"Emm. Tanya ke Bang Adam sendiri deh. Takut salah jawab" Anisa pergi meninggalkan Nabila yang sedang bingung.
***
Adam mengganti pakaiannya dengan kaos merah dan boxer hitam. Di sandarkan nya kepala di sandaran ranjang sambil memejamkan matanya. Bagaimana ia harus memberitahu orang tuanya tentang pernikahan ini? Atau ia harus menceraikan Nabila yang sudah meminta cerai padanya? Tapi ia tidak ingin ada perceraian dalam hidupnya. 'Ya Allah. Aku mohon berikan aku jawaban atas kegundahan ku' rasa kantuk nya mulai datang perlahan-lahan Adam mulai terlelap tidur dengan posisi duduk.
Suara pintu terbuka. Nabila masuk, di tatapnya pria bule yang sudah sah menjadi suaminya itu dengan teliti. Adam tidak mirip dengan Putri.
"Nih orang sukanya bikin orang penasaran" ucapnya dalam hati lalu bergegas mandi sore dan mengganti bajunya dengan dress yang baru ia pinjam.
***
"Dam. Dam" sayup-sayup terdengar seseorang memanggil nya di ujung jembatan yang lumayan panjang dan sempit.
"Natasya?" Adam menajamkan penglihatannya. Sorang perempuan cantik jelita khas Rusia melambaikan tangan nya.
Adam menyebrangi jembatan panjang itu dengan hati-hati. Sesampainya di sebrang. Adam langsung di sambut pelukan hangat oleh Natasya.
"Aku kangen kamu. Tunggu aku ya, 1 tahun lagi aku pulang dari Rusia Dam" Adam melepaskan pelukan Natasya pelan lalu mengangkup kedua pipi Natasya.
"Aku juga kengen kamu Tasya" Natasya tersenyum jahil. Di cubit nya kedua pipi Adam.
"Bangun Adam" Kata Natasya gelas dan sesekali mencubit pipi Adam keras.
"Adam bangun" Nabila terus membangunkan Adam. Karna Adam tidak bangun juga Nabila memukul pelan pipi Adam. Mata Adam terbuka pelan.
"Enghh Tasya sakit" gumamnya lalu menangkap tangan Nabila yang ada di pipinya, membuat Nabila diam. Adam yang sudah membuka matanya penuh langsung terkejut melihat Nabila yang ada di depannya bukan Natasya!.
"Tasya?" tanya Nabila bingung. Adam langsung melepaskan tangan Nabila. Kenapa ia bisa bermimpi Natasya? Apa ini jawaban dari Allah untuk kegundahan hatinya? Doa yang Adam panjatkan sebelum tidur. Tapi kenapa Natasya?.
"Kenapa ngebangunin?" tanya Adam tanpa menghiraukan pertanyaan Nabila.
"Oh itu. Emm, jadi kan nganterin ke rumah Mamah?"
"Oh iyah, maaf lupa. Saya siap-siap dulu ya"
"Eh iyah. Tapi nanti ke rumah Abi dulu. Sekalian ambil mobil" Adam mengangguk lalu bergegas memilih pakaian dan mengganti nya di kamar mandi dalam kamarnya.
Siapa itu Natasya?
Gadis Rusia yang ditinggalkan ayah nya pergi pada usia 2 tahun dan setahun kemudian ibunya menikah lagi dengan orang Indonesia yang sedang berlibur di Rusia. Seminggu setelah pernikahan ibunya, mereka pindah dan menetap di Indonesia. Ayah tirinya bekerja menjadi pilot dan ibunya diam di rumah. Natasya senang memiliki Ayah tiri yang baik, tidak seperti Ayah kandung nya yang selalu marah-marah dan membawa botol vodka ditangan nya setiap hari.
Di usianya yang 18 tahun Natasya bertemu Adam. Pria bule yang datang mempromosikan kampus nya bersama 3 orang lain nya. Adam menuliskan nomor hp di papan tulis untuk siswa SMA yang ingin bertanya-tanya. Natasya tertarik pada Adam dan mulai bertanya-tanya lewat telepon, padahal Natasya tidak ada minat meneruskan kuliah nya. Setelah seminggu dekat ternyata Adam mampu membuatnya tertawa setiap hari. Mereka pun meresmikan hubungan mereka setahun kemudian. Tapi saat usianya 20 tahun Natasya harus pergi ke Rusia untuk melanjutkan kuliah nya atas perintah Neneknya di Rusia. Saat itu Adam baru lulus dan berniat melamar Natasya, hanya lamaran, bukan Nikah. namun ternyata Adam menerima pesan singkat yang sangat menghancurkan hatinya, sepertinya kemarin adalah pelukan terakhir mereka. namun Adam mencoba mengerti.
'Sayang, hari ini aku pergi Rusia. Nenek maksa aku kuliah disana. Maaf aku ga ngasih tau kamu ya dari kemeren-kemaren. Cuma 3 tahun ko, kamu tungguin aku ya'
Adam keluar dari kamar mandi dengan jaket dan celana levis tanpa kopiah di kepalanya. Pakaian yang sudah lama Adam tinggalkan. Namun Saat Melihat Nabila yang sedang memainkan hpnya, Adam langsung ingat Natasya. Sudah 3 tahun lebih Natasya pergi dan sudah setahun ini tidak ada kabar satu pun dari nya. Ia pernah berfikir mengurus Putri bersama saat Natasya pulang. Namun hasilnya nihil. Banyak pertanyaan yang berkecamuk di hati dan pikirannya. Apakah Natasya sudah menikah dengan pria Rusia di sana? Tapi kenapa saat diri Adam sudah melupakan sosok Natasya, Allah malah mengingatkan nya pada Natasya di mimpi nya.
"Eh lo udah? Berangkat sekarang yuk. Udah jam 5" Nabila kini sudah ada di depannya. Adam mengangguk, tersenyum manis.
Nabila menahan nafasnya sebentar, sepertinya ia baru menyadari penampilan Adam yang berbeda. Adam seperti anak kuliahan, tidak akan ada yang menyangka Adam adalah ketua remaja masjid. Adam lebih terlihat seperti laki-laki playboy, jika saja Adam salah memilih pergaulan, mungkin Adam akan seperti Harry. Lelaki tampan yang sudah pasti Play boy, bahkan wajah Adam lebih tampan dari Harry.
"Nabila heyy Nabila!" Nabila mengerjapkan matanya. Tangan Adam melambai-lambai di wajahnya.
"Eh? Kenapa?" tanya Nabila linglung.
"Tadi saya nanya ke kamu. Tapi kamu malah ngelamun. Ngelamunin pacar kamu ya?"
"Apaan? Ga lah. Tadi lo nanya apa?"
"Aneh ga sih saya pake baju kaya gini? Kalo ga pantes, saya mau ganti pake baju yang biasa saya pake"
"Jangan! Udah pantes pake itu. Yu ah. Pergi sekarang"
"Tapi jalan kaki aja ke rumah Abi nya. Cuma nyebrang sekali"
"Oke. Yuk" Nabila menarik tangan Adam. Namun Adam menepisnya.
"Kamu jalan duluan aja. Saya mau liat Putri dulu"
Entang kenapa Adam merasa berdosa sudah menepis tangan Nabila yang sudah jelas-jelas sah menjadi istrinya. Sedangkan saat berpacaran dengan Natasya, Adam tanpa segan-segan dan rasa gugup selalu memeluk tubuh langsing Natasya bahkan mereka pernah lebih dari sekedar berpelukan. 'Astagfirullah' gumam Adam dalam hatinya. Itu masa lalu mu Adam! Jangan pernah kembali pada masa lalu yang menurutmu Jahiliyah itu!. Jujur saja, Adam memang belum mengerti tentang agama waktu itu, dan ia sangat bersyukur bisa mengambil keputusan untuk mengurus Putri kecilnya dan pindah ke tempat ini, tempat yang banyak merubah sikap dan perilaku Adam. Tempat yang mempertemukan nya dengan Akbar sehingga ia bisa mengenal dan mempelajari islam lebih dalam.
"Anisa tadi bilang. Katanya dia mau ke rumah Mamah, mau nyiapin ulangtahun Putri buat besok" ucapan Nabila sukses membuat Adam terkejut.
"Besok? Astagfirullah! Kenapa saya bisa lupa hari ulangtahun Putri" ucap Adam. Nabila memperhatikan Adam yang tampaknya sangat menyesal.
"Emm. Besok Tasya ada di sana ya? Dia mamahnya Putri kan?"
Adam diam sejenak. Haruskah ia menceritakan semua pada Nabila. Sepertinya tidak perlu. Adam dan Nabila baru sehari menikah. Masih banyak waktu untuk menceritakannya. Jika Nabila tidak memaksa nya lagi untuk menggugat cerai nya.
"Mamah Putri sudah meninggal Bil. Yuk, sekarang aja berangkatnya" Adam berjalan terlebih dahulu dan Nabila mengikutinya. Ada rasa bersalah sudah menanyakan kebaradaan seseorang yang sudah meninggal. Tapi kan Nabila tidak tau. Jadi Nabila fikir Ini bukan salah nya. Bertepatan saat Adam keluar dari kamarnya, Anisa pun keluar dari kamarnya.
"De? Katanya mau ke rumah Mamah?" tanya Adam heran.
"Iyah Bang. Tapi nanti abis Isya-an. Kirain Abang bakalan ke masjis lagi, jadi Nisa titip ke Istri Abang takutnya ga bakalan ketemu abang. Siapa tadi namanya? Lupa lagi hehe" cengir Anisa sukses membuat Nabila cemberut.
"NA.BI.LA!" kata Nabila menekan namanya saat berucap agar Anisa tidak melupakan nama nya.
"Ya udah. Abang ngaterin Nabila dulu ke rumah nya ambil baju"
"Oke deh Bang. Eum Abang ganteng banget pake baju kaya gitu, wahh jangan-jangan karna udah punya istri Abang jadi kaya dulu lagi?" tanya Anisa heran namun kagum.
"Huss. Kamu tuh de. Abang lagi pingin aja pake baju ini. Oh iyah, nanti di rumah mamah kamu ga usah cerita apa-apa ya. Biar nanti Abang sendiri yang ngejelasin, biar ga ada yang salah paham"
"Oke bang" Anisa berjalan ke arah kulkas, mengambil beberapa cemilan.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Adam dan Nabila berjalan kaki ke rumah Abi Risti dengan hening. Tidak ada percakapan. Nabila sebenarnya ingin bertanya tentang Putri yang selalu diam di umurnya yang baru menginjak 3 tahun, padahal setau Nabila kebanyakan anak pada umur 3 tahun sedang masa aktif nya. Tapi kenapa Putri seperti murung? Selalu ingin di gendong Anisa? Tidak berlari lincah dan cerewet?
Tanpa terasa mereka sudah sampai di rumah Abi. Di ketuknya pintu rumah sambil mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam. Eh Nabila, nak Adam? Abi jadi pangling liat kamu pake baju gini. Kaya liat lagi Adam yang baru pindah dulu" ucapan Abi membuat Adam tersenyum malu. Mengingat Abi lah yang menyuruhnya mencoba baju muslim dan mengajarkan nya membaca Al-Qur'an yang masih terbata-bata hingga menjadi mahir seperti sekarang.
"Iyah bi"
"Abi, Nabila mau ambil baju Nabila di kamar sekalian bawa mobil juga"
"Iyah, ayo masuk. Risti sama Umi lagi ke Mall. Biasa, Risti rewel. Katanya pelajaran bikin pusing" Nabila yakin, bukan pelajaran yang di maksud Risti, tapi Adam yang menikah dengannya.
"Langsung pulang ke rumah Adam?" tanya Abi pada Nabila yang sudah berada di dalam mobilnya dan Adam yang akan menyetir mobilnya.
"Ke rumah Mamah Papa dulu bi"
"Oh ya udah. Hati-hati dijalan"
"Iyah bi. Assalamualaikum" pamit keduanya.
"Waalaikumsalam"
"Gue baru tau lo bisa mobil" Nabila menatap Adam yang bertambah tampan jika sedang menyetir.
"Kamu percaya kalo saya bilang saya pernah jadi supir" tanya Adam membuat Nabila tertawa terbahak-bahak.
"Ga percaya. Sumpah!. Mana ada supir bule"
"Jangan ketawa sampe terbahak-bahak gitu Bil. Oh iyah, besok ikut saya ya ke rumah Mamah buat acara ulang tahun Putri. Sekalian ngenalin kamu"
"Tapi kan Dam. Kita nikah ga serius" jawab Nabila pelan.
"Ga ada pernikahan yang main-main Bil. Dan sebaiknya kamu ubah panggilan Gue-lo jadi aku- kamu Bil. Biar lebih enak"
Nabila diam mencoba mencerna perkataan Adam.
"Oke gue coba"
"Bagus lah"
"Dam!"
"Ada apa?"
"Gu.. Eh. Aku mau tanya boleh?"
"Silahkan"
"Maaf, Tasya meninggal waktu umur Putri berapa tahun?"
"Tasya itu panggilan buat Natasya, dia belum meninggal. Mamah Putri meninggal waktu umur Putri 2 tahun"
Nabila menatap Adam tak percaya. Adam mengaku pada belum pernah menikah. Apakah Adam menghamili mamahnya Putri tapi tetap menjalin hubungan dengan Natasya, jadi Adam tidak pernah menikahin Mamah Putri dan hanya bertanggung jawab merawat Putri saja?. Nabila menggelengkan kepalanya.
"Jangan berfikir yang tidak-tidak Nabila"
Nabila yang diam melirik kan matanya ke arah Adam.
"Hehe. Maafin aku Adam"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
࿅xena_wild ˡⁱᵒⁿあᬊ𝄞༗
aq seneng bgt akhirnya bs ketemu novel ini lg☺☺☺setelah sekian lama hilang dr dftr pustaka aq
2021-12-16
0
Narni Wijayanti
greget bener nih cerita bikin campur aduk
2021-06-03
0
Efrida
ys gmn gk mikir mcm2 lah wong cerita disendat sendat gt....
2021-05-24
0