Ni buat yang kepo Putri itu anak siapa😂
"Kamu perempuan pertama yang saya nikahin. Putri emang anak saya. Tapi Anisa.."
"Siapa Anisa?!" Nabila menatap tajam Adam.
***
"Dia Adik kandung saya Nabila. Sini, biar saya kenalin" Adam menarik tangan Nabila lembut. Nabila menghapus air matanya lalu turun dari ranjang dan mengikuti Adam yang memegang tangan nya. Namun saat melewati kaca yang tertempel di lemarinya Adam langsung melepaskan tangan nya. Membuat Nabila mengerutkan alisnya.
"Maaf saya pegang tangan kamu tanpa ijin" ucap Adam gugup.
"Iyah gak apa-apa Dam. Malah Setau gue kalo udah suami istri udah boleh pegang-pegang deh. Kenapa minta maaf? Tapi ga tau juga ah, terakhir belajar pelajaran agama pas SMA hehe" Nabila nyengir. Sedang kan Adam hanya tersenyum masam.
"Nanti saya ajarin tentang islam. Sekarang saya kenalin ke Anisa dulu ya" Adam berjalan terlebih dahulu dengan jantung yang masih berdetak kencang, membuka pintu kamar di ikuti Nabila dan menghampiri Anisa yang masih menggendong Putri yang sedang tidur.
Anisa membulatkan matanya penuh. Ia tidak menyangka ada seorang wanita di dalam kamar Adam. Anisa menatap Nabila tajam. Pakaian Nabila sangat aneh menurut Anisa. Seorang wanita cantik, badan indah, putih namun hanya menggunakan kaos lengan panjang milik Adam yang hanya menutupi setengah pahanya.
"Abang dia siapa!" Anisa melotot pada Adam.
"Tenang de. Kenalin, ini istri Abang namanya Nabila" ucap Adam setelah Ia dan Nabila duduk dikursi.
"Istri? Abang Kapan nikah? Mamah papa tau? Nemuin perempuan kaya gini dimana?" tanya Anisa tajam sambil memandang Nabila sinis. Nabila membulatkan matanya tak percaya.
"Nemu? Maksud lo, gue?" Anisa hanya memandang Nabila tak suka.
"aku ga ngomong sama kamu ya. Aku ngomong sama Abang aku!" Anisa sengit.
"Udah pada tenang dulu. De, biar Abang jelasin" Adam menjelaskan kejadian dari subuh hingga siang tadi. Sedangkan Nabila mencoba menahan emosinya yang sudah di ubun-ubun. 'Gila! Punya adik ipar kaya gini. Lama-lama gue bisa darah tinggi. Ni anak keturunan siapa sih? Beda banget sama Adam!' gumam Nabila.
"Mamah pasti ga suka sama istri Abang. Bajunya aja kaya gitu!" ucapnya santai. Nabila yang sudah emosi ingin menjawab. Namun Adam terlebih dahulu berbicara.
"Kamu jangan bilang Mamah papa dulu de, biar Abang sendiri yang kasih tau. Kalo masalah baju. Nah, justu Abang mau minta tolong sekalian minta ijin ke kamu"
"Minta ijin apa?" Anisa memasang raut wajah penasaran.
"Minta ijin. Pinjem baju kamu buat Nabila. Kasian baju sama celana Abang kebesaran"
"Emang dia ga punya baju?" tanya nya ketus. Entah kenapa Anisa merasa tidak suka dengan perempuan di depan nya ini. Perempuan yang sudah sah menjadi istri kakak nya.
"Punya lah!" jawab Nabila tak kalah ketus.
"Ehh sudah. Jadi gini de. Abang mau ke rumah Nabila. Ambil baju Nabila, masa dia harus kerumah orang tuanya pake baju Abang de. Kan ga sopan" ucap Adam sabar. Sedangkan Nabila menghirup nafas sebanyak-banyaknya. 'Sabar Nabila, sabar' gumam nya.
"Ya udah, aku ambilin bajunya dulu bang. Sekalian tidurin Putri" Adam mengangguk.
"Kita naik kendaraan umum ya kerumah mamah kamu" ucap Adam.
"Emang ga ada kendaraan?" tanya Nabila. Adam menggelengkan kepalanya. Adam tidak bermaksud berbohong. Mobil nya di rumah mamah papanya.
"Maaf ya Bil. Saya belum punya apa-apa"
"Ya elah. Santai aja Dam. Kalo boleh gue kasih saran. Lo kan setiap hari di masjid nih" Adam mengangguk.
"Nah, mening lo seminggu sekali aja ke masjidnya. Lo harus mulai cari kerja. Nanti kan lo bakalan nikah sama cewe pilihan lo. Lo tuh harus punya rumah, kendaraan, dan kasih makan anak istri lo nanti"
"Maksud kamu!" Adam menatap Nabila tak percaya. Perempuan yang sudah ia pilih adalah Nabila.
"Iyah kan kita nikah cuma sandiwara Dam. Biar kita bebas dari salah paham tadi. Gue tau ko, lo gak mungkin mau punya istri kaya gue. Lo baik, ganteng, soleh, nantinya lo pasti sukses. Gue nyadar ko, gue gak pernah pantes buat lo. Jadi terserah lo mau nyerai-in gue kapan aja" Nabila tersenyum masam. Dalam hati Nabila sebenarnya sangat berat mengatakan ini. Tapi Nabila pikir ia tak boleh egois. Adam pasti sudah memiliki kekasih, dan gara-gara kecerobohannya mabuk malam tadi sudah membawa malasah yang sangat besar. Nabila bisa melihatnya saat Adam menolak kawin paksa tadi, wajah Adam sangat bingung. Ia pasti sudah menjadi benalu bagi Adam.
Sedangkan Adam langsung diam. Entah kenapa hatinya sangat panas, seperti ada emosi yang akan meledak.
"Astagfirullah Nabila. Maaf kalo kamu malu sudah saya nikahi. Pria yang mungkin menurut kamu tidak punya pekerjaan, rumah, dan harta yang banyak. Pernikahan ini sakral, tidak untuk main-main dan saya tidak ingin ada perceraian dalam hidup saya. Tapi saya sudah berjanji, akan membimbing mu dan jika kamu ingin saya bekerja saya akan.." ucapan Adam terputus oleh Nabila.
"Gue bukan cewe matre Dam!. Tapi gue gak enak udah banyak nyusahin lo, lo pasti punya pacar yang sama solehnya kan? Beda sama gue yang suka ngebebanin lo. Gue nyadar diri Dam. Gue juga gak mau nikah sama orang yang gak cinta sama gue" Nabila kemudian memegang tangan Adam. Namun Adam melepaskan nya lembut lalu berdiri.
"Cinta bisa datang dengan sendirinya, kita bisa berteman dulu Nabila, jika kau mau"
"Iyah Adam gue tau. Tapi, kalo lo mau gugat cerai gue.." Adam memejamkan matanya menahan amarah lalu memotong pembicaraan Nabila.
"Udah lah Nabila. Terserah apa mau kamu. Saya kekamar dulu. assalamualaikum" ucap Adam lalu berjalan pergi tanpa menghiraukan panggilan Nabila. Adam yakin, seorang Nabila tidak akan pernah mau menikah dengan dirinya. Adam juga yakin, Nabila pasti memikirkan hubungan nya dengan lelaki Jakarta itu. Harry. Padahal Adam berniat mengenalkan Nabila pada kedua orangtuanya dan mempercepat penyelesaian rumah nya. Rumah yang sudah Adam siapkan untuk kelurga kecilnya nanti.
Rumah dari hasil jerih payah nya mengurus perusahaan Papanya selama 3 tahun sebelum jabatan nya di ambil oleh Kakaknya sendiri yang pernah kabur dari rumah hanya untuk kawin lari 4 tahun yang lalu bersama wanita yang mengaku hamil olehnya dan ternyata memiliki penyakit HIV. Satu tahun yang lalu Saat Sifa akan menghembuskan nafas terakhirnya, Sifa mengaku bahwa anak yang sudah mereka urus selama 2 tahun itu bukan lah anak kandung Safiq. Ia sendiri tidak tau siapa bapa kandung nya karena anak itu adalah hasil dari pekerjaan nya, pelacur. Namun saat kandungan sudah 2 minggu Sifa menjebak Safiq, kakak Adam. Seminggu setelah Sifa meninggal, Safiq kembali kerumah membawa anak kecil berumur 2 tahun. Safiq mencoba bersosialisasi lagi dengan keluarga agar menerima kehadiarannya. Namun Adam melihat ada yang ganjil dengan sikap Safiq, saat Adam mengintip kamar Safiq Adam melihat Safiq memukul dan memarahi Putrinya. Adam sekarang tau kenapa gadis kecil itu selalu murung dan pendiam.
Adam belum memiliki anak. Putri adalah putrinya Safiq yang ia angkat setahun yang lalu menjadi anaknya. Safiq tidak perduli asalkan Adam membawa Putri jauh dari hadapan nya. Safiq sangat membenci Putri, Adam pun memutuskan pindah ke rumah keluarga mereka dulu yang sederhana, sebelum Papanya naik jabatan dan membeli rumah baru, Adam hanya berdua dengan Putri dan kadang-kadang Anisa menemani nya mengurus Purti. Karena lokasi yang lumayan jauh dengan perusahaan Papanya, Adam selalu telat dan dengan sengaja Safiq merebut jabatan Adam dan sekarang Adam lebih memilih membuka restoran dan saat bertemu dengan Akbar, Adam mulai mengenal masjid, Adam mulai belajar solat dan mengaji lagi hingga ikut bergabung dengan remaja masjid. dan ini saatnya Adam menempati rumah baru nya dengan Nabila. Tapi sepertinya Nabila akan terus menyuruhnya menggugat cerai.
'Ya Allah, jika perceraian yang ia inginkan aku harus apa? Bantu aku untuk memilih meneruskan atau perpisah ya Allah' gumam nya.
Lalu untuk apa Nabila tadi menangis saat melihat Anisa? Adam fikir Nabila cemburu. Tapi apa yang barusan Nabila bicarakan membuat hati Adam sakit, entah kenapa.
Anisa keluar dari kamarnya membawa baju dress berwarna hijau tosca di tangan nya.
"Loh. Abang kemana?" tanya Anisa pada Nabila yang sedang melamun.
"Masuk kekamarnya" jawab Nabila malas. Anisa mengangguk.
"Ohh, nih baju nya. Aku mau jagain Putri tidur. Nanti malem kalo abang nanyain aku sama Putri, kita lagi ke rumah Mamah Papa ya. Mau nyiapain ulangtahun Putri besok" Anisa memberikan dress lalu pergi. Namun baru satu langkah Nabila memanggil.
"Ulang tahun yang keberapa?" tanya Nabila penasaran.
"Ke-3"
"Emm, boleh nanya?"
"Apa?"
"Putri, dia anak kandung siapa?"
Nabila benar-benar penasaran. Kenapa Adam mempunyai Putri, padahal Adam bilang belum menikah sebelum nya. Apa Adam pernah 'nakal' dan sekarang sudah tobat setelah menghamili wanita lalu memiliki Putri. Dan itu artinya Putri anak hasil hamil di luar nikah nya? Tapi kemana ibu nya? Lalu kenapa Mamah dan Papa nya tidak serumah dengan Adam dan Anisa?. Arrgh, Nabila benar-benar ingin menanyakan semua ini pada Adam.
***
Next? 'Maafin aku Adam'
Jangan lupa. Vote and komen. Biar semangat nulis nya. Yayayaya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
amalia
kurang suka si sm nabilaa
2022-09-11
0
Rizna Manizt
adem aja yah ni hati klo baca novel bernuansa islami
2021-06-09
0
Elvira Juned
Penasaran atau cemburu 🤭
2021-04-25
0