Rencana

Malam itu, di dalam markas Edgar, suasana terasa lebih serius dari sebelumnya. Tidak ada canda tawa seperti tadi. Semua orang yang berkumpul di sekitar meja panjang kini menatap layar holografik yang menampilkan denah Pabrik Lothar Industries—lokasi utama proyek Nexus Core.

Iris berdiri di depan mereka, menunjuk bagian tertentu pada denah dengan pena digitalnya.

"Oke, dengarkan baik-baik," katanya dengan nada tegas. "Pabrik cabang utara ini tidak seperti yang kalian pikirkan. Di permukaan, ini tampak seperti pabrik biasa, tetapi di bawahnya.... ada sesuatu yang lebih besar, yang mereka rahasiakan."

Kael menyipitkan mata, memperhatikan area yang di tunjuk Iris. "Ah, aku tahu pintu itu." Sela Kael. Aku pernah mencoba, memasuki pintu yang berada di gudang belakang pabrik itu, namun pintunya terkunci dengan kode biometrik. Jadi aku tidak bisa masuk dan malah hampir ketahuan."

"Apakah, kau melakukannya waktu pertama masuk di bagian produksi Zayne? Yang waktu itu kau bilang niatnya jalan-jalan?" tanya Taron dengan serius.

"Yaa... waktu itu aku sangat penasaran dengan segala hal yang berada di pabrik saat itu, untung saja waktu itu aku nggak tertangkap."

"Baiklah, lihat kesini kembali." Iris mengambil interupsi. "Dari data yang kudapat, Nexus Core dikembangkan di sebuah fasilitas tersembunyi di tiga lantai bawah tanah. Dan aku bisa memastikan, tempat itu dijaga lebih ketat dari permukaan."

Edgar menyandarkan tubuhnya ke kursi, menyilangkan tangan di dadanya. "Bagaimana dengan keamanannya? Berapa banyak orang yang harus kita hadapi?"

Iris mengetuk layar beberapa kali, menampilkan diagram keamanan. "Di permukaan, ada sekitar 20–30 penjaga yang berjaga secara bergantian. Tapi di bawah tanah, kita punya masalah lebih besar. Mereka memiliki unit keamanan khusus dan sistem keamanan canggih yang hanya bisa ditembus dengan akses tingkat tinggi."

Taron bersiul pelan. "Wow… kita benar-benar akan menyusup ke sarang harimau, ya?"

Elira menatap layar dengan ekspresi khawatir. "Dan bagaimana kita bisa masuk tanpa membunyikan alarm?"

Iris menyeringai kecil. "Itulah bagian terbaiknya." Dia mengetuk layar, menampilkan jalur ventilasi di pabrik. "Ada tiga cara masuk. Pertama, lewat jalur utama—yang jelas bunuh diri karena penuh dengan penjaga. Kedua, melalui terowongan pembuangan limbah di belakang pabrik. Tidak banyak yang tahu jalur ini, tapi aku berhasil menemukannya lewat blueprint lama."

Kael mengerti peranannya di sini. "Entah kalian setuju atau tidak, tapi kurasa lebih baik aku saja yang menyusup sendirian. Selain lebih mudah kabur, kita juga mudah dapat informasi yang kita cari."

Iris mengangguk. "Ya. Tapi ada satu masalah."

Semua orang menatapnya dengan serius.

"Lewat mana pun kita masuk, kita hanya punya waktu sekitar 30 menit sebelum sistem keamanan mengenali penyusupan. Setelah itu, seluruh fasilitas akan terkunci dan kita bisa terjebak di dalam."

Edgar menghela napas panjang. "Jadi kita harus bergerak cepat."

Iris melanjutkan, "Tujuan utama kita adalah mencari data lengkap tentang Nexus Core dan menghancurkan server utama mereka. Jika kita bisa melakukannya, proyek ini akan mengalami kemunduran besar. Tanpa data itu, mereka tidak bisa melanjutkan eksperimen mereka dengan mudah

Kael mengetukkan jarinya ke meja, berpikir keras. "Baik. Lalu bagaimana caranya aku keluar setelah menyelesaikan misi?"

Iris tersenyum. "Itu bagian terbaiknya. Aku akan mengambil alih sistem keamanan dan membuka jalur keluar darurat sebelum kita masuk. Tapi kita harus benar-benar tepat waktu. Jika tidak… kita tidak akan keluar dari sana hidup-hidup."

Suasana menjadi semakin tegang.

Edgar berdiri dari kursinya, menatap semua orang di ruangan itu. "Aku tidak akan memaksa siapa pun untuk ikut. Ini berbahaya. Jika kalian ikut, kalian harus siap dengan segala risikonya."

Kael berdiri lebih dulu. "Aku tidak akan mundur."

Taron menyeringai. "Aku juga. Lagipula, aku tidak mau melewatkan aksi sebesar ini."

Elira menggenggam tangannya erat, lalu mengangguk. "Aku juga ikut. Kita sudah sejauh ini, aku tidak akan lari sekarang."

Iris menatap mereka satu per satu, lalu menghela napas panjang. "Baiklah. Kalau begitu… besok malam, kita akan menghancurkan Cobra Zone dari dalam."

Edgar menyeringai, lalu mengepalkan tangannya di atas meja. "Kalau begitu… ayo kita mulai perang ini!"

...****************...

Pagi itu, suasana di dalam Pabrik Lothar Industries lebih tegang dari biasanya. Kejadian absensi pagi tadi telah menyulut perhatian para petinggi, dan kini pencarian Zayne Draxon serta Taron Wells menjadi prioritas.

Di salah satu ruangan kantor utama, Viktor Kane duduk di belakang meja panjang dengan ekspresi santai, namun sorot matanya penuh perhitungan. Di sebelahnya, Darius Voss berdiri tegap dengan tangan bersilang di dada, memperhatikan orang yang baru saja dipanggil masuk.

Orang itu adalah Garth, pria dengan tubuh kekar dan wajah keras, salah satu orang kepercayaan Cobra Zone di pabrik ini. Meski terkenal dingin dan tegas, pagi ini Garth sedikit bingung mengapa dirinya dipanggil secara mendadak.

Viktor meletakkan sebuah tablet di atas meja, lalu menggesernya ke arah Garth. "Lihat ini," katanya santai.

Garth melirik layar tablet itu. Nama Zayne Draxon dan Taron Wells tertera sebagai absen tanpa izin.

"Tuan," Garth akhirnya angkat bicara, senyum merekah di kedua pipinya. "Apakah saya bisa bertindak sesuka hati saya?"

Viktor tersenyum tipis. "Aku ingin kau cari mereka," Viktor melanjutkan, suaranya tetap tenang, tapi penuh tekanan. "Gunakan orang-orangmu, gali informasi dari pekerja lain, dan pastikan mereka ditemukan sebelum hari ini berakhir."

Darius menambahkan, "Jika mereka memang hanya pekerja biasa, bawa mereka kembali ke pabrik. Jika ternyata mereka lebih dari itu… habisi."

Garth mengangguk mantap. "Baik, Tuan. Saya akan mengurusnya segera."

Saat Garth berbalik untuk pergi, Viktor menambahkan, "Dan Garth, jika kau menemukan sesuatu yang menarik… laporkan langsung kepadaku. Jangan mencoba menyelesaikan semuanya sendirian."

"Dimengerti," jawab Garth sebelum meninggalkan ruangan.

Viktor menyandarkan tubuhnya di kursi, lalu menatap Darius dengan seringai kecil. "Aku penasaran, sebenarnya mereka ini hanya pekerja biasa atau ada sesuatu yang lebih menarik dari mereka?"

Darius hanya tersenyum dingin, seolah dia pun ingin tahu jawaban dari pertanyaan itu.

...****************...

Di sebuah ruangan dengan pencahayaan temaram, Kael duduk di kursi utama, dikelilingi oleh Taron, Elira, Iris, dan Edgar. Suasana di ruangan terasa serius. Sejak pesan dari Ernath datang, semua orang tahu bahwa keadaan sudah berubah.

"Jadi sekarang kita buronan resmi Cobra Zone?" Taron membuka diskusi dengan nada bercanda, meskipun wajahnya tetap serius.

Edgar mengangguk. "Mereka pasti sudah mulai mencari kalian."

Kael, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. "Kalau begitu, kita gunakan cara kedua."

Semua orang menatapnya.

Iris mengangkat alis. "Kau yakin? Cara itu jauh lebih berisiko."

Elira menatap layar tablet di tangannya, yang berisi skema Pabrik Lothar Industries. "Jalur kedua… maksudmu, kita akan masuk melalui terowongan pembuangan limbah pabrik?"

Kael mengangguk. "Jalur utama sudah tertutup untuk kita. Cobra Zone pasti sudah memperketat keamanan di setiap pintu masuk dan keluar. Tapi jalur bawah tanah ini mungkin belum mereka sadari."

Taron menyilangkan tangan di dada. "Tapi aku ingat sesuatu. Jalur itu dulunya digunakan untuk transportasi bahan baku rahasia, kan? Bukannya sudah ditutup?"

Edgar mengambil rokok dari sakunya, menyalakannya, lalu menghembuskan asap perlahan. "Benar, jalur itu memang sudah tidak digunakan secara resmi. Tapi ada kemungkinan pintu masuknya masih bisa dibuka. Beberapa mantan pekerja yang dulu mengelola pabrik pernah menyebutkan ada jalur darurat yang terhubung langsung ke dalam kompleks pabrik."

Kael menoleh ke Iris. "Bisakah kau memastikan apakah jalur itu masih ada?"

Iris mengetik cepat di laptopnya, mencoba mengakses sistem lama pabrik. Setelah beberapa menit, dia berseru, "Aku menemukannya! Ada pintu masuk tua di sektor selatan. Sepertinya ini adalah bekas jalur suplai lama. Aku bisa coba meretas sistem keamanannya dan memastikan apakah pintu itu masih bisa dibuka."

Edgar menatap skema pabrik yang ditampilkan di layar. "Jalur ini bisa membawa kita langsung ke lantai bawah kompleks riset, tempat mereka menyimpan proyek Nexus Core."

Kael mengangguk, ekspresinya penuh tekad. "Baik, kita gunakan jalur ini. Iris, kau terus pantau sistem keamanan. Jika ada sesuatu yang mencurigakan, beri tahu kami."

Iris mengangguk. "Mengerti."

Taron menepuk bahu Kael. "Yah, sepertinya kita akan melakukan penyusupan dengan cara yang lebih menantang."

Edgar memadamkan rokoknya di asbak. "Kalau begitu, kita semua harus bersiap. Malam ini, kita bergerak."

Semua orang di ruangan itu saling bertukar pandang. Mereka tahu bahwa penyusupan kali ini bukan hanya untuk mencuri informasi, tapi juga untuk melawan Cobra Zone secara langsung.

Di luar ruangan, langit mulai berubah warna. Malam semakin dekat, dan bersama dengan itu, pertempuran yang lebih besar pun akan segera dimulai.

Episodes
1 Prolog
2 Kebangkitan Raja
3 Dunia Baru Yang Kejam
4 Bayangan Masa Lalu
5 Pabrik Lothar Industries
6 Garth Si Perusuh
7 Rahasia di Dalam Pabrik
8 Masa Lalu Kael
9 Percakapan Dengan Kakek Marvin
10 Elira, Wanita Penolong
11 Kamar Zayne
12 Nexus Core
13 Jalan-Jalan di Kota
14 Menyelamatkan Elira
15 Sekutu?
16 Markas Edgar
17 Iris, Gadis Hacker
18 Eksekutif Cobra Zone
19 Gadis di Balik Layar
20 Rencana
21 Markas Hancur
22 Rencana Yang Gagal
23 Pengkhianat
24 Lukas
25 Dante
26 Penyelamatan
27 Melarikan diri
28 Mansion Dante
29 Pembunuh Bayaran
30 Mimpi Buruk
31 Langkah Awal
32 Serangan Pertama
33 Konferensi Pers
34 Waktu Luang
35 Membangun Rencana
36 Sekutu Baru
37 Bounty
38 Rendra Graves
39 Pertempuran Di Legend's Lounge
40 Mengurung Diri
41 Membuat Barrier
42 Pencarian Mansion Dante
43 Perburuan di Bukit Eldenvale
44 Interogasi
45 Tantangan Untuk Lukas
46 Kedatangan Lukas
47 Adu Pukul
48 Aura Sang Raja
49 Genjatan Senjata?
50 Rencana Thomas
51 Kael dan Lucien
52 Pertempuran Kael dan Lucien
53 Pelatihan Zayne
54 Minggu Pertama Latihan
55 Malam Penyerangan
56 Hancurnya Markas Cabang
57 Kesepakatan
58 Pesta
59 Kampung Halaman Edgar
60 Kota Vendell
61 Masa Lalu Edgar
62 Masa Lalu Edgar 2
63 Masa Lalu Edgar 3
64 Masa Lalu Edgar 4
65 Masa Lalu Edgar 5
66 Liora
67 Pertemuan
68 Sekutu baru
69 Pasar Gelap
70 Aiden
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Prolog
2
Kebangkitan Raja
3
Dunia Baru Yang Kejam
4
Bayangan Masa Lalu
5
Pabrik Lothar Industries
6
Garth Si Perusuh
7
Rahasia di Dalam Pabrik
8
Masa Lalu Kael
9
Percakapan Dengan Kakek Marvin
10
Elira, Wanita Penolong
11
Kamar Zayne
12
Nexus Core
13
Jalan-Jalan di Kota
14
Menyelamatkan Elira
15
Sekutu?
16
Markas Edgar
17
Iris, Gadis Hacker
18
Eksekutif Cobra Zone
19
Gadis di Balik Layar
20
Rencana
21
Markas Hancur
22
Rencana Yang Gagal
23
Pengkhianat
24
Lukas
25
Dante
26
Penyelamatan
27
Melarikan diri
28
Mansion Dante
29
Pembunuh Bayaran
30
Mimpi Buruk
31
Langkah Awal
32
Serangan Pertama
33
Konferensi Pers
34
Waktu Luang
35
Membangun Rencana
36
Sekutu Baru
37
Bounty
38
Rendra Graves
39
Pertempuran Di Legend's Lounge
40
Mengurung Diri
41
Membuat Barrier
42
Pencarian Mansion Dante
43
Perburuan di Bukit Eldenvale
44
Interogasi
45
Tantangan Untuk Lukas
46
Kedatangan Lukas
47
Adu Pukul
48
Aura Sang Raja
49
Genjatan Senjata?
50
Rencana Thomas
51
Kael dan Lucien
52
Pertempuran Kael dan Lucien
53
Pelatihan Zayne
54
Minggu Pertama Latihan
55
Malam Penyerangan
56
Hancurnya Markas Cabang
57
Kesepakatan
58
Pesta
59
Kampung Halaman Edgar
60
Kota Vendell
61
Masa Lalu Edgar
62
Masa Lalu Edgar 2
63
Masa Lalu Edgar 3
64
Masa Lalu Edgar 4
65
Masa Lalu Edgar 5
66
Liora
67
Pertemuan
68
Sekutu baru
69
Pasar Gelap
70
Aiden

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!