Masa Lalu Kael

Malam itu, Kael kembali ke asrama dengan tubuh yang terasa lelah setelah pertualangan berbahaya di pabrik. Rasa tegang masih menyelimuti pikirannya. Langkah kaki nya pelan saat memasuki ruangan asrama yang redup. Para pekerja lainnya sudah terlelap, suara dengkuran samar mengisi ruangan yang sunyi.

Kael berbaring di ranjangnya, menarik napas panjang untuk menenangkan diri. Ia masih bisa merasakan dinginnya gudang, suara langkah penjaga, dan adrenalin yang berdenyut ketika hampir ketahuan. Sudah lama sekali Kael tidak merasakan perasaan ini.

Ia mengingat perasaan ini pernah dialaminya waktu kecil, ingatan yang berusaha ia kubur sedalam-dalamnya di alam bawah sadarnya.

Kael memejamkan mata, berharap menemukan ketenangan, dan bisa melupakan segalanya hari ini. Akan tetapi alih-alih bisa beristirahat, ingatan masa lalunya muncul ke permukaan. Membuat Kael kembali merasakan perasaan yang dulu di alaminya.

...****************...

Kael melihat dirinya sendiri, tetapi ia bukan dalam tubuh dewasanya. Ia kembali menjadi anak kecil, tubuh kurus dan kotor, dengan pakaian compang camping yang menempel di badannya. Malam itu, ia berlari sekuat tenaga di jalanan sempit sebuah kawasan kumuh. Di belakangnya, suara langkah kaki kasar menggema, semakin mendekat.

"Jangan biarkan dia kabur!" teriak salah satu pria dari gerombolan yang mengejarnya.

Kael kecil tidak berani menoleh. Napasnya tersengal, kakinya terasa berat, tetapi ketakutan membuat tubuhnya terus bergerak. Ia tahu jika tertangkal nasibnya tidak akan baik.

Gerombolan preman itu menganggapnya pencuri kecil—dan memang benar. Kael mencuri sepotong roti dari salah satu toko di pasar distrik bawah. Perutnya yang lapar tidak memberinya pilihan lain. Namun, bagi para preman yang menjaga wilayah itu, tindakannya adalah pelanggaran yang tidak bisa di biarkan.

Ia terus berlari memasuki gang-gang sempit yang lebih gelap. Tangannya menyentuh dinding bata yang dingin dan kasar untuk menjaga keseimbangan. Hujan mulai turun membuat jalannya licin dan semakin sulit.

Akhirnya, di sebuah sudut, Kael menemukan tempat bersembunyi—sebuah celah kecil di bawah tangga kayu tua. Ia merangkak masuk, menahan napas, dan mendengarkan suara langkah kaki para pengejarnya.

"Dia pasti di sekitar sini!"

Suara itu terdengar semakin dekat. Kael memeluk lututnya, tubuh kecilnya bergetar oleh dingin dan ketakutan. Ia menutup matanya, berharap gerombolan preman itu akan menyerah.

Namun, saat ia membuka mata, ia melihat sepasang mata lain menatapnya.

Di hadapannya, seorang anak laki- laki lain berjongkok, tubuhnya lebih besar dan tampak lebih terawat daripada Kael. Mata anak itu tajam, tetapi penuh keingintahuan di dalamnya.

Anak itu : (berbisik)

"Hei, kenapa kau bersembunyi disini?"

Kael terdiam tidak tahu harus menjawab apa. Tetapi suara para preman yang terasa semakin dekat membuatnya berbisik cepat.

Kael kecil : (panik)

"Tolong jangan bilang pada mereka. Aku.. aku cuma mencuri roti."

Anak itu mengangkat alis, lalu tersenyum tipis. Ia tampak memikirkan sesuatu sebelum berdiri dan berjalan keluar dari tempat persembunyian.

"Hei, kalian cari apa?" anak itu berteriak ke arah gerombolan.

Kael memandang dengan heran dan takut dari celah persembunyiannya.

Para preman itu menoleh ke Anak kecil yang berteriak itu. "Jangan ikut campur kau bocah, urusi saja urusanmu sendiri."

Anak kecil itu menyeringai lalu kembali berteriak. "Apakah kalian mencari anak kecil? Aku baru saja melihatnya."

Kael yang mendengar itu, panik seketika. Dia berencana keluar dari tempat persembunyiannya dan berlari lagi. Namun, anak kecil itu memberikan kode untuk tidak keluar.

Gerombolan preman itu menghampiri anak kecil itu. "Dimana kau melihat pencuri kecil itu bocah? Katakan dengan cepat."

"Aku melihat dia berlari kesana, ke gang belakang. Kalau kalian cepat, mungkin masih bisa menangkapnya." Kata anak kecil itu sambil menunjuk arah berlawanan dari tempat Kael bersembunyi.

Para preman tidak berpikir dua kali. Mereka langsung berlari ke arah yang di tunjukan, meninggalkan anak kecil itu berdiri sendirian.

Ketika suasana kembali sepi, anak itu membungkuk ke tempat Kael bersembunyi dan menyeringai.

"Kau aman sekarang, tapi kau harus berterima kasih padaku."

Kael keluar perlahan dari celah itu, tubuhnya masih gemetar.

"Kenapa kau membantuku?" tanya Kael kecil sambil menggenggam erat roti yang berhasil dicurinya.

Anak itu menyeringai. "Entahlah, aku hanya ingin berteman denganmu dan sepertinya kita bisa jadi partner yang hebat."

Kael mengernyitkan dahi, kebingungan. "Partner? Partner seperti apa?" tanya Kael.

"Entahlah, yang pastinya, mungkin kita bisa saling mengandalkan di tempat yang suram ini. Oh ya, namaku Lucien. Siapa namamu?" Kata anak kecil sambil tersenyum tipis dan mengulurkan tangan.

Kael menjabat tangan itu dengan ragu-ragu.

"Kael."

Tanpa mereka sadari. Di sinilah awal mula persahabatan mereka—dua anak kecil yang bertahan hidup di dunia bawah yang keras. Lucien mengajari Kael cara bertahan, cara mencuri dengan lebih cerdik dan cara menghadapi bahaya tanpa rasa takut. Mereka mejadi seperti saudara, tumbuh bersama di tengah kekacauan dan bahaya.

...****************...

Kael membuka matanya. Kenangan itu terasa begitu nyata, seolah-olah baru terjadi kemarin. Ia menatap sekeliling ruangan asrama yang gelap, mencoba memulihkan dirinya dari kenangan yang lewat itu.

"Lucien.." gumamnya, nama itu terasa sangat pahit di lidahnya.

Ia memegang dadanya, merasakan beban dan rasa sakit yang ia coba lupakan. Dahulu, Lucien adalah segalanya baginya—teman, saudara, bahkan seseorang yang ia percaya lebih dari siapa pun. Namun, pengkhianatan itu telah mengubah segalanya.

Kael memejamkan mata, berusaha untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya yang sudah sangat lelah. Dan berharap, semua hal yang ia alami sekarang hilang bersama gelapnya malam.

Episodes
1 Prolog
2 Kebangkitan Raja
3 Dunia Baru Yang Kejam
4 Bayangan Masa Lalu
5 Pabrik Lothar Industries
6 Garth Si Perusuh
7 Rahasia di Dalam Pabrik
8 Masa Lalu Kael
9 Percakapan Dengan Kakek Marvin
10 Elira, Wanita Penolong
11 Kamar Zayne
12 Nexus Core
13 Jalan-Jalan di Kota
14 Menyelamatkan Elira
15 Sekutu?
16 Markas Edgar
17 Iris, Gadis Hacker
18 Eksekutif Cobra Zone
19 Gadis di Balik Layar
20 Rencana
21 Markas Hancur
22 Rencana Yang Gagal
23 Pengkhianat
24 Lukas
25 Dante
26 Penyelamatan
27 Melarikan diri
28 Mansion Dante
29 Pembunuh Bayaran
30 Mimpi Buruk
31 Langkah Awal
32 Serangan Pertama
33 Konferensi Pers
34 Waktu Luang
35 Membangun Rencana
36 Sekutu Baru
37 Bounty
38 Rendra Graves
39 Pertempuran Di Legend's Lounge
40 Mengurung Diri
41 Membuat Barrier
42 Pencarian Mansion Dante
43 Perburuan di Bukit Eldenvale
44 Interogasi
45 Tantangan Untuk Lukas
46 Kedatangan Lukas
47 Adu Pukul
48 Aura Sang Raja
49 Genjatan Senjata?
50 Rencana Thomas
51 Kael dan Lucien
52 Pertempuran Kael dan Lucien
53 Pelatihan Zayne
54 Minggu Pertama Latihan
55 Malam Penyerangan
56 Hancurnya Markas Cabang
57 Kesepakatan
58 Pesta
59 Kampung Halaman Edgar
60 Kota Vendell
61 Masa Lalu Edgar
62 Masa Lalu Edgar 2
63 Masa Lalu Edgar 3
64 Masa Lalu Edgar 4
65 Masa Lalu Edgar 5
66 Liora
67 Pertemuan
68 Sekutu baru
69 Pasar Gelap
70 Aiden
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Prolog
2
Kebangkitan Raja
3
Dunia Baru Yang Kejam
4
Bayangan Masa Lalu
5
Pabrik Lothar Industries
6
Garth Si Perusuh
7
Rahasia di Dalam Pabrik
8
Masa Lalu Kael
9
Percakapan Dengan Kakek Marvin
10
Elira, Wanita Penolong
11
Kamar Zayne
12
Nexus Core
13
Jalan-Jalan di Kota
14
Menyelamatkan Elira
15
Sekutu?
16
Markas Edgar
17
Iris, Gadis Hacker
18
Eksekutif Cobra Zone
19
Gadis di Balik Layar
20
Rencana
21
Markas Hancur
22
Rencana Yang Gagal
23
Pengkhianat
24
Lukas
25
Dante
26
Penyelamatan
27
Melarikan diri
28
Mansion Dante
29
Pembunuh Bayaran
30
Mimpi Buruk
31
Langkah Awal
32
Serangan Pertama
33
Konferensi Pers
34
Waktu Luang
35
Membangun Rencana
36
Sekutu Baru
37
Bounty
38
Rendra Graves
39
Pertempuran Di Legend's Lounge
40
Mengurung Diri
41
Membuat Barrier
42
Pencarian Mansion Dante
43
Perburuan di Bukit Eldenvale
44
Interogasi
45
Tantangan Untuk Lukas
46
Kedatangan Lukas
47
Adu Pukul
48
Aura Sang Raja
49
Genjatan Senjata?
50
Rencana Thomas
51
Kael dan Lucien
52
Pertempuran Kael dan Lucien
53
Pelatihan Zayne
54
Minggu Pertama Latihan
55
Malam Penyerangan
56
Hancurnya Markas Cabang
57
Kesepakatan
58
Pesta
59
Kampung Halaman Edgar
60
Kota Vendell
61
Masa Lalu Edgar
62
Masa Lalu Edgar 2
63
Masa Lalu Edgar 3
64
Masa Lalu Edgar 4
65
Masa Lalu Edgar 5
66
Liora
67
Pertemuan
68
Sekutu baru
69
Pasar Gelap
70
Aiden

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!