Lagi

Azalea tertidur pulas setelah digempur habis-habisan oleh suaminya. Papa Damian melihatnya pun kasihan. Tapi, dia bahagia.

"Terima kasih sayang, sudah menjaganya untukku. Kini kamu benar-benar menjadi milikku seutuhnya." Ucap papa Damian dengan lirih dan mengecup pucuk kepala istrinya yang masih terlelap.

"Dasar wanita tak tahu diri. Awas kamu." Emosi papa Damian pun kembali saat teringat dengan kejadian. Gegas papa Damian menuju pos keamanan untuk memberikan wanita itu pelajaran.

Sesampainya di pos keamanan.

"Dimana wanita itu?" Tanya papa Damian

"Ada Pak di dalam, langsung masuk saja." Ucap salah satu satpam.

Alin di kurung di dalam ruangan pos keamanan. Alin merasa takut, karena rencananya sudah gagal total. Dan apa yang dia dapat sekarang? Gak ada. Penyesalan yang nantinya akan dia dapat.

"Kamu wanita licik, saya selama ini selalu bangga dengan kinerja kamu tapi, apa ini? Kamu berani-beraninya menjebak saya?" Ucap papa Damian yang masih sedikit mengontrol emosinya.

"Ma-maafkan saya Pak, say-a gak bermaksud." Alin pun gugup

"Gak perlu menyangkal, jelas-jelas kamu sudah berani menggoda saya." Ucap papa Damian

"Saya sebenarnya sudah lama menyimpan rasa terhadap bapak tapi, saya masih sabar menahannya. Bapak sangat susah untuk digapai. Lagian aku ini lebih pintar dan berpendidikan dari kekasih bapak yang gak tau diri itu. Tapi, kenapa bapak gak mau memberikan kesempatan kepada saya? Dan, wanita muda yang tadi juga sudah dua kali datang dan terlihat mesra dengan bapak. Jelas-jelas saya lebih segalanya dari dia. Saya tidak mau kalah dengan dia. Bapak gak pernah peka jika sudah lama saya selalu memperhatikan bapak." Jelas Alin panjang nan lebar.

"Jangan pernah kamu membandingkan atau menyamakan kamu dengan wanita yang tadi bersamaku. Asal kamu tahu, dia itu istriku. Istri sah agama dan negara. Kamu tahu? Karena kamu dia salah paham denganku. Tapi, aku juga mau berterima kasih karenamu. Karena perbuatan bod*hmu ini, kini aku bisa mendapat harta berharga." Jawab papa Damian menjelaskan dengan tegas

Sontak mata Alin melotot tak percaya

"Apa?"

"Mulai sekarang, kamu gak perlu menginjakkan kaki di perusahaan ini lagi. Karena kamu, saya pecat secara tidak hormat. Tunggu di sini nanti barang-barang dan gajimu akan diantar OB. Dan, aku mem blacklist nama kamu, kamu gak akan pernah bisa bekerja di perusahaan mana pun." Jelas papa Damian

"Pak, saya mohon maafkan saya,Pak. Tidak  masalah bapak memecat saya tapi, jangan mem blacklist nama saya, saya mau kerja apa Pak nantinya." Ucap Alin dengan bersimpuh memohon maaf

"Saya tidak peduli." Gegas papa Damian pun pergi meninggalkan Alin. Alin berteriak tak terima namun, papa Damian abai.

Papa Damian tak habis pikir dengan Alin

Papa Damian pun kembali ke ruangannya.

Kasak kusuk pun terdengar oleh karyawan kantor. Papa Damian sama sekali tak peduli. Sesampainya di ruangan dimana Azalea beristirahat. Terlihat Azalea sudah bangun.

"Sayang, sudah bangun." Ucap papa Damian

"Mas, isshhh" Jawab Azalea sambil meringis

"Jangan kemana-mana dulu sayang, perih ya? Maafin Mas ya?" Tanya papa Damian

"Rasanya badanku remuk Mas. Mas seperti orang kesetanan. Mas mah gak tepat janji." Dengus Azalea

Papa Damian mengelus kepala Azalea

"Maaf sayang, semua itu diluar batas sadar. hehe." Jawab papa Damian

"Nanti Mas akan pesan salep biar meredakan rasa perih. Emm,, makasih ya sayang, sudah mau memberikan hak Mas." Sambung papa Damian

"Mau gimana lagi Mas, Mas terlihat tersiksa begitu. Aku juga takut kalau sampai Mas kenapa-kenapa. Lagian kenapa sekretaris Mas bisa berani begitu. Pantas saja dia melihatku sinis begitu. Ternyata dia merasa tersaingi." Ucap Azalea

"Soal dia, Mas sudah memberi dia pelajaran. Sekarang kamu bersih-bersih yuk, setelah itu kita makan siang." Ucao papa Damian

"Mas, keluar dulu, aku malu." Ucap Azalea

"Kenapa malu sih dek, kan Mas udah lihat semuanya. Sudah merasakannya pula. Mas gendong."

Blussshhh!!!

Ucapan papa Damian berhasil membuat wajah Azalea memerah karena malu. Akhirnya papa Damian menggendong istrinya ke toilet dan membantunya untuk bersih-bersih.

"Mas, jangan macam-macam." Ucap Azalea yang merasa suaminya ini sedikit nakal.

"Enggak sayang, Mas hanya mau satu macam. hehe" Jawab papa Damian

"Mas, badanku udah remuk begini, masih perih pula. Mas tega ya?"  Ucap Azalea

"Haih, iya deh, tapi bolehkan nanti malam lagi. hehe,, habis Mas sudah lama sekali gak melakukannya." Ucap papa Damian

"Mas gak pernah melakukannya?" Tanya Azalea

"Iya, Mas hanya ingin melakukannya dengan pasangan. Dan sekarang dengan istri mungil Mas ini. Sejak mamanya Dina tiada, Mas gak pernah merasa berhasrat atau menginginkannya dek. Percayalah." Jelas papa Damian

"Pantas saja waktu itu tante Vani bilang seperti itu" Batin Azalea

"Makasih ya Mas, aku percaya kok." Jawab Azalea dengan tersenyum.

Setelah selesai, papa Damian memesan makanan, karena jika harus keluar kasihan istrinya karena masih menahan rasa perih.

Tak lama pesanan makanan pun datang. Mereka berdua langsung makan bersama. Setelah makan bersama mereka memutuskan untuk pulang saja ke rumah. Papa Damian kasihan dengan istrinya, papa Damian berpikir mungkin istrinya lebih baik istirahat di rumah saja.

Papa Damian menggedong istrinya itu sampai di Parkiran.

"Mas, aku bisa jalan sendiri, kalau begini aku malu Mas." Ucap Azalea

"Tak perlu menghiraukan orang lain sayang." Jawab papa Damian

Untung suasana di lobi sepi, karena masih jam istirahat dan pastinya para karyawan sedang sibuk mengisi perutnya.

Setibanya di rumah. Papa Damian juga melakukan hal yang sama, yaitu menggendong istrinya. Saat melewati ruang keluarga, Dina yang sedang bersantai menikmati cemilannya pun menghentikan langkah si papa.

"Loh loh, mama kenapa kok gendongan begitu?" Tanya Dina

"Mama kamu lagi lemes, papa mau ke kamar dulu ya." Jawab papa Damian

"Hah??? pa, papa... " Dina memanggil papanya, karena papanya mendiamkannya Dina pun berlari mengikuti papanya ke dalam kamar.

"Lemes gimana sih pa? kamu sakit Zaa?" Tanya Dina yang penasaran

"Udah biarkan mama kamu istirahat dulu. Nanti papa ceritain. Sekarang anak papa yang manis ini keluar dulu ya." Ucap papa Damian

"Haih, papa ngusir Dina nih, lihat lah Zaa,, sepertinya papa sekarang sudah mulai merasakan getaran cinta. Sampai-sampai kamu dijadikan alasan biar gak diganggu.hahaha." Kesal Dina karena diusir oleh papanya tapi dia juga senang karena papanya sudah menunjukkan perhatiannya kepada sahabat juga mamanya itu. Dina gegas keluar dan membiarkan papa mamanya istirahat.

"Semoga saja ini pertanda ya Allah. Ma lihatlah, papa sekarang sudah menemukan jodohnya. Meskipun begitu, Dina yakin mama tak akan tergantikan di hati papa. Tapi, Zaazaa juga akan mendapat cintanya papa seperti papa mencintai mama. Semoga mereka selalu bahagia. Aamiin." batin Dina.

Ya, Dina yang paling mengharapkan kebahagiaan papanya. Dina yakin, Azalea mampu membuat papanya bahagia. Dina sudah hapal betul bagaimana Azalea. Selama ini Dina merasa kasihan dengan papanya. Walau papanya terlihat seperti tak memiliki masalah namun, Dina yakin papanya begitu kesepian. Dina bersyukur jika sekarang yang menjadi mamanya adalah sahabatnya sendiri.

....

Malam pun telah tiba. Azalea merasa sudah pulih. Dia sudah bisa berjalan seperti biasanya. Dia sudah bisa ikut makan malam bersama. Setelah makan malam selesai.

"Ehem,, jadi,, mama Zaazaa tadi kenapa lemes." Tanya Dina dengan sedikit menyinggungkan senyum

"Em,, itu,,," gugup Azalea dan juga salah tingkah

"Mama kamu hanya kelelahan Din. Iya kan Dek?" Potong Papa Damian

"Oh,, kelelahan ya? Emang abis ngapain aja Zaa? Apa kamu abis lari mararon?" Ledek Dina

"Eh, anu, tadi ada sedikit kegiatan, iya sedikit kegiatan. hehe." Jawab Azalea

Dina pun cekikikan dalam hati. Pasti mamanya itu malu. Dina tahu betul dengan kondisi mama sambungnya itu. Karena tadi tak sengaja Dina melihat ada tanda merah di leher Azalea. Karena, baru kali ini Dina melihat Azalea berani membuka jilbabnya di kamar, padahal meskipun ada papa dan papanya itu suaminya, Azalea selalu menutup auratnya.

"Dina, sudah jangan meledek mama kamu. Kasihan mama kamu,," Ucap papa Damian

"Iya iya papa, jangan lupa kasih Dina adek kambar yang lucu ya? hihi." Ucap Dina

Azalea yang mendengar ucapan Dina pun langsung memarah wajahnya. Ketahuan sudah kan.

"Em Mas, Din, aku pamit ke kamar duluan ya." Azalea yang gak gak bisa menyembunyikan muka yang sudah memerah pun bangkit dan langsung ke kamar.

"Tuh lihat, mama kamu jadi malu kan." Ucap papa Damian pada Dina

"Ihh papa, aku seneng tau pa. hihi,,, udah sana pa, susul mama ke kamar. Nanti ditinggal tidur loh. wkwk" Lesek Dina.

Papa Damian pun langsung menyusul istrinya ke kamar.

"Sayang, kamu sudah mau tidur?" Papa Damian memeluk tubuh mungil istrinya di saat Azalea ingin berganti pakaian.

"Em,, belum sih Mas."

"Sayang, Mas pengen lagi, boleh?" Papa Damian meminta ijin pada istrinya

Azalea pun mengangguk mengijinkannya. Azalea tak kuasa menolak lagi. Dia tak ingin berdosa. Lagian mau menolak gimana kalau tubuhnya pun juga menerima. Akhirnya malam ini mereka kembali melakukan kegiatan panas itu.

Episodes
1 Lulus
2 Mendapat izin
3 Berangkat liburan
4 Apa yang telah terjadi?
5 Berubah status
6 Belajar menerima
7 Mulai tertarik
8 Siapa wanita itu?
9 Maaf
10 Tak sengaja mendegar
11 Terluap sudah
12 Wanita tidak tahu malu
13 Pasrah sudah
14 Lagi
15 Membuktikan kebenaran
16 Kampus hari pertama
17 Masih sabar
18 Dasar wanita gila
19 Terkejut
20 Jatuh miskin
21 Istri mungilku
22 Weekend
23 Terlihat aneh
24 Gagal
25 Azalea keguguran
26 Mengikhlaskan
27 Memberi pelajaran
28 Rencana Resepsi
29 Masakan Padang
30 Jadian
31 Menemui W.O
32 Jalan berdua
33 Kejutan untuk Dina
34 Wanita dari masalalu Leo
35 Acara Reuni
36 Dina tenggelam
37 Akhirnya Dina sadarkan diri
38 Beli Bakso
39 Bertemu orang aneh
40 Roy
41 Roy ditahan
42 Acara resepsi
43 Azalea hamil
44 Azalea Ngidam
45 Ngidamnya rujak
46 Pembantu apa?
47 Terlihat s3k si
48 Ngomel tidak jelas
49 Ulang tahun Dina
50 Bertemu Amel
51 Sebuah teguran
52 Soto racikan Leo
53 Masuk perangkap
54 Tak berdaya
55 Berterus terang
56 Jatuh harga diri
57 Akhirnya pulang juga
58 Menjenguk Azalea
59 Rencana 7 bulanan
60 Ayu
61 Ziarah ke makam ayu
62 Syukuran 7 bulanan
63 Lamaran
64 Hanya alasan
65 Azalea cerewet
66 Berasa momong anak
67 Apes atau rejeki?
68 Apes
69 Bertamu
70 Ada apa dengan Riko?
71 Surat undangan
72 Menghadiri resepsi
73 Hanya mimpi
74 Manja tak peka
75 Sakit
76 Zidan dan Zahra
77 Si kembar
78 Bocil punya bocil
79 Siapa?
80 Hanya kenangan
81 Tak sengaja
82 first kiss
83 Termakan drama sendiri
84 Naluri
85 Menyebalkan
86 Salah tingkah
87 Merawat Dina
88 Pertunangan
89 Rumor
90 Mempermalukan diri sendiri
91 Saling menyalahkan
92 Jatuh pingsan
93 Ide lucu
94 Zidan pulang
95 Zahra malu
96 Penantian terbayar lunas
97 Lamaran
98 Jogging
99 Sah. End.
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Lulus
2
Mendapat izin
3
Berangkat liburan
4
Apa yang telah terjadi?
5
Berubah status
6
Belajar menerima
7
Mulai tertarik
8
Siapa wanita itu?
9
Maaf
10
Tak sengaja mendegar
11
Terluap sudah
12
Wanita tidak tahu malu
13
Pasrah sudah
14
Lagi
15
Membuktikan kebenaran
16
Kampus hari pertama
17
Masih sabar
18
Dasar wanita gila
19
Terkejut
20
Jatuh miskin
21
Istri mungilku
22
Weekend
23
Terlihat aneh
24
Gagal
25
Azalea keguguran
26
Mengikhlaskan
27
Memberi pelajaran
28
Rencana Resepsi
29
Masakan Padang
30
Jadian
31
Menemui W.O
32
Jalan berdua
33
Kejutan untuk Dina
34
Wanita dari masalalu Leo
35
Acara Reuni
36
Dina tenggelam
37
Akhirnya Dina sadarkan diri
38
Beli Bakso
39
Bertemu orang aneh
40
Roy
41
Roy ditahan
42
Acara resepsi
43
Azalea hamil
44
Azalea Ngidam
45
Ngidamnya rujak
46
Pembantu apa?
47
Terlihat s3k si
48
Ngomel tidak jelas
49
Ulang tahun Dina
50
Bertemu Amel
51
Sebuah teguran
52
Soto racikan Leo
53
Masuk perangkap
54
Tak berdaya
55
Berterus terang
56
Jatuh harga diri
57
Akhirnya pulang juga
58
Menjenguk Azalea
59
Rencana 7 bulanan
60
Ayu
61
Ziarah ke makam ayu
62
Syukuran 7 bulanan
63
Lamaran
64
Hanya alasan
65
Azalea cerewet
66
Berasa momong anak
67
Apes atau rejeki?
68
Apes
69
Bertamu
70
Ada apa dengan Riko?
71
Surat undangan
72
Menghadiri resepsi
73
Hanya mimpi
74
Manja tak peka
75
Sakit
76
Zidan dan Zahra
77
Si kembar
78
Bocil punya bocil
79
Siapa?
80
Hanya kenangan
81
Tak sengaja
82
first kiss
83
Termakan drama sendiri
84
Naluri
85
Menyebalkan
86
Salah tingkah
87
Merawat Dina
88
Pertunangan
89
Rumor
90
Mempermalukan diri sendiri
91
Saling menyalahkan
92
Jatuh pingsan
93
Ide lucu
94
Zidan pulang
95
Zahra malu
96
Penantian terbayar lunas
97
Lamaran
98
Jogging
99
Sah. End.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!