Maaf

"Aku sibuk Vani, kamu bisa melihatnya sendiri kan?"

"Dia,,," Damian melirik Azalea sebentar.

"Dia sahabat Dina anakku." sambung Damian.

Azalea sontak melihat kearah Damian. Sorot matanya tajam melihat lelaki yang berstatus sebagai suaminya itu. Azalea tak percaya dengan apa yang diucapkan suaminya. "Bagaimana Om Damian bisa setega itu? Kenapa dia tak jujur. Benar aku sahabat Dina tapi, kini aku juga istrinya. Jahat sekali dia tidak mengakuinya. Sebegitu cintanya kah dia dengan wanita itu?" Batin Azalea tak percaya.

"Oh hanya sahabat anak kamu, kok bisa sih dia gak punya sopan santun begitu. Suruh pulang aja deh, setelah ini kita makan siang bareng." Pinta Vani pada Damian.

"Zaa,,, --" Belum juga Damian melanjutkan kalimatnya Azalea langsung angkat suara.

"Om, saya pamit duluan, sepertinya keberadaan saya tak diharapkan dan kedatangan saya gak ada gunanya. Maaf sudah mengganggu. Assalamu'alaikum." potong Azalea dan segera berlari keluar.

Azalea merasa ada yang sakit dibagian dada. Jantungnya berdegup kencang. Nafasnya pun terasa sesak.

"Apa ini? ada apa denganku? apa aku punya penyakit jantung?" Batin Azalea.

Azalea langsung memesan taxi. Tak lama taxi pesanannya datang, dia langsung pulang ke rumah.

Sampainya di rumah dia langsung masuk ke kamar. Di sana dia menangis dalam diam.

"Kenapa Om Damian setega itu? Kenapa dia gak menganggapku? Apa aku gak pantas untuknya? Apa setelah dengan jawabannya tadi dia tak merasa bersalah? Kenapa sesakit ini?" Masih banyak lagi pertanyaan yang berputar-putar dalam kepala. Karena Azalea menangis terlalu lama, dia pun merasa lelah dan tertidur.

....

Di Kantor

Setalah Damian makan siang di Restoran bersama Vani, dia langsung balik ke kantor. Pikirannya kacau. Tak sengaja dia melihat wadah bekal yang dibawa Azalea tadi masih utuh di atas meja.

"Pasti aku menyakitinya." Batin Damian

Damian membuka wadah makanan yang Azalea bawa. Dia merasa sangat bersalah setelah melihat isi yang ada didalam wadah.

"Ini makanan kesukaanku, pasti dia susah payah memasaknya untukku." Batin Damian.

Damian yang sengaja tadi di Restoran tak terlalu banyak makan karena teringat bekal yang dibawakan istrinya. Kini dia memakan makanan yang sudah susah payah istrinya buat.

"Hmm, lumayan, tak terlalu buruk."

Damian pun menghabiskan makanan itu, perutnya terlalu kenyang namun, karena takut mubazir dan semakin melukai istrinya kalau nanti tahu makanan tak dia sentuh maka dari itu dia memilih menghabiskannya sendiri.

"Alhamdulillah, habis juga. Sebaiknya aku istirahat dulu sebentar lalu menyelesaikan kerjaanku supaya bisa cepat pulang dan menjelaskan semuanya padanya." Batin Damian.

...

Pukul 14.15 WIB pekerjaan Damian pun selesai. Gegas dia pulang kerumah.

Sesampainya di rumah. Saat masuk kamar, Damian melihat Azalea tertidur dengan sedikit meringkuk. Lalu dia mendekati Azalea.

Degh!!!

" Apa dia habis menangis?" batin Damian.

dia merasa bersalah. Dia memang salah. Dia pun telah menyakiti hati Azalea.

"Maaf" Hanya itu yang Damian ucapkan.

Setelah itu Damian meninggalkan Azalea dan berganti pakaian, Damian berniat ke dapur untuk mengambil minum. Di dapur juga ada Dina yang sedang mengambil cemilan.

"Loh, papa, udah pulang? terus Zaazaa, dimana sekarang?" Tanya Dina yang terkejut karena papanya sudah berada di rumah.

"Jadi, dari tadi kamu juga belum bertemu dengan Zaazaa? Zaazaa pulang duluan tadi sebelum papa." Jawab Damian.

"Kok dia gak manggil aku ya kalau udh pulang?" Ucap Dina sedikit heran.

"Ternyata dia tadi langsung ke kamar tanpa bertemu Dina." Batin Damian.

Mereka pun mengobrol di ruang tengah.

"Sayang, Zaazaa pernah cerita soal hubungan ini gak?" Ucap Damian menanyakan perihal hubungannya dengan Azalea pada putrinya.

"Kalau soal hubungan sih, dia hanya bilang kalau sudah ikhlas  begitu, Pa. Kalau dia masih merasa canggung atau apalah, maklumin aja Pa, dia ini masih jomblo dari sebelum menikah dengan papa. 11 12 sih sama aku." Jelas Dina.

"Jadi, ini baru pertama kalinya dia menjalani sebuah hubungan?" Tanya Damian.

"Iya Pa, kenapa Pa? Papa tumben kepo begitu?" Tanya Dina yang sedikit penasaran.

"Enggak, gak papa. Papa hanya tanya aja." Jawab Damian.

"Hmm, aku harus segara memutuskan hubungan dengan Vani, aku akan mulai fokus dengan Zaazaa." Batin Damian

Di dalam kamar

"Egghhh..... " Azalea menggeliatkan badannya, rasanya mau melek tapi kepalanya sedikit berat.

"Ini jam berapa?" Azales melihat jam pada layar HPnya.

" Astaghfirullah, sudah jam 4 sore, ternyata aku ketidurannya lama. Mana gak shalat dzuhur tadi. Astagfirullah." Azalea gegas bangun dan mengambil air wudhu dan melakukan kewajibannya, setelah itu dia mandi.

Selesai mandi dia keluar kamar mandi dengan hanya menggunakan lilitan handuk. Tanpa Azalea sadari Damian sedang bersandar di headboard.

Gleek!!

Susah payah Damian menelan salivanya. Baru pertama kali melihat penampilan Azalea dengan lilitan handuk. Bisanya dia tertutup tapi, sekarang malah melihat Azalea yang terbuka.

Azalea yang merasa ada yang memperhatikan dirinya pun langsung menengok kesamping dan betapa terkejutnya dia ketika ada Damian di sana.

"O-Om, sejak kapan Om berada disitu?" Azalea merasa tertelanjangi. Meskipun sudah sah dan halal, tapi dia belum bisa memberikan haknya. Apalagi jika ingat masalah tadi. Dia merasa semakin ragu.

Seketika papa Damian menghampiri Azalea.

"Om, Om kenapa mendekat? Om mau ngapain?"

tanya Azalea gugup.

Damian pun langsung memeluk tubuh mungil Azalea itu tanpa meminta ijin terlebih dahulu. Tak ada niat lain selain memeluk istri mungilnya itu. Tapi, kalau situasinya berbeda mungkin akan beda cerita lagi.

"Kalau kamu begini, Om bisa kapan saja khilaf." Ucap Damian menggoda istrinya.

"Maaf, maafkan Om, Om sudah menyakiti hatimu." Ucap Damian lirih

Azalea yang tiba-tiba dipeluk pun tubuhnya menegang seketika. Tapi, setelah mendengar kata maaf dari Damian, Azalea merasa lemas dan entah kenapa Azalea terisak.

Damian yang merasakan isakan Azalea pun semakin erat memeluk tubuh itu. Akhirnya Azalea pun sedikit luluh. Dan dia menumpahkan segala rasa sakit hatinya karna masalah tadi dalam pelukan Damian.

Karena terlalu lama menumpahkan air mata, mata Azalea pun terlihat bengkak. Azalea malu untuk keluar. Untuk menemui Dina pun dia tak berani.

Waktu makan malam pun dia tak ikut tapi, Damian membawakan makanan untuknya ke dalam kamar. Dina sempat menanyakan Azalea tapi, Damian menjawab kalau Azalea sedang tidak enak badan dan hanya ingin beristirahat di dalam kamar. Damian juga bilang kalau anaknya jangan mengganggu istirahat istrinya dulu supaya waktu istirahat tak terganggu.

Kini hubungan mereka sudah sedikit menghangat. Namun, Azalea masih diam. Damian paham dengan apa yang Azalea rasakan. Mungkin jika situasinya dibalik  Damian akan merasakan apa yang Azalea rasakan kini.

"Kamu istirahatlah terlebih dahulu, aku akan keluar sebentar untuk menelpon." Seru Damian.

"Lakukanlah yang Om mau dan suka, aku gak melarang." Ucap Azalea yang masih sedikit jengkel dengan suaminya.

"Zaa, tolong." Ucap Damian singkat.

"Hmm..." Balas Azalea hanya dengan berdehem.

"Sebentar saja." Ucap Damian dan gegas keluar dari kamar.

Di luar  Damian menelpon Vani.

[Halo sayang, tumben jam segini telpon, kangen ya?] tanya Vani disebrang sana

[Vani, aku hanya mau bilang, mulai saat ini jangan lagi menggangguku, aku sudah tidak bisa melanjutkan hubungan ini lagi] Ucap Damian tegas.

[Sayang, kamu sadar bilang begitu? aku gak mau kamu pergi, pokoknya aku gak mau] telpon pun diputuskan sepihak oleh Vani

Huuhhhh,,,

Damian membuang nafas berat.

Setelah itu dia pergi ke kamar dan menyusul istrinya.

Damian pun langsung merebahkan tubuhnya disamping istrinya yang sudah tertidur pulas.

Melihat istrinya tertidur dengan tenang, Damian memeluk istrinya.

"Selamat malam dan selamat tidur istriku, semoga mimpi indah." Bisik Damian pada Azalea dengan begitu lirih.

Episodes
1 Lulus
2 Mendapat izin
3 Berangkat liburan
4 Apa yang telah terjadi?
5 Berubah status
6 Belajar menerima
7 Mulai tertarik
8 Siapa wanita itu?
9 Maaf
10 Tak sengaja mendegar
11 Terluap sudah
12 Wanita tidak tahu malu
13 Pasrah sudah
14 Lagi
15 Membuktikan kebenaran
16 Kampus hari pertama
17 Masih sabar
18 Dasar wanita gila
19 Terkejut
20 Jatuh miskin
21 Istri mungilku
22 Weekend
23 Terlihat aneh
24 Gagal
25 Azalea keguguran
26 Mengikhlaskan
27 Memberi pelajaran
28 Rencana Resepsi
29 Masakan Padang
30 Jadian
31 Menemui W.O
32 Jalan berdua
33 Kejutan untuk Dina
34 Wanita dari masalalu Leo
35 Acara Reuni
36 Dina tenggelam
37 Akhirnya Dina sadarkan diri
38 Beli Bakso
39 Bertemu orang aneh
40 Roy
41 Roy ditahan
42 Acara resepsi
43 Azalea hamil
44 Azalea Ngidam
45 Ngidamnya rujak
46 Pembantu apa?
47 Terlihat s3k si
48 Ngomel tidak jelas
49 Ulang tahun Dina
50 Bertemu Amel
51 Sebuah teguran
52 Soto racikan Leo
53 Masuk perangkap
54 Tak berdaya
55 Berterus terang
56 Jatuh harga diri
57 Akhirnya pulang juga
58 Menjenguk Azalea
59 Rencana 7 bulanan
60 Ayu
61 Ziarah ke makam ayu
62 Syukuran 7 bulanan
63 Lamaran
64 Hanya alasan
65 Azalea cerewet
66 Berasa momong anak
67 Apes atau rejeki?
68 Apes
69 Bertamu
70 Ada apa dengan Riko?
71 Surat undangan
72 Menghadiri resepsi
73 Hanya mimpi
74 Manja tak peka
75 Sakit
76 Zidan dan Zahra
77 Si kembar
78 Bocil punya bocil
79 Siapa?
80 Hanya kenangan
81 Tak sengaja
82 first kiss
83 Termakan drama sendiri
84 Naluri
85 Menyebalkan
86 Salah tingkah
87 Merawat Dina
88 Pertunangan
89 Rumor
90 Mempermalukan diri sendiri
91 Saling menyalahkan
92 Jatuh pingsan
93 Ide lucu
94 Zidan pulang
95 Zahra malu
96 Penantian terbayar lunas
97 Lamaran
98 Jogging
99 Sah. End.
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Lulus
2
Mendapat izin
3
Berangkat liburan
4
Apa yang telah terjadi?
5
Berubah status
6
Belajar menerima
7
Mulai tertarik
8
Siapa wanita itu?
9
Maaf
10
Tak sengaja mendegar
11
Terluap sudah
12
Wanita tidak tahu malu
13
Pasrah sudah
14
Lagi
15
Membuktikan kebenaran
16
Kampus hari pertama
17
Masih sabar
18
Dasar wanita gila
19
Terkejut
20
Jatuh miskin
21
Istri mungilku
22
Weekend
23
Terlihat aneh
24
Gagal
25
Azalea keguguran
26
Mengikhlaskan
27
Memberi pelajaran
28
Rencana Resepsi
29
Masakan Padang
30
Jadian
31
Menemui W.O
32
Jalan berdua
33
Kejutan untuk Dina
34
Wanita dari masalalu Leo
35
Acara Reuni
36
Dina tenggelam
37
Akhirnya Dina sadarkan diri
38
Beli Bakso
39
Bertemu orang aneh
40
Roy
41
Roy ditahan
42
Acara resepsi
43
Azalea hamil
44
Azalea Ngidam
45
Ngidamnya rujak
46
Pembantu apa?
47
Terlihat s3k si
48
Ngomel tidak jelas
49
Ulang tahun Dina
50
Bertemu Amel
51
Sebuah teguran
52
Soto racikan Leo
53
Masuk perangkap
54
Tak berdaya
55
Berterus terang
56
Jatuh harga diri
57
Akhirnya pulang juga
58
Menjenguk Azalea
59
Rencana 7 bulanan
60
Ayu
61
Ziarah ke makam ayu
62
Syukuran 7 bulanan
63
Lamaran
64
Hanya alasan
65
Azalea cerewet
66
Berasa momong anak
67
Apes atau rejeki?
68
Apes
69
Bertamu
70
Ada apa dengan Riko?
71
Surat undangan
72
Menghadiri resepsi
73
Hanya mimpi
74
Manja tak peka
75
Sakit
76
Zidan dan Zahra
77
Si kembar
78
Bocil punya bocil
79
Siapa?
80
Hanya kenangan
81
Tak sengaja
82
first kiss
83
Termakan drama sendiri
84
Naluri
85
Menyebalkan
86
Salah tingkah
87
Merawat Dina
88
Pertunangan
89
Rumor
90
Mempermalukan diri sendiri
91
Saling menyalahkan
92
Jatuh pingsan
93
Ide lucu
94
Zidan pulang
95
Zahra malu
96
Penantian terbayar lunas
97
Lamaran
98
Jogging
99
Sah. End.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!