Masih sabar

Karena ini hari pertama di kampus. Azalea dan Dina menunggu informasi untuk kegiatan besok. Kalau menurut informasi yang mereka dapatkan dari ketiga seniornya tadi, kegiatan Orientasi Mahasiswa Baru akan dilakukan besok. Sembari menunggu informasi yang jelas tetang kegiatan besok dan apa saja yang perlu mereka persiapkan, mereka memutuskan menuju ke kantin untuk sekedar menongkrong. Mereka sudah tidak bingung lagi setelah mereka iseng mengelilingi sekitar gedung yang nantinya akan menjadi kegiatan menimba ilmu.

Dilihatnya suasana kantin sangatlah ramai. Mereka berdua memindai tempat tersebut guna mencari bangku yang masih kosong. Disaat mereka sudah menemukan bangku kosong, Azalea gegas menempatinya sebelum keduluan orang lain. Sementara Dina memesan minuman dan makanan ringan untuk mereka nikmati.

Baru juga Azalea mau memakan makanan yang dibawa oleh Dina. Tiba-tiba ada yang menyiram kepalanya menggunakan jus. Azalea pun kaget.

"Gimana, seger kan jusnya? Makanya jadi orang gak usah belagu, loe kira loe udah yang paling cantik dan oke di sini. Haha" Ucap Amel yang merasa Azalea ini adalah saingannya saat ini.

"Apa-apaan kamu?" Teriak Dina

"Sstt, diam aja Din, aku gak papa." Ucap Azalea

"Tapi, Zaa, --"

"Percayalah." Ucap Azalea yang langsung memotong ucapan Dina

"Berani juga nih anak baru, Mel." Ucap Rara salah satu teman Amel dan Lusi.

Amel mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Loe, di sini kalau mau aman, kudu nurut sama gue." Ucap Amel

Ciih,,

Azalea tersenyum meledek.

"Loe bener-bener ya. Gak takut loe sama gue. Nyali loe gede juga. Siap-siap aja loe, gue depak." Ucap Amel yang tersulut emosi.

"Emangnya kamu siapa? Kenapa aku harus takut sama kamu?" Ucap Azalea santai.

"Gue tunangan Alex, loe udah berani deket-deket sama dia. Loe kira loe siapa, haa???  Loe tau kan Alex itu siapa? Dia anak yang punya kampus ini. Dan, mama Alex itu deket banget sama gue, kalau loe masih mau aman di sini, loe kudu hormat sama gue." Jelas Amel.

Sungguh Amel cari masalah sama anak dari keluarga Atmadja.

"Oh, gitu, ya ya ya." Jawab singgat Azalea sambil mangguk-mangguk.

Namun, karena abainya Azalea, Amel semakin tersulut emosi. Bukan ini yang diinginkan Amel. Amel mau siapapun itu takut dan tunduk dengannya.

Karena kantin sedang ramai. Jadi, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka.

*Wah, Amel kali ini bagai orang kentut baunya dihirup sendiri.*

*Itu gak salah anak baru nglawan Amel?*

*Cari masalah itu anak baru.*

*Amel sepertinya bakal dapat lawan yang seimbang.*

*Sepertinya bakal ada korban baru lagi.*

Banyak lagi yang mereka bicarakan.

Amel yang mendengar kasak kusuk mereka pun semakin emosi.

"Diam kalian semua."

Sedang Azalea pun hanya diam saja. Dia terlihat begitu santai.

"Awas loe, gue buat perhitungan sama loe. Camkan itu." Amel si genk pun beranjak pergi meninggalkan Azalea dan Dina.

"Zaa, kamu tidak apa-apa kan? Kamu basah Zaa." Ucap Dina yang khawatir dengan mamanya itu.

"Nanti juga kering, Din. Aku gak papa kok ini. Kita lanjutkan yuk. Abaikan saja tatapan mereka." Ucap Azalea.

Azalea dan Dina tidak tahu saja. Jika, semua yang terjadi barusan sudah ada yang mengabadikannya.

Ya, sudah hal biasa setiap ada yang menarik mereka merekam dan menyebarkan videonya.

Rekaman tadi sudah sampai ditangan Aldo.

"Eh, bro bro, lihat nih. Gila nih nenek lampir, suka sekali cari masalah. Mana selalu ngaku-ngaku jadi tunangan loe, bro." Ucap Aldo yang memperlihatkan rekaman video.

Video tadi langsung viral di grup anak kampus.

"Kena mental kayaknya nih cewek. Emosi dengan tingkah dirinya sendiri. haha." Ucap Gery.

"Sepertinya sih si nenek lampir makin gak waras aja. haha" Ledek Aldo

"Bikin malu aja." Batin Alex.

Waktu pun berlalu. Kini Azalea dan Dina sudah berada di rumah. Mereka tadi pulang dengan memesan taxi online. Mereka langsung menghempaskan tubuh ke sofa empuk di ruang tamu.

"Huh, gak habis pikir deh Zaa, baru masuk hari pertama aja kamu sudah apes begini. Sepertinya itu wanita mau cari-cari masalah sama kamu." Ucap Dina.

"Biarlah Din, selama masih diatas kewajaran bakal aku diemin." Jawab Azalea.

"Tapi, dengan dia menumpahkan jus di kepalamu itu sudah termasuk kelewatan, Zaa." Ucap Dina yang geram sekali dengan tingkah Amel tadi.

"Pokoknya kalau sampai hal ini terulang kembali, aku nanti akan langsung bilang ke papa." Sambung Dina.

Haahhh,,

Azalea membuang nafas.

Azalea langsung tersenyum.

"Ah rupanya anak mama ini sangat menghawatirkan mamanya. Ihh sayang deh." Azalea langsung memeluk Dina yang terlihat kesal.

"Udah yuk, sebaiknya kita sekarang mempersiapkan segala keperluan untuk besok." Ucap Azalea lagi. Dina pun mengangguk.

Malam pun tiba. Kini jam menunjukkan pukul 21.00 WIB. Azalea kini berada di kamar bersama suaminya.

"Sayang, tadi mas sampai lupa tak menanyakan ini. Gimana kuliah hari pertama tadi?" Seru papa Damian.

"Emb, baik kok mas, belum ada kegiatan apapun. Besok baru dimulai." Ucap Azalea yang tidak menceritakan kejadian tadi pada suaminya.

Azalea tak mau suaminya mengetahui hal ini sekarang, "Siapa tahu besok wanita tadi sudah tak seperti tadi." Pikir Azalea.

....

Keesokan harinya, mereka sudah berkumpul di meja makan. Seperti biasa mereka menikmati sarapan dengan keheningan. Setelah selesai makan, papa Damian membuka suara.

"Dek, hari ini kamu dan Dina bisa bawa mobil sendiri kan? Mas hari ini ada meeting jadinya sedikit buru-buru jadi, gak bisa mengantar kalian kuliah. Kalau begitu mas berangkat sekarang ya." Ucap Papa Damian.

"Iya Mas, gak papa. Mas hati-hati ya." Azalea menyalami dan mencium punggung tangan suaminya dan juga diikuti dengan Dina.

"Hati-hati ya pa. Kerja yang rajin biar bisa jajanin aku. hihi." Canda Dina, papa Damian tersenyum dengan kelakuan anaknya.

Setelah dirasa mobil papa Damian sudah tak terlihat dari sejauh mata memandang. Azalea dan Dina pun gegas berangkat ke kampus. Karena baru pertama kalinya Azalea menyetir mobil ke kampus. Dia melajukan mobilnya dengan sangat santai, juga karena masih pagi jadinya keadaan pun mendukung. Sesampainya di parkiran kampus, mereka melihat Amel berjalan sendiri di sana.

"Liat tuh Zaa, ondel-ondel berjalan. haha." Ucap Dina meledek Amel karena make up nya terlalu menor.

"Bukan ondel-ondel sayang, tapi dia mau nglenong." Azalea tak kalah meledek Amel. Tapi, yang jelas tanpa sepengetahuan Amel. Kalau Amel tahu, Amel bisa darting dan teriak-teriak seperti orang kesetanan karena emosi.

Setelah mereka puas tertawa, mereka langsung turun dari mobil. Baru juga mau melangkahkan kaki, seseorang memanggil nama mereka.

"Heii,, Dina, Zaazaa, tunggu." Ternyata Gery yang menanggil mereka berdua. Azalea dan Dina pun kompak menengok ke arah suara berasal.

Hah hah hah

Gery sedikit terpongah-pongah karena berlari saat menghampiri Azalea dan Dina.

"Tarik nafas hembuskan tarik nafas tahan." Ucap Azalea

"Haduh, abang ganteng lama-lama bisa mati dong neng, kalau suruh nahan napas." Seru Gery.

"Lagian kakak ngapain sih pakai lari-lari segala? Lomba estafet ya?" Ucap Dina.

"Hehe, gak papa sih, biar ada temen jalan aja." Ucao Gery nyengir.

Bugh..!!

"Aduh, kok abang dipukul sih neng?" Ucap Gery sambil ngelus-elus lengan yang ditinju Dina.

"Abang ringkih amat sih, gitu aja udah meringis. Coba Zaazaa smackdown gimana, bang?" Ledek Azalea.

"Kalian ini, masak ada cowok ganteng begini malah mau disakiti sih, nanti bisa masuk undang-undang penganiayaan loh." Ucap Gery.

"Gak papa, asal sini abang, aku smackdown dulu." Ucap Azalea.

"Eitss,, jangan-jangan, ampun dah. Apa kata dunia seorang Gery bonyok karena cewek. Bisa malu tujuh turunan gue." Ucap Gery.

Azalea memutar bola matanya malas. Azalea berjalan dan menggandeng Dina. Alhasil Gery ditinggal mereka berdua karena masih sedikit menggerutu tak jelas.

"Eh buset, gue ditinggal. Woi tunggu." Gery pun mengejar Azalea dan Dina. Sedang yang dikejar hanya abai sambil cekikikan.

Acara ospek maba pun dimulai. Singkatnya senior melakukan perkenalan dan memberikan nama untuk para mahasiswa baru menggunakan nama tanaman. Jadi, mereka akan dipanggil menurut nama tanaman yang mereka pakai.

Ternyata Amel termasuk senior yang ikut dalam ospek maba tersebut. Amel di sana akan memanfaatkan kaeadaan nantinya. Gara-gara laki-laki doang bisa sebegitunya ya?

Singkat waktu kini jam menunjukkan jam istirahat.

Azalea yang sedari tadi menahan buang air kecil pun mengajak Dina untuk menemaninya ke toilet. Dina pun mengikuti Azalea. Tapi, disaat mereka mau keluar dari toilet tiba-tiba Amel the geng pun datang.

"Haih, ondel-ondel datang." Batin Dina, sedang Azalea hanya menatap kedatangan mereka dengan datar.

"Ehh,, ada duo cunguk di sini. Lihatlah cewek kampungan ini, ternyata kalian ini cuma anak beasiswa tapi, lagaknya sok mampu. " Ucap Amel pada kedua temannya.

Azalea memberi kode pada Dina agar tetap diam saja. Dan, Dina pun mengangguk.

"Heh, kalian ini bud*g ya? Gak punya mulut juga? Asal kalian tau ya, gue bisa cabut beasiswa kalian. Dan itu hal kecil. Gue mau lihat gimana reaksi kalian nanti!! Pasti nangis-nangis. Haha." Ucap Amel mengancam.

Azalea masih bisa menahan amarahnya, stok sabarnya masih tebal, beda dengan Dina. Namun, karena Azalea memberi kode akhirnya mereka tak meladeni Amel dan langsung beranjak pergi tanpa menghiraukannya.

Episodes
1 Lulus
2 Mendapat izin
3 Berangkat liburan
4 Apa yang telah terjadi?
5 Berubah status
6 Belajar menerima
7 Mulai tertarik
8 Siapa wanita itu?
9 Maaf
10 Tak sengaja mendegar
11 Terluap sudah
12 Wanita tidak tahu malu
13 Pasrah sudah
14 Lagi
15 Membuktikan kebenaran
16 Kampus hari pertama
17 Masih sabar
18 Dasar wanita gila
19 Terkejut
20 Jatuh miskin
21 Istri mungilku
22 Weekend
23 Terlihat aneh
24 Gagal
25 Azalea keguguran
26 Mengikhlaskan
27 Memberi pelajaran
28 Rencana Resepsi
29 Masakan Padang
30 Jadian
31 Menemui W.O
32 Jalan berdua
33 Kejutan untuk Dina
34 Wanita dari masalalu Leo
35 Acara Reuni
36 Dina tenggelam
37 Akhirnya Dina sadarkan diri
38 Beli Bakso
39 Bertemu orang aneh
40 Roy
41 Roy ditahan
42 Acara resepsi
43 Azalea hamil
44 Azalea Ngidam
45 Ngidamnya rujak
46 Pembantu apa?
47 Terlihat s3k si
48 Ngomel tidak jelas
49 Ulang tahun Dina
50 Bertemu Amel
51 Sebuah teguran
52 Soto racikan Leo
53 Masuk perangkap
54 Tak berdaya
55 Berterus terang
56 Jatuh harga diri
57 Akhirnya pulang juga
58 Menjenguk Azalea
59 Rencana 7 bulanan
60 Ayu
61 Ziarah ke makam ayu
62 Syukuran 7 bulanan
63 Lamaran
64 Hanya alasan
65 Azalea cerewet
66 Berasa momong anak
67 Apes atau rejeki?
68 Apes
69 Bertamu
70 Ada apa dengan Riko?
71 Surat undangan
72 Menghadiri resepsi
73 Hanya mimpi
74 Manja tak peka
75 Sakit
76 Zidan dan Zahra
77 Si kembar
78 Bocil punya bocil
79 Siapa?
80 Hanya kenangan
81 Tak sengaja
82 first kiss
83 Termakan drama sendiri
84 Naluri
85 Menyebalkan
86 Salah tingkah
87 Merawat Dina
88 Pertunangan
89 Rumor
90 Mempermalukan diri sendiri
91 Saling menyalahkan
92 Jatuh pingsan
93 Ide lucu
94 Zidan pulang
95 Zahra malu
96 Penantian terbayar lunas
97 Lamaran
98 Jogging
99 Sah. End.
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Lulus
2
Mendapat izin
3
Berangkat liburan
4
Apa yang telah terjadi?
5
Berubah status
6
Belajar menerima
7
Mulai tertarik
8
Siapa wanita itu?
9
Maaf
10
Tak sengaja mendegar
11
Terluap sudah
12
Wanita tidak tahu malu
13
Pasrah sudah
14
Lagi
15
Membuktikan kebenaran
16
Kampus hari pertama
17
Masih sabar
18
Dasar wanita gila
19
Terkejut
20
Jatuh miskin
21
Istri mungilku
22
Weekend
23
Terlihat aneh
24
Gagal
25
Azalea keguguran
26
Mengikhlaskan
27
Memberi pelajaran
28
Rencana Resepsi
29
Masakan Padang
30
Jadian
31
Menemui W.O
32
Jalan berdua
33
Kejutan untuk Dina
34
Wanita dari masalalu Leo
35
Acara Reuni
36
Dina tenggelam
37
Akhirnya Dina sadarkan diri
38
Beli Bakso
39
Bertemu orang aneh
40
Roy
41
Roy ditahan
42
Acara resepsi
43
Azalea hamil
44
Azalea Ngidam
45
Ngidamnya rujak
46
Pembantu apa?
47
Terlihat s3k si
48
Ngomel tidak jelas
49
Ulang tahun Dina
50
Bertemu Amel
51
Sebuah teguran
52
Soto racikan Leo
53
Masuk perangkap
54
Tak berdaya
55
Berterus terang
56
Jatuh harga diri
57
Akhirnya pulang juga
58
Menjenguk Azalea
59
Rencana 7 bulanan
60
Ayu
61
Ziarah ke makam ayu
62
Syukuran 7 bulanan
63
Lamaran
64
Hanya alasan
65
Azalea cerewet
66
Berasa momong anak
67
Apes atau rejeki?
68
Apes
69
Bertamu
70
Ada apa dengan Riko?
71
Surat undangan
72
Menghadiri resepsi
73
Hanya mimpi
74
Manja tak peka
75
Sakit
76
Zidan dan Zahra
77
Si kembar
78
Bocil punya bocil
79
Siapa?
80
Hanya kenangan
81
Tak sengaja
82
first kiss
83
Termakan drama sendiri
84
Naluri
85
Menyebalkan
86
Salah tingkah
87
Merawat Dina
88
Pertunangan
89
Rumor
90
Mempermalukan diri sendiri
91
Saling menyalahkan
92
Jatuh pingsan
93
Ide lucu
94
Zidan pulang
95
Zahra malu
96
Penantian terbayar lunas
97
Lamaran
98
Jogging
99
Sah. End.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!