Diruang Rektor

"Lalu apa yang akan papa lakukan?" tanya Saviera.

"Papa belum tau" ucap Gunawan bingung harus bagaimana kedepannya.

"Baik lah" ucap Saviera lalu pergi meninggalkan Gunawan.

"Aku harus apa?" gumam Gunawan bingung harus berbuat bagaimana.

Sejujurnya ia tidak mencintai istri keduanya itu dan niatnya untuk menikahi Nola hanya untuk memberikan rasa kasih sayang sosok ibu kepada Saviera, namun saat ini Saviera sudah besar dan sudah bisa mengendalikan dirinya sendiri.

"Lebih baik aku diam terlebih dahulu,, kalau nanti dia berbuat yang tidak-tidak baru aku ambil keputusan" gumam Gunawan lalu pergi meninggalkan ruang kerjanya.

...****************...

Pagi yang indah ini, Saviera sudah siap dengan baju kaos dan celana cargo miliknya. Setelah ia keluar dari rumah sakit, Saviera meminta asisten rumah untuk membelikan ia celana cargo warna hitam dan asisten cukup banyak membeli celana cargo, ada juga celana lain tapi Saviera belum ingin menggunakannya.

"Hari ini,,, hari yang kau tunggu bukan?" ucap Saviera seolah-olah sedang berbicara dengan pemilik tubuh itu.

Saviera segera pergi meninggalkan kamarnya. Di meja makan tampak Gunawan, Nola dan kedua saudara tiri itu sudah duduk di kursi masing-masing, tapi hari ini Nola tidak lagi duduk di sebelah Gunawan.

"Lama banget" ucap Sandra yang melihat kehadiran Saviera.

Saviera tidak peduli dengan apa yang di katakan Sandra kepada dirinya. Ia lebih memilih untuk duduk dan langsung memakan makanan yang sudah tersaji di meja makan.

Selesai sarapan, Saviera langsung meminta izin kepada Gunawan untuk berangkat ke kampus.

"Aku pergi dulu pa" ucap Saviera bangkit dari tempat duduknya.

"Hati-hati, jika butuh bantuan kasih tau papa" ucap Gunawan.

"Baik pak" ucap Saviera tidak menolak tawaran dari papanya itu.

Sandra yang melihat hubungan Saviera dengan Gunawan merasa iri. Ia selama ini tidak pernah di perlakukan sedemikian rupa oleh papa tirinya dan untuk papa kandungnya sendiri Sandra tidak tahu dimana keberadaan papanya itu.

"Aku berangkat dulu" ucap Sandra lalu pergi meninggalkan kedua orang tuanya dan adiknya yang masih menikmati makananya.

...****************...

Di kampus, Saviera langsung saja memarkirkan motor sport miliknya. Sebelum ke kampus Saviera tidak sengaja melihat motor sport di yang terletak di bagian belakang bagasi mobil.

Awalnya ia cuma ingin melihat saja, tapi setelah ia melihat kalau motor sport itu sangat-sangat keren ia langsung meminta kunci motor kepada sopir yang biasanya bekerja untuk mengantar dan menjemput Saviera.

"Wow,,, beli motor baru?" tanya Monica yang baru saja datang dengan kedua teman yang lainnya.

"Gak" ucap Saviera.

"Hmm,,, terus darimana tu motor" tanya Monica penasaran.

"Dari bagasi, yok jalan" ucap Saviera.

Ketiga temannya tidak lagi bertanya terkait motor yang digunakan oleh Saviera. Sedangkan dari kejauhan Lili melihat kedatangan Saviera dengan ketiga mahasiswa baru merasa kesal, karna Saviera bisa berteman dengan mahasiswa baru itu dan membuat mereka menuruti apa yang di sampaikan Saviera.

"Kenapa?" tanya Elda.

"E-h,,,, itu aku lihat Saviera baru datang, sepertinya ia tidak merasa bersalah atas apa yang di lakukannya kepada kamu kemaren" ucap Lili mencoba mengadu domba Elda dengan Saviera.

"Gak usah di pikirin, liat saja nanti aku akan bikin dia memohon ampun kepadaku" ucap Elda dengan penuh percaya diri.

"Hmm,,, aku berharap dia kembali seperti Saviera yang dulu" ucap Lili.

"Udah gak usah mikirin Saviera Lili,, lebih baik kita masuk ke kelas" ucap Stela kepada temannya itu.

"Selamat pagi semua, di beritahukan kepada mahasiswa yang bernama Saviera untuk segera ke ruangan rektor. Sekali lagi di ulangi, untuk mahasiswa yang bernama Saviera di minta untuk mendatangi ruangan rektor. Sekian terimakasih" ucap dari staf kampus tempat Saviera berkuliah.

"Bagaimana?" tanya Rosa kepada Saviera yang saat ini mereka baru saja menduduki tempat duduk di kelas mereka.

"Butuh bantuan?" tanya Jenifer.

"Hmm,,, bagaimana kami ikut?" ucap Monica sebenarnya penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Saviera.

"Terimakasih, tapi cukup gue aja yang menghadap" ucap Saviera lalu bangun dari tempat duduknya.

Kevin dan teman-temannya baru saja memasuki kelas. Ia baru saja berpapasan dengan Saviera yang hendak keruangan rektor sendirian.

"Bagaimana?" tanya Kevin kepada Stiven dan Mario.

"Maaf bos, kami tidak bisa menemukan informasi yang lebih dalam tentang dia" ungkap Stiven yang tidak bisa membobol keamanan data milik Saviera.

"Hufff,,, ya sudah" ucap Kevin lalu menduduki tempat duduk yang biasanya ia duduki.

"Cari apa sih?" tanya Candra kepada Stiven.

Stiven tidak menanggapi pertanyaan Candra. Ia lebih memilih diam dan biarkan saja bos mereka yang memberitahu kepada temannya itu.

...****************...

Tok,,,tok

"Masuk" ucap seseorang yang berada di dalam ruangan.

"Permisi pak, kenapa saya di panggil?" tanya Saviera kepada seseorang yang di depannya yang di pastikan itu adalah rektor dari kampus itu.

"Silahkan duduk dulu Saviera" ucap rektor dengan ramah kepada Saviera.

"Langsung saja pak" ucap Saviera yang baru menduduki tubuhnya di sofa yang terletak di ruangan rektor.

"Tunggu sebentar,,," ucap rektor yang di pastikan kalau saat ini sedang menunggu seseorang.

"Baiklah pak" ucap rektor.

Lima menit kemudian

"Selamat siang pak" ucap Handoko yang baru saja memasuki ruang rektor.

"Silahkan duduk pak Handoko" ucap rektor.

"Apa ini anaknya?" tanya Handoko yang melihat Saviera duduk sambil memainkan handphone miliknya.

"Ia pak,," ucap rektor.

Tok,,,tok

"siang pak" ucap Elda yang memasuki ruangan rektor di ikuti oleh teman-temannya itu.

"Langsung saja pak rektor" ucap Handoko.

"Baik pak,," ucap rektor patuh kepada ucapan Handoko.

"Saviera taukah kamu apa yang telah kamu lakukan kemaren?" tanya rektor kepasa Saviera.

"Tau pak, saya kemaren menampar Lili dan mematahkan tangan Elda" ucap Saviera santai.

"Lalu apa kamu tidak merasa kalau apa yang kamu lakukan itu salah?" tanya rektor itu lagi.

"Tidak pak" ucap Saviera.

"Kurang ajar,,, kau mematahkan tangan putriku" ucap Handoko tersulut emosi gegara jawaban Saviera yang mengatakan kalau ia tidak menyesal dengan apa yang dilakukannya.

"Oh,,, itu putri anda?" ucap Saviera sebenarnya sudah mengetahui kalau laki paruh baya di hadapannya saat ini itu ialah orang tua Elda.

"Ia, dia putri saya,,, putri dari salah satu donatur tetap di kampus ini" ucap Handoko sedikit sombong karna ia sebagai salah satu donatur dari kampus itu.

"Lalu kalau anda donatur kampus, apa memperbolehkan anak perempuannya berbuat semena-mena di lingkungan kampus ini?" tanya Saviera.

"Tidak usah kau membalikkan fakta, jelas-jelas kau yang berlaku semena-mena di kampus ini,,,, dasar gadis berandalan" ucap Handoko menuduh kalau Saviera gadis berandalan karna sikapnya itu.

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

boonk bgt pasti istri nya uda di tidurin telat pak blg menghianati istri pertama hadeh

2025-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!