Ig: Dheanvta
Happy Reading semua...
"Pacar?" Adam menatap Nabila bingung. Sedangkan Nabila hanya senyum tanpa dosa.
"Pacar apaan Mah. Nabila itu..." belum beres Adam berbicara, Nabila langsung berdiri dari duduknya.
"Sayang, aku mau ke toilet"
"Toilet di deket dapur ya Bila, belok kiri dulu" ujar Mamah Adam.
"Iya tante. Kamu anterin aku ya" Adam tambah bingung dengan sikap Nabila.
"Wahh ke kamar mandi mau di anterin Adam?" tanya Papa Adam.
"Iya, ikut aku bentar aja ke toilet ya sayang" bujuk Nabila memegang tangan Adam sebagai isyarat untuk mengiya kan.
"Sendiri aja Bil. Deket kok" jawab Adam.
"Ga mau. Anterin aku!" ujar Nabila.
"Wahh, ternyata Nabila lebih agresif dari Natasya ya Dam" ucap Mamah Adam kagum. Sedangkan wajah Nabila langung merah malu.
"Ah, bukan gitu tante" jawab Nabila.
"Udah ga usah malu, Mamah juga pernah muda ya kan Pah" Papa Adam mengangguk.
"Ihh Mamah! Ngomong apaan sih. Anisa geli tau denger nya" ujar Anisa.
"Otak kamu aja yang ga pernah bener Nis" ucap Safiq dingin sambil fokus memainkan hpnya.
"Abang!" bentak nya.
"Udah-udah jangan pada debat. Putri sayang, sama Ka Anisa dulu ya" Adam menurunkan Putri lalu memberikan nya pada Anisa.
"Putri pingin ikut Abi" rengek Putri.
"Jangan sayang. Bentar doang ko ka Nabila minjem Abi nya" ucap Nabila.
"Tuh kan!" tunjuk Mamah Adam riweh.
"Tuh apaan mah? Udah ah, Adam anterin Nabila dulu. Kasian takut nyasar" ucap Adam lalu segera menarik tangan Nabila menjauh dari keluarganya yang selalu penuh dengan imajinasi tinggi itu.
Saat di depan Toilet Adam melepaskan tangan Nabila.
"Nih toiletnya. Saya tunggu di luar ya Bil"
"Ihh ternyata dari tadi lo eh kamu ga peka ya Dam!"
"Ga peka apaan?" tanya Adam bingung.
"Aku ngajak ke sini karna ada yang mau aku obrolin"
"Apa?"
"Tadi, aku ngakunya Pacar kamu di depan semuanya"
Adam menghembuskan hafasnya berat.
"Kenapa harus bohong sih Bil? Nanti juga bakalan ketauan, ga baik bohong sama orang tua"
"Tapi Dam. Kalo aku jujur mungkin sekarang kita ga bisa bercanda kaya tadi, keluarga kamu bisa-bisa benci sama aku. Lagian kita ga selamanya nikah kan? Sebentar lagi kita cerai"
"Ga ada kata cerai Nabila. Kita coba dulu aja bangun keluarga kecil kita" Adam menangkup kedua pipi Nabila dengan kedua tangan nya. Jantung Nabila berdesir dagdigdug. Matanya tak bisa berkedip seakan terhipnotis.
"Oke, aku terima saran kamu. Kita jadi Pacar pura-pura dulu, kalo di antara kita udah ada cinta baru kita jujur sekaligus kita adain resepsi pernikahan. Tapi kalo kita emang ga cocok, dengan terpaksa kita cerai. Ya?"
"I, iyaa Adam" jawab Nabila tergagap.
"Sekarang kita gabung lagi sama keluarga aku ya. Ada beberapa balon yang belum di tiup. Kita bantuin" Nabila mengangguk. Adam berjalan terlabih dahulu di ikuti Nabila.
"Ko cepet sih?" tanya Mamah Adam yang sedang menata meja karena kue ulang tahun Putri yang bergambar Barbie sudah datang.
"Ada yang bisa Nabila bantu tante?" tawar Nabila.
"Itu bantuin Anisa aja sayang. Tiup balon 4 lagi" Mamah Adam menunjuk Anisa yang sedang meniup balon berwarna kuning sedangkan di samping Anisa Safiq sedang sibuk dengan hp nya lalu menelepon seseorang.
"Ya udah. Nabila kesana dulu ya Tan"
"Iya. Makasih ya sayang udah mau ngebantuin" jawab Mamah Adam.
Nabila dan Adam duduk di sofa yang bersebelahan dengan sofa yang di duduki Anisa dan Safiq.
"Nis, sini abang bantuin"
"Nah gitu dong bang. Pipi Nisa udah sakit tau niup 2 balon" Anisa memberikan 1 balon yang belum di tiup kepada Nabila, dan 3 balon yang belum di tiup kepada Adam.
"Kenapa Abang 3? Ada alatnya kan?" tanya Adam bingung.
"Kalo ka Nabila 2 kasian, nanti pipinya sakit kaya aku. Abang kan cowo. Masa papanya sendiri ga bantuin tiup balon buat anaknya sih bang! Lagian alatnya juga ilang, padahal tadi pagi aku nyimpen dimeja. Tapi ga tau sekarang ke mana" ujar Anisa sambil mengeraskan suara nya untuk menyindir Safiq. Sedangkan Safiq hanya mematap tajam Anisa.
"Aku mau ambil kado dulu di atas" ucap Safiq berdiri dari duduknya.
"Wahh. Bang Safiq mau kasih kado ke Putri? Tumben banget sih bang" goda Anisa. Safiq tak menghiraukan ucapan Anisa dan tetap berjalan menaiki tangga.
"Ka Safiq ko kaya yang ga suka gitu ya ke Putri?" tanya Nabila setelah menalikan balon yang sudah ia tiup.
"Itu cuma perasaan kamu aja Bil. Bang Safiq sebenernya sayang juga sama Putri. Makanya dia ngasih kado juga" ucap Adam lalu menuip bolon yang satu lagi. Nabila mengangguk ragu.
"Loh, Safiq mana Nis?" tanya Papa Adam yang baru datang.
"Abang ngambil kado dulu buat Putri" jawab Anisa.
"Ohh. Eh, Dam. Pacar kamu ajakin dulu sarapan. Kamu juga belum sarapan kan?" tanya Papa Adam. Adam yang sedang menalikan balon langsung ingat kalo mereka belum sarapan, Adam harus minta maaf pada Nabila. 'Suami macam apa aku ini!' gumamnya dalam hati. Tapi, saat tangan Adam terlalu menekan balon saat menalikannya balon itu meletus.
'Dor'
"Astagfirullah" kaget semua yang mendengar balon meledak.
"Adam! Mamah kaget!" teriak Mamah nya sambil tangan kanan memegang dadanya.
"Untung Papa ga punya penyakit jantung Dam" ujar Papa yang sama kaget nya.
"Iya nih Abang! Anisa kaget tau. Makannya jangan gede-gede niup balon nya!" Adam tersenyum bersalah.
"Maafin Adam ya semuanya hehe. Nabila kamu ga apa-apa kan?" Nabila menggeleng sambil melotot.
"Engga. Cuma syok Dam! Aku di pinggir kamu banget" Nabila mencubit tangan Adam membuat Adam meringis kesakitan.
"Maaf Bil. Saya ga fokus tadi"
"Emang kamu lagi mikirin apa sih Dam?" tanya Papa.
"Adam baru inget. Nabila belum sarapan pah" mendengar itu Nabila melepaskan cubitannya.
"Uhh so sweet. Inget pacar belum sarapan langsung ga fokus gitu" goda Mamah. Nabila menundukan kepalanya berusaha menyembunyikan pipinya yang merah. 'Adam mikirin gue! Aaaaa' entah kenapa ada perasaan senang di hatinya.
"Nabila, kamu sarapan dulu" ucap Adam. Nabila berusaha cuek seperti semula.
"Kan tadi udah makan roti yang kamu beli. Kamu yang belum sarapan Dam!"
"Ya udah, kalian berdua sarapan dulu sana. Putri mana?" tanya papa.
"Eh iya. Putri mana?" tanya Adam yang baru menyadari Putri tidak ada.
"Putri nyamper temen-temen nya dulu Pah" sahut Mamah Adam. Nabila mengkerutkan keningnya bingung.
"Ko di samper sih tan?" tanya nya.
"Ga tau. Namanya juga anak-anak. pada aneh" jawab Mamah tertawa.
"Ohh. Nabila kita sarapan yu" ajak Adam. Nabila mengangguk lalu mengikuti langkah Adam.
"Maaf ya saya lupa ngajakin sarapan"
"Kan udah sama roti Dam. Aku udah kenyang kok. Kamu aja yang sarapan" Adam menggelengkan kepalanya.
"Sedikit aja Bil, yang penting nasi masuk ke perut kamu. Biasanya pulang malem kalo ada acara kaya gini"
Mereka duduk di kursi meja makan persegi panjang.
"Den Adam sama mbak-nya mau makan apa?" tanya Bi Onah.
"Oh iya bi. Kenalin ini Nabila" ucap Adam. Nabila membalas senyum Bi Onah.
"Bibi bantuin mamah Adam aja. Biar Adam makan berdua aja sama Nabila bi" ucap Nabila. Bi Onah menatap Adam untuk meminta persetujuan. Adam mengangguk.
"Iyah bi. Biar aku makan berdua aja sama Pacar aku ini" ucap Adam tersenyum jahil kepada Nabila. 'Pacar pura-pura'
Bismillahirahmanirahim. Semoga ini awal yang baik untuk membangun keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah bersama mu Nabila. Istri ku. insyaallah, kau akan menjadi satu-satu nya teman perempuan halal ku di dunia dan akhirat.
Vote jangan lupaa😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Dewi Yana
aamiin....
2022-08-09
0
Benazier Jasmine
aamiin....semoga doanya adam terkabul thooor
2021-12-16
1
Siti Rokhimah
Aadam, so sweet
2021-03-02
2