11. Teman Baru

" Hem yah udah gue kekelas dulu yaa, kayaknya bentar lagi gurunya masuk " Ucap Felicia kemudian langsung pergi sedangkan nasya hanya menjawab dengan anggukan

" Apakah dia nanti akan menjadi teman aku?' entahlah kuharap begitu supaya nggak terlalu kesepian " batin nasya

\*----\*----\*

Sepulang sekolah vanes dan teman-teman berjalan melewati koridor sekolah dengan tertawa terbahak-bahak

" Hahah sumpah gue puas banget, lo lihat kan gimana ekspresinya pas dimarahin guru killer ?" Tanya vanes dengan tawa

" Hem kayaknya nggak seruh deh, kalau nggak ada permainan lagi sore ini ?" Ujar Bianca, tentu saja dia ingin membuat rencana untuk mengerjai nasya

" Tapi gue capek bii, pengen langsung pulang, lagian tuh cupu genderuwo juga udah kita kerjain habis-habisan, lo lihat kan ekspresinya tadi pagi ?" Tanya eliza kemudian tersenyum puas saat mengingat nya

" Hahaha, aduu sumpah itu kocak banget, gue puas banget tadi pagi " tawa vanes

" Kita nggak perlu buang-buang tenaga hari ini " Ucap bianca dia kemudian membuka tasnya lalu mengeluarkan sebuah buku dan merobeknya selembar

Bianca kemudian menulis sesuatu pada lembaran kertas itu lalu melipatnya dan mengisinya dalam sebuah amplop

" Lo ngapain sih ?" Tanya Vanes dengan tak mengerti

" Lo lihat aja entar, gue jamin ketawa lo berdua nggak bakalan berhenti " jawab bianca dengan tersenyum

Eliza dan vanes tak mengerti apa maksud gadis itu, mereka hanya diam melihat apa yang akan dia rencanakan

" Hai sayang, kok belum pulang ?" Tanya alex saat menghampiri vanes wajah eliza yang tadinya tersenyum malah terlihat kesal saat melihat itu

Alex yang menyadarinya kemudian menggenggam tangan nya dari belakang secara diam-diam tampah diketahui vanes

" Mana sih, cupu genderuwo itu " gerutu bianca melihat sekeliling

" Parah banget alex, dua cewek sekaligus, mendingan sih eliza kasih ke gua kalau dia udah sama vanes " batin aiden

Nasya berjalan melewati koridor sekolah seorang diri, langkahnya terhenti saat bianca memanggil nya

" Eh cupu genderuwo sini lo " Ucap Bianca

" Mereka mau apa lagi sih?' nggak ada puasnya ngerjain aku " batin nasya kemudian menghampiri

Dia tak punya jalan lain selain menurut karena takut dikeluarkan dari sekolah karena orang tua alex adalah donatur sekolah

" Lo kenapa sih tunduk gitu mukanya ?" Tanya eliza dengan sinis

" Tenang aja nggak usah takut, kali ini lo nggak bakalan disiksa kok, cuma dikerjain " jawab vanes tentu saja hal itu membuat mereka semua tertawa terbahak-bahak

" Apa sih sebenernya maksud mereka ?" Batin nasya

" Nih amplop gue minta lo kasih ke pak sam "

" Guru killer ?"

" Iya guru killer yang tadi pagi ngusir lo " jawab bianca yang membuat mereka semua tertawa terbahak-bahak

" Yah udah oke " Ucap Nasya dia kemudian berbalik dan hendak melanjutkan langkahnya...

" Tunggu " ucapan itu membuatnya berhenti sejenak lalu berbalik pada bianca

" Gue mau lo ngasih nya depan kita, pas tuh guru killer lewat atau pak Sam baru lo langsung ngasih, ngerti ?" Gertak nya

" Iya " jawab nasya menunduk mereka semua kembali tertawa terbahak-bahak melihat itu

Setelah beberapa saat guru killer pun akhirnya lewat bianca pun memberikan kode, nasya langsung paham maksud bianca dia kemudian langsung memberikan amplop itu pada pak sam

" Saya minta maaf pak " Ucap nya, kemudian menyerahkan amplop itu

Pak sam pun kemudian langsung membukanya wajahnya yang tadinya tampak biasa malah terlihat kesal dengan seyum smirk

" Apa maksud nya ini ?" Tanya nya dengan raut wajah serius

Nasya yang tak mengerti pun akhirnya langsung menerima surat itu dan membacanya

To guru killer

Dasar guru breng5€k ganteng-ganteng jutek, nyebelin nggak punya otak, guru reseh nggak ada akhlak, sok pinter, pokonya gue paling benci pelajaran pak sam

dari: Anasya Mahesra Putri'

" Begitu cara kamu meminta maaf?' heem " tanya pak sam dengan raut wajah yang serius dan terlihat tajam, nasya pun menjadi ketakutan melihat tatapannya itu

Sedangkan bianca dan juga yang lainnya tersenyum puas dan tertawa terbahak-bahak

" Tapi itu... " Nasya belum selesai berbicara namun lagi-lagi ucapan nya sudah terlebih dahulu dipotong

" Sebelum pulang, kamu saya hukum, bersihkan seluruh toilet yang ada disekolah ini, dan mulai besok tidak usah repot-repot masuk kelas saya. Kalau kamu tidak menyukainya " tegas pak Sam

Dia kemudian memanggil salah seorang satpam untuk mengawasi nasya menjalani hukumannya setelah nya dia pun berlalu pergi meninggalkan nasya yang kini dirundung rasa bersalah dan juga tangisan karena tidak bisa mengikuti pelajaran guru itu

" Hahahah " vanes dan teman-temannya begitu tertawa puas melihat nasya yang kini telah dihukum oleh pak sam

" Yah udah yuk cabut guys " Ucap vanes setelah terhenti tawanya

" Selamat menjalani hukumannya cupu genderuwo, " Seru bianca yang membuat mereka semua berlalu pergi dengan tawa yang semakin kencang

" Teryata mereka nggak ada puasnya yaa gangguin aku, sekarang malah nggak bisa ngikutin pelajaran pak sam " batin nasya

Dia pun kemudian mulai melangkah pergi untuk menjalankan hukumannya membersihkan seluruh toilet sekolah

\*----\*----\*

" Kak ardan semangatt " teriak Felicia yang tengah menyemangati ardan kakak kandungnya itu

Ardan terlihat sedang melakukan lomba renang pada salah satu murid yang ada disekolah nya itu yang selalu bersaing dengan ardan

" Lo kalah lima detik fan " tegur selfie pada efan,

Efan adalah salah satu anggota tim renang yang selalu ingin mengalahkan ardan dan namun belum berhasil

" Hahah, udah selesai kan latihannya hari ini?' lagian lo pakai nantangin gue segala padahal nggak berhasil juga " Ucap ardan kemudian langsung bangkit dia kemudian pergi ke ruang ganti untuk mengganti seragam

" Songong lo " ketus efan

Setelah selesai ardan kemudian menghampiri feli adik kandungnya itu yang terlihat sedang menunggu nya sambil bermain ponsel

" Hei, nunggu lama yaa ?" Tanya ardan dengan tersenyum

" Nggak baru aja, yuk kerumah sakit jenguk papah, gue bosan dirumah "

" Okee "

\*----\*----\*

Setelah selesai menjalankan hukumannya nasya pun akhirnya keluar dan tak segajah berpapasan dengan feli dan ardan yang sedang asyik mengobrol sambil tertawa

" Nasya?' lo belum pulang ?" Tanya Feli

" Lo kenal dia dek ?" Ucap ardan

" Ini baru mau pulang, kalian kok belum pulang ?" Lanjut nasya balik bertanya

" Gue baru habis nemenin kak ardan latihan renang "

" Ardan kakak kamu?' kok bisa seumuran ?"

" Nggak, kita nggak seumuran, beda setahun, cuma kak ardan dulu nggak naik kelas, makanya deh sekarang sekelas aku, maklum dia kebayakan bolos nasya " jelas Felicia

" Yah udah kalau gitu aku pulang dulu " Tanya nasya kemudian hendak melanjutkan langkahnya

" Lo bisa balik bareng kita, udah kesorean nggak baik buat lo " Ucap ardan dengan wajah datar nya, dia tidak biasa tersenyum kecuali pada adiknya dan juga ayahnya

Nasya hanya mengangguk setuju apalagi dirinya kebetulan kehabisan uang untuk membayar angkot

Ardan memberhentikan mobilnya didepan rumah sakit dia berencana untuk menyuruh Felicia masuk terlebih dahulu sedangkan dirinya akan mengantarkan nasya pulang sebelum menyusul

" Kok feli doang yang turun ?" Tanya nasya saat feli keluar membuka pintu mobil lalu melambaikan tangan dengan seyum hangat

" Dia gue suruh nunggu, mau ngatarin lo dulu "

" Siapa yang sakit ?" Tanya nasya sekali lagi

" Bokap " singkat ardan kemudian menyetir mobilnya berbalik arah

" Aku boleh jengukin ayah kamu dulu sebelum pulang ?" Tanya nasya dengan lembut

Ardan hanya menjawab dengan deheman kemudian turun dari mobil nasya pun membuka pintu mobil lalu menyusul ardan yang pergi menghampiri feli

" Loh nasya nggak jadi pulang ?" Tanya felicia saat ardan dan nasya menghampiri nya

" Dia mau jenguk bokap " jawab ardan singkat kemudian masuk terlebih dahulu

" Kak ardan kenapa?' kok kayak jutek banget sama lo ?" Tanya feli,

" Aku pikir dia emang gitu orangnya "

" Buruan, masih mau ngobrol lo berdua?' tau dimana ruang bokap dirawat ?" Ucap ardan sambil melanjutkan langkahnya

" Iya sabar kali. Yah udah yuk " Ucap feli mereka pun akhirnya langsung berjalan menyusul ardan

\*\*\*

Ardan membuka pintu kamar pasien, matanya terlihat malas saat melihat lusi ibunya itu berada disitu,

" Kak, ayo masuk " ajak feli saat ardan berdiri mematung

Mereka pun akhirnya masuk kedalam kamar pasien begitu juga dengan nasya

" Papah pikir kalian nggak jadi datang "

" Kita masih peduli sama papah nggak kayak perempuan itu " Tutur Felicia dengan datar

" Feli jaga bicara kamu, lusi ini ibu kandung kamu, harus sopan sama dia " Ucap ayah nya itu

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!