Berubah status

Malam telah tiba.

Rumah kek Darman kini mendadak ramai karena dipenuhi dengan warga yang akan menjadi saksi pernikahan antara manusia beda usia.

Ayah bunda Azalea pun telah tiba sebelum mahgrib tadi. Mereka langsung diberi penjelasan oleh kek Darman dan akhirnya kini mereka mengerti dengan jalan cerita kejadian tadi. Meski sedikit kecewa tapi mereka hanya bisa pasrah. Ijab kabul pun segera dilangsungkan.

"Saudara Damian Wijanarko bin Darman Wijanarko. Saya nikahkan dan saya kawinkan Anda dengan anak perempuan saya Azalea Atmadja dengan maskawin sebesar 10gram dibayar tunai." Leo menyalami tangan Damian dan dengan tegas mengucapkan kalimat ijab kabul dengan didampingi penghulu.

"Saya terima nikah dan kawinnya Azalea Atmadja binti Leo Atmadja dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Ucap Damian yang tak kalah tegas.

"Bagaimana para saksi?"

Sah..

Sah..

Sahhh...

Alhamdulillah..

"Sayang, ayo sekarang waktunya kamu keluar." Wulan menghampiri putrinya yang sedari tadi berada di dalam kamar bersama Dina.

"Bunda,,," lirih Azalea.

"Sudah, ayo tidak apa-apa. Yuk senyum, biar kecantikan anak bunda terlihat, kalau sedih begini kan jelek, bunda juga nanti ikutan sedih, Zaazaa mau kalau bunda ikutan sedih?" Ucap Wulan menasehati anaknya agar tak bersedih hati.

"Maafin Zaazaa, bun." Ucap Azalea sedikit pilu.

"Tidak apa sayang. Apapun yang terjadi Zaazaa tetap kesayangan ayah bunda. Zaazaa gak perlu takut dan sebagainya. Nih, kan ada Dina juga, bukankah nanti kalian akan semakin lengket?" Wulan memberi semangat kepada putrinya.

"Bener Zaa, lucu gak sih kalau dibuat judul novel sahabatku menjadi mamaku. hihi" Ledek Dina.

"Ihh Dina, malah ngledek." Azalea mengerucutkan bibirnya.

"Sudah ayo buruan kita keluar, sudah ditunggu."

Azalea yang sedari tadi menunggu di dalam kamar akhirnya keluar menghampiri laki-laki yang kini sudah sah menjadi suaminya, dengan didampingi Wulan dan Dina. Azalea duduk disamping suaminya. Mereka langsung bergantian menyematkan cincin dijari manis pasangan. Azalea segera menyalami dan mencium tangan suaminya.

Lalu suaminya mencium kening Azalea. *Perasaan apa ini?* Batin Azalea. Bergetar seluruh tubuh. Muka Azalea pun kini menjadi merah karena tersipu malu.

"Kini kalian sudah sah menjadi sepasang suami istri. Sah menurut agama maupun negara. Untuk buku nikahnya nanti tinggal kalian ambil di kantor KUA ya." Seru penghulu dan langsung minta pamit dari acara. Warga yang tadinya berada disana juga ikut pamit.

Di rumah tinggallah keluarga inti. Seluruh keluarga memberikan selamat kepada kedua mempelai. Disana Kek Darman dan Nek Arum bukan terlihat sedih namun sebaliknya malah terlihat bahagia. Akhirnya anaknya mendapatkan jodoh juga. Tak mempermasalahkan usia mereka yang terpaut jauh. Mungkin memang ini sudah digariskan oleh Tuhan.

"Selamat ya Pak Damian, semoga menjadi keluarga yang diridhaiNya, saya titip anak saya, bimbinglah dia dijalannya Allah, jika suatu saat terjadi sesuatu dengan hubungan kalian, tolong kembalikan anak saya kepada saya dan jangan sakiti dia, kalau sampai terjadi apa-apa dengannya, saya tak akan tinggal diam." Ucap Leo memberi selamat kepada teman bisnisnya yang kini statusnya sudah menjadi menantunya.

"Anda bisa mempercayakan semuanya kepada saya, ayah mertua." Ucap Damian begitu santai namun dengan nada sedikit bergurau.

Yang masih berkumpul di sana semua menjadi tertawa setelah mendengar penyebutan status yang kini telah berubah. Seperti tak ada hal yang perlu dicanggungkan.

Azalea pun menjadi heran, semua ini serasa mimpi baginya.

Karena malam semakin larut mereka membubarkan diri masuk ke dalam kamar masing-masing untuk istirahat. Namun, tidak dengan sepasang suami istri yang baru sah beberapa jam tadi. Mereka terlihat sangat canggung di dalam kamar. Yang tadinya Azalea satu kamar dengan Dina, tapi karena kini Azalea statusnya sudah berubah menjadi mamanya, mau tak mau Dina tidur sendiri dan Azalea tidur dengan Damian alias suaminya.

Suami ya? Jika dibayangkan geli sendiri. haha

"Em, Om,,,Zaazaa minta maaf ya Om, karena kesalahan Zaazaa ini semua terjadi. Om bisa tidur di sini, Zaazaa bisa tidur di lantai, kan ada tikar Om, jadi Om tak perlu canggung begitu." Azalea yang memulai obrolan karena mengerti dengan kecanggungan suaminya. Azalea masih merasa suaminya ini mendiamkannya. Mungkin kecewa berat karena kesalahannya. Meskipun itu tak disengaja Azalea.

"Tidurlah di kasur, kamu sekarang adalah tanggungjawab Om. Tenang saja, Om tak akan menyentuhmu. Om paham dengan situasi ini. Istirahatlah." Ucap Damian sedikit datar.

Azalea nurut saja dengam suaminya. Tanpa babibu dia kini sudah melayang dialam mimpi.

"Cepat sekali tidurnya." Damian pun ikut merebahkan diri di samping Azalea. Karena hari ini begitu melelahkan akhirnya Damian ikut tertidur juga.

..........

Adzan subuh membangunkan Damian. Disaat dia membuka matanya dia hampir kaget. Tubuhnya terasa begitu berat, ternyata dirinya sedang dipeluk Azalea. "Mungkin dikiranya guling." Pikir Damian.

Gegas dia membangunkan istri mungilnya itu dengan pelan.

"Zaa, bangun, kita salat subuh berjamaah yuk." Ucap Damian lembut.

"Hmm,, sebentar, tanggung ini, sebentar lagi aku mau naik kuda terbang." Ucap Azalea mengigau.

Sebentar!!! Ada yang aneh.

Sadar ada yang membangunkan dari mimpi indahnya, Azalea langsung membuka matanya, sontak dia melotot kaget dengan posisi tidurnya. Hampir saja dia mau berteriak tapi langsung dicegah oleh Damian. Bibir Azalea sekejap bungkam karena telunjuk jari Damian menyentuh bibir mungilnya.

"Eh Om.. maaf Om. Zaazaa gak sadar. Zaazaa kira guling, abis nyaman sekali. hehe" Ucap Azalea nyengir.

"hmm modus.." Jawab Damian.

Mereka berdua langsung bangun dan beranjak dari tempat tidur dan bergantian berwudhu lalu melaksanakan ibadah shalat subuh berjamaah di kamar.

Setelah sarapan. Kini mereka berkumpul di ruang tengah.

"Jadi, Anda mau balik ke Kota sekarang?" Kek Darman memulai obrolan dengan bertanya kepada besannya.

"Iya Pak, saya masih ada kerjaan yang harus segera diselesaikan. Setelah ini saya dan istri saya ijin pamit." Ucap Leo.

"Pak Damian, saya serahkan tanggungjawab putriku kepada Anda." Sambung Leo pada Damian.

"Ayah mertua tenang saja, pasti saya akan bertanggungjawab penuh." Ucap Damian dengan penuh keyakinan.

"Haha, saya percaya mantu." Ucap Leo, mereka yang mendengarkannya pun tertawalah mereka semua.

Tiba waktunya berpamitan.

"Sayang, jangan nakal yah, percayalah dengan takdir nak. Tuhan sudah menggariskan takdirmu. Mungkin suamimu saat inilah jodohmu. Jangan kecewakan dia. Taatlah padanya. Layani suamimu dengan benar. Jangan membangkang. Mau bagaimanapun kamu sekarang sudah sah menjadi seorang istri." Ucap Wulan memberi pesan kepada Azalea sebelum berangkat ke Kota.

"InsyaAllah bunda, semoga Zaazaa bisa menjalani ini semua." Balas Azalea.

Azalea langsung menyalami dan mencium kedua tangan ayah bundanya.

"Kalau begitu kami pamit sekarang Pak, Buk, saya titip Zaazaa ya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam wa rahmatullah." mereka menjawab dengan kompak.

......

Singkat cerita sore hari pun tiba.

Azalea dan Dina kini berada di teras depan. Mereka terlibat obrolan santai.

"Zaa, saat ini apa yang kamu pikirkan?" Ucap Dina memberikan pertanyaan kepada Azalea. Dina sedikit penasaran dengan apa yang Azalea rasakan saat ini.

"Entah Din, saat ini aku masih begitu canggung. Serasa semua ini hanya mimpi." Jawab Azalea yang masih merasa bingung.

"Din, kalau perasaanmu sekarang gimana? Apa kamu ikhlas menerima aku menjadi mama kamu?" Sambung Azalea, dia pun juga penasaran dengan apa yang dirasakan Dina saat ini. Azalea begitu takut, takut jika status ini membuat hubungannya dengan Dina merenggang.

"Aku senang Zaa, sekarang kamu gak hanya menjadi sahabatku, bahkan kini kamu merangkap menjadi mama aku. Aku ikhlas Zaa, aku percaya dengan takdir Tuhan. Bukankah nanti kita akan tinggal satu atap. Kalau ada apa-apa tinggal panggil. Aku juga jadi gak kesepian di rumah. " Jelas Dina dan itu membuat Azalea merasa lega.

"Alhamdulillah, terima kasih ya Din, kamu memang sahabat terbaikku."

"Ehh,, anak. hahaha" Ucap Azalea. Mereka berdua tertawa geli.

Tanpa mereka sadari sedari tadi Damian mendengarkan obrolan mereka dari balik pintu. Ia menyinggung senyum.

*Ayu, Restuilah hubungan kami yang tanpa sengaja ini. Putrimu juga menerimanya. Semoga dirimu tenang di alam sana.* Batin Damian.

"Mungkin memang kamulah takdirku."

Episodes
1 Lulus
2 Mendapat izin
3 Berangkat liburan
4 Apa yang telah terjadi?
5 Berubah status
6 Belajar menerima
7 Mulai tertarik
8 Siapa wanita itu?
9 Maaf
10 Tak sengaja mendegar
11 Terluap sudah
12 Wanita tidak tahu malu
13 Pasrah sudah
14 Lagi
15 Membuktikan kebenaran
16 Kampus hari pertama
17 Masih sabar
18 Dasar wanita gila
19 Terkejut
20 Jatuh miskin
21 Istri mungilku
22 Weekend
23 Terlihat aneh
24 Gagal
25 Azalea keguguran
26 Mengikhlaskan
27 Memberi pelajaran
28 Rencana Resepsi
29 Masakan Padang
30 Jadian
31 Menemui W.O
32 Jalan berdua
33 Kejutan untuk Dina
34 Wanita dari masalalu Leo
35 Acara Reuni
36 Dina tenggelam
37 Akhirnya Dina sadarkan diri
38 Beli Bakso
39 Bertemu orang aneh
40 Roy
41 Roy ditahan
42 Acara resepsi
43 Azalea hamil
44 Azalea Ngidam
45 Ngidamnya rujak
46 Pembantu apa?
47 Terlihat s3k si
48 Ngomel tidak jelas
49 Ulang tahun Dina
50 Bertemu Amel
51 Sebuah teguran
52 Soto racikan Leo
53 Masuk perangkap
54 Tak berdaya
55 Berterus terang
56 Jatuh harga diri
57 Akhirnya pulang juga
58 Menjenguk Azalea
59 Rencana 7 bulanan
60 Ayu
61 Ziarah ke makam ayu
62 Syukuran 7 bulanan
63 Lamaran
64 Hanya alasan
65 Azalea cerewet
66 Berasa momong anak
67 Apes atau rejeki?
68 Apes
69 Bertamu
70 Ada apa dengan Riko?
71 Surat undangan
72 Menghadiri resepsi
73 Hanya mimpi
74 Manja tak peka
75 Sakit
76 Zidan dan Zahra
77 Si kembar
78 Bocil punya bocil
79 Siapa?
80 Hanya kenangan
81 Tak sengaja
82 first kiss
83 Termakan drama sendiri
84 Naluri
85 Menyebalkan
86 Salah tingkah
87 Merawat Dina
88 Pertunangan
89 Rumor
90 Mempermalukan diri sendiri
91 Saling menyalahkan
92 Jatuh pingsan
93 Ide lucu
94 Zidan pulang
95 Zahra malu
96 Penantian terbayar lunas
97 Lamaran
98 Jogging
99 Sah. End.
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Lulus
2
Mendapat izin
3
Berangkat liburan
4
Apa yang telah terjadi?
5
Berubah status
6
Belajar menerima
7
Mulai tertarik
8
Siapa wanita itu?
9
Maaf
10
Tak sengaja mendegar
11
Terluap sudah
12
Wanita tidak tahu malu
13
Pasrah sudah
14
Lagi
15
Membuktikan kebenaran
16
Kampus hari pertama
17
Masih sabar
18
Dasar wanita gila
19
Terkejut
20
Jatuh miskin
21
Istri mungilku
22
Weekend
23
Terlihat aneh
24
Gagal
25
Azalea keguguran
26
Mengikhlaskan
27
Memberi pelajaran
28
Rencana Resepsi
29
Masakan Padang
30
Jadian
31
Menemui W.O
32
Jalan berdua
33
Kejutan untuk Dina
34
Wanita dari masalalu Leo
35
Acara Reuni
36
Dina tenggelam
37
Akhirnya Dina sadarkan diri
38
Beli Bakso
39
Bertemu orang aneh
40
Roy
41
Roy ditahan
42
Acara resepsi
43
Azalea hamil
44
Azalea Ngidam
45
Ngidamnya rujak
46
Pembantu apa?
47
Terlihat s3k si
48
Ngomel tidak jelas
49
Ulang tahun Dina
50
Bertemu Amel
51
Sebuah teguran
52
Soto racikan Leo
53
Masuk perangkap
54
Tak berdaya
55
Berterus terang
56
Jatuh harga diri
57
Akhirnya pulang juga
58
Menjenguk Azalea
59
Rencana 7 bulanan
60
Ayu
61
Ziarah ke makam ayu
62
Syukuran 7 bulanan
63
Lamaran
64
Hanya alasan
65
Azalea cerewet
66
Berasa momong anak
67
Apes atau rejeki?
68
Apes
69
Bertamu
70
Ada apa dengan Riko?
71
Surat undangan
72
Menghadiri resepsi
73
Hanya mimpi
74
Manja tak peka
75
Sakit
76
Zidan dan Zahra
77
Si kembar
78
Bocil punya bocil
79
Siapa?
80
Hanya kenangan
81
Tak sengaja
82
first kiss
83
Termakan drama sendiri
84
Naluri
85
Menyebalkan
86
Salah tingkah
87
Merawat Dina
88
Pertunangan
89
Rumor
90
Mempermalukan diri sendiri
91
Saling menyalahkan
92
Jatuh pingsan
93
Ide lucu
94
Zidan pulang
95
Zahra malu
96
Penantian terbayar lunas
97
Lamaran
98
Jogging
99
Sah. End.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!