Terluap sudah

Sedari pulang dari mall, Dina yang masih emosi hanya mengurung diri di kamar. Sementara Azalea yang mengerti akan kondisi Dina pun hanya diam, dia juga memilih untuk masuk ke dalam kamar dan membiarkan Dina untuk menenangkan diri dahulu.

Hingga sore tiba dan papa Damian pulang dari Kantor. Papa Damian langsung menuju ke kamar karena situasi di bawah sepi.

"Assalamu'alaikum," sapa papa Damian yang melihat Azalea yang sepertinya habis mandi.

"Wa'alaikumussalam wa rahmatullah, eh Om, sudah pulang? maaf Azalea gak tau." Azalea langsung menyambar dan mencium tangan suaminya.

"Iya gak papa, Zaa." jawab papa Damian singkat.

"Om mau kopi?" tanya Azalea

"Boleh. Om bersih-bersih dulu." jawab papa Damian.

Azalea pun langsung turun ke bawah menuju dapur dan membuat kopi untuk suaminya. Setelah kopinya jadi, Azalea kembali ke kamar. Terlihat papa Damian belum selesai mandi. Azalea berinisiatif menyiapkan pakaian ganti untuk papa Damian. Tak lama papa Damian pun selesai mandi dan keluar dengan bertelanjang dada. Azalea yang yang tak sengaja melihatnya langsung memalingkan wajahnya. Sedangkan papa Damian tak merasa ada kecanggungan. Papa Damian langsung memakai pakaian yang sudah disiapkan Azalea tadi sambil tersenyum dengan tingkah Azalea yang sedang menahan malu.

Perlahan papa Damian menghampiri Azalea tanpa sepengetahuan Azalea.

"Sudah, ngapain menghadap ke tembok terus? apa ada yang menarik di sana?" Ucap papa Damian di samping telinga Azalea, namun berhasil membuat Azalea kaget. Karena Azalea kaget, tak sengaja ketika dia menoleh wajah mereka saling berhadapan. Seinci lagi hidung mereka saling bersentuhan. Bahkan Azalea dapat merasakan hembusan nafas hangat suaminya itu.

Cup.

Mata Azalea membulat, tubuhnya bergetar seperti tersengat aliran listrik. Tiba-tiba terasa kaku.

"Ya Allah, bibirku sudah tidak perawan lagi." batin Azalea

Sedang papa Damian yang sudah membuat Azalea bengong hanya tersenyum tak merasa bersalah sedikitpun.

"O-Om,, apa yang Om lakukan? Ini ciuman pertama ku." Ucap Azalea lirih

"Oh ya? bagus dong, tandanya kamu menjaganya dengan baik dan mulai sekarang itu hanya untuk Om." Ucap papa Damian santai lalu mengambil kopi yang sudah dibuatkan Azalea tadi dan meminumnya.

"Apa katanya tadi? mulai sekarang? hanya untuk dia? apa dia sudah menerimaku? lalu, wanita itu?" Azalea yang sebenarnya tadi merasa agak sedikit melupakan masalah yang di mall kini menjadi teringat kembali.

"Terima kasih untuk kopinya." sambung papa Damian yang hanya dibalas anggukan oleh Azalea.

Setelah usai shalat Isyak, papa Damian menyuruh istrinya untuk mengajak Dina untuk makan malam. Azalea yang nurut pun gegas menuju kamar Dina.

Tok Tok Tok

"Din, ini aku, aku masuk ya?" Ucap Azalea

Azalea langsung masuk ke dalam kamar. Terlihat Dina sedang bermain gawainya.

"Ayo kita turun, kita makan malam bersama, papa Damian sudah menunggu di bawah." Ucap Azalea lagi

"Aku sebenarnya malas bertemu dengan papa, Zaa." jawab Dina

"Lebih baik kita makan malam bersama dulu, nanti masalah yang tadi bisa di bicarakan setelah makan. Kalau kamu begini masalah ini gak akan mungkin segera terselesaikan. Lagian papa Damian kan sebenarnya korban dari wanita itu, hanya papa Damian gak menyadari itu. Kamu sayang kan sama papamu? ayo jangan buat dia khawatir. Kalau kamu gak turun dan hanya diam begini, nanti kalau aku yang ditanyai papa Damian, ada apa dengan dirimu, aku mau jawab apa?" jelas Azalea

Dina pun akhirnya mau turun untuk makan malam bersama. Makan malam saat ini terasa berbeda untuk Dina dan Azalea, namun papa Damian yang tak paham akan apa yang dirasakan kedua gadis tersebut bersikap seperti biasanya. Setelah selesai makan. Dina mengajak papa Damian dan Azalea ke ruang tengah.

"Pa, Dina mau bicara." Ucap Dina

"Kamu mau bicara apa sama papa Din? sepertinya serius sekali?" jawab papa Damian

"Langsung aja ya pa. Apa papa masih berhubungan dengan tante Vani?" tanya Dina tanpa berbasa basi

Papa Damian langsung melirik Azalea.

"Apa Zaazaa cerita soal kemarin ke Dina?" batin papa Damian

Azalea yang merasa dilirik pun hanya diam saja.

"Kenapa kamu mempertanyakan itu sayang?" tanya papa Damian bukannya menjawab pertanyaan dari anaknya malah gantian bertanya.

" Jawab aja pa. Aku kemarin melihat tante Vani bersama seorang laki-laki paruh baya, mereka di butik membeli pakaian dinas. Dan mereka pun terlihat mesra." Jelas Dina

"Lalu masalahnya sama papa apa sayang? Papa kemarin sudah bilang kok sama dia kalau papa sudah tidak bisa lagi bersamanya." Ucap papa Damian lagi.

"Tapi, apa bener semua itu? baru juga semalam aku mengakhiri hubungan tapi, dia sudah ada gandengan lain." batin papa Damian

"Masalahnya kemarin aku sama Zaazaa mendengar dia bicara saat mengangkat telepon pa. Dia memanggil orang yang menelpon itu dengan sebutan sayang, dan lagi, dia menjadikan papa ATM dia." Jelas Dina

"Aku gak mau ya pa, papa masih berhubungan dengan wanita ular itu. Papa sekarang sudah menikah, sudah punya istri, aku gak mau papa ada hubungan dengan wanita lain selain Azalea. Jangan menyakiti Zaazaa, pa." sambung Dina dengan sedikit emosi.

"Percayalah sama papa, sayang. Papa sudah memutuskan hubungan dengannya. Papa sudah menerima Zaazaa menjadi istri papa. Dan itu hanya akan menjadi satu-satunya. Menjadi mamamu satu-satunya. Hanya bertiga. Kecuali,," Jelas papa Damian

"Kecuali apa pa?" tanya Dina penasaran

"Kecuali kamu punya adek. hehe" kekeh papa Damian

Azalea yang mendengar itu pun langsung menundukkan kepalanya. Dia sebenarnya lega karena papa Damian sudah menerimanya sebagai istrinya. Dan sedikit melupakan masalah sebelumnya.

Papa Damian gak mau menjanjikan sesuatu. Tapi dia akan membuktikan kepada anak dan istrinya, jika apa yang dia ucapkan tadi suatu kebenaran.

Dina pun langsung luluh, berharap semua itu benar. Karena Dina sayang dengan papa dan sahabat sekaligus mamanya itu.

Dirasa masalah sudah selesai, mereka langsung menuju kamar masing-masing. Dina yang merasa sudah mengantuk pun sampai kamar langsung tidur. Sedang papa Damian dan Azalea masih terlibat obrolan panjang. Padahal mereka sudah dalam posisi berbaring dan tinggal menutup mata untuk tidur.

"Zaa," papa Damian memanggil Azalea.

"Iya Om." Jawab Azalea

"Apa kamu sudah menceritakan masalah yang ada di Kantor kemarin dengan Dina?" tanya papa Damian

"Em, aku hanya bilang kalau wanita itu datang ke Kantor Om." Jawab Azalea jujur.

"Lalu, apa ada yang kamu sembunyikan dari Om?" tanya papa Damian lagi.

"Maksudnya Om?" Azalea yang kurang mengerti maksud papa Damian.

"Apa kemarin kamu menangis? Apa kamu menangis karena Om atau wanita itu?"

"Emm,, it-itu,," Jawab Azalea gugup

"Kalau memang karena Om atau wanita itu, Om minta maaf."

"Apa Om benar-benar sudah menerima aku? Menerima pernikahan ini?" Azalea balik bertanya, dia ingin apa yang selama ini mengendap dalam kepala segera terluapkan.

"Om sudah menerimanya." papa Damian yakin dengan jawabannya. Tapi, untuk masalah rasa, entah sejak kapan rasa itu hadir, papa Damian belum menyadarinya.

"Sejak kapan Om menerima aku dan pernikahan ini? Apakah baru kemarin?"

"Dari awal Om sudah menerimamu dan pernikahan ini, Zaa." jawab papa Damian

"Lalu kenapa Om kemarin tidak mengakui aku di depan wanita itu? Apa Om benar-benar sudah tidak mempunyai hubungan dengannya?"

"Maafkan Om, bukan Om tidak mau mengakui kamu di depan dia tapi, Om gak mau kamu kenapa-kenapa, Om hapal sekali dengan sifatnya. Bahkan Om sebenarnya kemarin sakit dan marah ketika kamu dihina olehnya." Jelas papa Damian

"Kalau untuk hubungan, maaf, memang baru kemarin malam Om mengakhiri hubungan dengannya." sambung papa Damian

"Lalu kenapa Om hanya diam saja? sakit Om,, hiks hiks." Azalea pun tak kuat menahan pun akhirnya menangis.

"Percayalah dengan Om, Om akan buktikan apa yang Om ucapkan tadi di ruang tengah." papa Damian memeluk dan membelai kepala Azalea dengan lembut agar Azalea merasa tenang.

"Maafkan atas sikap Om, Om hanya takut kamu merasa gengsi karena menikah dengan pria yang seharusnya bisa dibilang ayah bagimu. Apa kamu percaya dengan takdir Tuhan" sambung papa Damian. Meskipun Azalea diam namun dia mencerna semua perkataan papa Damian.

Azalea merasa lebih tenang ketika semuanya sudah terluapkan. Papa Damian berhasil membuat Azalea luluh.

"Kita mulai dari awal lagi ya? Beri Ok kesempatan untuk membuktikan ucapan Om." ucap papa Damian yang dibalas anggukan oleh Azalea, papa Damian pun tersenyum lalu mencium pucuk kepala Azalea.

"Om, maafkan aku yang masih terlalu labil dan maaf Zaazaa belum berani buat itu Om." Ucap Azalea

Papa Damian paham maksud Azalea pun tersenyum "Om memakluminya tapi, Om tidak janji buat bisa selalu menahannya."

Azalea pun mengerti, seiring berjalannya waktu pasti akan terjadi juga, meski itu entah kapan.

"Tapi, bisakah kamu sekarang tidak memanggilku Om?" pinta papa Damian

"Om mau dipanggil apa?" tanya Azalea yang melepas pelukan papa Damian.

"Abang, Sayang, Honey, Mas, terserah kamu asal jangan Om lagi." Sebut papa Damian.

"Em.. bagaimana kalau Mas saja?" tanya Azalea.

"Begitu lebih baik." Papa Damian memeluk Azalea lagi.

"Emm,, Om,, eh Mas,, apa Zaazaa besok boleh ke Restoran dan ke rumah ayah?" Azalea bertanya juga meminta ijin pada suaminya.

"Boleh sayang tapi, mas gak bisa mengantarmu. Mas besok pagi ada meeting. Bagaimana kalau kamu ke rumah ayah setelah makan siang? Nanti Mas jemput dan kita kesana bersama, masak istri mau berkunjung ke rumah orang tuanya, suaminya gak ikut. Besok ajak Dina kalau mau."

"Baiklah Mas, makasih Mas." Azalea pun tersenyum.

Mereka berdua sepakat untuk mengakhiri obrolan mereka dan tidur dengan saling berpelukan.

Episodes
1 Lulus
2 Mendapat izin
3 Berangkat liburan
4 Apa yang telah terjadi?
5 Berubah status
6 Belajar menerima
7 Mulai tertarik
8 Siapa wanita itu?
9 Maaf
10 Tak sengaja mendegar
11 Terluap sudah
12 Wanita tidak tahu malu
13 Pasrah sudah
14 Lagi
15 Membuktikan kebenaran
16 Kampus hari pertama
17 Masih sabar
18 Dasar wanita gila
19 Terkejut
20 Jatuh miskin
21 Istri mungilku
22 Weekend
23 Terlihat aneh
24 Gagal
25 Azalea keguguran
26 Mengikhlaskan
27 Memberi pelajaran
28 Rencana Resepsi
29 Masakan Padang
30 Jadian
31 Menemui W.O
32 Jalan berdua
33 Kejutan untuk Dina
34 Wanita dari masalalu Leo
35 Acara Reuni
36 Dina tenggelam
37 Akhirnya Dina sadarkan diri
38 Beli Bakso
39 Bertemu orang aneh
40 Roy
41 Roy ditahan
42 Acara resepsi
43 Azalea hamil
44 Azalea Ngidam
45 Ngidamnya rujak
46 Pembantu apa?
47 Terlihat s3k si
48 Ngomel tidak jelas
49 Ulang tahun Dina
50 Bertemu Amel
51 Sebuah teguran
52 Soto racikan Leo
53 Masuk perangkap
54 Tak berdaya
55 Berterus terang
56 Jatuh harga diri
57 Akhirnya pulang juga
58 Menjenguk Azalea
59 Rencana 7 bulanan
60 Ayu
61 Ziarah ke makam ayu
62 Syukuran 7 bulanan
63 Lamaran
64 Hanya alasan
65 Azalea cerewet
66 Berasa momong anak
67 Apes atau rejeki?
68 Apes
69 Bertamu
70 Ada apa dengan Riko?
71 Surat undangan
72 Menghadiri resepsi
73 Hanya mimpi
74 Manja tak peka
75 Sakit
76 Zidan dan Zahra
77 Si kembar
78 Bocil punya bocil
79 Siapa?
80 Hanya kenangan
81 Tak sengaja
82 first kiss
83 Termakan drama sendiri
84 Naluri
85 Menyebalkan
86 Salah tingkah
87 Merawat Dina
88 Pertunangan
89 Rumor
90 Mempermalukan diri sendiri
91 Saling menyalahkan
92 Jatuh pingsan
93 Ide lucu
94 Zidan pulang
95 Zahra malu
96 Penantian terbayar lunas
97 Lamaran
98 Jogging
99 Sah. End.
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Lulus
2
Mendapat izin
3
Berangkat liburan
4
Apa yang telah terjadi?
5
Berubah status
6
Belajar menerima
7
Mulai tertarik
8
Siapa wanita itu?
9
Maaf
10
Tak sengaja mendegar
11
Terluap sudah
12
Wanita tidak tahu malu
13
Pasrah sudah
14
Lagi
15
Membuktikan kebenaran
16
Kampus hari pertama
17
Masih sabar
18
Dasar wanita gila
19
Terkejut
20
Jatuh miskin
21
Istri mungilku
22
Weekend
23
Terlihat aneh
24
Gagal
25
Azalea keguguran
26
Mengikhlaskan
27
Memberi pelajaran
28
Rencana Resepsi
29
Masakan Padang
30
Jadian
31
Menemui W.O
32
Jalan berdua
33
Kejutan untuk Dina
34
Wanita dari masalalu Leo
35
Acara Reuni
36
Dina tenggelam
37
Akhirnya Dina sadarkan diri
38
Beli Bakso
39
Bertemu orang aneh
40
Roy
41
Roy ditahan
42
Acara resepsi
43
Azalea hamil
44
Azalea Ngidam
45
Ngidamnya rujak
46
Pembantu apa?
47
Terlihat s3k si
48
Ngomel tidak jelas
49
Ulang tahun Dina
50
Bertemu Amel
51
Sebuah teguran
52
Soto racikan Leo
53
Masuk perangkap
54
Tak berdaya
55
Berterus terang
56
Jatuh harga diri
57
Akhirnya pulang juga
58
Menjenguk Azalea
59
Rencana 7 bulanan
60
Ayu
61
Ziarah ke makam ayu
62
Syukuran 7 bulanan
63
Lamaran
64
Hanya alasan
65
Azalea cerewet
66
Berasa momong anak
67
Apes atau rejeki?
68
Apes
69
Bertamu
70
Ada apa dengan Riko?
71
Surat undangan
72
Menghadiri resepsi
73
Hanya mimpi
74
Manja tak peka
75
Sakit
76
Zidan dan Zahra
77
Si kembar
78
Bocil punya bocil
79
Siapa?
80
Hanya kenangan
81
Tak sengaja
82
first kiss
83
Termakan drama sendiri
84
Naluri
85
Menyebalkan
86
Salah tingkah
87
Merawat Dina
88
Pertunangan
89
Rumor
90
Mempermalukan diri sendiri
91
Saling menyalahkan
92
Jatuh pingsan
93
Ide lucu
94
Zidan pulang
95
Zahra malu
96
Penantian terbayar lunas
97
Lamaran
98
Jogging
99
Sah. End.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!