Kalian Anak Kami

Sofiyah menatap anaknya dengan kening mengkerut, dia tidak mengerti mengapa anaknya bertanya seperti itu.

Melihat umminya yang terdiam, Aryan menyodorkan sebuah kertas yang berisi sirat yang dia dapat san dia terima tadi sebelum bertemu ibunya.

Shofiyah mengambil dan membacanya, kemudian menghela nafas. "Kita akan bahas di Rapat keluarga setelah pernikahan kakak kamu". Ucap Shofiyah menatap serius anaknya.

" Baiklah ummi". Aryan menunduk melihat tatapan umminya yang penuh dengan keseriusan itu.

Inilah hari yang dijanjikan umminya untuk membahas semuanya karena agar semua anaknya tidak salah paham.

"Sekarang kita berkumpul untuk membicarakan apa yang ingin didengar oleh Aryan tentang masalah surat yang dia terima. Jangan memotong apapun perkataan ummi sampai ummi selesai bercerita. Bisa??

" Bisa ummi". Kompak mereka semua

" Aryan, Arjun dan Ubay memang bukan anak kandung ummi tapi kalian semua anak susu ummi, dalam syariat kalian pasti tahu jika anak susu itu setarah anak kandung".

"Ayah kandung Ubay adalah Om Rosyid kalian, karena keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan dia tidak bisa merawat Ubay dan memberikannya kepada kami, sedangkan ibu Ubay sudah menikah dan kami tidak pernah mengetahui kabarnya lagi, cukup itu yang kalian tahu selebihnya Ubay sudah mengetahuinya jadi biar itu menjadi rahasia dirinya.

"Sedangkan untuk sikembar, kalian anak dari orang yang paling berjasa sehingga kami bisa memiliki segalanya".

" Surat yang kamu terima memang mungkin dari ayahmu yang tidak bertanggung jawab itu".

"Kalian pasti penasaran kenapa ummi berkata seperti itu tentang ayah kalian??

Aryan dan arjun menganggukkan kepalanya serempak, karena tidak biasanya umminya mengatakan hal seperti itu dengan emosi.

" Saat kalian masih bayi baru sekitar 2 bulan, ibu kalian datang kerumah kami untuk menyerahkan kalian, saat itu kontrak kerja ummi selesai dengan perusahaan ibu kalian. Dia datang dengan menangis karena ternyata suami yang begitu dicintainya menipunya selama ini".

"Aset yang dimiliki secara pribadi dialihkan seluruhnya menjadi asetnya secara tidak bertanggung jawab dan lebih parahnya lagi, dia mengirim ibu kalian menjadi pembantu dengan kontrak 10 tahun tanpa persetujuan ibu kalian, karena cintanya ibu kalian, dia menandatangani saja berkas apapun yang disodorkan ayah kalian tanpa melihatnya".

Aryan dan arjun meneteskan air matanya mengetahui jika ibunya pasti sangat menderita. Sedangkan shofiyah menghapus air matanya yang mengalir deras,

Semua saudara nya mendekati keduanya untuk memberikan saudara mereka kekuatan agar tidak merasa sendirian karena memiliki mereka sebagai saudara yang menyayangi mereka tak perduli dengan status apapun itu.

"Ibu kalian datang dengan membawa kalian dengan linangan air mata dan memohon kepada ummi untuk memelihara kalian karena dia tidak akan bisa mengurus kalian, karena jika dirinya tidak memenuhi hal itu, dia akan dipenjara dan dia tidak akan bisa melihat kalian selama 10 tahun. Jadi dia lebih memilih menjadi TKW dan bisa tetap melihat kalian dan berkomunikasi denganku tentang perkembangan kalian".

Shofiyah terisak menceritakannya tapi dia tidak ingin berhenti dia akan memberitahukan semuanya kepada sang anak

"Ibu kalian menyerahkan sisa uang dan barang yang dimilikinya untuk ummi, agar ummi dan abi mau memelihara kalian. Saat itu kami bukan orang berada seperti sekarang ini, jadi menerima saja pemberian ibu kalian dan memulai usaha karena jika mengandalkan gaji abi itu tidak akan cukup untuk kita semua".

"Ummi memulai usaha dengan tambahan uang dari ibu kalian dan gaji ummi selama 2 tahun bekerja. Jadilah sekarang bisa seperti ini".

" Alasan utama ummi memberikan bagian sikembar lebih banyak, ya karena memang setengah modal untuk ummi membuat usaha itu adalah dari pemberian ibu sikembar".

"Saat kalian berusia 5 tahun, ibu kalian meninggal setelah setiap tahun dia rutin selalu mengunjungi kalian dan menginap selama Seminggu. Dan ayah kalian itu datang kerumah lama untuk menuntut ummi karena ummi membawa kalian menjadi anak, padahal ayah kalian masih hidup dan dia juga menuntut semua pemberian ibu kalian selama 5 tahun, padahal uang itu ada pada rekening kalian tanpa ummi sentuh sedikitpun, itulah sebabnya saldo kalian banyak saat usia kalian masih muda, karena ayah kalian tidak bisa mendapatkan apapun dari uang yang dikirim ibu kalian selama ini.

"Maafkan ummi, jika kalian merasa jika selama ini ummi jahat telah menutupi jati diri kalian, tapi ummi lakukan itu untuk menjaga kalian, agar kalian tidak asing dan minder ditengah keluarga karena kalian anak angkat karena kami mencintai kalian sama dengan anak kami yang lainnya tanpa ada perbedaan, kalian bisa merasakannya sendiri tanpa ummi banyak berkata".

Shofiyah dan Ahmad menundukkan kepalanya menangis, mereka sangat menyayangi ketiga anaknya itu.

Ketiga anak itu berhambur ke pelukan kedua orangtuanya yang begitu menyayangi mereka, mereka tidak pernah merasakan jika dirinya adalah anak angkat saking tidak adanya perbedaan yang mencolok bahkan mereka sama dalam segala hal walau memang ada hal tertentu yang berbeda karena masalah urutan kelahiran saja.

"Kami menyayangi dan mencintai kalian ummi, abi terima kasih telah membesarkan kami hingga saat ini sampai kami bahkan tidak menyangka jika kami anak angkat".

" Kalian anak kami nak jangan pernah mengatakan itu karena ummi tidak pernah menganggap kalian anak angkat". Ucap Shofiyah mencium pucuk kepala anaknya itu bergantian.

"Benar nak, abi dan ummi menyayangi kalian sama dan tanpa perbedaan jadi jangan pernah merasa kalian anak angkat". Ahmad juga meneteskan air matanya dan memeluk sayang sang anak.

Sedangkan ketiga menantu itu sudah menangis terisak melihat betapa beruntungnya mereka berada ditengah keluarga yang sangat luar bisa ini.

"Terus bagaimana keadaan orang itu?? Tanya Ayan

"Ayah kalian?? Tanya Shofiyah memastikam

Keduanya mengangguk penasaran, walau timbul rasa benci dihati mereka tapi mereka ingin mengetahui kehidupan nya.

" Entahlah nak, ummi tidak dapat kabar selain persidangan itu karena dia masuk penjara karena ummi memperkarakan dirinya karena melakukan hal itu kepada ibu kalian. Mungkin dia sudah bebas makanya dia memberikan surat itu kepada Aryan

"Kalian mau tahu satu fakta tidak?? Tanya Ahmad kepada keduanya.

Keduanya kembali mengangguk akrena penasaran akan perkataan ayahnya.

" Ummi kalian ini menghajar ayah kalian dihadapan hakim dan juga polisi karena berusaha mencelakai kalian, dia bahkan membuat para aparat bertepuk tangan akibat aksinya karena ayah kalian waktu itu malah tidak terima kekalahan jadi dia menyandera kalian dan menampar kalian yang menangis histeris maka dari itu ibu kalian sangat murka".

"Keliatannya ummi hobby sekali memukul orang jika orang itu menyakiti anak-anaknya". Ucap Safa dengan polos.

Mereka semua tertawa mendengar perkataan polos dari Safa itu.

" Kamu benar nak, ibu mertuamu itu memang bisa bela diri sejak SMP dan bahkan sampai berkuliah, dia hanya menggunakan keahliannya itu disaat tertentu saja". Ahmad tertawa membayangkan dirinya juga pernah dihajar oleh istrinya itu.

Episodes
1 Kejadian Setelah Pemakaman
2 Berapa Yang Harus Kubayar
3 Surat Wasiat
4 Rencana Pernikahan
5 Pernikahan
6 Pengenalan Keluarga
7 Ammar si Jahil 1
8 Ammar Si jahil 2
9 Rencana Honeymoon
10 Keluarga Hangat dan Pengertian
11 Ketemu Salwa
12 Harus Hati-hati
13 Jangan Lihat Covernya
14 Terbongkarnya Identitas Ubaidillah
15 Pernikahan Yang tidak diInginkan
16 Apa Yang sebenarnya terjadi
17 Nikahi Gadis Itu
18 Perjuangan cinta Fahira
19 Memaafkan
20 Kalian Anak Kami
21 Keharmonisan Keluarga
22 Salwa Berulah
23 Kemarahan Gibran
24 Kedatangan Keluarga Fahira 1
25 Kedatangan Keluarga Fahira 2
26 Pelindung Fahira
27 Dukungan Moril Keluarga
28 Jalan-jalan
29 Pertengkaran Ammar dan Safa
30 Amarah Ammar
31 Kedatangan Keluarga Salwa
32 Obsesi Salwa
33 Ubaidillah Mengamuk
34 Masuk ke penjara
35 Jangan sentuh Istriku
36 Kesombongan menghancurkan Diri
37 Ingin belajar Parenting
38 Rasa Iri Pada Fahira
39 Nasehat Sang Menantu
40 Syukuran kelulusan Safa
41 Pertengkaran 2 keluarga
42 Tingkah Random para suami
43 Kehamilan Safa
44 Shifa Diculik
45 Pulang Babak Belur
46 Kabar Duka Keluarga Ahmad
47 Pemakaman Shifa dan pertengkaran
48 Ini sudah takdir
49 Bertemu Salwa
50 Safa Masuk Rumah sakit
51 Kedatangan Shofiyah
52 Shofiyah bertindak
53 Pernikahan Salwa
54 Tingkah Random
55 Safa bertemu Sang Kakak
56 Safwan ingin Uang
57 Fahira melahirkan
58 Ammar dan Ahmad kecelakaan
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Kejadian Setelah Pemakaman
2
Berapa Yang Harus Kubayar
3
Surat Wasiat
4
Rencana Pernikahan
5
Pernikahan
6
Pengenalan Keluarga
7
Ammar si Jahil 1
8
Ammar Si jahil 2
9
Rencana Honeymoon
10
Keluarga Hangat dan Pengertian
11
Ketemu Salwa
12
Harus Hati-hati
13
Jangan Lihat Covernya
14
Terbongkarnya Identitas Ubaidillah
15
Pernikahan Yang tidak diInginkan
16
Apa Yang sebenarnya terjadi
17
Nikahi Gadis Itu
18
Perjuangan cinta Fahira
19
Memaafkan
20
Kalian Anak Kami
21
Keharmonisan Keluarga
22
Salwa Berulah
23
Kemarahan Gibran
24
Kedatangan Keluarga Fahira 1
25
Kedatangan Keluarga Fahira 2
26
Pelindung Fahira
27
Dukungan Moril Keluarga
28
Jalan-jalan
29
Pertengkaran Ammar dan Safa
30
Amarah Ammar
31
Kedatangan Keluarga Salwa
32
Obsesi Salwa
33
Ubaidillah Mengamuk
34
Masuk ke penjara
35
Jangan sentuh Istriku
36
Kesombongan menghancurkan Diri
37
Ingin belajar Parenting
38
Rasa Iri Pada Fahira
39
Nasehat Sang Menantu
40
Syukuran kelulusan Safa
41
Pertengkaran 2 keluarga
42
Tingkah Random para suami
43
Kehamilan Safa
44
Shifa Diculik
45
Pulang Babak Belur
46
Kabar Duka Keluarga Ahmad
47
Pemakaman Shifa dan pertengkaran
48
Ini sudah takdir
49
Bertemu Salwa
50
Safa Masuk Rumah sakit
51
Kedatangan Shofiyah
52
Shofiyah bertindak
53
Pernikahan Salwa
54
Tingkah Random
55
Safa bertemu Sang Kakak
56
Safwan ingin Uang
57
Fahira melahirkan
58
Ammar dan Ahmad kecelakaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!