Tidak Boleh

Wira membalas DM Mandasari sambil tersenyum geli. Jujur baru kali ini dia bertemu dengan gadis Jawa yang tidak ada kalem-kalemnya, malah menjurus bar-bar, mulut dan jempol random namun tetap tahu manner yang sedikit Membagongkan.

📩 Wirasana Gardapati : Bukan, senjata saya bukan kapak, nona Mandasari. Apa anda sudah mau tidur?

Wira pun menunggu dan tak lama ada balasan dari Mandasari.

📩 manda_sari_prtm : sedang mencari laba-laba yang memiliki radioactive supaya aku bisa keluar dari jendela menjadi spiderwoman karena aku dihukum berada di istana Pratomo.

Wira tertawa kecil membaca pesan Mandasari. Nona cantik satu ini memang kacau.

📩 Wirasana Gardapati : Berarti anda dikurung di istana?

📩 manda_sari_prtm : gara-gara siapa coba?

Wira tersenyum.

📩 Wirasana Gardapati : maafkan saya.

Tidak ada balasan dari Mandasari dan Wira melirik ke jam G-Shock nya yang menunjukkan pukul sebelas malam. Sepertinya nona kacau sudah tidur. Wira pun meletakkan ponselnya dan menarik selimut. Besok adalah hari terakhir dia mendapatkan hari off dan Wira berencana menghubungi ibunya.

***

Kediaman Keluarga Pratomo

"Sari tidak kabur, Raras?" tanya Adrianto ke Rarasati saat dirinya pulang dari kantor dan disambut oleh istrinya.

"Anteng di kamar. Kata Vendra sibuk buat tesisnya," jawab Rarasati sambil tersenyum.

Adrianto mencium bibir istrinya lembut. "Anak itu kenapa tidak bisa seperti Anette atau Shea sih? Kalem dikit gitu lho !" sungut jaksa penuntut umum itu kesal.

"Mas, kalau dia kalem, cuma ada dua. Satu, Sari sakit dan dua, Sari bokek. Itu lebih bahaya, mas. Ingat waktu mas hukum uangnya mas tahan gara-gara mobilnya nabrak pohon? Dia ngeroweng minta pinjaman sana sini ke Daka dan Akira? Padahal maksud mas kan biar dia kerja ?" senyum Rarasati.

"Kacau tuh anak! Tapi jadinya dia mau kerja kan?" jawab Adrianto.

"Memang sih karena terpaksa jadi mau tidak mau," senyum Rarasati.

"Jujur aku tidak tahu bagaimana aku dan si kembar tanpa kamu," ucap Adrianto mesra ke Rarasati.

"Sudah, sekarang kita tinggal menikmati hidup bersama anak-anak," jawab Rarasati.

Keduanya menuju dapur dan melihat Mavendra sedang makan cereal. Adrianto mengernyitkan dahinya melihat putra bungsunya ( atau sulungnya dari Rarasati ) makan malam-malam.

"Lho kok makan cereal malam-malam? Memang kamu tadi belum makan?" tanya Adrianto saat Mavendra Salim ke dirinya.

"Makan Pa tapi lapar lagi," jawab Mavendra.

"Mbakyumu sudah tidur ?"

"Sepertinya Pa. Kenapa ?"

Adrianto menggelengkan kepalanya dan melihat Rarasati menyiapkan makan malam untuk suaminya. "Yang penting mbakyumu tidak kabur saja."

"Tadi malah cari di eBay, laba-laba yang terkena radioactive dijual. Katanya mau jadi spiderwoman," jawab Mavendra cuek membuat Adrianto dan Rarasati melongo.

"Apa?"

Mavendra mengedikkan bahunya. "Macam papa dan mama tidak hapal otak random mbakyuku satu itu."

"Dapat?" tanya Adrianto.

"Apanya?" balas Mavendra.

"Laba-labanya?"

"Ya papa itu gimana sih. Kalau ada yang jual, sudah pasti dipakai sama yang jual biar jadi Spiderman lah!" jawab Mavendra sambil makan cerealnya.

Rarasati tertawa kecil mendengar ucapan absurd di meja makan. "Sudah mas, makan dulu. So, bagaimana kasus hari ini?"

"Aku harus kerjasama dengan anak vampir karena urusannya hingga ke luar negeri. Kasus ini menyebalkan dan terpaksa berhubungan dengan Fly Team di Inggris dan Budapest."

"Memang kasus apa Pa?" tanya Mavendra.

"Seorang wanita membawa pergi anaknya bersama suaminya yang baru dan diduga membunuh anak bungsunya lalu kabur ke Istanbul. Jasad anak bungsunya ditemukan di sungai Hudson dan ayah kandungnya sekarang meminta kami memburu mereka." Adrianto memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya. "Anak bungsunya baru berusia enam tahun."

Rarasati dan Mavendra menatap pria itu. "Kejamnya mereka !" geram Mavendra.

"Memang. Papa dan Oom Vampir kamu serta Oom Scott kamu juga gemas. Ini Oom Vampir terbang ke Istanbul bersama Fly Team."

Mavendra mengangguk. Remaja tampan itu memang berencana setelah lulus SMA, dia ingin menjadi agen FBI seperti opanya Omar Zidane, Oomnya Rylee Neville, Scott Peterson dan Park Joon-seo.

"Semoga segera tertangkap ya mas. Jahat sekali mereka !" ucap Rarasati.

"Aamiin."

***

Mandasari keluar dari kamarnya setelah melaksanakan ibadah subuh dan melihat rumahnya tampak sepi. Gadis itu menepuk jidatnya karena hari ini adalah hari Sabtu dan besok dia sudah harus pulang ke Princeton.

"Haaaaahhhh ... Malas pulang Ke kampus." Mandasari lalu membuat kopi buat semua orang dan tak lama suara pintu penthouse pun terbuka dan tampak Jacinta, house keeper dan koki mereka yang berdarah Mexico, datang seperti biasanya yang selalu tepat waktu.

"Selamat pagi, miss Sari," sapa Jacinta yang bertubuh gemuk khas wanita Mexico dan berusia sekitar lima puluhan.

"Pagi Jacinta. Sehat?" balas Mandasari sambil minum air mineralnya yang diambil dari dalam kulkas.

"Puji Tuhan. Anda mau masakan Mexico hari ini? Mrs Pratomo sudah membelikan bahan-bahannya," tawar Jacinta.

"Mau ceviche dan quesadilla ... Buatan kamu tidak ada duanya!" senyum Mandasari.

"Jangan khawatir. Akan saya buatkan."

Mandasari memeluk bahu wanita yang lebih pendek darinya. "Thank you, Jacinta."

Jacinta menatap Mandasari. "Miss Sari tidak sedang dihukum Mr Pratomo kan?"

Mandasari menyipitkan matanya. "Sometimes, Jacinta, aku benci kalau kamu benar," jawab gadis itu dengan gaya dramatis membuat Jacinta cekikikan.

"Apalagi yang anda lakukan Miss?" senyum Jacinta.

"Anggap saja aku memukul seorang tentara."

Jacinta melongo. "Apa? Dios mio!"

***

Fort Polk Louisiana

"Jadi kamu kemarin masuk sel gara-gara menolong anak gadis jaksa New York? Kok bisa sih nak?" tanya Herdiani, ibu Wira, saat Wira melakukan panggilan video.

"Aku tidak tahu kalau gadis itu anak jaksa Bu. Kami masuk sel karena memang kami berkelahi dan membuat beberapa pemalak pingsan. Nona Mandasari juga masuk sel," jawab Wira membuat Herdiani terkejut.

"Anaknya jaksa juga masuk sel? Terus bapaknya gimana?" tanya wanita itu panik.

"Bapaknya sih sepertinya sudah biasa lihat anaknya tukang berantem," senyum Wira.

"Tunggu nak, anak gadis ini berdarah apa? Tapi kalau namanya Mandasari, pasti wong jowo kan? Kok ya santai banget tho Wira ... Duh, ibu tidak habis pikir anak gadis jaman sekarang," gumam Herdiani.

"Tapi dia jago wushu lho Bu. Keren !" senyum Wira.

"Nak, meskipun begitu, ibu tidak terlalu suka dengan anak gadis yang suka berkelahi. Tidak patut !"

"Bu, ibu harus lihat wajahnya lho. Dia cantik dan lucu."

"Wira, kamu itu tentara, dan tidak mungkin kamu bersama dengan anak gadis dari jaksa New York. Ibu tidak suka anak gadis yang kelakuannya gedubrakan macam itu !"

Wira hanya mengangguk. Ibu tidak tahu saja kalau Mandasari sangat menarik orangnya.

***

Yuhuuuu up malam Yaaaaa gaeeesss

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Terpopuler

Comments

amilia amel

amilia amel

ibunya Wiro sableng belum bertemu aja dengan Sari Puspa, kalo sudah bertemu pasti akan beda pemikirannya karena Sari Puspa sangat tau manner dan etika apalagi sama orang yang lebih tua...
yakin deh... ibunya Wiro sableng bakalan langsung jatuh cinta sama Sari Puspa apalagi kan pesona gadis Pratomo itu nggak ada obatnya

2025-03-08

4

🥰Siti Hindun

🥰Siti Hindun

janganlah dulu bilang seperti itu bu. Ibu belum tahu saja Sari seperti apa, kalo ibu dah ketemu, yakin pasti ibu kepincut😁

2025-03-07

3

Elsa Fanie

Elsa Fanie

tenang bu calon mantu mu meski kedubrakan tapi tw ungah unguh,dan yg pasti tulus 😊😊

2025-03-07

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!