12

Happy Reading

***

Adam keluar dari kamar mandi dengan pakaian koko coklat, celana bahan dengan rambut yang masih basah.

"Adam!" suara Abi menghentikan langkah Adam yang hendak membuka pintu kamarnya. Wajah Adam sangat terkejut melihat Nabila yang sedang duduk di kursi ruang tamu di kelilingi oleh beberapa orang sambil menangis. Dengan cepat Adam mendekati Nabila, di simpan nya handuk untuk menutupi setengah paha Nabila.

"Saya bisa jelasin" ucap Adam pada semuanya. Pak PW mengangguk kan kepalanya pada Abi. Abi pun langsung keluar rumah Adam. Entah apa yang sudah pak RW dan Abi bicarakan sebelum Adam datang.

"Nabila sudah menjelaskan nya nak Adam. Tapi, walau bagaimana pun ini akan menimbulkan fitnah" ucap pak RW.

"Tapi saya tidak melakukan apa-apa pak" lalu Adam menatap Nabila yang masih menangis dan Risti yang hanya diam dengan pandangan kosong. Sedangkan Abi Risti yang entah kemana.

"Saya percaya sama Nak Adam. Tapi lebih baik Nak Adam bertanggung jawab dulu agar tidak ada fitnah nantinya. Nikahi lah Nabila" ucap pak RW. Adam terdiam. Kelima anggota remaja masjid hanya bisa diam. Abi masuk kembali kedalam rumah Adam dan duduk di dekat pak RW.

"Ya sudah. Yang penting kalian menikah dulu. Biar nanti saya buat surat pengantar nikah nak Adam" ucap pa RW lagi.

"Abi juga udah panggilin penghulu. Mamah papa kamu bentar lagi nyampe sini Bil" ucap Abi.

"Abi. Sumpah Nabila ga ngelakuin apa-apa sama Adam. Abi ga percaya? Kasian papa, kalo papa syok gimana? Jantung papa lemah" Nabila terus membujuk Abi agar percaya.

"Papa kamu memaklumi nya, dia juga yakin ini hanya salah paham Bil. Abi udah jelasin apa yang tadi kamu jelasin ke papa kamu. Abi percaya kalian ga ngelakuin apa-apa. Apa lagi nak Adam ga mungkin ngelakuin sesuatu yang di larang oleh agama. Tapi ini keadaannya beda Billa. Adam baru bangun dan ternyata kamu juga tidur di kamar Adam. Kita semua ga ada yang tau kebenarnya. Ga ada saksi juga Billa" jelas Abi. Risti yang sangat syok hanya bisa diam terduduk di sofa. Tubuhnya lemas, kepala pusing.

"Harry saksinya Abi. Dia yang terakhir sama Billa. Kita tanya aja langsung" Nabila mengambil ponselnya dan mencari kontak Harry lalu menghubunginya.

"Shit" umpat Nabila kesal. Harry tidak bisa di hubungi. Sepertinya Harry tidak menghidupkan ponselnya.

"Kalo kalian tetep ga percaya juga. Kita ke dokter sekarang. Nabila yakin, Nabila masih perawan! Adam jelasin ke mereka semua!" Nabila semakin menangis. Adam diam, menutup wajah nya dengan kedua tangannya dan sikut di lututnya. pikirannya tertuju pada keluarganya. Umi, Abi, Annisa, dan Putri. Mereka pasti akan sangat kecewa pada Adam.

"Assalamualaikum" salam Mamah dan Papa Nabila yang langsung masuk kedalam rumah Adam. Mamah Nabila langsung memeluk tubuh Nabila erat. Sedangkan Papanya langsung berbicara pada Abi dan Pak RW.

"Mamah udah bawa kebaya nikah mamah yang dulu. Sekarang kamu ganti baju ya sayang" ucap Mamah nya lembut. Di usapnya rambut Nabila lembut.

"Mah. Nabila beneran ga ngelakuin apa-apa sama Adam. Sumpah mah. Tadi subuh Nabila mabuk, terus langsung tidur di kamar Adam" mamahnya sedikit terkejut namun segera ditutupi.

"Kamu bilang kamu mabuk kan? Ga ada yang tau sayang. Kamu sama Adam ngelakuin apa aja. Adam laki-laki normal dan keadaan kamu mabuk sayang. Nak Adam maukan bertanggung jawab. Saya takut Nabila hamil" ucap Mamah Nabila membuat Adam menatap nya.

"Saya berani sumpah bu. Saya gak pernah nyentuh Nabila sedikit pun. Subuh tadi saya tidur di sofa. Keluarga saya gimana bu? Mereka pasti kecewa sama saya" Adam frustasi. Beda sekali dengan Adam yang biasanya sabar. Adam mengucap kan itu tanpa pikir panjang dulu.

"Ya udah gini aja. Nak Adam gak usah kasih tau keluarga nak Adam dulu. Tunggu waktu yang tepat" bujuk Mamah Nabila.

Awalnya Nabila dan Adam masih tetap menolak kawin paksa ini. Namun setelah di bujuk Mamah dan Papa Nabila, mereka berdua menyetujui nya.

"Nih. Ganti pakaian kamu dulu di kamar Adam" Mamah menyerahkan kebaya putih dan samping coklat ketangan Nabila serta tas bening yang isi nya kosmetik seadanya.

"Aku gak bisa pake samping nya Mah"

"Ya udah biar Mamah bantuin di dalem kamar Adam. Nak Adam punya kopiah sama jas kan?" Adam mengangguk.

"Nak Adam sebaiknya ambil air wudhu dulu. Tenangin pikiran nak Adam" sekali lagi Adam mengangguk kan kepalanya lalu pergi kekamar mandi. memang benar, beban pikiran Adam sedikit berkurang sesudah wudhu. Mungkin ini takdir Adam bertemu jodohnya. Allah swt tidak akan memberikan ujian kepada umatnya melebihi batas kemampuan umatnya.

Adam masuk kedalam kamarnya. Nabila sudah memakai kebaya putih dan memakai hijab putih. Make up yang sangat Natural namun sangat cantik. Nabila yang merasa Adam memperhatikan nya langsung menatap nya.

"Maafin gue ya Dam. Gue udah buat lo banyak masalah" Nabila menundukan kepalanya.

"Ini bukan salah kamu sepenuhnya. Saya juga salah atas kejadian ini. Mamah kamu mana?" tanya Adam saat menyadari hanya mereka berdua yang ada di dalam kamar.

"Mamah di kamar mandi" Nabila menatap pintu kamar mandi yang ada di dalam kamar Adam. Adam mengangguk. Membuka lemarinya. Mengambil jas dan kopiah hitam nya. Mamakai jas dan kopiahnya lalu keluar dari kamarnya. Berjalan ke arah 8 orang yang sedang duduk di ruang tamu nya.

"Adam. Hafalkan ini. 10 menit lagi penghulu datang" Papa Nabila memberikan secarik kertas. Adam menerima nya lalu membacanya. Tulisan untuk ijab kobul nanti. Adam pun menghafalkan nya.

"Kita siapkan Al-Qur'an dan alat sholat ada kan?" tanya Papa Nabila. Adam mengangguk.

"Ada. Cincin juga saya punya. Tapi hanya 3 gram"

"Tidak apa-apa yang penting ada. Memangnya cincin yang siapa nak?" tanya Abi.

"Tadi nya saya mau kasih ke ibu saya. Seminggu lagi ulang tahun beliau. Bertepatan Hari pertama bulan Ramadhan" ucap Adam. Adam menatap teman-temannya. "Anggota yang lain nya bagaimana?" tanya Adam.

"Akbar udah umumin di grup Line. Rapat ga jadi. Di undur besok. Ka Adam sama Abi ga bisa dateng. Ada urusan mendadak ka" jawab Akbar.

"Assalamualaikum" Abi membukakan pintu. Masuk bersama seorang pria tua datang membawa tas hitam di tangan nya.

"Nak Adam ini Pak Somad. Yang akan menjadi penghulu" ucap Abi.

"Saya panggilkan dulu Nabila dan Istri saya" ucap papa Nabila.

***

Setelah sang Penghulu mengucapkan beberapa rangkaian kata ijab kobul.

"Saya terima nikah nya Nabila Nurfahmi binti Fahri Ardiansyah Fahmi dengan mas kawin tersebut di bayar tunai" ucap Adam dalam satu tarikan nafas sambil menjabat tangan Pak Fahri, Papa Nabila. Yang sekarang sudah resmi menjadi mertuanya.

Adam tau bahwa ucapan singkat dan padat itu memiliki makna tersirat.

'Semoga aku bisa menjadi suami yang berhasil.' batin Adam

"Sah?" tanya Penghulu.

"Sah" jawab semua.

"Alhamdulilah" Adam mencium kening Nabila lembut, begitupun sebaliknya, Nabila mencium tangan Adam. Kau, Wanita pertama yang mencium tangan Adam sebagai seorang istri.

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

adam dah punya,anak, menikah lagi. status adam bagaimana itu?

2022-09-16

0

nurlaeli saiful

nurlaeli saiful

makin yahud ceritanya thor

2021-09-04

0

Lucki RM

Lucki RM

tapi aku salut sama author nya. walaupun nikah karena salah paham tapi orang tua si perempuan di kasih tau dulu ngak asal langsung nikahin saja. ngak kayak author yang lainnya yang cerita nya tentang CEO yang berkuasa nikahin orang seenak udel Dewe. padahal orang tua si perempuan masih hidup tapi ngak di kasih tau. jadi nikahnya ngak sah kalau ngak ada wali perempuan.

2021-08-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!