Pasrah sudah

Seperti biasa adzan subuh membangunkan Damian. Posisi tidurnya saat ini memeluk Azalea. Dilihatnya Azalea terlihat pulas dengan posisi tidur seperti ini. Damian membelai kepala istri mungilnya itu. Azalea yang merasakan gerakan pun terbangun.

"Apakah Mas mengganggu tidurmu?" Tanya Damian

"Eghh,, enggak Mas, ini jam berapa?" Jawab Azalea dengan sedikit merenggangkan tubuhnya.

"Ini subuh, ayo kita bangun dan shalat berjamaah." Ajak Damian.

Mereka berdua pun bangun dan melaksanakan shalat subuh berjamaah. Setelah itu Azalea membuatkan kopi untuk suaminya dan kembali ke dalam kamar. Di luar hanya ada para pelayan, sedang keluarga masih belum ada yang terlihat keluar dari kamar.

"Mas, ini minum dulu kopinya. Nanti kita turun kalau sudah waktunya sarapan aja." Azalea menyerahkan kopi buatannya ke suaminya.

"Terima kasih sayang." Ucap Damian.

Mereka terlibat obrolan santai, Azalea juga terlihat menata sedikit pakaian ganti untuk dia bawa pulang ke rumah suaminya, karena yang dia pakai beberapa hari di sana hanya pakaian yang dia bawa waktu liburan ke Jogja. Setelah itu mereka bersih-bersih dan ikut sarapan di bawah.

Di meja makan terlihat sudah berkumpul. Tak ada obrolan selama makan berlangsung. Setelah makan barulah mereka mengobrol, terkecuali Riko yang langsung pamit untuk segera berangkat ke Sekolah.

"Jadi, apa kalian beneran mau pulang hari ini? Apa tidak besok-besok saja?" Tanya Wulan pada anak dan menantunya.

"Tidak bun, Zaazaa kapan-kapan kesini lagi aja. Lagian Mas Damian hari ini juga masuk kerja. Dina di rumah juga sendirian, kasihan dia." Jawab Azalea

"Besok kalau kesini lagi Dina diajak ya, biar makin ramai di sini." Ucap Leo.

"Dina anaknya kalau bukan karena kemauan dirinya sendiri susah, Yah, mungkin sekarang dia malu, tahu sendiri lah Yah maksud saya" Jawab Damian.

"Hmm,, ya ya ya,, tapi, kalian baik-baik saja kan?"

Tanya Leo

"Alhamdulillah kami baik-baik saja ayah, ayah bunda do'akan saja ya semoga keluarga kami selalu rukun." Jawab Azalea.

"Selalu dan pasti sayang." Jawab ayah bunda Azalea

Selesai mengobrol Damian dan Azalea langsung pamit. Begitu pun dengan Leo yang juga harus bekerja.

Dalam perjalanan Azalea dan Damian.

"Dek, kamu mau langsung mas antar atau mau mampir ke suatu tempat?" Tanya papa Damian.

"Boleh gak mas, kalau aku ikut mas aja ke Kantor?" Jawab Azalea dengan meminta ijin untuk ikut suaminya saja.

"Tentu boleh dong sayang tapi, nanti mas tinggal meeting sebentar ya." Jawab papa Damian yang mengijinkan istrinya untuk ikut. Justru papa Damian senang kalau istrinya ini bersikap manja padanya.

Mereka pun sampai di Kantor. Papa Damian pun menggandeng istrinya dan berjalan beriringan masuk ke dalam.

"Selamat pagi Pak." Sapa satpam di sana dan dibalas anggukan oleh papa Damian.

Saat melewati lobi kantor banyak pasang mata yang melihat mereka dengan rasa penasaran namun, mereka menggangguk hormat. Suasana di lobi sedikit ramai, karena memang banyak yang baru datang. Papa Damian dan Azalea pun langsung naik ke atas. Sementara di lobi mereka malah dijadikan bahan gosipan oleh karyawan.

"Eh, itu tadi yang digandeng bos kita siapa?" Tanya salah satu karyawan yang bernama Vivi

"Masih muda gitu kan, anaknya kah?"  Ajeng juga ikut bertanya

"Bukan, anaknya mah bukan yang tadi." Jawab Lala, "Lagian ngapain sih kalian ini malah kepo?" Sambung Lala

"Pagi-pagi sudah pada ngegosip aja, gosipin apa sih?" Tanya Reni yang baru saja datang.

"Itu tadi si bos gandeng cewek, masih muda, aku kira anaknya tapi kata Lala bukan, apa jangan-jangan,, --" Jawab Ajeng

"Huss,,, jangan berpikiran yang aneh-aneh loh kamu." Potong Lala

"Ihh,, kamu mah, maksud aku mah jangan-jangan ponakan atau adeknya gitu, hehe" Jawab Ajeng

"Itu cewek yang kemarin kesini bukan sih La?"  Tanya Reni yang dibalas anggukan oleh Lala

"Apa bos kita suka daun muda ya? Tapi gak mungkin deh? Eh, tapi kalau benar hebat banget itu cewek bisa dapetin hati si bos." Pikir Vivi

"Setau aku sih bos itu punya pacar, yang sering kesini itu loh yang kalau dandan kaya ondel-ondel, mana mulutnya pedas lagi. Makanya aku juga penasaran sama cewek yang kemarin" Jawab Reni

"Kalian mending bubar deh, nanti kalau si bos tahu kita lagi ngomongin dia bisa abis kita." Tegur Lala

Akhirnya mereka pun bubar. Kalau ketahuan cuma dapet teguran kan masih mending, kalau langsung pecat bagaimana? pikir mereka.

Sementara yang jadi bahan gosip sudah berada di ruangan CEO. Azalea duduk di sofa sementara papa Damian sedang mengerjakan tugasnya.

Tok Tok Tok

Tiba-tiba pintu di ketuk.

"Masuk."

Ceklek

Sekretaris masuk dan melirik Azalea sejenak lalu berjalan menuju papa Damian, tepatnya depan meja bosnya.

"Pak, saya mau menyampaikan kalau 15 menit lagi kita ada meeting." Ucap si sekretaris.

"Baiklah, terima kasih Alin, kamu bisa kembali." Jawab papa Damian dan dibalas dengan bungkukan hormat.

Ketika hendak keluar Alin melirik Azalea lagi dengan lirikan sinis. "Siapa sih wanita ini? Kenapa kesini lagi?" batin Alin dan keluar menuju ruangannya

Azalea sadar jika dari tadi sekretaris suaminya itu menatapnya sinis, namun dia abai saja dan sibuk dengan gawainya.

"Sayang, mas tinggal sebentar ya, nanti kalau kamu lelah, kamu bisa istirahat di dalam ruangan di balik rak itu, di sana ada kamar."

"Iya mas" Jawab Azalea singkat

Benar saja, Azalea merasa bosan dan mengantuk, akhirnya dia tidur di ruangan yang sudah suaminya beri tahu tadi.

Dua jam kemudian papa Damian kembali. Ketika masuk di sana Azalea tidak ada. Lalu dia masuk ke ruangan yang ada di dalam, terlihat Azalea tertidur pulas. Didekatinya istrinya.

"Sepertinya kamu lelah." Ucap papa Damian lirih.

Papa Damian pun bangkit dari sana dan keluar ruangan tersebut. Papa Damian memanggil Alin untuk masuk.

"Bapak memanggil saya?" Tanya si sekretaris

"Tolong kamu pesankan saya kopi ya." Perintah papa Damian

"Baik Pak." Lalu Alin pun keluar dan memesankan kopi sesuai dengan permintaan bosnya. "Hmm, sepertinya tadi cewek tadi udah gak ada, baiknya aku melancarkan aksiku sekarang aja, udah lama sekali aku mengharapkannya, udah gak sabar deh." batin Alin yang mempunyai niat terselubung

Tak lama seorang OB datang membawakan pesanan kopi papa Damian. Hendak masuk ke ruangan papa Damian langsung dicegah oleh Alin.

"Ehh, taruh di sini aja dulu, nanti biar aku aja yang menyerahkan kopinya ke bos." Cegah Alin, "Bisa gagal nanti rencanaku." batin Alin yang dibalas anggukan oleh si OB.

Setelah OB tadi pergi, gegas Alin memasukkan sesuatu ke dalam kopi. Lalu Alin menyerahkan kopi itu ke bosnya.

"Ini pak, kopinya. Saya pamit dulu."  Ucap Alin.

Papa Damian mengangguk dan langsung menyeruput kopi itu. Alin yang merasa bosnya sudah meminum kopinya pun tersenyum. Alin keluar ruangan tersebut menunggu sebentar supaya efek dari bubuk yang dia masukkan ke dalam kopi bereaksi.

Papa Damian tiba-tiba merasakan ada yang aneh dengan dirinya, tubuhnya merasa gerah padahal di sana suhu AC sudah dingin. Papa Damian merasakan hasrat tiba-tiba memburu.

"Ada apa denganku? Kenapa rasanya aku begitu ingin sekali berc*nta." Batin papa Damian.

Ceklek

Alin masuk ke dalam ruangan papa Damian. Dia langsung mendekati bosnya yang sudah seperti cacing kepanasan.

"Bapak kenapa? Apa ada yang bisa saya bantu? Aku bisa loh memberikan obatnya." Ucap Alin yang dengan lancangnya memegang paha papa Damian.

"Kamu keluar.  Jangan-jangan aku begini karena kamu?" Bentak papa Damian

"Ayolah Sayang, aku sudah lama menantikan saat-saat seperti ini. Aku sudah gak sabar lagi, sudah lama aku menginginkan hal ini." Alin yang gak tahu malu malah semakin berani dengan membuka beberapa kancing bajunya. Terlihat jelas kedua gunung itu menyembul. Tapi, papa Damian masih bisa sadar dan menolak. Lalu papa Damian memanggil satpam.

"Percuma saja kamu menghindariku, tubuhmu sudah sangat membutuhkan kepuasaan sayang. Aku ini lihai dalam memuaskan, ayo sayang." Ucap Alin yang sudah seperti orang gila nafsu

Papa Damian yang semakin tersiksa pun mendorong Alin hingga badan Alin jatuh dan terjungkal. Azalea yang mendengar ada keributan di luar ruangan dimana dia beristirahat pun segera beranjak dan keluar. Tapi, apa yang dia lihat. Sekretaris suaminya yang duduk di lantai dengan baju yang sudah terbuka dan suaminya yang berdiri dengan memagang kepalanya.

"Mas," panggil Azalea

"Sayang, ini semua tidak seperti yang kamu pikirkan, mas dijebak oleh wanita itu." Jelas papa Damian

Azalea mematung dan pikirannya kemana-mana. Tiba-tiba dua satpam pun datang.

"Bapak memanggil kami."

"Seret keluar wanita itu, amankan dan jangan biarkan dia lolos. Aku akan menyelesaikan urusanku sebentar." Ucap papa Damian

Lalu kedua satpam itu pun mengerjakan perintah bosnya.

"Jangan sentuh aku, aku bisa jalan sendiri." Bentak Alin tapi tak didengar oleh kedua satpam tersebut.

Sementara Azalea masih terdiam.

"Dek,,,,"

"Dek, tolong Mas, Mas tersiksa sekali. Wanuta tadi menjebak Mas, sepertinya tadi dia membubuhkan sesuatu kedalam kopi Mas hingga Mas begini." Pinta papa Damian.

Azalea masih terdiam namun dia pun merasa kasihan dengan suaminya.

"Dek, saat ini hanya kamu yang bisa menolong Mas." Sambung papa Damian.

"A-aku harus apa Mas?" Tanya Azalea dengan sedikit gemetar.

"Mas ingin dek, Mas janji akan melakukannya dengan pelan. Kalau gak tersalurkan bisa fatal dek." Jelas papa Damian

"Kalau dengan begitu bisa membantu Mas, akan aku berikan Mas." Jawab Azalea dengan pasrah.

Sebenarnya Azalea masih takut. Tapi, melihat kondisi suaminya dia mau gak mau memberikan harta berharganya sekarang.

Papa Damian yang telah mendapat ijin istrinya pun langsung menyambar bibir mungil istrinya. Dengan bringasnya papa Damian melahap menyesapnya, hingga Azalea hampir kehabisan nafasnya. Papa Damian melepaskan pagutannya dan membiarkan istrinya meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Setelah itu papa Damian yang sudah tak tahan pun menggendong istrinya masuk ke dalam ruangan dimana Azalea beristirahat tadi. Dan yah,, kalian tahulah apa yang mereka lakukan. hehe

Episodes
1 Lulus
2 Mendapat izin
3 Berangkat liburan
4 Apa yang telah terjadi?
5 Berubah status
6 Belajar menerima
7 Mulai tertarik
8 Siapa wanita itu?
9 Maaf
10 Tak sengaja mendegar
11 Terluap sudah
12 Wanita tidak tahu malu
13 Pasrah sudah
14 Lagi
15 Membuktikan kebenaran
16 Kampus hari pertama
17 Masih sabar
18 Dasar wanita gila
19 Terkejut
20 Jatuh miskin
21 Istri mungilku
22 Weekend
23 Terlihat aneh
24 Gagal
25 Azalea keguguran
26 Mengikhlaskan
27 Memberi pelajaran
28 Rencana Resepsi
29 Masakan Padang
30 Jadian
31 Menemui W.O
32 Jalan berdua
33 Kejutan untuk Dina
34 Wanita dari masalalu Leo
35 Acara Reuni
36 Dina tenggelam
37 Akhirnya Dina sadarkan diri
38 Beli Bakso
39 Bertemu orang aneh
40 Roy
41 Roy ditahan
42 Acara resepsi
43 Azalea hamil
44 Azalea Ngidam
45 Ngidamnya rujak
46 Pembantu apa?
47 Terlihat s3k si
48 Ngomel tidak jelas
49 Ulang tahun Dina
50 Bertemu Amel
51 Sebuah teguran
52 Soto racikan Leo
53 Masuk perangkap
54 Tak berdaya
55 Berterus terang
56 Jatuh harga diri
57 Akhirnya pulang juga
58 Menjenguk Azalea
59 Rencana 7 bulanan
60 Ayu
61 Ziarah ke makam ayu
62 Syukuran 7 bulanan
63 Lamaran
64 Hanya alasan
65 Azalea cerewet
66 Berasa momong anak
67 Apes atau rejeki?
68 Apes
69 Bertamu
70 Ada apa dengan Riko?
71 Surat undangan
72 Menghadiri resepsi
73 Hanya mimpi
74 Manja tak peka
75 Sakit
76 Zidan dan Zahra
77 Si kembar
78 Bocil punya bocil
79 Siapa?
80 Hanya kenangan
81 Tak sengaja
82 first kiss
83 Termakan drama sendiri
84 Naluri
85 Menyebalkan
86 Salah tingkah
87 Merawat Dina
88 Pertunangan
89 Rumor
90 Mempermalukan diri sendiri
91 Saling menyalahkan
92 Jatuh pingsan
93 Ide lucu
94 Zidan pulang
95 Zahra malu
96 Penantian terbayar lunas
97 Lamaran
98 Jogging
99 Sah. End.
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Lulus
2
Mendapat izin
3
Berangkat liburan
4
Apa yang telah terjadi?
5
Berubah status
6
Belajar menerima
7
Mulai tertarik
8
Siapa wanita itu?
9
Maaf
10
Tak sengaja mendegar
11
Terluap sudah
12
Wanita tidak tahu malu
13
Pasrah sudah
14
Lagi
15
Membuktikan kebenaran
16
Kampus hari pertama
17
Masih sabar
18
Dasar wanita gila
19
Terkejut
20
Jatuh miskin
21
Istri mungilku
22
Weekend
23
Terlihat aneh
24
Gagal
25
Azalea keguguran
26
Mengikhlaskan
27
Memberi pelajaran
28
Rencana Resepsi
29
Masakan Padang
30
Jadian
31
Menemui W.O
32
Jalan berdua
33
Kejutan untuk Dina
34
Wanita dari masalalu Leo
35
Acara Reuni
36
Dina tenggelam
37
Akhirnya Dina sadarkan diri
38
Beli Bakso
39
Bertemu orang aneh
40
Roy
41
Roy ditahan
42
Acara resepsi
43
Azalea hamil
44
Azalea Ngidam
45
Ngidamnya rujak
46
Pembantu apa?
47
Terlihat s3k si
48
Ngomel tidak jelas
49
Ulang tahun Dina
50
Bertemu Amel
51
Sebuah teguran
52
Soto racikan Leo
53
Masuk perangkap
54
Tak berdaya
55
Berterus terang
56
Jatuh harga diri
57
Akhirnya pulang juga
58
Menjenguk Azalea
59
Rencana 7 bulanan
60
Ayu
61
Ziarah ke makam ayu
62
Syukuran 7 bulanan
63
Lamaran
64
Hanya alasan
65
Azalea cerewet
66
Berasa momong anak
67
Apes atau rejeki?
68
Apes
69
Bertamu
70
Ada apa dengan Riko?
71
Surat undangan
72
Menghadiri resepsi
73
Hanya mimpi
74
Manja tak peka
75
Sakit
76
Zidan dan Zahra
77
Si kembar
78
Bocil punya bocil
79
Siapa?
80
Hanya kenangan
81
Tak sengaja
82
first kiss
83
Termakan drama sendiri
84
Naluri
85
Menyebalkan
86
Salah tingkah
87
Merawat Dina
88
Pertunangan
89
Rumor
90
Mempermalukan diri sendiri
91
Saling menyalahkan
92
Jatuh pingsan
93
Ide lucu
94
Zidan pulang
95
Zahra malu
96
Penantian terbayar lunas
97
Lamaran
98
Jogging
99
Sah. End.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!