Wira Kelimpungan

Fort Bragg North Carolina

"Apa? Sarimi pergi ke pasar? Yang benar saja adik anda macam topeng monyet!" protes Wira ke Mandaka.

"Oh, kamu tahu juga anekdot itu." Mandaka merubah wajahnya dari yang tersenyum menjadi serius. "Enak? Sudah cium bibir saudara kembar aku?"

Wira melongo saat melihat wajah Mandaka yang ingin menghajar dirinya.

"Eh? Itu ... Aku memang mencium bibir nona random," jawab Wira apa adanya.

"Kenapa?"

"Karena saya mencintai saudara anda!" jawab Wira tegas dan serius.

"Dengar, Wiro Sableng, Aku datang kemari bukan tanpa alasan. Pertama, aku ingin tahu macam apa orang yang sudah mencium bibir adikku! Kedua, adikku tidak ada keinginan punya pasangan dengan tentara! Ketiga,dia masih ingin menjadi dosen di Todai dan tidak mau diribetkan urusan organisasi Persit Kartika Chandra Kirana! Dia bukan tipe orang yang betah pindah-pindah! Sebagai prajurit, kamu akan sering dipindah-pindah kan? Jadi, aku minta, kamu mulai sekarang, kubur saja dalam-dalam perasaan kamu!" balas Mandaka tegas.

"Apa?" Wira tampak terkejut karena saudara kembar Mandasari tidak menyetujui juga!

"Aku datang kemari, untuk memberitahukan kamu bahwa kami mendukung keputusan Sari untuk menjadi dosen di Todai! Jadi aku minta, kamu cari saja gadis yang memang keinginannya menjadi istri prajurit!" lanjut Mandaka lagi tanpa ekspresi.

Wira menatap tidak percaya. "Anda ... Tidak sedang berbohong kan?"

Mandaka tetap dengan wajah tanpa ekspresinya.

Wira benar-benar kena shock karena tidak menyangka jika saudara kembar Mandasari lah yang menentang keinginannya untuk berhubungan dengan gadis itu.

***

Penthouse Keluarga Adrianto Pratomo

Mavendra menatap Mandasari yang sedang mengajukan visa kerja di Jepang demi bisa menjadi dosen di Tokyo Universty.

"Lu serius mbak, mau ke Jepun?" tanya Mavendra ke kakaknya.

"Nak macam pula kau tanyakan itu? So pasti torang ke Jepun lah, wahai anak muda!" jawab Mandasari yang masih memasukkan berkas-berkas secara online. "Kek mana aja ente baru tahu."

Mavendra menggelengkan kepalanya. "Ngana tuh cem mana ngomong nyanda ada juntrungannya ambil dari daerah mana."

"Lha ngoni pun sarua ( kamu pun sama - mix Manado - Sunda )," kerling Mandasari ke adiknya yang membuat keduanya terbahak.

Meskipun jatuhnya Mavendra sama tidak jelasnya dengan Ryuga Giandra yang bisa jadi Oom karena dari generasi ketujuh tapi bisa sepupu generasi kedelapan, namun Mandaka dan Mandasari sayang dengan si bungsu. Mavendra bisa menjadi adik tiri juga sepupu dari garis Rarasati.

"Mbak, kamu memangnya tidak ada keinginan memerima perasaan si Wiro Sableng?" tanya Mavendra serius.

"Aku kan memang tidak tertarik menjadi istri tentara macam tante Scarlett. Lagipula, jadi istri tentara di Indonesia kan beda dengan di Amerika tho?" jawab Mandasari.

Mavendra menatap kakaknya. "Memang elu itu kagak ada potongan jadi istri tentara atau istri pejabat manapun. Yang ada elu itu bakalan kena hukum terus karena kelakuan bar-bar elu! Tahu sendiri kalau ada hal yang tidak sesuai dengan hati nurani elu, pasti brang breng brong ... Paw ! Bugh ! Ciiiaaatt! Mati kau ! Mati kau!" Remaja tampan itu bergaya seperti orang yang hendak berkelahi membuat Mandasari hanya memandangi adiknya dengan ekspresi malas.

"Elu itu ngapain?" tanya Mandasari.

"Niruin elu lah! Hanya orang sinting yang jatuh cinta setengah mampoos sama elu ! Secara yaaaa, orang waras itu tidak akan betah dengan kerandoman elu dan barbarism elu !"

"Jadi menurut elu, si Wiro Sableng itu memang gendeng?" kekeh Mandasari.

"Lha meh piyee mbak. Wong gurune wae Sinto Gendeng ... Opo ora Soyo kentir?" cengir Mavendra.

Setelahnya kedua kakak beradik itu tertawa terbahak-bahak.

Adrianto Pratomo yang baru saja keluar dari ruang kerja di penthousenya, tersenyum mendengar tawa kedua anaknya. Pria itu bersyukur karena anak-anaknya semua akur seperti halnya keluarga besarnya. Memang jarang terdengar ada anak durhaka atau perkelahian antar saudara karena rebutan sesuatu di keluarga Pratomo, tapi soal menistakan, jangan harap akan tidak ada. Pasti ada dan pastinya ada panggilan burik yang lebih diingat daripada nama aslinya! Bayu O'Grady adalah pemegang nama burik terbanyak dari generasi kelima hingga ke tujuh.

"Ada apa mas?" tanya Rarasati saat keluar dari dapur untuk memasak makan malam mereka.

"Itu si Sarimi dan Venven. Entah apa yang dibicarakan tapi keduanya tampak kompak," senyum Adrianto sambil merengkuh pinggang istrinya.

"Mas Adrianto tidak marah ke Wira? Kan dia sudah berani cium Sari," tanya Rarasati bingung karena suaminya tampak santai saja.

"Lho, si Wiro Sableng sudah dihajar sama Sarimi kan? Aku lihat rekaman CCTV dari depan apartemen anak itu dan Sari memang niat menghajarnya! Jadi apa aku harus deportasi sekalian?" kerling Adrianto.

"Apa perlu aku yang maju mas?"

"Tidak usah. Daka sudah maju dan hendak memberikan pengertian."

Rarasati menatap bingung ke suaminya. Kalau putra sulungnya maju, bisa-bisa dia meniru mas Arsyanendra gayanya.

***

Fort Bragg North Carolina

Wira masih tidak terima saat mendengar Mandaka langsung menutup akses hubungan dengan Mandasari.

"Aku ingin mendengar dari Sari sendiri."

Mandaka menggelengkan kepalanya. "Tidak usah. Bukankah adikku juga sudah bilang tidak ada perasaan sama kamu?" jawab Mandaka cuek.

"Tapi Mandaka ...."

Mandaka menghampiri Wira. "Aku tidak perduli kamu anggota kopassus ataupun anggota Freemason tapi satu yang jelas, Sari tidak ada keinginan menjadi pasangan kamu! Oke? Aku harus kembali ke kota karena hendak mengembalikan motor Triumph ini ke tempatnya karena aku hanya menyewa sehari."

"Mandaka ... Apakah kamu tidak mengijinkan aku karena aku bukan orang kaya?"

Mandaka tersenyum. "Bukan soal kekayaaan, Wiro Sableng. Tapi ... Soal perasaan! Kamu memang suka dengan Sari ugal-ugalan tapi Sari sudah punya rencana lain. Dan aku beserta keluarga, lebih mendukung Sari untuk menjadi dosen di Todai daripada pacaran sama kamu. Lagipula, belum tentu juga ibu kamu setuju kan?"

Wira melongo. Apa yang Mandaka tahu?

Mandaka menepuk bahu Wira. "Jadi ... Lebih baik, kamu fokus di sini dan lupakan adikku. Oke?" Mandaka pun naik ke atas motornya. "Aku pulang dulu. Assalamualaikum!" pamitnya sambil memakai helmnya dan melajukan motornya meninggalkan Wira yang masih berusaha mencerna apa yang diucapkan kembaran Mandasari itu.

Kamu kira dengan ancaman halus seperti itu, aku akan menyerah? Tidak semudah itu Mandaka! Karena aku yakin, nona random adalah jodohku!

***

"Bagaimana Mandaka?" tanya seseorang di earpiece Mandaka.

"Kena mental tapi aku rasa cuma sementara. Kita lihat saja kedepannya," jawab Mandaka.

"Kalau dia masih nekad ... "

"Dia pasti nekad, Papa! Apa papa lupa kalau dia Wiro Sableng muridnya Sinto Gendeng?" gelak Mandaka sambil menggeber motornya.

"Damn it ! Papa lkpa siapa gurunya!"

***

Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu

Terpopuler

Comments

awesome moment

awesome moment

wiro sableng koq mundur? emg pernah d? g bakalan..p lg dia udh ngerasa sari layak diperjuangkan. wis jelas. mbok nabrak gunung geser gunung mesti dijabani. sinto gendheng tdk pernah mengajarkan mundur dgn peringatan. p lg udh yakin. yakin hrus dapet

2025-04-07

1

amilia amel

amilia amel

maju terus pantang mundur wiro sableng, ingat guru Sinto gendeng selalu mendukungmu 💪💪💪

2025-04-06

6

Sayem Sayem

Sayem Sayem

Wira Bonek demi mb sarimi makin d larang makin jadi org ny

2025-04-06

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!