Mandasari mendelik saat Wira mencium bibirnya lembut dan gadis itu lalu menjewer telinga pria yang main sosor macam soang.
"Aduuuhh duh duh! Nona random!" teriak Wira yang menjerit kesakitan.
"Kamu itu memang tentara meshum! Main cium-cium anak gadis! Aku bilang bokap biar kamu disemprot disinfektan dan dideportasi, baru nyaho!" omel Mandasari sementara Wira mengusap telinganya yang senut-senut.
"Memangnya aku bakteri disemprot disinfektan?" protes Wira.
"Tidak harafiah, Bambaaannnggg! Bokap bakalan nyemprot elu pakai omelan dragon breath!"
"Oh. Tapi enak kan dicium aku ... Addduuuhhhh!" Kali ini perut Wira yang kena tendangan dengkul Mandasari.
***
Wira tersenyum sendiri saat berada dalam pesawat pulang ke North Carolina karena tadi dirinya debat kusir dengan Mandasari. Setelah kena tendangan dengkul, Mandasari masih sempat mencubit dua pipinya sambil marah-marah. Entah kenapa, Wira semakin gemas dengan gadis itu.
Fix, aku tidak bisa lepas dari gadis random itu.
Pria itu semakin yakin jika Mandasari adalah jodohnya dan bukan gadis lemah yang bisa ditindas begitu saja. Wira memang suka gadis tangguh karena sebagai istri prajurit, diharuskan seorang wanita yang bisa menghadapi segala sesuatunya dengan kuat.
Wira tidak suka gadis yang lenjeh, sok manis, sok imut atau pura-pura tidak bisa apapun. Tak heran jika Wira melihat bagaimana Mandasari bisa berkelahi dan berani ribut dengan kapten Handoyo, dia sudah memilih gadis itu menjadi pasangannya.
Ditambah background keluarganya yang mengerikan. Siapa yang tidak mengenal keluarga Pratomo.
Terlepas Mandasari dari keluarga Sultan, tapi Wira melihat Mandasarinya bukan keluarganya. Klan Pratomo itu adalah bonus.
Wira semakin semangat untuk menyelesaikan pendidikannya di Amerika dan akan meminta ibunya melamar Mandasari.
***
Princeton University New Jersey
"Dia cium kamu? Mr Soldier cium kamu? Di bibir? Terus kamu balas?" cecar Oscar yang langsung heboh mendengar cerita Mandasari.
Kedua sahabat itu tidak ada rahasia dan Mandasari tahu kapan Oscar kehilangan keperjakaannya. Bahkan Oscar tahu kalau Mandasari belum pernah pacaran sebelumnya. Karena Oscar selalu menjadi tameng buat gadis itu. Siapapun tahu keluarga Mandasari dan gadis tersebut tidak mau mendapatkan pria yang melihat harta dan kekuasaan ayahnya saja.
"Iya. Ya ... Balas nggak balas. Soalnya aku kan belum pernah ciuman jadi ya ... insting bro," jawab Mandasari sambil menggaruk kepalanya.
Kedua sahabat itu sedang berada di meja taman usai dari perpustakaan dan konsultasi dengan dosen pembimbing masing-masing.
"Terus ... kamu hajar nggak?"
"Pertama jewer, terus tendang perutnya pakai lutut, terakhir cubit pipi. Kurang ya?" Mandasari menatap Oscar dengan tatapan polos.
Pria itu hanya menggelengkan kepalanya. "Ya antara kurang dan nggak sih. Bagaimana kalau Oom Adrianto tahu si Mr Soldier main cium anaknya? Setelah dia tanpa sengaja memegang dada kamu."
Mandasari menggelengkan kepalanya. "Entah! Paling papa kirim balik ke Indonesia."
"Memangnya Oom Adrianto bisa?"
"Bisa saja kalau aku yang minta."
Oscar memegang wajah Mandasari. "Kamu ngajak gegeran tentara, tahu nggak?"
"Lha dia duluan yang mulai. Aku hanya menyelesaikan."
"Haddeehhh, Sari. Aku sayang kamu tapi aku lebih sayang karier Oom Adrianto!" ucap Oscar dengan sungguh-sungguh.
Mandasari tertawa. "Aku juga tidak mau mengambil resiko pekerjaan papa ada masalah."
***
Fort Bragg North Carolina
Wesley dan Martin melihat bagaimana Wira super serius dalam setiap kegiatan yang diadakan. Kedua orang yang tinggal dalam satu barak bersama Wira, bisa merasakan energi yang meluap-luap dari temannya itu. Macam mendapatkan mood booster tersendiri.
"Kamu kenapa?" tanya Martin ke Wira saat mereka makan siang di hall kantin.
"Aku kenapa?" balas Wira bingung.
"Apa kamu sudah mendapatkan sesuatu saat liburan kemarin? Memangnya kamu kemana?" tanya Wesley.
"Aku? Ke Mandasari lah!" senyum Wira dengan wajah bahagia.
"Tunggu ... Kamu pacaran dengan anak jaksa penuntut umum New York?" bisik Martin heboh. "Setelah kamu dan aku kena masuk sel?"
"Lho ... Kita kan masuk sel juga karena membela diri dan melindungi Sari," ucap Wira santai.
"Dude! Dia bukan anak gadis sembarangan!" seru Wesley.
"Lalu? Salah?" balas Wira. "Dengar, aku sudah jatuh cinta dengannya dan aku bertekad akan menjadikannya sebagai istriku!"
"Serius?" seru Wesley dan Martin bersamaan.
"Seratus persen serius!" jawab Wira yakin.
***
Manhattan New York
"Aku tidak yakin, mama," ucap Mandasari saat bercerita pada Rarasati tentang kejadian beberapa hari lalu di apartemen New Jersey.
"Jadi kamu tidak yakin dengan perasaan kamu?" tanya Rarasati dengan sabar.
"Iya ... Karena aku tidak ada bayangan mendapatkan pacar seorang tentara. Sungguh, mama, karena bayanganku adalah aku akan mendapatkan pasangan dosen atau malah pengusaha. Tapi kok ada tentara yang datang dan main cium aku sih?"
"Wira cium kamu?"
Mandasari dan Rarasati menoleh dan tampak Adrianto dan Mandaka berdiri di pintu ruang kerja dokter obgyn itu.
"Waduuuh ... Alamat di deportasi deh tuh Wiro Sableng!" gumam Mandasari.
***
Mandasari merasakan dirinya seperti seorang terdakwa yang berada di kursi pesakitan hendak dicecar oleh jaksa penuntut umum karena aura ayahnya seperti itu!
"Jadi Wira berani cium kamu? Setelah kemarin pegang dada kamu ... Secara tidak sengaja!" pendelik Adrianto ke Mandasari yang duduk di sofa kecil ruang keluarga, sementara Rarasati memeluk Mavendra dan Mandaka memilih untuk menyesap kopinya.
"Kok kamu pulang Daka? Memang kamu sudah libur?" tanya Mandasari ke Mandaka.
"Jangan mengalihkan pembicaraan, Sarimi!" tegur Mandaka.
"Idiiihhh, aku kan cuma tanya," sungut Mandasari sebal.
"Sarimi, itu benar? Wira berani cium kamu?" tanya Adrianto judes.
"Papa mau deportasi si Wiro Sableng?" balas Mandasari.
"Nggak lah ! Papa cuma ingin tahu saja," jawab Adrianto yang gemas dengan kelakuan putrinya.
"Papa, aku dan Wiro Sableng tidak ada hubungan apapun. Jadi tenang saja."
"Sarimi, apa perlu aku datangi kesana ?" tanya Mandaka.
"Ngapain?" seru Mandasari.
"Penasaran!"
***
Dua Hari Kemudian
Wira bingung saat mendengar ada seseorang yang berada di luar Fort. Pria itu pun keluar setelah mendapatkan ijin dari CO nya. Wira melihat seorang pria duduk diatas motor Triumph nya dengan ransel di punggung dan kacamata hitam.
Mandaka Pratomo
"Ada apa anda mencari saya?" tanya Wira sambil menghampiri orang itu.
Pria itu membuka kacamata hitamnya. "Apakah kamu Wirasana Gardapati?" tanyanya sambil turun dari motornya. Wira bisa melihat tinggi pria itu hampir sama dengan dirinya yang 186 cm tapi lebih tinggi.
"Iya, saya Wirasana Gardapati. Anda ?"
Pria itu mengulurkan tangannya. "Perkenalkan, Mandaka Pratomo, saudara kembar Mandasari."
Wira melongo tapi menyambut uluran tangan Mandaka. "Saudaranya nona Random?"
"Nona Random?" beo Mandaka yang kemudian tertawa.
"Lha memang Sari nona random."
Mandaka tertawa. "Owalahh Sarimi pergi ke pasar ternyata ada panggilan baru."
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa gaeeesss
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Septi Lahat
kurang lh Sari cuma digituin aja,, seharusnya si wiro sableng dpet tauziah dri pak Andrianto dulu bru dipulangkan k camp nya,, enk aja maen sosor ank gdis org yg nggk ad hubungan spesial dgnya😏😏😏
2025-04-02
2
Elsa Fanie
🤣🤣🤣,sarimi dan nona random,,,iya lah jd terdakwa soal anak gadis habis d sosor tentara 😊🤔,,,cewek pratomo kan badas smw tapi tetap tw unggah ungguh
2025-04-02
4
Jenong Nong
ya allah cantik2 panggilan buruk nya bnyak nona random sarimi pergi ke pasar itu sarimin Dalam yg pergi kepasar hadeuhhhh.... 🤣🤣❤❤🙏🙏
2025-04-02
3