Maafkan Papa

Kamar milik Saviera saat ini sangat lah enak di pandang mata. Itu bagi Saviera kalau bagi yang penghuni lain, kamar Saviera sangat menyeramkan. Karna di dominasi warna hitam.

"Akhirnya kamar ini enak di pandang juga" ucap Saviera.

...****************...

sedangkan saat ini Gunawan saat ini masih sibuk dengan pekerjaannya. Demi menghilangkan pikiran buruk, Gunawan memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya.

Tepat pukul 2 dini hari barulah Gunawa keluar dari ruang kerjanya itu. Sebelum kekamar, Gunawan mau mengambil mengambil minuman di dapur.

"Sedang apa kamu?" tanya Gunawan saat melihat Saviera sedang sibuk dengan peratan masak.

"Buat mie" ucap Saviera singkat.

"Buatkan papa satu Saviera" ucap Gunawan lalu pergi meninggalkan Saviera yang masih berkutat dengan masakannya.

Saviera yang mendengar permintaan orang tua kandung dari tubuh ini menuruti keinginan papanya itu, karna pemilik asli tubuh ini sangat menyayangi papanya.

Lima belas menit kemudia**n

Saviera langsung menyajikan mie yang ia buat di meja makan. Sedangkan Gunawan melihat keterampilan putri kandungnya mengingatkan ia kepada mendiang istrinya terdahulu.

"Kau sangat mirip dengan ibumu" ucap Gunawan lalu mengambil mie buatan Saviera untuk ia makan bersama dengan Saviera di meja makan.

"tentu" ucapnya Saviera singkat.

Setelah itu tidak ada lagi obrolan antara anak dan papa itu. Mereka diam dan lebih memilih menikmati makanan yang sudah di siapkan.

"Saviera maafkan papa" ucap Gunawan di saat ia sudah selesai menghabiskan mie rebus buatan anaknya itu.

"Kenapa?" tanya Saviera dengan mata yang berbinar. Reaksi dari pemilik tubuh sangat kuat, sehingga Saviera tidak bisa menahan beningan air mata itu.

"Papa tau,,, apa yang sudah papa lakukan kepadamu itu salah, tapi satu hal yang harus kamu ketahui,,, kalau papa sangat menyayangi mu" ucap Gunawan tulus kepada anaknya.

"Hiks,,,, Saviera,,, hiks,,, sudah menunggu hari ini tiba papa,,,," ucap Saviera.

Saviera yang saat ini berada dalam tubuh Saviera menangis sesegukan. Karna ia ingin melepaskan perasaan yang tertahan oleh pemilik asli tubuh ini.

"Maafkan papa nak,,, papa janji akan lebih mementingkan dirimu lagi" ucap Gunawan memeluk putri kecilnya itu.

"Janji ya papa" ucap Saviera sambil memberikan jari kelingking yang bertanda untuk membuat perjanjian.

Gunawan menerima jari kelingking Saviera dengan baik. Mereka cukup lama berbincang-bincang di meja makan sampai waktu menunjukkan pukul 4 dini hari.

"Sayang lebih baik kamu tidur, karna besok kamu akan masuk kuliah bukan?" ucap Gunawan yang sudah mulai lembut kepada putri kandungnya itu.

"Ia papa,,, hmmm,,, besok aku bawa lambo ya pa,,, aku sudah sangat menyayangi mobil itu" ucap Saviera.

"Baik lah, mobil itu akan papa pindah namakan atas nama kamu" ucap Gunawan berhasil membuat Saviera tersenyum bahagia.

"Terimakasih papa, Saviera masuk ke kamar dulu,,, papa juga beristirahat lah" ucap Saviera lalu di angguki oleh Gunawan.

Meskipun hubungan Saviera dan Gunawan sudah membaik. Tetap saja Saviera yang sekarang tidak bisa percaya 100% kepada Gunawan.

Sebelum Saviera menaiki tangga, ia melihat seseorang dari balik kamar Gunawan. Saviera yakin kalau orang itu sudah mendengar percakapannya dengan Gunawan. Saviera akan lebih berhati-hati lagi kedepannya dan tak lupa juga untuk tetap memantau Gunawan.

"Jangan coba-coba bermain dengan ku" batin Saviera lalu pergi menuju kamarnya yang terletak di lantai dua.

...****************...

Pukul 06.45 Saviera sudah siap untuk pergi ke kampus, ia menggunakan baju kaos dan celana cargo. Meskipun cuma menggunakan baju kaos tapi penampilan Saviera sangatlah memukau.

Di meja makan

Semua anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan. Saviera yang baru saja turun dari lantai dua langsung duduk di kursi yang biasanya pemilik tubuh ini duduki.

"Saviera kamu duduk di sebelah papa" ucap Gunawan menyuruh Saviera duduk di sebelah kanannya, padahal sudah ada Nola yang berada di sebelah kanan Gunawan.

"Papa,,, kan aku sudah di sini, masa mau di ganti sih, lagian kita mau sarapan takutnya nanti anak-anak telat pergi ngampusnya" ucap Nola tak ingin posisinya di rebut.

"Saviera,,, cepat pindah!" tegas Gunawan membuat Nola terpas harus pindah dari tempat duduknya.

Saviera tidak membantah, ia sangat menyukai sikap papanya yang sekarang tak mudah di pengaruhi, apa lagi di pengaruhi ular.

Setelah selesai drama tempat duduk, barulah anggota keluarga itu makan dengan khidmat cuma terdengar suara dentingan sendok yang mewarnai suasana sarapan hari ini.

"Papa,,, aku sudah siap,,, aku berangkat dulu ya" ucap Saviera lalu di angguki Gunawan.

"Ini kuncinya" ucap Gunawan menyerahkan kunci mobil lambo miliknya kepada anaknya itu.

"Terimakasih papa" ucap Saviera senang.

Saviera senang karna ia sempat melihat kepalan tangan dari saudara tirinya itu. Ia sangat puas dengan hal tersebut. Tidak mau membuang waktu Saviera langsung mengeluarkan mobil lambo dari bagasi.

"Pa,,, kami aja gak pernah papa izinkan buat bawa mobil lambo,,, kenapa Saviera papa izinkan?" tanya Sandra kepada Gunawan.

"Dia putri kandungku sudah seharusnya dia yang mendapatkan apa yang aku miliki" ucap Gunawan lalu menyudahi sarap paginya itu.

"Ma,,, hiks,,, kok papa tiba-tiba berubah sih?" ucap Sandra mengadu kepada sang mama.

"Kamu tidak usah menangis sayang, nanti akan mama akan mama usahakan agar papamu juga memberikan kamu lambo" ucap Nola menangkan Sandra.

"Aku juga dong ma" ucap Karlina adik Sandra yang masih sekolah.

"iaiaiai,,, sekarang kalian berangkat, nanti malah telat masuk kuliah dan sekolahnya" ucap Nola lalu di angguki oleh kedua anaknya itu.

Setelah Sandra dan Karlina pergi, Nola langsung pergi menyusul suaminya yang berada di ruang kerja. Gunawan akhir-akhir ini lebih memilih mengerjakan pekerjaan kantor dari rumah saja.

Tok,,,tok

"Masuk" ucap Gunawan yang masih berkutat dengan pekerjaannya.

"Mas,,," ucap Nola memasuki ruangan suaminya itu.

"Katakan!" ucap Gunawan tanpa melihat istrinya itu.

"Mas,, kamu tidak akan membiarkan Sandra tidak memiliki mobil lambo kan mas?" tanya Nola, karna ia yakin suaminya itu sangat menyayangi anak-anaknya.

"Memang tidak" ucap Gunawan singkat.

"Loh kok begitu mas? Sandra kan juga anak kamu mas" ucap Nola yang mencoba mencari simpati suaminya itu.

"Dia itu bukan anak kandungku, dia anak mu dan suamimu terdahulu,,, aku tidak memiliki kewajiban untuk menafkahinya, jika pun aku memberi aku tidak akan memberikan jika anak kandungku belum memilikinya" jelas Gunawan.

"Mas,,, hiks,,, kok kamu ngomong gitu sih?" ucap Nola dengan sudah mulai memainkan drama.

"Sudahlah Nola, kau tidak usah banyak drama di depanku,,,, seharusnya kau bersyukur karna aku menjadikan kau istri dan kau beserta anak-anakmu itu bisa tinggal dan makan enak di rumahku, belum lagi fasilitas yang sudah ku berikan kepada kau serta anak-anakmu itu" jelas Gunawan berusaha menahan emosinya karna Nola menganggap dirinya pilih kasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!