6. Ruang Bk

" mau alasan apa kamu nasya?' saya minta kamu keluar, dan jangan masuk jam saya sebelum kamu menemui guru bk untuk meminta surat keterangan bahwa kamu tidak akan lagi bolos di jam saya " Bentak guru tersebut dengan serius

Sedangkan nasya hanya menggangguk dan menunduk kemudian langsung pergi, vanes bianca dan eliza tersenyum puas melihat gadis itu

" Hahaha syukurin " Ucap vanes dengan tawa

" Enaknya pulang sekolah diapain ya tuh cewek ?" Celetuk bianca pada kedua temannya itu

" Lo belum puas ngerjain dia ?" Tanya eliza

" Kayaknya belum kapok deh, yaa lo lihat aja entar, bakalan ada kejutan dari gue " Ujar Vanes

\*----\*----\*

Nasya kemudian memasuki ruangan bk dan menemui guru bk itu dan memberitahu maksud kedatangan nya

" Anasya kamu tidak memikirkan resiko dari perbuatan kamu?' kalau kamu sampai bolos lagi terpaksa beasiswa kamu dicabut " tutur guru bk tersebut dengan lembut dia sedikit merasa kasihan pada nasya namun itu sudah peraturan dari pihak sekolah

Bahkan nasya saja sudah tidak bisa menjelaskan keadaannya guru bk itu sudah menceramahi nya dan bahkan tak pernah meminta penjelasan sedikitpun dari gadis itu

Setelah mendapatkan surat itu nasya akhirnya keluar lalu memberikan nya pada guru tersebut yang tadi meminta nya dan menyerahkan dikantor sekolah

Setelah dari kantor nasya duduk sendirian ditaman sekolah, karena waktu yang sudah menunjukkan jam istirahat dirinya sibuk menikmati bekal yang dia bawa

Itu semua karena makanan dikantin sekolah yang mahal-mahal lagipula nasya lebih suka dengan kesendirian nya itu apalagi tak ada yang mau berteman dengan nya

" Huss kenapa yaa sekolah disini gini banget, untung aja tadi ardan nolongin aku, walaupun kelihatannya cuek tapi teryata dia orang yang baik " batin gadis itu dengan terus memuji pria yang terus berusaha melindungi nya itu

" Apa mungkin yaa dia punya perasaan samaku, lagian disekolah ini kan cuma dia yang baik sama ku " batin gadis itu dengan tersenyum-senyum sendiri

Dia tak menyadari bahwa dirinya sudah menjadi pusat tertawaan para murid yang lewat

" Hahah eh cupu genderuwo, lo ngapain senyum-senyum sendiri!' udah gila yaa ?" Ucap salah satu siswi sedangkan yang lain hanya tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan nya

" Mungkin lagi pikirin sang pangeran kali, dia kan tergila-gila sama alex " Ucap salah satu siswa

" Hahah, nggak tau diri banget sih lo, pakai tergila-gila sama alex, dia itu udah punya vanes mana mau sama cewek kayak lo " Ucap salah seorang siswi dengan tawa kemudian langsung pergi

" Hahaha makanya ngaca " ujar yang lainnya

Mereka kemudian perlahan-lahan pergi dari situ satu-persatu, nasya hanya diam tampah menjawab perkataan mereka baginya itu akan hanya membuang waktu nya saja

" Siapa juga yang suka sama alex, udah jahat nggak punya hati, mendingan juga ardan " batin nasya dengan menikmati bekalnya itu

Sepulang sekolah nasya belum pulang karena disuruh salah seorang guru untuk membersihkan gudang sekolah

Nasya baru saja selesai membereskan nya dia merasa lega karena akhirnya dia bisa pulang setelah menyelesaikan pekerjaan nya itu

" Upss sih cupu genderuwo rajin banget sih, bersihin gudang pulang sekolah guys " ledek vanes yang berucap pada kedua temannya itu

" Huss mereka lagi, mendingan aku langsung pulang aja deh, nggak usah ngeladenin mereka " batin nasya kemudian mencoba mengambil tas ranselnya dan mencoba untuk melangkah pergi

" Tunggu dulu cupu, buru-buru banget lo " Ucap vanes dengan menarik tasnya itu dan langsung mendorong nasya hingga terjatuh

" Kita senang-senang dulu dong " Ucap Bianca

" Oh iya eliza serahin kejutannya "

Eliza kemudian mengeluarkan sebuah botol aqua yang diisi dengan minuman basi yang dicampurkan dengan minyak ikan

" Wah apaan tuh ?" Tanya eliza dengan tersenyum

" Ini itu minuman favorit sih cupu genderuwo yang kita kasih kemaren "

" Nggak, aku minta stop gangguin aku, aku minta maaf kalau punya salah sama kalian " Ucap nasya dirinya seperti nya merasa sangat ketakutan dan tak ingin mabuk untuk kedua kalinya

Eliza dan bianca pun mulai memegang nasya dengan erat, vanes langsung menarik rambut seorang gadis bernama nasya itu dengan keras sehingga membuat gadis itu menjerit kesakitan

Plak

Plak

Tamparan keras itu terus saja mendarat di pipi nasya dia begitu perih merasakan nya sedangkan vanes dan teman-teman nya itu hanyalah senyum menyeringai dan terlihat sangat puas

" Ini baru permulaan, karena sekarang ini akan ada permainan baru yang bakalan gue mulai " Ucap Vanes

Bianca dan eliza pun menutup kedua kelompak mata nasya dengan sebuah kain dan mengikat tangan dan kakinya itu dengan sebuah tali

Satu persatu dari mereka kemudian me*kuli gadis itu dengan keras dengan menggunakan sebuah kayu gadis itu bernama nasya itu berteriak kesakitan namun mereka sama sekali tak menghentikan nya dan bahkan tertawa puas melihat dirinya menangis merasa terluka

" Hahaha, terusin zaa " Pintah vanes

Sedangkan nasya hanya menangis tak berdaya dan pasrah atas perundungan nya itu

" Udah stop guys, kecian kayaknya sampai nangis anaknya "

" Hahahah "

" Oke step terkahir, lo pegang dia " Ucap vanes bianca dan eliza memegang nasya dengan erat

Vanessa kemudian memasukkan minuman itu kedalam mulut nasya dengan paksa sambil rambutnya ditarik dengan begitu keras

Gadis tak berdaya itu merasa kesakitan namun tak bisa berbuat apapun sedangkan mereka hanya tersenyum puas disaat melihat dirinya begitu tak berdaya

Setelah cukup puas menyiksanya mereka pun akhirnya berhenti dan begitu puas saat melihat nya terluka, bianca kemudian memberikan kode pada vanes dengan melirik gudang sekolah

Vanes seolah mengerti maksud bianca, sebelum pergi mereka menghamburkan kembali gudang sekolah itu yang tadi sudah dibersihkan oleh nasya

Nasya hanya menangis dan seolah pasrah dengan sikap mereka, dia sudah begitu kesakitan dengan lebam dan juga luka-luka pada badannya

" Kecian hahaha " Ucap vanes dengan tawa setelah membuat gudang itu berantakan

" Buruan bersihin lagi cupu genderuwo, berat banget sih lo " Ucap bianca dia dan eliza pun menarik nasya dengan keras

Dan langsung mendorongnya kedalam gudang sekolah, vanes kemudian langsung mengunci gudang itu dengan rapat

" Vanessaaa bukaaaa " teriak nasya yang diabaikan dan bahkan membuat mereka merasa sangat puas

Mereka kemudian tertawa satu sama lain dan merasa sangat puas karena bisa mengerjai nasya, tampah berlama-lama lagi mereka bertiga pun akhirnya langsung pergi dari sekolah yang dirasa semakin sepi itu apalagi dengan kondisi nya yang sudah sore hari

Nasya menangis didalam gudang sekolah itu, seolah sangatlah tersiksa dengan keadaan nya, rasanya jika disitu ada benda tajam mungkin dia sudah memilih untuk mengakhiri hidupnya

" Gue cuma minta lo berusaha tersenyum disaat rapuh, itu saja udah cukup kok, "

Ucapan ardan waktu itu seolah-olah kembali terlintas dibenaknya ucapan yang membuatnya mengeluarkan senyum paksa yang masih beriringan dengan tangisan

" Bahkan disaat aku berusaha, itu aja masih sulit banget " Ucap nasya, dia melihat sekeliling gudang itu yang kini sudah berantakan

Dengan sisa tenaganya itu dia berusaha bangun dan melanjutkan membersihkan gudang itu hingga selesai

Waktu berlalu dengan cepat langit pun mulai gelap bertanda bahwa hari yang kini telah berganti malam

Nasya sudah selesai membereskan gudang itu, diraknya kemudian berusaha kuat dan mencoba melihat sekeliling untuk mencari jalan keluar

Nasya kemudian menemukan sebuah jendela, dia kemudian membuka jendela itu dan bersusah payah keluar dengan melompat nya

Namun itu membuat kakinya yang tadi terluka semakin sakit saat jatuh terkena sebuah batu

" Ahss " rintih nya kesakitan kemudian mencoba berdiri dan akhirnya pergi meninggalkan sekolah itu

Nasya berjalan melewati jalan raya yang begitu ramai dengan kondisi langit yang mendung akhirnya hujan pun mulai turun dengan deras membasahi dirinya itu yang kini dilanda kedinginan

Pandangan nya kini mulai rabun, kakinya yang terluka seolah tak bisa menahan lagi rasa sakit itu sehingga membuat terjatuh

Nasya duduk dibawah lampu jalan itu dengan menangis menahan rasa sakit yang dia rasakan

" Anasya " gumam seorang pria yang melihatnya semuanya melalui jendela kamarnya yang terbuka itu

Yaa pria itu adalah ardan yang sedang duduk menatap keluar jendela, dirinya kemudian bangkit dan menuruni tangga

" Ardan kamu mau kemana malam-malam begini?' hujan lagi diluar ?" Tanya seorang wanita yang tak lain adalah leni

Dirinya kini sudah sukses dan bahkan mempunyai perusahaan, dirinya kebetulan mempunyai teman dekat yaitu mawar ibu dari ardan

" Didepan ada teman aku tant kayaknya kehujanan " jawab ardan pada tantenya itu

" Yah udah suruh masuk aja gih, kasihan tau "

" Iya tant ini juga ardan mau nyamperin " jawab ardan kemudian langsung keluar dari rumah nya itu

Ardan berjalan menghampiri nasya dengan membawa sebuah payung ditangannya

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!