7

Pagi ini Risti melihat-lihat foto Nabila yang ada di Instagram nya dengan wajah bersiri-seri. Ia berkhayal ingin menjadi model seperti Nabila, memiliki banyak followers, komentar banyak, endorse sana-sini dan banyak yang mengaguminya. Namun Risti sepertinya melupakan satu hal, Haters.

Risti ingin menanyakan langsung kapada Nabila dan menghampiri Nabila. namun Nabila sepertinya sedang menghubungi seseorang di dalam kamarnya.

***

"Beneran ga apa-apa kan Her?"

"Beneran Bil, gw berangkat sekarang ya ke Bandung. Lo line aja alamat nya"

"Oke. Tapi kan lo besok ada kerjaan?" tanyak Nabila.

"Gw balik nanti malem ko Bil"

"Oke lah. Gw tunggu ya!"

"Oke bye Nabila. Tunggu pangeran mu ini datang ya" terdengar tawa Harry di ujung telepon lalu mematikan nya.

"Niat banget sih ke Bandung cuma buat Foto gw. Kasih tau Mamah jangan ya Harry kesini" gumam Nabila berfikir.

Nabila menyimpan Hp-nya di atas bantal dan berjalan membuka pintu kamarnya ingin menemui Mamah nya. Namun Nabila terkejut saat melihat Risti yang sudah berada di depan pintunya.

"Lagi ngapain Ris?" tanya Nabila heran.

"Eh? Itu ka. Tadi Risti mau manggil Kaka tapi Kaka nya lagi nelpon orang, jadi Risti nungguin dulu di sini" jelas Risti saat melihat raut wajah Nabila yang terkejut.

"Manggil? Adaapa emang nya Ris?" Nabila menutup pintu kamar nya dari luar.

"Mau nanya-nanya aja sih ka"

"Ya udah, mau ngobrol nya di mana nih?" tanya Nabila.

"Di ruang tamu aja ke. Ga ada siapa-siapa" Nabila mengangguk lalu berjalan terlebih dahulu ke ruang tamu yang di ikutin Risti.

"Mau ngomongin apa nih?" tanya Nabila saat mereka berdua sudah duduk.

"Mau nanya tentang dunia Model ka" jawab Risti sedikit malu.

"Kamu minat jadi Model Ris?"

"Minat banget ka. Kayanya enak deh jadi Model. Banyak yang suka"

"Ga semua model banyak di sukai Ris, kamu harus inget. Di saat kita lagi Sukses banyak Haters yang berkeliaran"

"Ka, kalo mau jadi Model gimana caranya?" Nabila berfikir sejenak. "Gini aja deh, 4 jam-an lagi temen kakak kesini. Dia itu mantan fotografer kakak. Nanti kamu di foto sama ka Harry, buat ngegantiin kakak aja"

"Oke ka. Makasih ya ka"

***

"Oh iyah ka Adam. Kemaren Abi nya Risti nitip amanah" ucap Akbar sambil tetap membereskan lemari buku Sekre Remaja Masjid. Adam yang sedang menggunting kertas bersama 4 orang lainnya untuk di pasang di Mading Masjid pun menengok ke arah Akbar.

"Amanah apa Bar?"

"Sekarang sama besok wajib kumpul sama DKM Masjid, mau ada yang di obrolin tentang dana sekalian besok nentuin tanggal Baksos. Terus ajakin Nabila kumpul rapat buat acara bulan Ramadhan" Adam menganggukan kepalanya.

"Ya udah hari ini kumpul jam 12 an ya, sekarang udah jam 9 kalian pulang dulu aja nanti kita terusin. Makasih udah luangin waktu kalian buat beresin Mading dan Sekre dari jam 7"

"Udah ga apa-apa kok ka. Lagian ini juga belum selesai semua, hiasan Mading belum di bikin" Amar, remaja 17 tahun. Ia seorang Hafids Quran pada saat umurnya 15 tahun.

"Nanti kita lanjutin, saya mau kerumah Abi Risti. Mau ada yang di obrolin, jadi pas rapat ga terlalu lama biar bisa ngelanjutin hias mading. Jangan lupa minta ijin dulu ke orang tua kalian kalo mau kumpul, biar ga terlalu cemas"

"Iyah ka" sahut semua. "Usaha in Anggota kumpul semua ya" Anggota sebenar nya berjumlah 19 orang, namun yang sekarang kumpul hanya 12 orang.

"Sofie sama Anggi masih kerja kelompok di sekolahnya katanya pulang jam 2an. Kalo Ka Yusuf katanya paling kumpul jam 5, soalnya pulang kerja jam 4" ujar Robby mengjelaskan.

"Oh, ya udah. Saya berangkat sekarang ya. Mau bareng?"

"Iyah ka. Kita sebentar lagi pulang kok, kakak duluan aja" Amar memasukan gunting, lem, spidol, pensil kedalam plastik. Adam mengangguk.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Adam keluar dari Sekre, saat hendak memakai sendal Hp bergetar.

"Assalamualaikum Nis. Adaapa?"

"Waalaikumsalam Bang. Putri nangis terus, Bang Adam kerumah dulu ya. Nisa mau ke kampus dulu soalnya"

"Iyah. Saya pulang sekarang ya"

Sambungan terputus. Adam segera pulang kerumah nya, hatinya selalu cemas tanpa alasan jika mengingat Putri.

Sesampainya di rumah, Adam mendekati Anisa.

"Nangis kenapa Nis?. Putri sayang,, ini Abi nak, udah ya nangis nya." Adam mengambil alih gendongan Putri dan menenangkan nya. Nisa menggelengkan kepalanya tidak tahu.

"Kata Mamah, Abang kapan kerumah Mamah papa. Bawa Putri juga kalo kesana"

"Minggu depan Abang kesana Nis. Sekarang Abang lagi sibuk di Masjid"

"Putri dibawa Nisa ya Bang. Hari ini Nisa nginep di rumah Mamah, kasian Abang kalo bawa Putri ke Masjid"

"Kamu kan harus kuliah. Masa bawa Putri"

"Nisa di jemput Fahri Bang. Nanti Nisa mampir dulu kerumah Mamah" Adam mengangguk.

'Tok.. Tok.. Tok'

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" Anisa membukakan pintu.

"Masuk dulu Ri" tak lama setelah itu Fahri masuk kedalam mencium kening Putri yang ada di gendongan Adam.

"Putri kenapa lagi Ka?"

"Biasa Ri, lagi rewel" jawab Adam santai.

"Wah, itu tanda nya ka Adam harus cari Umi buat Putri" ujar Fahri menggoda. Adam mengambil Dot susu Putri yang ada di tangan Anisa.

"Iyah kayanya yah" Adam menjawab candaan Fahri. Tak lama kemudian Putri terlelap, Adam menyerahkan tubuh Putri pelan ke gendongan Anisa.

"Kita pergi dulu ya Bang. Besok malem insyaallah Nisa pulang"

"Iyah Nis. Salam ke Mamah Papa ya"

"Kita pamit ya Ka. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" setelah Fahri, Anisa dan Putri pergi Adam masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat sejenak lalu mengambil Laptop nya.

Usai Dzuhur sesudah sholat Adam memutuskan pergi ke rumah Risti menemui Abi menggunakan sepeda motor nya, tetapi yang ada hanyalah Risti, Nabila dan seorang pemuda yang sedang asik berbincang di teras rumah.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Ris, Abi ada?" tanya Adam.

"Abi sama Umi lagi ke Tasik Ka. Ngedadak, soalnya adik Abi ngelahirin" jelas Risti. Adam mengangguk mengerti.

"Oh ya udah kalo gitu Makasih ya Ris. Sebentar lagi rapat anak masjid di mulai. Risti sama Nabila mau ikut rapat?"

"Mmm kayanya gw aja yang ikut rapat. Risti lagi ada perlu sama Harry. Oh iyah kenalin dulu Dam, Harry temen gw" Harry memberikan senyuman kepada Adam "Harry" "Adam" memperkenal kan diri mereka masing-masing.

"Ya udah yu kita kemasjid sekarang" Nabila berdiri.

"Baju nya udah bener Bil. Tinggal hijab kamu" ucap Adam.

'Aw' Harry menepuk jidat Nabila pelan. "Semangat banget sih, pake kerudung dulu sana"

"Iyah Her iyah, Ris boleh minjem kerudung kamu dulu ga. Koper gw belum di beresin" Harry menatap Nabila tajam 'sok sok-an koper belum di beresin. Bilang aja ga punya Bil'. "Liatin gw nya biasa aja" Nabila mencubit kedua pipi Harry gemas dan Harry hanya diam saja. Mungkin bagi kebanyakan remaja ini adalah sesuatu yang Romantis/Sosweet, namun bagi Adam dan Risti ini adalah sesuatu yang tidak wajar.

"Yuk Ka. Ke kamar Risti ambil kerudung nya"

"Yuk, kalian ngobrol aja ya. Gw pake kerudung dulu"

"Yang ini suka ga ka?" Risti menyerahkan pasmina hitam kepada Nabila.

"Ini gimana pake nya? Panjang amat Ris. Yang geblus ada ga?"

"Kaya anak kecil Ka. Sini deh aku pake-in" Risti mengambil pasmina di tangan Nabila. Nabila mengikat satu rambut nya dan duduk di depan meja rias. Risti mulai mengenakan pasmina ke kepala Nabila dengan sangat rapi.

"Gimana?" tanya Risti saat selesai mengenakan pasmina pada Nabila.

"Bagus. Oh iyah, nanti kamu ajak Harry keliling kota Bandung ya. Cari tempat yang bagus buat foto"

"Iyah Ka. Tapi, emang nya ga apa-apa ya kalo pergi nya cuma berdua?"

"Ya ga apa-apa lah Ris, kan kalian cuma foto, ga ngapa-ngapain. Udah santai aja, Harry orang nya asik ko. Kalo dia macem-macem bilang aja ke Kakak"

"Oke deh Ka. Kakak ga apa-apa, jadi kakak yang ikut rapat?" tanya Risti sungkan.

"Ya ga apa-apa Ris. Abi kemaren udah nyuruh Kakak buat ikut rapat. Oh iya Ris, Abi tadi line Kakak katanya pulang bada Isya.. Yuk ah ke depan" Risti mengangguk.

"Hey! Gimana nih gw pake kerudung? Cantik kan?" tanya Nabila saat keluar dari pintu.

"Waw, cantik banget Bil. Tunggu, gw foto dulu harus di abadiin nih" Harry mengeluarkan kamera nya dan memfokus kan pada Nabila yang sudah berpose seanggun mungkin.

Adam takjub melihat Nabila yang menggunakan Hijab, terlihat sejuk, dan membuat hatinya berdetak kencang.

"Yuk Dam kita berangkat sekarang. Lo keliling Bandung sama Risti ya. Awas lo kalo macem-macem sama Risti"

"Ya ga akan macem-macem lah Ris, gw setia sama lo" Adam dan Risti hanya diam menyaksikan kelakuan mereka.

"Kalo gitu saya pamit dulu ya. Assalamualaikum" Ucap Adam mengalihkan percakapan Nabila dan Harry, ada sesuatu di hatinya yang tidak rela melihat Nabila terlalu dekat dengan teman laki-lakinya ini.

"Biasanya beres rapat jam berapa Dam?" tanya Nabila saat sudah sampai di Masjid.

"Jam 3-an Bil. Sesudah Ashar ada pengajian anak-anak. Kamu mau ikut ngajar?" tawar Adam. Nabila menggeleng.

"Gw ga bisa ngaji, malu"

"Saya ajarin gimana? Biar Akbar sama Sofie yang sekarang ngajar ngaji"

"Hmm, kapan-kapan aja yah Dam" tolak Nabila.

"Ya udah saya ga maksa" mereka berjalan memasuki sekre masjid yang sudah di penuhi dengan Anggota Remaja Masjid.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Ciee Ka Adam, bawa pacarnya" goda Rizky saat melihat Nabila.

"Eh iya, kenalin semua nya. Ini Nabila sodaranya Abi Risti"

"Nabila" Nabila tersenyum dan memperkenalkan dirinya.

"Kamu gabung dulu sama yang lain ya Bil, saya panggil pak Ismail selaku DKM masjid dulu" Nabila mengganguk.

***

Didalam mobil Harry banyak bertanya soal kota Bandung kepada Risti.

"Kalo tempat foto yang bagus di mana?"

"Di taman Pustaka Bunga aja ka. Dari sana kita bisa ke Taman Lansia, Taman Cibeunying"

"Oke. Jalannya kemana nih?"

"Sebentar lagi ada Pet Park, lurus aja" Harry mengangguk mengikuti intruksi yang di berikan Risti.

"Itu apa Ris? Bis nya lucu" tanya Harry saat melihat Bis mini berwarna Merah.

"Oh itu namanya Bandros ka"

Mereka sampai di tempat yang mereka tuju. Harry mulai mengarahkan lensa kamera nya pada Risti sambil memberikan intruksi pose yang menurut nya pas. Usai berfoto di satu tempat mereka mencari tempat lain yang lebih indah.

"Udah jam 4 lagi. Ga kerasa ya" Harry memberikan sebotol air mineral kepada Risti yang sedang duduk di Taman Vanda sedangkan dirinya usai membeli minum di sebuah warung. Risti mengambil botol minum tersebut.

"Iyah ka. Kita pulang sekarang aja ya"

"Iyah, tapi abisin dulu minumnya ya. Laper ga?" tanya Harry memandang wajah Risti yang sedang merona merah. Bukan karena jatuh cinta, tapi Risti tidak biasa duduk dengan seorang laki-laki sedekat ini.

***

Nabila memutuskan ikut bergabung dengan Adam mengajar anak-anak mengaji dan mendengar kan Adam bercerita tentang seorang wanita kaya yang cantik namun sombong dan mendapatkan balasannya.

"Jadi Hikmah dari cerita kali ini apa? Ada yang tau?" tanya Adam kepada 12 murid nya. Seorang anak perempuan yang bernama Siti mengacungkan jarinya.

"Jadi orang ga boleh sombong karena Allah ga suka orang sombong"

"Bener, ada lagi yang bisa jawab?" anak-anak lain hanya saling menunjuk untuk menjawab nya. Adam, Akbar, Sofie dan Nabila tersenyum melihat kelaluan mereka.

"Ya udah kalo ga ada yang mau jawab lagi. Nih ya Ka Adam jelasin.

-Jangan bicara tentang harta mu di hadapan orang miskin.

-Jangan bicara kesehatan mu di hadapan orang sakit.

-Jangan bicara kekuatan mu di hadapan orang lemah.

-Jangan bicarakan kebebasan mu di hadapan orang terpenjara.

-Jangan bicarakan tentang orang tua mu di hadapan anak yatim.

Karena Mereka sudah cukup dengan ujian nya. Kalian harus menghibur mereka, bukan menambah sulit nya hidup mereka yang sedang Allah berikan ujian"

"Temen Cici tadi di sekolah ada yang di ejek sama temen-temen Cici sekelas. Gara-gara dia ga punya Bapa dari lahir"

"Cici jangan ikutan kaya temen-temen Cici yang lain ya. Bukan kemauan dia di lahirin ga punya Bapa. Cici temenin dia, hibur dia ya" ucap Nabila membuat Akbar menatap Nabila tak percaya. 'Nih orang bisa juga ngomong bener ke anak-anak'. Adam tersenyum melihat Nabila.

"Yang di ucapin Ka Nabila bener. Kita jangan mengolok-olok teman gara-gara dia ga punya apa yang kita punya, harus nya kita bersyukur karena kita di beri sesuatu yang lengkap oleh Allah" ucap Adam.

***

Di tunggu ya  Voment nya 💕

Terpopuler

Comments

Salawati Ray

Salawati Ray

apa Adam duren enak, duda keren pya anak
Nabila ntar JD ibu sambungbputri

2023-07-06

0

Rafanda 2018

Rafanda 2018

si risti katanya alim,ko mau jln sama cowo bukan mahrom thorrrttrrr

2022-10-21

0

Amie chie

Amie chie

putri itu anak kandung apa anak angkat🤔🤔

2021-06-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!