Eksekutif Cobra Zone

Pagi itu, matahari baru saja naik, menyinari langit dengan warna jingga yang perlahan memudar menjadi biru pucat. Namun, di dalam Pabrik Lothar Industries, kehangatan pagi itu tak terasa sama sekali. Yang ada hanya udara dingin, suasana yang penuh tekanan dan suara mesin-mesin yang terus berdengung.

Para pekerja berdiri berbaris di aula utama pabrik, menunggu giliran mereka untuk di panggil dalam absensi harian. Seperti biasa, sistem ini di terapkan dengan ketat—tidak ada toleransi keterlambatan, apalagi ketidakhadiran tanpa izin.

Di depan barisan, seorang pengawas dengan suara mononton membaca daftar nama dari sebuah tablet.

"Nomor 435!" serunya.

"Hadir!"

"Nomor 436!"

"Hadir!"

"Nomor 437!"

Hening.

Si pengawas berhenti sejenak, mengangkat kepala dan mengamati barisan. Tidak ada satu pun yang menjawab.

"Nomor 437, Zayne Draxon!" ulangnya, kali ini lebih keras.

Tetap tidak ada jawaban.

Beberapa pekerja mulai saling melirik, berbisik pelan. Semua orang tahu betapa berbahayanya tidak hadir tanpa izin di tempat seperti ini.

Dahi si pengawas mengerut. Suasana aula yang awalnya hanya penuh dengan dengungan mesin kini berubah menjadi lebih tegang.

"Nomor 438, Taron Wells!"

Hening lagi.

Beberapa orang yang mengenal Zayne dan Taron saling pandang, namun tak ada yang berani membuka mulut. Mereka tahu, di tempat ini, terlalu banyak bicara bisa membawa masalah. Bahkan kakek Marvin menanyakan dalam hati, kemana mereka berdua pergi sebenarnya.

Si pengawas akhirnya menoleh ke arah salah satu petugas keamanan yang berdiri di dekat pintu. Memanggilnya untuk segera mendekat.

"Ada dua orang yang tidak hadir saat ini, tolong cari dan konfirmasikan ke bagian keamanan."

"Siap tuan, akan saya sampaikan."

"Baik, silahkan pergi." Petugas keamanan itu segera melengang pergi meninggalkan pengawas itu.

Sebagian orang mungkin tidak menyadari, bahwa insiden kecil ini adalah awal mula sebuah tragedi besar akan terjadi.

...****************...

Di lantai atas pabrik, di dalam sebuah ruangan yang luas dan dingin, seorang pria berjas hitam berdiri menghadap jendela besar. Dari tempatnya , dia bisa melihat seluruh area produksi—barisan pekerja, mesin-mesin raksasa, dan debu yang berterbangan di luar.

Namanya Darius Voss, salah satu eksekutif tertinggi di Cobra Zone.

Di belakangnya, kepala administrator—Ernath, berdiri dengan gugup, memegang sebuah tablet yang berisi laporan perkembangan proyek Nexus Core—teknologi eksperimental yang sedang dikembangkan oleh Lothar Industries di bawah kendali Cobra Zone.

"Bagaimana perkembangannya?" tanya Darius, suaranya tenang, tetapi memiliki tekanan yang tak bisa diabaikan.

Ernath meneguk ludah. "E-ehm.... Semuanya berjalan lancar sesuai rencana, Tuan. Beberapa penyesuaian teknis masih dalam proses, tetapi kami yakin akan mencapai target dalam waktu yang di tentukan—"

Darius berbalik perlahan, menatap pria itu dengan ekspresi datar. "Aku tidak tertarik dengan laporan yang bertele-tele. Aku ingin hasil."

"Oh ayolah Darius, jangan terlalu menekannya." Seseorang yang duduk di sofa dan menggunakan setelan yang sama dengan Darius, menyela percakapan. Dia Viktor Kane, salah satu eksekutif Cobra Zone, yang memegang kendali atas pabrik bagian utara ini.

Viktor berjalan ke arah Ernath yang sudah bergetar karena takut, lalu merangkulnya. "Kau lihat Darius. Kamu membuat dia ketakutan, kita percayakan saja semuanya pada mereka. Dan kalau gagal, kita tinggal membunuhnya saja." Viktor mendekatkan wajahnya ke wajah Ernath yang terlihat membeku ketakutan itu. "Jadi, kau tidak boleh gagal sama sekali, mengerti?"

Ernath buru-buru mengangguk, keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya.

Ketukan di pintu menginterupsi percakapan mereka. Seorang petugas keamanan masuk dan menyerahkan daftar absensi harian kepada Ernath.

Ernath membolak-balik daftar itu dengan cepat, tapi tiba-tiba tangannya berhenti. Wajahnya sedikit memucat.

Darius, yang memperhatikan perubahan ekspresi itu, menyipitkan matanya. "Ada masalah?"

Ernath menelan ludahnya . "Dua pekerja, nomor 437 dan 438.... tidak hadir hari ini."

Viktor mengambil daftar itu dan membaca nama yang tertera. Zayne Draxon. Taron Wells. Matanya menyapu nama itu dengan penuh pertimbangan. "Zayne—ah, sepertinya aku mengingatnya. Dia anak yang waktu itu bersinggungan dengan Garth. Lalu Taron, yah dia pasti temannya yang waktu itu."

Dia menghela napasnya perlahan, lalu menoleh ke salah satu penjaganya.

"Temukan mereka, cari di setiap sudut pabrik dan asrama. Jangan kembali sebelum menemukan mereka." katanya, suaranya seperti perintah mutlak. "Pergi, sekarang juga!"

Penjaga itu tidak menunggu intruksi lebih lanjut. Dia segera keluar meninggalkan ruangan dengan langkah cepat.

Viktor menatap penjaga satunya lagi.

"Dan kamu, bawa Garth ke hadapanku sekarang juga."

Dengan sigap, penjaga itu segera pergi keluar ruangan untuk mencari Garth.

Viktor kembali menatap pada layar tablet, melihat lagi nama Zayne dengan sekilas dan membayangkan kejutan apa yang akan diberikan oleh Zayne nanti.

...****************...

Jauh dari pabrik, di sebuah gedung tua yang kini menjadi markas Edgar, Kael sedang duduk di salah satu sudut ruangan bersama Taron. Mereka berdua baru saja menyelesaikan diskusi panjang dengan Iris, seorang hacker yang mereka selamatkan dari kejaran Cobra Zone.

Di sekitar mereka, suasana markas cukup sunyi. Beberapa anak buah Edgar sedang beristirahat, sementara Edgar sendiri sibuk dengan pikirannya.

Kael menyandarkan kepalanya ke dinding, menatap langit-langit dengan ekspresi serius. "Apakah sudah ada jawaban dari Kepala Administrator bi?" Tanya Kael.

Elira menggeleng. "Entahlah, sejak dari pagi dia tidak bisa di hubungi. Bahkan pesan bibi tidak dibacanya sama sekali." Jawab Elira, mengecek hp nya.

Taron, yang sedang mengutak-atik sebuah pisau lipat di tangannya, menghela napas panjang. "Bagaimana kalau kita nanti dihukum, karena tidak memberikan kepastian kehadiran kita."

Iris yang duduk di dekat mereka, menatap Kael dengan penuh rasa ingin tahu. "Kenapa kalian bekerja disana? Sedangkan kalian membenci Cobra Zone itu sendiri."

Kael menoleh ke arahnya. "Untuk mengumpulkan informasi, aku tidak punya pilihan lain. Aku tidak pandai menggunakan komputer dan mencuri informasi seperti yang kau lakukan." Kael menghela napas. "Hanya inilah yang bisa kulakukan."

Iris terdiam sesaat. Dia mengerti apa yang dirasakan oleh Kael.

Tak lama kemudian, suara pesan masuk berbunyi di hp milik Elira.

Ting.

Elira segera mengecek hp nya, dan ternyata pesan itu berasal dari Ernath—Kepala Administrator. Pesan itu berisi.

"Maaf aku tidak membuka ponselku dari malam. Aku hanya bisa memberimu satu informasi, jangan kembali! Cobra Zone sudah mengincar kalian. Maafkan aku karena tidak bisa membela kalian, jadi pergilah sejauh mungkin agar tidak tertangkap."

Elira membacakan pesan itu dengan lantang. Semua orang yang mendengarkan itu terdiam sesaat.

"Jadi kita tidak bisa kembali ke pabrik lagi ya." Akhirnya Zayne berbicara.

"Ya... Kita baru saja resmi menjadi buronan Cobra Zone." Timpal Taron.

Edgar mendekat, tertarik dengan perbincangan itu.

"Kalau begitu, kita langsung saja melaksanakan rencana kita malam ini." Edgar mengusulkan, tangannya disilangkan ke dada. "Karena sudah menjadi buronan begini, lebih baik kita jalankan rencananya lebih cepat."

Semua orang terdiam sejenak, memikirkan usulan Edgar. Menurut Kael itu usulan yang bisa diterima. Bukankah lebih cepat, lebih baik?

"Baiklah, kita jalankan rencana kita malam ini. Sekarang persiapkan diri kalian terlebih dahulu dan beristirahatlah, kita juga butuh tubuh yang fit, agar rencana kita sukses."

Dengan intruksi dari Kael, mereka akhirnya sepakat akan menjalankan rencana yang sudah mereka rancang tadi malam.

Episodes
1 Prolog
2 Kebangkitan Raja
3 Dunia Baru Yang Kejam
4 Bayangan Masa Lalu
5 Pabrik Lothar Industries
6 Garth Si Perusuh
7 Rahasia di Dalam Pabrik
8 Masa Lalu Kael
9 Percakapan Dengan Kakek Marvin
10 Elira, Wanita Penolong
11 Kamar Zayne
12 Nexus Core
13 Jalan-Jalan di Kota
14 Menyelamatkan Elira
15 Sekutu?
16 Markas Edgar
17 Iris, Gadis Hacker
18 Eksekutif Cobra Zone
19 Gadis di Balik Layar
20 Rencana
21 Markas Hancur
22 Rencana Yang Gagal
23 Pengkhianat
24 Lukas
25 Dante
26 Penyelamatan
27 Melarikan diri
28 Mansion Dante
29 Pembunuh Bayaran
30 Mimpi Buruk
31 Langkah Awal
32 Serangan Pertama
33 Konferensi Pers
34 Waktu Luang
35 Membangun Rencana
36 Sekutu Baru
37 Bounty
38 Rendra Graves
39 Pertempuran Di Legend's Lounge
40 Mengurung Diri
41 Membuat Barrier
42 Pencarian Mansion Dante
43 Perburuan di Bukit Eldenvale
44 Interogasi
45 Tantangan Untuk Lukas
46 Kedatangan Lukas
47 Adu Pukul
48 Aura Sang Raja
49 Genjatan Senjata?
50 Rencana Thomas
51 Kael dan Lucien
52 Pertempuran Kael dan Lucien
53 Pelatihan Zayne
54 Minggu Pertama Latihan
55 Malam Penyerangan
56 Hancurnya Markas Cabang
57 Kesepakatan
58 Pesta
59 Kampung Halaman Edgar
60 Kota Vendell
61 Masa Lalu Edgar
62 Masa Lalu Edgar 2
63 Masa Lalu Edgar 3
64 Masa Lalu Edgar 4
65 Masa Lalu Edgar 5
66 Liora
67 Pertemuan
68 Sekutu baru
69 Pasar Gelap
70 Aiden
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Prolog
2
Kebangkitan Raja
3
Dunia Baru Yang Kejam
4
Bayangan Masa Lalu
5
Pabrik Lothar Industries
6
Garth Si Perusuh
7
Rahasia di Dalam Pabrik
8
Masa Lalu Kael
9
Percakapan Dengan Kakek Marvin
10
Elira, Wanita Penolong
11
Kamar Zayne
12
Nexus Core
13
Jalan-Jalan di Kota
14
Menyelamatkan Elira
15
Sekutu?
16
Markas Edgar
17
Iris, Gadis Hacker
18
Eksekutif Cobra Zone
19
Gadis di Balik Layar
20
Rencana
21
Markas Hancur
22
Rencana Yang Gagal
23
Pengkhianat
24
Lukas
25
Dante
26
Penyelamatan
27
Melarikan diri
28
Mansion Dante
29
Pembunuh Bayaran
30
Mimpi Buruk
31
Langkah Awal
32
Serangan Pertama
33
Konferensi Pers
34
Waktu Luang
35
Membangun Rencana
36
Sekutu Baru
37
Bounty
38
Rendra Graves
39
Pertempuran Di Legend's Lounge
40
Mengurung Diri
41
Membuat Barrier
42
Pencarian Mansion Dante
43
Perburuan di Bukit Eldenvale
44
Interogasi
45
Tantangan Untuk Lukas
46
Kedatangan Lukas
47
Adu Pukul
48
Aura Sang Raja
49
Genjatan Senjata?
50
Rencana Thomas
51
Kael dan Lucien
52
Pertempuran Kael dan Lucien
53
Pelatihan Zayne
54
Minggu Pertama Latihan
55
Malam Penyerangan
56
Hancurnya Markas Cabang
57
Kesepakatan
58
Pesta
59
Kampung Halaman Edgar
60
Kota Vendell
61
Masa Lalu Edgar
62
Masa Lalu Edgar 2
63
Masa Lalu Edgar 3
64
Masa Lalu Edgar 4
65
Masa Lalu Edgar 5
66
Liora
67
Pertemuan
68
Sekutu baru
69
Pasar Gelap
70
Aiden

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!