Hana dan Gina

Mario masih tak menyangka jika mengingat tentang pertemuanya dengan hana sore tadi, setelah hana memberikan sebuah amplop berwarna putih itu mario tak bisa berfikir apa pun.

Amplop tersebut berisi tentang surat-surat resmi pengangkatan anak yang tak lain adalah hana, hana adalah anak angkat dari orang tuanya yang sekarang, itu membuat mario berfikir untuk mempertemukan hana dengan orang tua gina.

Mungkin aku akan tau kebenarannya jika mereka bertemu, batin mario

Meraih ponselnya kemudian mengetikan sesuatu pada layar ponselnya itu.

Chat room

Hana?

^^^Ya mar ada apa?^^^

Weekend ini apa kamu sibuk?

^^^Enggak, kenapa?^^^

Aku mau ngajak kamu ketemu orang tua gina, apa kamu mau?

^^^Hmm..tapi, apa gak canggung nanti mar?^^^

Ada aku han.

^^^Oke.^^^

--------------------------------------

Weekend pun tiba, hana saat ini sedang berada di dalam mobil bersama mario menuju ke rumah orang tua gina.

Hana sedari tadi gugup dan meremas-remas kedua tangannya sendiri sembari melihat ke arah jalanan tanpa berkedip, ia pun tak tau kenapa bisa segugup ini.

Mario yang menyadari bahwa hana sedang merasa gugup pun meraih tangan hana dan mengenggamnya pelan, tangan kanannya masih tetap memegang setir mobil dan tangan kirinya mengenggam tangan kanan kana, ia fokus membelah jalanan menuju tempat yang hendak mereka datangi.

"Tenang aja, mereka orang baik." Ucap mario lembut pada hana, memberikan ketenangan pada hana yang kini telapak tanganya sudah berkeringat karna gugup

Entah kenapa hana merasa lebih tenang setelah mario menggenggam tanganya itu, hatinya pun sedikit tergelitik mendengar kata-kata lembut mario barusan, nafasnya sedikit lebih cepat dan ia merasa sedikit panas walupun ac mobil mario cukup dingin.

Setelah 1 jam lamanya mereka berkendara, akhirnya mereka pun sampai pada tempat tujuan.

Mereka turun dari kendaraan mereka dan berjalan menuju pintu utama rumah gina, mario menekan bel rumah tersebut.

Tak lama terlihat seorang asisten rumah tangga yang membukakan pintu untuk mereka.

"Ibu ada bi?" Tanya mario begitu melihat seseorang yang membukakan pintu untuknya, masih sama seperti dulu bi suya selalu tersenyum ketika menyambutnya, bi suya ini asisten rumah tangga kepercayaan keluarga gina, dia sudah bekerja pada keluarga gina sejak masih gadis hingga sekarang sudah kepala lima

"Ada den, silahkan masuk dulu nanti saya panggilkan ibunya." Ucap bi suya mempersilahkan mario dan hana masuk, walaupun sempat terkejut melihat sosok hana namun bi suya memutuskan tak bertanya apapun karna ia merasa ini bukan ranahnya untuk tahu

Mario dan hana kini tengah berada di ruang tamu rumah gina, sekilas hana melihat foto-foto keluarga gina ketika ia berjalan masuk ke rumah gina.

Tak lama kemudian terdengar suara seseorang menuruni tangga, orang itu adalah ibu gina.

"Mario? Ada perlu apa nak?" Tanya ibu gina

Ibu gina belum menyadari kehadiran hana karna hana yang masih sibuk melihat-lihat foto keluarga gina.

Sampai hana membalikan tubuhnya dan memberi salam pada ibu gina.

detik itu juga ibu gina langsung menghampiri dan memeluk hana dengan erat, seakan-akan menumpahkan segala kerinduan yang telah lama ia tahan.

Memeluk dan menangis pilu, hana yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa diam karna dia tau keadaan yang sebenarnya.

"Gina kamu pulang nak, ibu kangen sayang...jangan tinggalin ibu lagi ya..." Ucap ibu gina sambil menangis dan memeluk hana

Entah kenapa hana yang mendengar tangisan pilu ibu dari gadis bernama gina itu membuatnya ikut meneteskan air mata tanpa dia sadar.

Sembari masih dalam kondisi berpelukan, mario mencoba menenangkan ibu gina dan menuntun mereka untuk duduk.

"Bu...kita duduk dulu ya." Ajak mario pada ibu gina.

Ibu gina pun menuruti perkataan mario, duduk dengan hana yang masih di sampingnya, ibu gina menggegam erat tangan hana dan membelai wajah hana dengan tatapan sedih sang ibu.

"Gina...ini beneran kamu sayang.." Ucap ibu gina sembari menatap mata hana

Hana hanya bisa terdiam mematung melihat begitu senang dan sedihnya ibu gina melihat dirinya.

"Bu..perkenalkan ini hana, bukan gina." Jelas mario pelan

Ibu gina yang mendengar nama itu sejenak berfikir, dan membuatnya semakin menangis keras.

Mario dan hana pun bingung dengan reaksi ibu gina, ibu gina kembali memeluk erat hana seakan takut hana menghilang.

"Hana ini bener kamu sayang...ibu rindu sekali..kenapa kamu baru pulang sekarang sayang, anak ibu yang cantik..." Ucap ibu gina semakin mengeraskan tangisnya sembari memeluk hana kemudian membelai wajah cantik hana

"Bu...bisa tolong jelasin ke kami apa yang sebenarnya terjadi?" Ucap mario yang menyadarkan ibu gina

Perlahan ibu gina pun melepaskan pelukannya dan berjalan menuju lemari buku yang ada dekat ruangan tersebut, ia kembali dengan membawa album foto lama.

Ibu gina menunjukan foto gina yang masih bayi, di sana bukan hanya ada satu foto bayi tapi dua.

Mario yang bingung pun menatap ibu gina tanda meminta penjelasan pada ibu gina. Dan ibu gina pun mulai menjelaskan.

"Iya mar, gina itu sebenarnya kembar..." Kata ibu gina

"Hana dan gina mereka kembar, kembar identik yang bisa saling merasakan satu sama lain, sampe-sampe dulu waktu kecil kalau gina sakit hana juga pasti ikut sakit,begitu pula sebaliknya." Cerita ibu gina

"Tapi kenapa hana sampai punya keluarga angkat bu?" Tanya mario bingung

"Kamu punya orang tua angkat sayang? Apa mereka baik?" Tanya ibu gina pada hana

"Emm, bunda ayah orang tua yang baik buat hana." Canggung hana menjawab pertanyaan barusan, ibu gina yang mendengar itu pun kembali mengeluarkan air matanya, merasa tak rela jika sang anak tumbuh bersama orang lain

Mengesampingkan fikirannya ibu gina pun memutuskan untuk mulai menceritakan bagaimana si kembar berakhir hidup terpisah.

"Waktu itu gina dan hana berumur 9 tahun, ibu ingat hari itu adalah hari libur, mereka merengek ke ibu karna ingin pergi keluar buat jalan-jalan, jadi ibu sama ayah ajak kalian pergi ke taman hiburan." Cerita ibu gina sembari menatap dalam ke arah hana

"Bahkan senyum lebar kalian hari itu pun ibu masih ingat. Waktu itu adalah waktu liburan jadi keadaan taman hiburan juga sangat ramai, ibu ingat waktu itu ayah lagi pergi ke toilet, ibu sama kalian lagi antri buat naik wahana kincir angin terus tiba-tiba hana bilang mau ke toilet, ibu yang mau antar hana di tarik sama gina karna gina gak mau ninggalin antriannya, karna hana yang kayanya udah gak bisa tahan lagi ahirnya hana lari sendiri lepas dari gandengan ibu buat ketoilet, ibu fikir hana pasti nanti akan ketemu ayah karna ayah juga lagi di toilet apalagi posisi toilet juga gak jauh dari wahana yang mau di naikin.

Tapi sampai ibu sama gina selesai naik wahana hana belum juga kembali, ibu lihat ayah yang berdiri sendirian tanpa hana di sampingnya buat ibu kalang kabut cari hana kesana-kemari tapi hana gak ketemu juga, ayah bilang ayah gak ketemu sama hana, ayah ngira kalian berdua masih sama ibu." Lanjut ibu gina

"Hana....maafin ibu ya nak, ibu bukan ibu yang baik, ibu sudah lalai menjaga kamu, ibu sangat menyesal nak, lima tahun kami cari kamu tapi gak ketemu juga, sampai akhirnya polisi nutup kasus hilangnya kamu. Maafin ibu ya hana...maafin ibu sama ayah..." Cerita ibu gina di akhiri sembari menangis sedih menggegam tangan hana.

Hana hanya bisa menangis mendengarkan apa yang baru sang ibu ceritakan.

"Terus gimana namanya masih sama kaya sebelum hana hilang bu?" Mario heran

"Kalung...waktu kecil ibu pakaikan kalung nama ke mereka berdua, karna orang-orang yang gak terlalu memperhatikan mereka kesulitan buat bedain mereka, Itu juga buat supaya mempermudah teman-taman hana dan gina membedakan mereka berdua." Jawab ibu, kini tangannya mengelus lembut surai hitam hana

"Ahh..kalung nama bermata biru." Ucap hana mengingat sesuatu

"Iya betul nak, kamu masih simpan?" Tanya sang ibu

Hana menggelengkan kepalanya pelan

"Seingat aku, dulu aku pernah pakai, tapi karna aku yang beranjak dewasa jadi aku lepas terus aku kasih ke bunda, mungkin bunda yang simpan." Ucap hana

Ibunya kembali memeluk hana melepas semua kerinduan yang selama ini ada di hatinya.

"Ga papa sayang...yang penting kamu udah pulang, ibu sangat bahagia." Kembali sang ibu memeluk hana erat

Hana pun membalas pelukan hangat sang ibu, dan mario yang melihat moment itu pun ikut meneteskan air matanya, sungguh sesuatu yang bahkan tak pernah terlintas di fikirannya bahwa hana ternyata kembaran sang kekasih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!