" iya kaka tau, tapi maksud kalian itu cerita apa ?"
" Hari pertama kakak disekolah, ayo dong kak kita nunggu Kakak sampai ketiduran karena penasaran " Ucap seorang gadis kecil dengan lembut
Nasya terdiam dan seolah menahan diri untuk meneteskan air mata, dia sendiri merasa bingung apa yang harus diceritakan tentang hari pertama yang bagai neraka itu
" Yah udah tapi nanti yaa, sekarang kalian makan dulu, pasti pada laper kan ?"
" Belum kak, kita mau dengerin ceritanya sekarang, buruan cerita dong kak " Ucap salah satu dari mereka
" Hem hari pertamanya yaa gitu, belajar yaa pokonya seru deh "
" Wah asik banget, andai aja kami bisa hebat kayak kak nasya pasti bisa sekolah, " Ucap salah anak perempuan
" Terus gimana?' kak nasya pasti punya banyak temen, kapan-kapan kenalin dong kak " Ucap silvi salah satu gadis kecil yang sangat disayangi nasya seperti saudara kandungnya sendiri
" Hem iya asik kok, kaka dapat temen baru mereka baik banget, nanti kapan-kapan kakak kenalin "
" Yeee asik "
" Maafin kakak yaa, kak nasya terpaksa berbohong sama kalian, karena nggak mau bikin kalian sedih " batin nasya
\+----\+----\+
Nasya menyusuri koridor sekolah dan hendak berjalan menuju kelas nya, dia begitu bingung dan seolah-olah merasa heran karena semua murid yang melihatnya selalu tertawa terbahak-bahak dan berbisik satu sama lain
" Hah apa yang salah dengan ku " batin nasya dirinya mencoba untuk menghiraukan tatapan mereka namun dirinya mengerti alasan nya saat melewati mading sekolah
Disitu dengan jelas ditempel fotonya saat basah kuyup tersiram air got kemarin, dengan caption dibawah nya 'sih cupu genderuwo' tentu saja hal itu membuat nasya merasa sedih
Dirinya begitu dipermalukan karena foto itu apalagi satu sekolah sudah menertawakan nya
" Hahahah, kecian, pengen tau yaa itu ulah siapa ?" Ucap Vanes dengan tawa
" Itu kemaren pas selesai sebarin digrup sekolah, kayaknya masih kurang makanya foto nya gue print terus tempelin deh dimading " tutur bianca dengan tersenyum dan tampah rasa bersalah sama sekali
Keduanya itu pun tertawa terbahak-bahak lalu pergi meninggalkan nasya disitu. Nasya menatap foto itu seolah air matanya akan menetes saat melihat nya.
Dirinya tak pernah dipermalukan seperti itu sebelumnya dipanti asuhan mulia dia sangat dihargai dan bahkan disayangi dengan tulus, pasti mbak dewi akan sangat sedih jika mengetahui bahwa dia diperlakukan dengan buruk
" Kalau nggak suka, langsung buang aja. Nggak usah ribet " Ucap ardan dengan mengambil foto tersebut lalu membuangnya ke tong sampah dirinya baru melewati mading sekolah beberapa menit yang lalu dan tak segajah melihat nasya yang sedang sedih menatap foto itu
" Percuma, satu sekolah juga udah tau, aku udah jadi bahan ketawaan mereka "
" Pendapat mereka itu nggak penting "
" Emang nggak, tapi rasanya sakit banget kamu nggak ngerti rasanya jadi aku "
" Gue boleh minta satu permintaan dari lo ?"
" Apa!' kalau bisa aku kabulin untuk balas semua kebaikan kamu, mungkin itu nggak ada salah nya "
" Gue cuma minta lo berusaha tersenyum disaat rapuh, itu saja udah cukup kok, " Ucap ardan kemudian langsung pergi
" Semua nya nggak segampang itu ardan, hari pertama yang bagai luka ini nggak bisa ditutupin begitu aja pakai senyuman palsu, yaa walaupun aku bisa melakukan nya tapi rasa sakit itu pasti akan tetap ada " Batin nasya
Dirinya kemudian mulai berjalan menuju kelas nya melewati koridor sekolah itu
" Eh cupu genderuwo lo kok bisa keterima disini sih ?" Tanya seorang siswi yang lewat pada nasya
Nasya hanya diam dan tak menggubris pertanyaan mereka, sedangkan yang lain hanya tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan siswi itu
" Mungkin mereka takut di gentayang " Ujar salah satu siswa
Nasya tak menghiraukan mereka, walaupun sebenernya dia ingin sekali menonjok pria itu namun dirinya berfikir hanya akan menambah masalahnya jika dia harus berurusan dengan mereka
Nasya pun menaruh tas nya dikelas kemudian melangkah pergi ke perpustakaan, nasya mengambil beberapa buku kemudian memutuskan untuk duduk disalah satu tempat dan mulai membacanya
Saat nasya duduk, beberapa orang yang tadinya membaca buku pun akhirnya pergi dan menaruh buku itu dimeja mereka seolah terlihat sangat jijik jika harus berdekatan dengan nasya
Mereka berbisik satu sama lain, kemudian menatap nasya dengan jijik dan meninggalkan perpustakaan
" Heh sabar nasya, pendapat mereka itu nggak penting " batin nasya dengan mencoba untuk menghiraukan nya
Nasya kemudian fokus membaca buku, raganya dibuat kebingungan saat lampu didalam perpustakaan tersebut yang tiba-tiba mati begitu saja
" Hah kok lampunya mati sih ?" Batin nasya dia kemudian menaruh kembali buku tersebut diraknya karena sudah pasti gadis itu akan sulit untuk membacanya
Nasya kemudian berjalan lurus kedepan seorang penjaga perpustakaan yang tadinya sedang duduk sekarang malah sudah pergi dan tak ada seorang pun
" Apa perpustakaan nya ditutup yaa?' tapi ini kan masih pagi ?" Ucap nasya yang terus saja bertanya-tanya seorang diri
Nasya kemudian mendengar suara bel, dia pun akhirnya menyadari bahwa itu adalah bel masuk, dia kemudian mendekati pintu keluar perpustakaan itu dan mencoba untuk membuka nya namun sepertinya tidak berhasil karena pintu itu dikunci dengan rapat
" Hah kok kekunci sih!' " panik nasya kemudian mencoba membuka nya namun tidak berhasil
" Tolong, siapapun bukaaa, tolongin buka pintunya " teriakan nasya itu seolah tidak berhenti namun tak ada tanda-tanda sedikitpun dari luar
Nasya kemudian duduk dengan kepalanya yang menyenderkan dipintu, air matanya seolah mulai terjatuh dia sangat merasa sedih tak bisa mengikuti pelajaran pada hari itu apalagi ini hari keduanya disekolah tersebut
Nasya khawatir guru berfikir bahwa dirinya bolos dan malah mengeluarkan dirinya dari sekolah
" Apa yang harus aku lakukan sekarang?' yaa allah pliss tolongin nasya " batin gadis itu dengan menangis
\*----\*----\*
Seorang guru kini sudah tiba dikelas dia kemudian mengabsen satu-persatu nama murid-murid dikelas itu hingga tiba giliran menyebutkan nama nasya
" Anasya " Ucap guru tersebut
" Belum masuk buu, kayaknya dia bolos deh " jawab vanes
" Upss yaa ampun anak beasiswa aja sok-sokan bolos, mendingan dikeluarin aja nggak sih dari sekolah " Ujar bianca
" Sudah-sudah, ada yang tau kemana nasya?' tas nya masih ada disini, tapi orang nya malah kelayapan "
" Kayaknya dia nggak suka pelajaran ibu deh makanya bolos jam pertama " Ucap salah satu siswi
" Kemana tuh cewek?' gua tau dia rajin nggak mungkin bolos, apa dia lagi stress gara-gara masalah itu ?" Batin ardan
" Buu, saya izin ke toilet "
" Iya silahkan ardan "
Ardan kemudian keluar dari dalam kelas dan membuka ponselnya dia mencoba untuk mencari nomor gadis itu digrup sekolah
" Huss yang mana sih nomor tuh cewek?' gua mesti nyari dia kemana coba! " Ucap ardan dirinya kemudian langsung mulai berjalan menyusuri koridor sekolah tersebut
Ardan kemudian mencoba mencari gadis bernama anasya itu ditaman sekolah, setiap koridor kelas dan bahkan dikantin namun tak berhasil menemukan nya sama sekali
" Kemana sih tuh cewek ?" Gerutu ardan kemudian duduk di kursi yang berdekatan dengan perpustakaan sekolah itu
" Gue coba cari kemana lagi yaa ?" Batin ardan matanya tak sengaja tertuju pada ruang perpustakaan
" Kok lampunya mati?' dan kenapa perpus udah tutup jam segini ?" Batin ardan dengan merasa curiga
" Eh lo tau kenapa perpustakaan nya tutup ?" Tanya ardan pada salah satu siswa yang lewat
" Nggak tau, tadi pagi sih buka, kayaknya penjaga perpustakaan nya lagi pergi deh makanya ditutup " jawab siswa tersebut kemudian langsung pergi
" Oke thanks yaa "
Nasya masih menangis didalam perpustakaan, dia pun kemudian mencoba nenyeka air matanya itu dan berteriak minta tolong
Ardan yang mendengar suara tersebut pun langsung menghampiri pintu perpustakaan dan mencoba untuk mendobraknya
Bruk
Bruk
Nasya yang menyadari bahwa ada seseorang yang mencoba mendobrak pintu perpustakaan tersebut pun akhirnya dirinya menyingkir
Pintu tersebut pun akhirnya terbuka ardan terkejut melihat nasya yang tengah berdiri seorang diri dengan kondisi yang tengah menangis
" Elo, siapa yang ngunciin lo disini ?"
" Aku nggak tau, oh iya aku udah ketinggalan pelajaran, makasih banyak yaa, aku nggak tau harus bilang apa kalau nggak kamu " Ucap nasya kemudian beranjak keluar dari perpustakaan itu dan mulai berlari kekelas nya
Sedangkan dikelas seorang guru terlihat serius memaparkan sebuah materi, semua murid ada yang memperhatikan penjelasan nya namun ada juga yang mengobrol dibarisan belakang
" Selamat siang buu.. maap terlambat tadi saya dari.. " Ucap nasya dengan sopan dirinya terlihat takut dan bahkan belum selesai berbicara namun ucapannya sudah terpotong guru
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments