itu,,," Ajeng bingung mau menjawab dengan jujur atau berbohong kepada suaminya, tapi ia tau kalau suaminya tidak suka di bohongi.

"Mama tidak perlu meminta anak kita untuk melindungi anak teman mama itu, lagian Kevin tentu menolak pasti ada satu hal ma" ucap Gio.

"Satu hal? Apa itu Kevin?" tanya Ajeng penasaran.

"Kevin sedang mendekati seseorang" ucap Kevin jujur.

"HA? Kamu serius sayang?" tanya Ajeng penasaran.

"Mama,,, biarkan Kevin memilih pasangannya jangan pernah ikut campur terkait masa depan anak kita" tegur Gio sadar kalau istrinya pasti memiliki niat tertentu untuk anaknya.

"Tapi pa,,, Karlina itu cantik pa, mama juga tau kalau Karlina berasal dari keluarga yang baik-baik dan dia juga pinter pa,,,, cocok banget dengan Kevin" ucap Ajeng jujur ketika niatnya sudah di ketahui oleh sang suami.

"Mama,,, sampai kapan pun, Kevin tidak akan mau bila mama jodoh-jodohkan!" tegas Kevin lalu pergi meninggalkan kedua orang tuanya itu.

"Jangan pernah memaksakan keinginan mama kepada anak kita, jika itu terjadi papa siap membela Kevin" ucap Gio lalu pergi meninggalkan istrinya yang tidak terima dengan keputusan anak dan suaminya itu.

"Aku harus cari tahu siapa yang di dekati Kevin, aku tidak mau anakku salah pilih pasangan" ucap Ajeng lalu lanjut menonton tv meskipun sendiri.

...****************...

"Saviera" panggil Gunawan di saat Saviera hendak meninggalkan meja makan karna sudah kenyang.

"Ia?" jawab Saviera dingin.

"Temui papa di ruang kerja" ucap Gunawan lalu pergi meninggalkan Saviera, istri kedua dan anak tirinya.

"Pasti kamu akan kena marah" ucap Sandra tahu soal kejadian di kantin dan Sandra juga yang mengadukan itu kepada Gunawan.

"Oo" ucap Saviera singkat karna belum saatnya ia membalas perbuatan istri dan saudara tiri itu.

Sandra yang melihat Saviera pergi meninggalkan mereka tersenyum, ia yakin kalau Saviera akan sangat di benci oleh Gunawan dan bisa jadi Gunawan langsung mencoret nama Saviera dari kartu keluarga dan ahli waris.

Sedangkan di ruangan kerja, Gunawan sudah menunggu kedatangan Saviera. Ia ingin mendengar cerita dari Saviera langsung, ia tidak mau kejadian yang sudah lampau terulang kembali.

Tok,,,tok,

"Masuk" ucap Gunawan yang berada di dalam.

Saviera memasuki ruang kerja Gunawan, ia sempat terpana dengan foto yang di pajang di atas meja kerja Gunawan. Foto itu memperlihatkan betapa Gunawan sangat mencintai istrinya itu atau lebih tepatnya mama Saviera. Di sebelah foto itu, juga terdapat foto mama Saviera dan Gunawan berbahagia karna menunggu kelahiran anak dalam kandungan istrinya.

"Saviera" panggil Gunawan memecahkan ke bengongan Saviera.

"Ia papa,,," ucap Saviera lalu duduk di kursi yang sudah tersedia di hadapan Gunawan.

"Apa yang terjadi di kampus?" tanya Gunawan tanpa basa basi.

"Ooo,,, aku mematahkan tangan Elda dan menampar wajah jelek Lili" ucap Saviera jujur.

"Kenapa kamu melakukan itu?" tanya Gunawan berusaha untuk tidak langsung emosi kepada putrinya itu.

"Elda menumpahkan minumanku di atas kepalaku dan Lili dia berbicara denganku tapi aku sedang makan dan aku juga tidak ingin berbicara di saat makan" jelas Saviera.

"Huufff,,, kenapa kamu gak bilang sama papa?" tanya Gunawan.

"Saviera bisa mengatasinya pa" ucap Saviera santai.

"Lalu bagaimana kalau besok kamu di datangi oleh orang tua temanmu dan mereka menuntut kamu,,, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Gunawan sebenarnya bisa membantu Saviera untuk mengatasi masalah itu dengan mudah.

"Tenang papa,,, aku sudah menyediakan alat tempurku" ucap Saviera santai.

"Kamu yakin? Apa perlu bantuan papa?" tanya Gunawan memastikan kalau anaknya bisa menangani masalah itu.

"Ia papa,,, aku sangat-sangat yakin" ucap Saviera penuh percaya diri. Ia yakin kalau ia bisa menangani masalah kecil itu.

"Baik, kalau kamu membutuhkan bantuan papa kamu bisa telfonan papa" ucap Gunawan.

"Siap pa" ucap Saviera penuh semangat.

"Kamu sangat mirip dengan mama mu Saviera" ucap Gunawan.

"Hmm,,, kenapa pa?" tanya Saviera.

"Mamamu kalau ada masalah selalu aja di selesaikan sendiri dan papa sendiri tidak pernah terlibat dalam masalah yang di tangani mamamu, dia berani dan kuat" ucap Gunawan mengingat almarhum istrinya.

"Hmm,, papa rindu dengan mama?" tanya Saviera menerka-nerka.

"Selalu,,, bahkan di saat kamu mempunyai mama baru, rasa rindu papa kepada mamamu tidak pernah sirna bahkan rasa itu semakin besar" jelas Gunawan jujur kalau rasa cintanya habis di almarhum mama Saviera.

"Hmmm,,, papa besok sibuk gak?" tanya Saviera tiba-tiba.

"Hm,,,, tidak, memangnya ada apa?" tanya Gunawan.

"Berhubung aku besok hanya ada satu mata kuliah,,, bagaimana kita ke makan mama?" ajak Saviera.

"Boleh,,, pasti mama bahagia melihat kamu dan papa datang hubungan yang sudah membaik" ucap Gunawan teringat bahwa hubungannya dengan putrinya sempat renggang.

"Tentu, pastinya mama sangat bahagia di sana" ucap Saviera.

"Ya sudah,,, lebih baik kamu kembali ke kamarmu dan langsung beristirahat" ucap Gunawan.

"Baik papa,,, papa juga kembali lah, pasti istri papa sudah menunggu di kamar" ucap Saviera seraya bangun dari tempat duduknya.

"Sepertinya papa akan memilih untuk pisah kamar dengan Nola" ucap Gunawan.

"Kenapa pa?" tanya Saviera penasaran kenapa tiba-tiba papanya ingin pisah kamar dengan istri keduanya itu.

"Ntah lah,,, papa rasa, papa sudah mengkhianati mamamu dan itu membuat papa tidak nyaman bila sekamar dengan istri kedua papa" ucap Gunawan sendu

Terpopuler

Comments

Ayu Dani

Ayu Dani

good Job papa

2025-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!