Perasaan romi

Semua mata kini menatap ke arah romi karna melihat tingkah pria itu yang terlalu ketara dan berdeda dari biasanya.

Dari mengambilkan hana makanan, menuangkan minuman hana, mengelap sudut bibir hana sampai memilihkan makanan yang akan hana makan, romi memang perhatian pada sahabat-sahabatnya itu tapi kali ini terlihat agak berlebihan.

Tak hanya mario dan maya, bahkan hana pun bingung dengan tingkah romi saat ini, mario memandang tak suka pada romi sedang maya merasakan aura ketegangan tak kasat mata di sekitarnya.

"Udah rom, kamu juga makan aku bisa ambil sendiri kok kalo aku mau." Ucap hana menghentikan romi yang terus saja menaruh makanan pada piringnya

"Aku gak terlalu laper kok han." Balas romi tersenyum

"Eheem....han." Dehem mario mengalihkan atensi semua orang yang berada satu meja dengannya

"Ya mar?" Sahut hana

"Ibu tadi sore telfon, katanya ibu sama ayah tadi sore mendadak harus ke luar kota soalnya ada urusan, kamu di suruh pulang ke apart aku kata ibu, soalnya ibu sama ayah besok baru pulang." Jelas mario

"Aku di rumah aja gak papa kok mar." Tolak hana, sebenarnya ia sendiri pun tak masalah tapi ibunya itu suka khawatir berlebihan padanya

"Enggak han, ibu udah titip kamu ke aku, kalo kamu gak mau ke apart, ya aku yang nginep di rumah ibu." Kukuh mario

"Maksa banget sih." Sinis romi

"Ke rumah aku aja mau gak han? Kita nginep bertiga sama maya juga." Lanjut romi menatap penuh harap ke arah hana

"Sorry, aku harus temenin ibu di rumah." Bukan hana justru maya yang menjawab pertanyaan romi

"Oh iya, ibu gimana may? Masih sering kambuh gak?" Tanya hana, ia baru ingat jika sudah satu minggu ini ia tak menjenguk ibu dari sahabatnya itu

"Ibu baik kok, karna rajin kontrol juga jadi udah jarang kambuh." Jelas maya

"Syukur deh, tapi bilang ibu supaya tetep berangkat kontrol ya may walupun udah mendingan, supaya kondisi ibu terpantau terus."

"Iya dokter hana." Ucap maya tersenyum

"Jadi gimana? Mau kan ke rumah aku han." Ucap romi menyela, maya memutar kedua bola matanya malas, kasar sekali pendekatan sahabatnya itu fikir maya

Maya, hanya maya yang tau perasaan romi yang sebenarnya pada hana, dari dulu sampai sekarang romi memilih memendam perasaannya pada hana, hanya pada maya ia memberitahu perasaan tersembunyinya itu.

Tapi saat melihat hana di dekati oleh mario, romi merasa tak suka dan merasa harus mengambil langkah maju untuk perasaanya pada hana.

"Aku punya rumah sendiri rom." Jawab hana tersenyum

"Tapi kan kamu sendiri nanti." Ucap romi yang rupanya masih saja berusaha meyakinkan hana

"Aku kan biasa hidup sendiri rom-"

"Tenang aja, ada gue yang temenin hana." Sela mario sebelum hana menyelesaikan ucapannya

"Maksud lo apa." Romi sedikit tak terima

"Perlu gue telpon ibunya hana." Remeh mario

"Udah rom, aku pulang ke rumah ibu aja." Final hana

"Tap-" Ucap romi terhenti kala ia merasa tangan maya menggenggam pelan lengannya

"Cukup, sebelum semua orang yang ada di restoran ini liat ke arah kita semua." Bisik maya membuat romi menghentikan niatnya untuk naik pitam, sedangkan mario menatap ke arah romi dengan wajah penuh kemenangannya yang semakin membuat romi kesal, dan hanya maya yang sadar itu semua

Romi meremat sendok di tangannya dengan keras, menyalurkan rasa kesalnya terlebih karna melihat raut wajah tengil mario.

...*****...

Hana dan mario baru saja sampai di pekarangan rumah hana.

"Sebenernya aku sendiri juga gak papa loh mar, kamu pulang aja gak papa kok." Ucap hana sebelum masuk ke rumah yang di ikuti oleh mario di belakangnya

"Gak papa kok han, nanti kalo ibu tanya ke aku karna gak temenin kamu gimana coba." Jawab mario

"Gak papa, biar nanti aku yang jelasin ke ibu, lagian ibu berlebihan banget aku udah segede ini udah bisa jaga diri sendiri kok."

"Kamu gak nyaman ya sama aku." Melas mario

"Enggak mar, bukan gitu maksud aku cuma-, ya udah kamu kalo mau nginep, nginep aja." Ucap hana yang akhirnya memberikan mario izin untuk menginap di rumahnya, setelah melihat wajah memelas mario ia jadi tak tega

"Sip, aku bakal jagaian kamu sampai pagi pokoknya." Senang mario

"Apa sih, jagain dari apa coba, rumah ibu aman gini." Hana tak habis fikir dengan tingkah konyol mario, kemana wajah memelas barusan? Sepertinya hana menyesal merasa iba pada pria di depannya ini

"Ya....dari hantu mungkin?" Goda mario, ia ingat dulu gina sangat takut dengan hal- hal yang berbau horor, apakah hana juga sama?

"Hantu apa? Aku itu setiap hari di rumah sakit mar, liat mayat juga udah hampir setiap hari, kalo hantu itu ada mungkin semua dokter di dunia ini bakalan takut bedah mayat." Ucap hana yakin

"Hehe..omongan kamu lebih serem dari cerita horor han." Cengir mario kaku

"Lagian, hantu itu gak ada mar, kalau pun ada mereka gak akan bisa ganggu kita karna energi mereka beda sama kita."

"Ya ya ya, udah dulu masalah hantunya, mending sekarang kita masuk bersihin badan terus istirahat."

"Oh iya." Ingat hana yang langsung saja memencet bel yang tak lama kemudian di bukakan oleh art di sana

Hana langsung saja berjalan menuju kamarnya, sedangkan mario menuju kamar yang biasa ia tempati ketika dulu sering menginap saat gina masih ada.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!