Penasaran

"Hallo sayang"

"Papa aku masuk rumah sakit, hiks"

"HA? kenapa?"

"Ini gara-gara teman sekelas aku yang suka membully anak-anak di kampus pa, sekarang tanganku patah gegara dia, hiks,,,"

"Apa? Patah? Siapa nama teman kamu itu? biar papa urus dia"

"Namanya Saviera pa,,, papa tolong cepat urus dia ya, aku gak mau hal serupa juga terjadi ke mahasiswa lainnya"

"Sekarang kamu dimana?"

"Masih di rumah sakit pa, tapi aku sama teman-teman aku kok pa"

"Ok,,, apa kamu di rawat?"

"Tidak pa, siap menebus obat aku akan pulang papa"

"Ok, selanjutnya nanti di bahas di rumah, papa akan urus soal temanmu itu dulu"

"Ok papa,,, sayang papa"

"Papa juga sayang kamu nak"

Tut,,,,,

Panggilan telfon antara Elda dengan orang tuanya pun berakhir. Benar saja Elda mengadukan masalahnya kepada papanya dan malah mengarang cerita kalau Saviera seorang pembully.

"Gimana?" tanya Lili

"Aman, kita liat aja besok" ucap Elda dengan senyum penuh makna.

...****************...

Handoko yang mendapatkan kabar bahwa putrinya masuk rumah sakit langsung naik darah. Karna selama ini ia tidak pernah membuat putrinya itu mengalami rasa sakit sedikitpun dan tiba-tiba saja ada seorang mahasiswa yang berani menyakiti putrinya itu.

"Atur jadwal saya untuk bertemu rektor di kampus tempat putri saya belajar" perintah Handoko kepada sekretarisnya.

"Baik pak" ucap sekretaris Handoko lalu sesegera mungkin mengatur waktu bosnya itu.

...****************...

"Saviera lo yakin gak akan menghadapi masalah besar setelah apa yang lo lakuin ke Elda" tanya mahasiswa yang melihat kejadian di kantin kampus.

"Gue menunggu hal itu" ucap Saviera singkat lalu membuat mahasiswa itu terdiam, ia tidak ingin ikut campur masalah Saviera.

Mahasiswa lain juga tau kalau yang di hadapi Saviera adalah salah satu donatur kampus tempat mereka menimba ilmu.

"Selanjutnya bagaimana?" tanya Rosa.

"Gue menunggu" ucap Saviera.

Rosa paham apa yang di maksud Saviera, ia juga yakin kalau Saviera sudah menyiapkan semuanya sedemikian rupa.

"Siang anak-anak" ucap dosen yang baru saja memasuki kelas.

"Siang Bu" ucap mahasiswa yang berada di kelas.

Dua jam kemudian

"Akhirnya perkuliahan hari ini selesai juga" ucap Monica merasa lelah karna harus melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya.

"Sekarang kita kemana?" tanya Jenifer.

"Ke mension" ucap Saviera lalu di angguki oleh teman-temannya.

Sedangkan Kevin dan teman-temannya langsung pergi ntah kemana.

"Kemana bos?" tanya Candra yang mengikuti bosnya yang hendak ke parkiran.

"Balik" ucap singkat Kevin.

Teman-teman Kevin paham apa maksud dari ucapan Kevin barusan. Mereka memutuskan kembali ke rumah masing-masing.

Di rumah, Kevin langsung di sambut oleh para pelayan yang berada di rumahnya. Saat melewati ruang keluarga, ternyata ada mamanya dan seorang gadis yang tidak ia kenal.

"Kevin kamu sudah pulang nak?" ucap Ajeng.

"Hmm,,," tidak menjawab pertanyaan orang tuanya.

"Kamu kesini dulu dong nak" ucap Ajeng menyuruh Kevin untuk duduk di samping dirinya.

"Ada apa ma?" tanya Kevin saat sudah duduk di samping mamanya itu.

"Kamu kenalin dulu, ini Karlina anak teman mama" ucap Ajeng memperkenalkan anak dari temannya.

"Karlina" ucap Karlina seraya mengulurkan tangannya kepada Kevin.

"Kevin" ucap Kevin namun tidak menerima uluran tangan dari Karlina.

"H-hmm,, Karlina ini akan kuliah di tempat kamu berkuliah Kevin" ucap Ajeng.

"Oo" ucap Kevin tidak tertarik dengan perempuan yang di kenalkan oleh mamanya itu.

"Jadi kamu nanti harus ngelindungin Karlina ya nak" ucap Ajeng.

"Dia sudah dewasa, tidak perlu untuk di lindungi,, kalau ingin di lindungi tinggal sewa bodyguard saja mama" jelas Kevin menolak permintaan mamanya.

"Tapi,, nak-" ucap Ajeng.

"Kevin ke atas dulu" ucap Kevin meninggalkan dua orang perempuan itu.

"Ehh,,,,Kevin mama belum selesai ngomong loh" ucap Ajeng tapi tidak di hiraukan Kevin sama sekali.

"Udah gak papa tan,,, memang benar apa yang di katakan Kevin tadi tan" ucap Karlina.

"Eh,,, mana bisa begitu sayang,,, Tante kan udah janji sama orang tua kamu buat jaga kamu di sini" ucap Ajeng tidak enak hati kepada anak temannya itu.

"Ia orang tua aku juga pasti ngerti kok tan" ucap Karlina lagi.

"Sudah-sudah nanti tante akan coba bujuk Kevin lagi ok" ucap Ajeng memutuskan perdebatan antara dirinya dan Karlina.

"Ya sudah tante" ucap Karlina.

"Bisa-bisanya gue di tolak oleh cowok,, gue akan menaklukkan lo Kevin, gue akan bikin lo merangkak ke dalam pelukan gue" gumam Karlina bertekat akan mendapatkan Kevin.

Di kamar, Kevin langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang cukup luas untuk di tempati oleh satu orang. Di saat Kevin sedang beristirahat tidak sengaja ia teringat dengan kejadian di kantin dan bagaimana dirinya menyerahkan bajunya kepada Saviera.

Kevin sendiri bukan orang yang suka meminjamkan barang pribadinya kepada orang lain, sedangkan teman-temannya saja yang bajunya kebasahan terkena hujan tidak pernah sekali pun ia meminjamkan bajunya kepada mereka, tapi kenapa kepada Saviera ia langsung memberikan bajunya tanpa mengingat kalau Saviera itu orang lain.

"Saviera,,,, sepertinya gue harus cari tau siapa lo sebenarnya" ucap Kevin lalu bangkit dari tidurnya lalu berjalan menuju meja yang terdapat komputer di atas meja itu. Kevin menyalakan komputer untuk mencari tahu tentang Saviera.

Setalah berjam-jam berkutat dengan komputer, informasi yang Kevin dapatkan hanya informasi biasa-biasa saja dan itu hanya mengenai keluarga Saviera. Sedangkan untuk mencari informasi mengenai Saviera ia mengalami kesulitan, seakan-akan informasi Saviera di jangan begitu ketat.

"Hufff,,, mengapa sulit sekali mencari informasi mengenai dirinya? Apa perlu gue minta tolong anak-anak?" ucap Kevin.

Kevin segera mengambil handphone yang terdapat di sisi kanan keyboard, ia mencari kontak seseorang yang dapat membantu dirinya untuk mencari tahu siapa Saviera.

"Hallo"

"Cari tahu tentang Saviera"

"Ok bos"

Setelah itu panggilan pun terputus, akhirnya Kevin meminta pertolongan Stiven dan Mario untuk mencari tahu tentang Saviera.

"Kenapa?" tanya Mario kepada Stiven.

"Bos meminta kita untuk mencari tahu tentang Saviera" jelas Stiven.

"Hmmm" ucap Mario. Selanjutnya mereka berdua mulai mengotak atik komputer yang tersedia di markas.

Stiven dan Mario memutuskan untuk ke markas karna kalau mereka kembali ke rumah, yang mereka dapatkan hanyalah perasaan tertekan. Tertekan akan keinginan orang tua mereka terhadap mereka.

...****************...

"Penasaran rupanya" ucap Saviera yang mendapatkan notifikasi kalau ada yang ingin membobol keamanan data pribadinya.

Saat ini Saviera sedang mencari informasi mengenai Elda beserta teman-temanya itu. Ia akan mempersiapkan alat untuk berperang besok. Meskipun perang yang di hadapi saat ini bukan perang dengan senjata tapi cukup menghibur Saviera di kala ia jenuh dengan perkuliahan.

Terpopuler

Comments

Ayu Dani

Ayu Dani

like like like

2025-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!