Siapa wanita itu?

Hari telah berganti. Hari ini pula Azalea belajar layaknya seorang istri. Dimulai dari pagi ini.

"Om mau kopi?" Tanya Azalea yang menawarkan kopi.

"Boleh, Om mandi dulu." Jawab Damian.

"Kalau begitu Zaazaa tunggu di meja makan ya Om!! " Seru Azalea dibalas anggukan oleh Damian.

Sebelum Azalea ke dapur untuk membuatkan kopi, dia menyiapkan pakaian kerja terlebih dahulu untuk suaminya. Saat dia keluar dari kamar, Dina juga keluar dari pintu kamar sebelah. Mereka saling tersenyum. Akhirnya mereka berdua turun kebawah bersama untuk sarapan. Ketika sudah berada di meja makan, diatas meja sudah tersaji sarapan dengan menu nasi goreng. Dina duduk terlebih dahulu, sedang Azalea pergi ke dapur untuk membuatkan kopi suaminya.

"Eh Non, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Mbok Nur.

"Ini Mbok, mau buat kopi buat bapak." Ucap Azalea.

"Saya bantu non," Jawab Mbok Nur dengan menawarkan bantuan.

"Terima kasih Mbok tapi tidak perlu, saya akan membuatnya sendiri, Mbok bisa melanjutkan pekerjaan Mbok lagi, hanya saya mau bertanya dulu Mbok, Bapak ini suka kopi yang manis atau pahit?" Ucap Azalea yang menolak bantuan Mbok Nur, Azalea hanya ingin tahu selera suaminya seperti apa.

"Bapak suka kopi yang sedikit pahit, non." Jawab Mbok Nur.

"Oh, kalau begitu terima kasih, Mbok." Ucap Azalea berterimakasih pada Mbok Nur.

Setelah selesai membuat kopi, Azalea langsung menuju meja makan yang di sana Dina masih setia menunggu. Tak lama Damian pun turun dengan penampilannya yang sudah rapi.

"Wah, anak papa juga sudah turun ternyata." Ucap Damian melihat anaknya yang ternyata sudah berada di meja makan.

"Hmm, iya papa, sudah dari tadi bareng Zaazaa." jawab Dina.

"Ini Om kopinya, nanti diminum ya, Zaazaa baru pertama membuatkannya, nanti kalau kurang pas, Om bilang sama Zaazaa." Ucap Zaazaa yang menyodorkan kopi buatannya tadi.

Damian pun menyeruput kopi buatan Azalea.

"Ini pas buat Om, terima kasih ya. Yuk, kita sarapan dulu." Ucap Damian mengajak sarapan.

Damian duduk dan Azalea pun langsung melayani suaminya. Mereka sarapan dengan khidmat, seperti biasanya tak ada obrolan ketika mereka sedang makan.

Setelah selesai makan Damian pamit pada istri dan anaknya.

"Zaa, Om berangkat dulu, mungkin nanti Om pulang agak sorean." Pamit Damian pada kedua gadis tersebut.

"Iya Om.. hati-hati." Azalea langsung menyalami dan mencium tangan suaminya.

"Dina, papa berangkat dulu ya sayang, jangan nakal."

"Kapan Dina nakal pa? humm" jawab Dina sambil memanyunkan bibirnya, Dina pun juga menyalami dan mencium tangan Damian.

" Ya sudah, Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam wa rahmatullah." Jawab kedua gadis tersebut dengan kompak.

Sepeninggal Damian, Azalea dan Dina bingung dan bosan, tak ada rencana apapun untuk hari ini. Kini jam menunjukkan pukul 09.30 WIB. Azalea tiba-tiba memiliki rencana untuk memasak dan membawakan bekal makan siang untuk suaminya, Damian. Iya, dia nanti akan ke kantor suaminya dan mengajaknya makan bersama di Kantor. Azalea mengajak Dina tapi, Dina memilih di rumah saja. Akhirnya Azalea memutuskan untuk ke dapur untuk memasak. Dibantu Mbok Nur, Azalea masak udang saus tiram dan capcay. Selesai masak dia menata makanan dalam wadah. Setelah semua siap Azalea menuju ke kamar untuk berganti pakaian.

"Nah, sudah rapi." Azalea melihat dirinya di pantulan cermin.

Azalea memiliki wajah cantik, jika tersenyum terlihat lesung pipinya dan itu menambah dirinya semakin terlihat manis. Tak perlu polesan make up pun dia sudah cantik natural. Gegas dia turun ke bawah setelah berpamitan dengan Dina. Di depan sudah ada taxi yang menunggu. Ya, sebelumnya Azalea sudah memesan taxi online.

"Kemana tujuan kita non?" Tanya supir taxi.

"MJ Jaya, Pak." Balas Azalea.

Sang supir pun mengangguk dan menyalakan kendaraannya. Hanya dengan menempuh waktu 15menit mereka tiba di Perusahaan suaminya.

"Sudah sampai non." Seru sang supir.

"Ini uangnya pak, kembaliannya untuk bapak saja." Azalea menyerahkan uang selembar 100ribu.

"Terima kasih non, jangan lupa beri bintang 5 ya non." Pinta supir taxi dan dibalas anggukan oleh Azalea.

Azalea langsung masuk dan menuju ke resepsionis.

"Permisi, selamat siang, saya mau bertanya, ruangan bapak Damian disebelah mana ya?" Tanya Azalea pada pegawai kantor.

"Maaf, apa sebelumnya sudah membuat janji dengan beliau?" Tanya pegawai pada Azalea.

"Belum mbak, saya mau mengantarkan bekal makan siang untuk bapak Damian." Jawab Azalea.

"Baik, sebentar saya akan menghubungi beliau dahulu."

Pegawai itupun langsung menghubungi bosnya.

"Baik, Pak." sambungan telepon pun terputus.

"Ruangan Pak Damian berada di lantai 18 ya mbak,  silahkan mbak masuk dan naik melewati lift yang sebelah kanan." Azalea mengucapkan terima kasih pada pegawai itu.

Azalea langsung menuju tempat yang diarahkan pegawai tadi.

Di bagian resepsionis.

"Tadi siapa La? Pembantunya bos kita kah? kok kayaknya masih muda banget. Aku baru pertama kali melihatnya." tanya Reni salah satu rekan kerjanya.

"Gak tau Ren, tadi bilangnya dia membawakan bekal makan siang buat si bos. Lagian kamu ini kepo banget. Gak penting tau gak. Udah yuk lanjut kerja lagi." sahut Lala yang masih fokus dengan kerjaannya. Reni pun mengerucutkan bibirnya.

Azalea sampai di lantai 18. Dia menuju ruangan papa Damian. Di depan ada Sekretarisnya.

"Mbak Azalea ya? Silahkan langsung masuk saja. Bapak sudah menunggu di dalam." Perintah Sekretaris papa Damian yang memang sebelumnya sudah diberi tahu oleh papa Damian.

Tok Tok Tok

Ceklek,, pintu pun di dorong Azalea, di saat pintu terbuka Azalea langsung bisa melihat Damian yang sedang duduk manis di kursi kebesarannya. Terlihat seperti sedang sibuk.

"Assalamu'alaikum," Azalea masuk dan menyapa suaminya.

"Wa'alaikumussalam wa rahmatullah."

"Ah kamu sudah datang ternyata. Duduk dulu di situ, Om akan menyelesaikan pekerjaan ini terlebih dahulu, baru nanti kita makan siang bareng." Ucap Damian dan dibalas anggukan oleh Azalea. Azalea langsung duduk di sofa di ruangan tersebut.

Jam menunjukkan pukul 11.30 WIB tapi, Damian belum terlihat akan selesai. Azalea memutuskan berselancar dengan gawainya. Tak lama tiba-tiba pintu terbuka. Seorang perempuan yang terlihat sudah tante-tante masuk begitu saja tanpa permisi. Damian yang melihatnya pun kaget. "Aduh, kenapa dia datang di saat yang tidak tepat?" batin Damian.

"Hai sayang, kamu masih sibuk ya?" Ucap wanita itu yang menghampiri Damian tanpa melihat kearah lain.

Dia hanya fokus kepada Damian. Sehingga Azalea yang sedang duduk di sofa saja dia tak mengerti.

"Vani, kamu ngapain kesini?" Tanya Damian dengan sedikit gugup dan melirik ke arah Azalea, namun Azalea yang tak paham siapa wanita itu hanya diam. Tapi, diamnya Azalea ini bukan sembarang diam. Dalam otaknya bertanya-tanya. [Siapa wanita itu? Mereka ada hubungan apa? Kenapa terlihat mesra sekali? Dan, masih banyak lagi].

"Sayang, kenapa kamu dari kemarin susah sekali dihubungi? Aku kan kangen." Ucap Vani merengek manja.

Ketika dia ingin bergelayut di lengan Damian tiba-tiba terdengar suara deheman.

"Ehm,," Azalea berdehem. Dia sengaja melakukan itu, agar wanita yang tiba-tiba menyelonong tanpa permisi itu tahu kalau ada dirinya di ruangan itu. Sontak Vani urung untuk menyentuh Damian.

"Hei, kamu siapa? kenapa berada di ruangan Damian? Sejak kapan kamu disitu?" Tanya Vani sinis.

"Tante tanya siapa saya?" Azalea bukannya menjawab malah bergantian tanya.

"Heh bocah, kamu ini b*doh atau g*blok sih? kurang jelaskah pertanyaanku tadi?" Jawab Vani yang tersulut emosi.

"Tante, tenang dulu, sabar, nanti kalau tante emosi begitu bisa-bisa kena darting loh, nanti kalau tante darting trus tiba-tiba sakit jantung terus kena struk gimana?" Jawab Azalea santai.

"Kamu, bocah ingusan tau apa, hah? Gak sopan, kamu do'ain aku biar kena struk hah?" Emosi Vani pun bertambah.

"Ya elah tante, siapa yang mendoakan tante sih? Kan aku hanya memberikan nasehat." Jawab Azalea.

Damian yang sedari tadi membiarkan kedua wanita itu berbicara pun akhirnya angkat suara. Sebenarnya Damian ingin marah ketika Azalea dihina oleh Vani. Tapi, disaat melihat reaksi Azalea dengan jawabannya yang santai dia urung.

"Bagaimana bisa dia masih santai begitu?" Batin papa Damian.

"Sudah-sudah, ini di kantor bukan di pengadilan. Kamu Vani, kenapa masuk tanpa permisi?" Ucap Damian melerai dan merasa sedikit kesal dengan Vani. Baru juga datang sudah membuat masalah.

"Sayang, aku tuh kangen sama kamu, biasanya juga begitu kan? Kenapa sekarang kamu mempermasalahkannya? apa karena ada bocah b*doh itu? Siapa sih dia dan kenapa ada di ruanganmu?" Rengek Vani minta penjelasan.

Benar, Vani jika datang ya tinggal datang, masuk tinggal masuk, dan Damian tak pernah protes maupun menegurnya. Tapi, sekarang kan beda.

"Bodoh, kenapa aku gak bilang sama Alin dulu tadi, kalau sudah begini aku sendiri yang bingung." Batin

Damian.

"Sabarlah, Vani. Kenapa kamu marah-marah tak jelas begini? Dan, jangan menghina wanita itu. Kamu benar-benar kelewatan jika seperti itu." Ucap Damian.

"Sayang, kamu membelanya? Siapa sih dia?" Tanya Vani.

"Udahlah Om, jawab saja pertanyaan tante itu, Om bilang siapa aku. Beres kan? Lagian, siapa juga tante ini, Om?" Ucap Azalea yang sedikit merasa kesal dengan drama yang berada didepan matanya.

"Hei, kamu gak punya urusan ya kepoin hubunganku sama Damian, bocah bau kencur aja belagu sih. Kita ini sebentar lagi akan menikah. Sudah jelaskan apa hubungan kita dan siapa aku?" Ucap Vani pada Azalea.

Azalea yang mendengar itu pun melotot. Ah,, Azalea sekarang tahu siapa wanita itu.

Episodes
1 Lulus
2 Mendapat izin
3 Berangkat liburan
4 Apa yang telah terjadi?
5 Berubah status
6 Belajar menerima
7 Mulai tertarik
8 Siapa wanita itu?
9 Maaf
10 Tak sengaja mendegar
11 Terluap sudah
12 Wanita tidak tahu malu
13 Pasrah sudah
14 Lagi
15 Membuktikan kebenaran
16 Kampus hari pertama
17 Masih sabar
18 Dasar wanita gila
19 Terkejut
20 Jatuh miskin
21 Istri mungilku
22 Weekend
23 Terlihat aneh
24 Gagal
25 Azalea keguguran
26 Mengikhlaskan
27 Memberi pelajaran
28 Rencana Resepsi
29 Masakan Padang
30 Jadian
31 Menemui W.O
32 Jalan berdua
33 Kejutan untuk Dina
34 Wanita dari masalalu Leo
35 Acara Reuni
36 Dina tenggelam
37 Akhirnya Dina sadarkan diri
38 Beli Bakso
39 Bertemu orang aneh
40 Roy
41 Roy ditahan
42 Acara resepsi
43 Azalea hamil
44 Azalea Ngidam
45 Ngidamnya rujak
46 Pembantu apa?
47 Terlihat s3k si
48 Ngomel tidak jelas
49 Ulang tahun Dina
50 Bertemu Amel
51 Sebuah teguran
52 Soto racikan Leo
53 Masuk perangkap
54 Tak berdaya
55 Berterus terang
56 Jatuh harga diri
57 Akhirnya pulang juga
58 Menjenguk Azalea
59 Rencana 7 bulanan
60 Ayu
61 Ziarah ke makam ayu
62 Syukuran 7 bulanan
63 Lamaran
64 Hanya alasan
65 Azalea cerewet
66 Berasa momong anak
67 Apes atau rejeki?
68 Apes
69 Bertamu
70 Ada apa dengan Riko?
71 Surat undangan
72 Menghadiri resepsi
73 Hanya mimpi
74 Manja tak peka
75 Sakit
76 Zidan dan Zahra
77 Si kembar
78 Bocil punya bocil
79 Siapa?
80 Hanya kenangan
81 Tak sengaja
82 first kiss
83 Termakan drama sendiri
84 Naluri
85 Menyebalkan
86 Salah tingkah
87 Merawat Dina
88 Pertunangan
89 Rumor
90 Mempermalukan diri sendiri
91 Saling menyalahkan
92 Jatuh pingsan
93 Ide lucu
94 Zidan pulang
95 Zahra malu
96 Penantian terbayar lunas
97 Lamaran
98 Jogging
99 Sah. End.
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Lulus
2
Mendapat izin
3
Berangkat liburan
4
Apa yang telah terjadi?
5
Berubah status
6
Belajar menerima
7
Mulai tertarik
8
Siapa wanita itu?
9
Maaf
10
Tak sengaja mendegar
11
Terluap sudah
12
Wanita tidak tahu malu
13
Pasrah sudah
14
Lagi
15
Membuktikan kebenaran
16
Kampus hari pertama
17
Masih sabar
18
Dasar wanita gila
19
Terkejut
20
Jatuh miskin
21
Istri mungilku
22
Weekend
23
Terlihat aneh
24
Gagal
25
Azalea keguguran
26
Mengikhlaskan
27
Memberi pelajaran
28
Rencana Resepsi
29
Masakan Padang
30
Jadian
31
Menemui W.O
32
Jalan berdua
33
Kejutan untuk Dina
34
Wanita dari masalalu Leo
35
Acara Reuni
36
Dina tenggelam
37
Akhirnya Dina sadarkan diri
38
Beli Bakso
39
Bertemu orang aneh
40
Roy
41
Roy ditahan
42
Acara resepsi
43
Azalea hamil
44
Azalea Ngidam
45
Ngidamnya rujak
46
Pembantu apa?
47
Terlihat s3k si
48
Ngomel tidak jelas
49
Ulang tahun Dina
50
Bertemu Amel
51
Sebuah teguran
52
Soto racikan Leo
53
Masuk perangkap
54
Tak berdaya
55
Berterus terang
56
Jatuh harga diri
57
Akhirnya pulang juga
58
Menjenguk Azalea
59
Rencana 7 bulanan
60
Ayu
61
Ziarah ke makam ayu
62
Syukuran 7 bulanan
63
Lamaran
64
Hanya alasan
65
Azalea cerewet
66
Berasa momong anak
67
Apes atau rejeki?
68
Apes
69
Bertamu
70
Ada apa dengan Riko?
71
Surat undangan
72
Menghadiri resepsi
73
Hanya mimpi
74
Manja tak peka
75
Sakit
76
Zidan dan Zahra
77
Si kembar
78
Bocil punya bocil
79
Siapa?
80
Hanya kenangan
81
Tak sengaja
82
first kiss
83
Termakan drama sendiri
84
Naluri
85
Menyebalkan
86
Salah tingkah
87
Merawat Dina
88
Pertunangan
89
Rumor
90
Mempermalukan diri sendiri
91
Saling menyalahkan
92
Jatuh pingsan
93
Ide lucu
94
Zidan pulang
95
Zahra malu
96
Penantian terbayar lunas
97
Lamaran
98
Jogging
99
Sah. End.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!