" Hahaha, yah udah santai aja lagi, gue sama bianca baru tau lo bisa nyanyi, iya kan bii ?" Ucap Vanes dengan tawa diawal tadi
" Iya, lo nggak pernah cerita " jawab bianca
Eliza hanya terdiam, dirinya memang juga sudah lama berselingkuh dengan alex karena sudah lelah mengejar-ngejar ardan yang selalu menolaknya
Flashback off'
"Ardan mau jadi cowok gue nggak?"
"Nggak" singkat ardan kemudian melangkah pergi
" Hahaha, aduu eliza eliza, daripada lo berharap sama ardan yang nolak lo muluh, mendingan jadian sama gua gimana!" Tanya Alex saat itu
" Kan lo udah punya vanes, "
" Nggak mau?' yaa kalau nggak mau sih nggak papa "
" Iya gue mau, hitung-hitung panas-panasin ardan "
Flashback on'
Kejadian waktu itu kembali terlihat dibenak eliza dia berselingkuh dengan alex hanya untuk membuat ardan cemburu, namun seiring berjalannya waktu dia malah merasa nyaman dengan pria itu dan belum memutuskan hubungan itu hingga sekarang
Tok
Tok
Semua mata kini beralih pada nasya yang memasuki klub musik dengan membawa sebuah minuman, dia disuruh vanes untuk membelikan mereka minuman dikantin salah satu siswi yang memberitahu nya
Dan memberikan selembar uang agar gadis itu membelikan mereka minuman apalagi nasya tak memiliki uang sepeser pun itu sebabnya mereka tak ingin memanfaatkan uang sakunya
" Lama banget sih lo, beli itu doang lama banget, taruh meja " perintah vanes dengan memarahi nya diawal
Nasya pun menurutinya dan menaruh minuman itu dimeja, dia sedikit terkejut saat melihat tangan alex yang memegang tangan eliza dengan diam-diam dia tau betul pria itu adalah kekasih vanes
" Kok ada yang aneh sih?' apa mereka punya hubungan ?" Batin nasya alex yang tak segajah menoleh pun akhirnya menyadarinya bahwa nasya sudah memperhatikan nya sejak tadi
Alex kemudian melepaskan tangan eliza saat vanes hendak menoleh kearahnya untung saja dirinya tak tertangkap basah oleh vanes
" Eh cupu genderuwo, ngapain lo ngeliatin gua, tau kali gua ganteng, hahaha, napa terpesona lo ?" Ucap alex dengan tawa nya
" Dih siapa juga yang terpesona, udah sok ganteng, nggak cukup lagi sama satu perempuan " batin nasya, tentu saja dia hanya berani berbicara didalam hatinya
Nyali nya tidak cukup tinggi untuk berbicara secara langsung pada pria dihadapannya itu
" Adu kecian lo naksir alex, mendingan sekarang lo ke toilet deh, terus ngaca, emang mau alex sama lo ?" Ledek eliza tentu saja hal itu membuat mereka semua tertawa terbahak-bahak
" Kalau yang naksir alex cewek kayak lo sih yaa, gue masih bisa tenang, soalnya jangankan pacarin ngeliat aja dia jijik " ujar vanes, yang membuat mereka semua kembali tertawa
Nasya hanya diam mendengar tawa mereka, ditertawakan dan dipermalukan seperti itu sepertinya sudah mulai menjadi makanan sehari-hari baginya
Setelah meletakkan minuman itu nasya pun kemudian berbalik dan hendak melangkah keluar, namun langkahnya terhenti dan berbalik saat alex yang memanggil nya
" Gue minta bawain minumannya kesini, gue haus " Perintah alex, nasya pun mengangguk lalu mengambil satu cup berisi minuman lalu berjalan kearah alex untuk menyerahkan minuman tersebut
Bianca segajah mengulurkan kakinya nasya yang tak melihatnya pun akhirnya langsung terjatuh dengan kondisi minuman yang tertumpah kelantai
" Yah ampun cupu genderuwo, lo gimana sih bawa minuman aja nggak becus "Ucap Bianca dengan nada meninggi
Vanes dan yang lainnya sepertinya tersenyum puas saat melihatnya terjatuh apalagi dengan nyali yang ciut saat diomeli habis-habisan dengan bianca
" Eh genderuwo lo nggak punya mata apa kalau jalan?' sekarang gue minta lo bersihin itu sekarang, terus beliin lagi yang baru dikantin " Bentak alex nasya pun mengangguk dia kemudian bangkit dan mengambil sebuah tisu
" Buat apa tisu ?" Tanya vanes dengan membentak nya
" Buat bersihin... " Tutur nasya yang belum selesai berbicara sudah dipotong oleh vanes
" Gue mau lo jilat lantainya sampai bersih, ayo sekarang " Ucap nya dengan nada meninggi
Nasya sedikit terdiam dia merasa bingung pasti akan sangat jorok jika dia harus menjilati lantai yang kotor itu
" Eh cupu genderuwo lo denger nggak sih?' harus pakai toa ngomong nya " lanjut Eliza
" Atau lo mau, beasiswa lo dicabut, terus didepak sekolah ini " ancam vanes, nasya pun terdiam dan menurut
Dia kemudian menunduk lalu mulai menjilati lantai yang tertumpah jus itu hingga bersih, sedangkan vanes dan teman-temannya hanya tertawa terbahak-bahak
Bianca kemudian mengambil minuman yang dibawa nasya dia kemudian menumpahkan semuanya kelantai
" Upss sorry yaa, segajah " Ucap nya, mereka semua pun akhirnya tertawa terbahak-bahak
" Pakai lihat, buruan bersihin, gue mau lo jilat semuanya lagi, sampai bersih " lanjut bianca, mereka semua pun terlihat puas mendengar dan tersenyum licik saat melihat nasya
Nasya pun akhirnya menjilati lantai itu hingga bersih, dia rela melakukan itu agar alex tak mengadu ke orang tuanya untuk mencabut beasiswa nya itu
Apalagi nasya sudah sangat bersusah payah belajar, dia tak ingin jika hal itu harus menjadi sesuatu yang sia-sia
\*----\*----\*
Setelah selesai nasya kemudian keluar melewati koridor sekolah dia hanya terdiam semua sikap mereka seolah kembali terlintas dibenak nya,
Tentu saja hal itu membuat dirinya bertanya-tanya apakah dia bisa melewati semua itu
bel masuk membuat nya menghentikan lamunan nya kemudian melangkah masuk kedalam kelas
" Selamat pagi semuanya "
" Pagi pak "
" Masukkan semua buku kalian karena hari ini kita ulangan " tegas guru tersebut
Tentu saja hal itu membuat seisi kelas menjadi berisik banyak yang protes karena ulangan dadakan itu,
" Yang banyak protes bisa keluar " singkat guru killer tentu saja hal itu membuat semua nyali mereka menciut
Guru itu membagikan semua lembaran pada setiap murid yang ada dikelas, mereka pun akhirnya mulai mengerjakan soal walaupun hanya duduk diam ditempatnya namun mata guru killer itu tidak akan pernah tenang memperhatikan sekitar nya
Vanes merobek selembar kertas pada buku catatannya kemudian menulis jawaban didalam nya lalu melemparkan itu keatas meja nasya
Nasya yang melihat kertas jatuh kemeja nya pun akhirnya membuka nya tampah dia sadari hal itu justru dilihat oleh guru killer yang sejak tadi mengawas
" Kertas apa itu nasya ?" Tanya nya dengan tatapan tajam, nasya terlihat sedikit takut dengan tatapan itu sedangkan vanes dan teman-temannya hanya tersenyum puas melihat itu
Guru tersebut kemudian menghampiri meja nasya, dia merampas kertas itu mencoba membukanya teryata terdapat jawabannya didalam
" Seharusnya murid berbeasiswa seperti kamu, tau kalau dilarang mencontek pada saat ujian " Marah nya dengan merobek lembar ujian nasya
" Tapi saya... "
" Keluarrr " Bentak nya saat nasya belum selesai berbicara
Nasya kemudian beranjak keluar dari dalam kelas dengan menangis, beberapa cemohan keluar dari mulut para murid hal itu membuat nasya tambah sedih dan langsung berlari keluar
Nasya menangis seorang diri ditaman sekolah, dia kemudian menatap kalung liontin peninggalan ibunya itu dengan menangis
" Maa, kapan jemput nasya, nasya sendirian.. " tuturnya dengan terus menangis
" Saya yakin ibu kamu pasti punya alasan kenapa menitipkan kamu disini, dan mungkin kamu akan dijemput kembali setelah dewasa, jadi tunggu saja yaa "
Ucapan mbak dewi kembali terlintas dibenaknya tentu saja hal itulah yang membuat nasya terus berharap karena dia ingin sekali tinggal bersama kedua orangtuanya itu
Nasya kemudian menghapus air mata nya lalu berusaha untuk tersenyum paksa dan menatap kalung liontin itu sekali lagi
" Semangat nasya, inget janji kamu buat panti ini " yaa sepertinya biasa nya tentu saja hanya dirinya sendiri yang bisa menyemangati nya
Hidupnya begitu kasihan bahkan tak ada seorang pun yang menyemangatinya selain dirinya sendiri namun dirinya tetap bersyukur karena masih ada mbak dewi dan juga anak-anak panti yang menjadi pendorongnya untuk terus semangat
" Kapan yaa hari itu tiba?' kapan mama jemput aku ?"
Nasya terus saja menangis menatap liontin itu, seolah telah mengusap airmata nya berkali-kali tapi hatinya masih saja teriris
" Hey kenapa kamu kok nangis disini ?" Tanya seorang gadis yang menghampiri nya dengan tersenyum
" Nggak papa kok " Ucap nasya mengusap air matanya
" Jangan bohong kamu, oh iya hai kenalin nama gue Felicia "
" Anasya "
" Gue boleh duduk ?" Tanya gadis bernama Felicia yang biasa disapa feli itu nasya hanya menjawab dengan anggukan
" Kamu siapa kok baru kelihatan ?"
" Nama gue Felicia, murid baru dikelas Xl.C, lo anak kelas Xl.A kan?"
" Iya kok tau ?"
" Gue denger kata anak-anak tadi?' btw lo kok nangiss sendirian sih disini?' kenapa ada masalah ?" Tanya gadis itu nasya hanya diam dia seolah mengerti bahwa nasya tak ingin membicarakan masalahnya itu tentu saja dia merasa tak enak
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments