Iris, Gadis Hacker

Di sebuah apartemen kecil, di malam yang sama. Cahaya dari layar monitor menjadi satu-satunya sumber penerangan. Jari-jari Iris menari di atas keyboard dengan kecepatan luar biasa, wajahnya serius, matanya terpaku pada serangkaian kode yang bergerak cepat di layar.

"Hampir....sedikit lagi..." gumamnya, menggigit bibir bawahnya.

Dia sudah berjam-jam mencoba menembus sistem keamanan Lothar Industries. Ini bukan pertama kalinya dia berurusan dengan mereka, tetapi malam ini berbeda. Targetnya bukan hanya mencuri data—dia ingin mencari bukti kejahatan mereka.

Di sisi lain, di gedung pusat Lothar Industries.

Seketika alarm berbunyi di gedung pusat Lothar Industries. Semua pekerja yang berada di Lothar Industries terkejut dengan alarm yang tiba-tiba aktif.

"Pengumuman, terdeteksi pembobolan sistem keamanan. Sekali lagi, terdeteksi pembobolan sistem keamanan. Para penjaga di harap berkumpul."

Para penjaga dengan baju yang seragam berlari ke tempat mereka biasa berkumpul. Di depan mereka sudah berdiri komandan mereka.

"Ada pembobolan yang terdeteksi oleh sistem keamanan, 2 orang ikuti saya menuju lokasi. Sisanya jaga tempat ini."

Setelah mendengar intruksi itu semua penjaga bubar ke tempatnya masing-masing, sedangkan yang lainnya bersiap ke lokasi yang ditentukan.

Iris terlihat masih sibuk dengan layar monitor yang ada di depannya, tersisa satu file penting lagi. Namun, tepat ketika dia mulai mengunduh file penting itu, layar monitornya berkedip.

"Error. Error. Sistem error."

Iris terkejut, matanya melebar. Sial! Aku ketahuan."

Dengan panik, dia mencoba menutup akses, dan menghapus jejaknya, mematikan komputernya dan membawa flash drive yang berisi tentang Lothar Industries.

BRAK!

Pintu apartemennya didobrak. Beberapa pria berbadan kekar masuk dengan cepat. Namun, nihil. Iris berhasil melarikan diri.

...****************...

Di gedung tua, markas Edgar. Semua orang terlihat menikmati pesta yang diadakan secara dadakan. Pesta atas terhubungnya kerja sama di antara mereka.

Beberapa anak buah Edgar membawakan minuman alkohol yang mereka simpan sebagai stok. Dan yang lainnya membawakan makanan ringan yang baru saja mereka beli di minimarket sekitar.

"Baiklah, untuk merayakan atas terjalinnya kerja sama di antara kita. Mari kita nikmati pesta hari ini, dan melupakan semua hal yang terjadi barusan." ucap Edgar di tengah kerumunan.

"Yooo, pesta, pesta, pesta." sorak berbarengan anak buah Edgar.

Semua orang meminum alkohol yang sudah di sajikan, kecuali Kael dan Elira. Mereka mencoba menjaga diri mereka agar tidak mabuk, sedangkan Taron sudah menenggak beberapa gelas alkohol.

"Kau tidak minum Zayne?" Edgar menawarkan.

"Tidak, lagipula aku masih di bawah umur." Jawab Kael, padahal dia juga ingin sekali menikmati alkohol yang berada di depannya.

"Kau terlalu mematuhi aturan, minum mah minum saja." kata Edgar setengah bergurau.

"Karena sudah terlalu larut, bagaimana kalau kalian menginap. Dan juga kau tidak perlu kerja di pabrik itu lagi Zayne." Edgar mengusulkan, sambil menenggak gelas yang berisi minuman alkohol.

"Tidak bisa, yang ada nanti mereka curiga. Lagi pula, aku menemukan tempat yang mencurigakan di pabrik tersebut." jawab Zayne. Matanya melihat ke langit-langit atas, mengingat pintu kecil yang dia temukan di gudang belakang pabrik tempat ia bekerja.

"Kalau begitu, istirahat saja dulu di sini sehari. Lalu pergi ke sana untuk mencari informasi lebih."

"Biar bibi yang membuat surat cuti ke kepala administrator Zayne." tukas Elira.

"Ya sudah, kalau begitu kita sepakat untuk istirahat dulu." jawab Zayne.

...****************...

Hiruk-pikuk kota malam itu terasa menyesakkan bagi Iris. Dengan napas tersengal, dia berlari melewati gang-gang sempit, berasa kabur dari kejaran anak buah Cobra Zone. Bajunya kotor oleh debu dan keringat mengalir di pelipisnya, tetapi dia tidak punya waktu untuk berhenti. Setiap detik yang terbuang bisa berarti kematian.

Dari belakang, suara langkah kaki semakin mendekat. "Jangan biarkan dia kabur!" teriak salah satu pria berbadan besar yang mengenakan jaket kulit hitam dengan logo berbentuk ular di bahunya.

Iris mengutuk dalam hati. "Sial... Aku tidak bisa lari selamanya."

Dia melihat sebuah pagar besi tua di ujung gang dan tanpa ragu dia meloncatinya, merasakan dinginnya logam berkarat di tangannya. Begitu kakinya mendarat di sisi lain, dia kembali berlari, berharap bisa menemukan tempat persembunyian sebelum mereka menyusulnya.

Namun, harapannya pupus saat dia berbelok di sebuah persimpangan sempit dan mendapati dirinya di jalan buntu. Tembok tinggi berdiri kokoh di depannya, tanpa ada jalan keluar lain.

"Ketemu kau!" Suara berat di belakangnya membuatnya merinding.

Iris berbalik dan melihat tiga pria besar mendekat dengan senyum penuh kemenangan. Salah satu nya mengeluarkan pisau lipat, memutar-mutarnya dengan santai.

"Kau sudah cukup merepotkan, gadis kecil," pria itu mendekat, tatapannya tajam seperti predator yang siap menerkam mangsanya.

Iris mundur, punggungnya menempel di tembok. Opsi yang tersisa semakin sedikit. Dia bisa mencoba bertarung, tapi dia tahu itu bukan keahliannya. Tangannya meraba saku jaketnya, mencari sesuatu—apa pun yang bisa digunakan untuk melawan.

Tiba-tiba, sebelum pria itu bergerak, suara berat terdengar dari kegelapan.

"Hei, kurasa kalian terlalu berlebihan hanya untuk menangkap satu gadis."

Ketiga pria itu berbalik dengan kaget. Dari bayangan, Kael melangkah maju dengan ekspresi santai. Di belakangnya, Taron berdiri dengan tangan di masukkan ke saku dan tangan satunya memegang tongkat besi, menyeringai seperti biasa. Lalu di belakangnya lagi, muncul Edgar dengan badan besar nya yang mengintimidasi.

"Apa urusan kalian?!" pria dengan pisau mendesis .

Kael menghela napas, mengangkat bahu. "Aku hanya tidak suka melihat orang di keroyok. Itu tidak adil."

Salah satu anak buah Cobra Zone menggeram. "Ini bukan urusanmu. Pergi sebelum kau menyesal!"

Kael tersenyum tipis. "Sayangnya, aku tidak suka mendengarkan peringatan."

Tanpa aba-aba, salah satu pria menyerang dengan kepalan tangan yang di arahkan ke wajah Kael. Tetapi Kael hanya sedikit menggeser kepalanya, menghindari serangan itu dengan mudah. Dalam sekejap, dia menangkap pergelangan tangan pria itu dan memutar balik dengan kekuatan yang cukup untuk membuat tulangnya hampir patah.

"ARRGHHH!!" Pria itu menjerit sebelum Kael menghantam perutnya dengan lutut, membuatnya tersungkur ke tanah.

Dua pria lainnya mencoba menyerang bersamaan , tapi Taron sudah lebih dulu bergerak. Dia mengayunkan tongkat besi yang selalu dia bawa, mengenai lutut salah satu dari mereka. Pria itu jatuh tersungkur dengan erangan kesakitan.

Pria terakhir, yang memegang pisau, maju tanpa ragu. Mencoba menyerang Kael. Namun serangannya dihentikan oleh Edgar.

Tangan pria itu digenggam erat oleh Edgar, terlihat seperti di remas. Bunyi tulang patah terdengar dengan jelas, pria itu meraung kesakitan dan melepaskan pisaunya.

"Masih mau mencoba?" Kael menatap mereka dengan sinis.

Para anak buah Cobra Zone itu tampak terlihat menimbang pilihannya. Dan akhirnya mereka melarikan diri dari tempat itu.

Taron tertawa kecil. "Hah, akhirnya mereka tahu kalau mereka tidak punya peluang."

Kael menoleh ke Iris yang masih berdiri di sudut, matanya masih waspada. "Kau baik-baik saja?"

Iris menatap mereka dengan campuran keheranan dan rasa lega. "Aku... Ya, aku baik-baik saja, terima kasih."

Kael menyilangkan tangannya di depan dada. "Mereka anak buah Cobra Zone kan? Kenapa mereka mengincarmu?

Iris menghela napas, mencoba menenangkan dirinya. "Aku.." Sebelum Iris menyelesaikan ucapannya, Kael memotong.

"Ah, lebih baik kita berpindah ke tempat yang aman lebih dulu."

"Ayo." Ajak Kael ke Iris.

Karena tidak ada tujuan lagi, akhirnya Iris mengikuti Kael, Taron dan Edgar ke tempat mereka berkumpul.

Episodes
1 Prolog
2 Kebangkitan Raja
3 Dunia Baru Yang Kejam
4 Bayangan Masa Lalu
5 Pabrik Lothar Industries
6 Garth Si Perusuh
7 Rahasia di Dalam Pabrik
8 Masa Lalu Kael
9 Percakapan Dengan Kakek Marvin
10 Elira, Wanita Penolong
11 Kamar Zayne
12 Nexus Core
13 Jalan-Jalan di Kota
14 Menyelamatkan Elira
15 Sekutu?
16 Markas Edgar
17 Iris, Gadis Hacker
18 Eksekutif Cobra Zone
19 Gadis di Balik Layar
20 Rencana
21 Markas Hancur
22 Rencana Yang Gagal
23 Pengkhianat
24 Lukas
25 Dante
26 Penyelamatan
27 Melarikan diri
28 Mansion Dante
29 Pembunuh Bayaran
30 Mimpi Buruk
31 Langkah Awal
32 Serangan Pertama
33 Konferensi Pers
34 Waktu Luang
35 Membangun Rencana
36 Sekutu Baru
37 Bounty
38 Rendra Graves
39 Pertempuran Di Legend's Lounge
40 Mengurung Diri
41 Membuat Barrier
42 Pencarian Mansion Dante
43 Perburuan di Bukit Eldenvale
44 Interogasi
45 Tantangan Untuk Lukas
46 Kedatangan Lukas
47 Adu Pukul
48 Aura Sang Raja
49 Genjatan Senjata?
50 Rencana Thomas
51 Kael dan Lucien
52 Pertempuran Kael dan Lucien
53 Pelatihan Zayne
54 Minggu Pertama Latihan
55 Malam Penyerangan
56 Hancurnya Markas Cabang
57 Kesepakatan
58 Pesta
59 Kampung Halaman Edgar
60 Kota Vendell
61 Masa Lalu Edgar
62 Masa Lalu Edgar 2
63 Masa Lalu Edgar 3
64 Masa Lalu Edgar 4
65 Masa Lalu Edgar 5
66 Liora
67 Pertemuan
68 Sekutu baru
69 Pasar Gelap
70 Aiden
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Prolog
2
Kebangkitan Raja
3
Dunia Baru Yang Kejam
4
Bayangan Masa Lalu
5
Pabrik Lothar Industries
6
Garth Si Perusuh
7
Rahasia di Dalam Pabrik
8
Masa Lalu Kael
9
Percakapan Dengan Kakek Marvin
10
Elira, Wanita Penolong
11
Kamar Zayne
12
Nexus Core
13
Jalan-Jalan di Kota
14
Menyelamatkan Elira
15
Sekutu?
16
Markas Edgar
17
Iris, Gadis Hacker
18
Eksekutif Cobra Zone
19
Gadis di Balik Layar
20
Rencana
21
Markas Hancur
22
Rencana Yang Gagal
23
Pengkhianat
24
Lukas
25
Dante
26
Penyelamatan
27
Melarikan diri
28
Mansion Dante
29
Pembunuh Bayaran
30
Mimpi Buruk
31
Langkah Awal
32
Serangan Pertama
33
Konferensi Pers
34
Waktu Luang
35
Membangun Rencana
36
Sekutu Baru
37
Bounty
38
Rendra Graves
39
Pertempuran Di Legend's Lounge
40
Mengurung Diri
41
Membuat Barrier
42
Pencarian Mansion Dante
43
Perburuan di Bukit Eldenvale
44
Interogasi
45
Tantangan Untuk Lukas
46
Kedatangan Lukas
47
Adu Pukul
48
Aura Sang Raja
49
Genjatan Senjata?
50
Rencana Thomas
51
Kael dan Lucien
52
Pertempuran Kael dan Lucien
53
Pelatihan Zayne
54
Minggu Pertama Latihan
55
Malam Penyerangan
56
Hancurnya Markas Cabang
57
Kesepakatan
58
Pesta
59
Kampung Halaman Edgar
60
Kota Vendell
61
Masa Lalu Edgar
62
Masa Lalu Edgar 2
63
Masa Lalu Edgar 3
64
Masa Lalu Edgar 4
65
Masa Lalu Edgar 5
66
Liora
67
Pertemuan
68
Sekutu baru
69
Pasar Gelap
70
Aiden

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!